Anda di halaman 1dari 17

JOURNAL PRESENTATION

TINJAUAN KRITIS DARI LITERATUR TENTANG ETIOLOGI ULKUS


DEKUBITUS

DISUSUN OLEH :
IzzatulMudzakirah
C11111801

SUPERVISOR :
dr.A.J.Rieuwpassa,Sp.B,Sp.BP-RE(K)

BAGIAN ILMU PENYAKIT BEDAH


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016

PENDAHULUAN
Ulkus dekubitus merupakan luka timbul
akibat tekanan dan geseran yang kuat,
namun dalam perkembangannya disebabkan
oleh serangkaian peristiwa multifaktorial
kompleks.

Tulisan ini berkonsentrasi pada area yang


kontroversi:

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Tekanan kapiler
Tekanan kapiler tertutup
Intensitas dan durasi tekanan
Hiperemia reaktif
Jejas reperfusi
Gaya geser
Kandungan kolagen
Usia
Nutrisi

1. Tekanan kapiler

Krouskop : penelitian telah berusaha


mengetahui hubungan antara pemberian
tekanan dari eksternal dan efeknya terhadap
aliran darah.
Tekanan pem. Limfe rusak toksin tetap
dalam jaringankematian sel
Tekanan pem. Darah kolaps anoksia
jaringan sisa metabolikkematian sel

2. Tekanan kapiler tertutup

Landis: Menggunakan teknik mikroinjeksi untuk


mempelajari tekanan darah dalam lumen kapiler
bantalan kuku jari pada orang sehat.
Hasil: Tekanan arteriol tungkai rata-rata 32 mmHg
dan 12 mmHg pada ujung vena.
Validitas: Masih dipertanyakan karena kapiler
dikanulasi, yang dapat memberikan hasil pembacaan
tekanan yang lebih rendah sebagaimana perdarahan
pembuluh darah tidak penuh atau tertutup.

3. Intensitas dan durasi tekanan

Husain : Memberikan tekanan lokal sampai 800


mmHg dengan periode waktu yang bervariasi pada
ekor tikus dan menunjukkan bahwa kerusakan
jaringan terjadi setelah 6 jam paparan.
Menunjukkan pentingnya dalam mencapai
validitas, pemilihan subjek yang tepat,
memastikan bahwa alat yang digunakan
ukurannya sesuai dan cocok untuk daerah itu,
dan mendapatkan intensitas tekanan yang benar.

Brook dan Duncan : Melakukan 150 percobaan di bawah


suhu terkontrol pada ekor tikus yang sehat. Waktu
percobaan minimal mencegah kekurangan gizi dan
dehidrasi. Tekanan 130 mmHg diterapkan lebih dari 18
jam menghasilkan nekrosis jaringan, seperti yang
dilakukan pada 100 mmHg yang diterapkan lebih dari 48
jam.
Kesimpulan: Tekanan hanya sedikit di bawah yang
diperlukan untuk membuat bagian anoksia total bisa
menyebabkan nekrosis masif jika waktu pemberian
berkepanjangan.

Kosiak : 62 percobaan terpisah, anjing jantan


dan betina diberikan tekanan dari 100-550
mmHg pada tulang kaki belakang selama satu
jam sampai 12 jam.
Hasil: Ulserasi cenderung untuk
berkembang di atas tulang dan kemudian
meluas ke jaringan superfisial.

4. Hiperemia reaktif

Young dan Cameron : Membandingkan kontrol


aliran darah kulit, menggunakan Doppler
flowmetri, pada 11 pasien septik, 19 pasien
bypass arteri koroner, 9 volunter remaja sehat,
dan 10 volunter dewasa.
Hasil: Pasien septik atau sakit akut mungkin
berisiko lebih besar terkena ulkus dekubitus.

5. Jejas reperfusi
reperfusi post-iskemia kerusakan jaringan
Cedera reperfusi terjadi ketika aliran darah
dikembalikan ke daerah iskemik, dan
tindakan radikal bebas pada mikrosirkulasi
menyebabkan kerusakan lebih lanjut.

6. Gaya geser
Gaya geser, dibantu oleh efek gravitasi dan
gesekan, berkontribusi terhadap ulkus dekubitus.
Dinsdale : Efek tekanan dengan dan tanpa
gesekan pada spina iliaca posterior superior
delapan babi normal dan 8 babi paraplegi.
Bennet dan Lee : Rasio beban geser terhadap
tekanan total yang diberikan secara terus
menerus menurun dengan radius piston yang
lebih kecil.

7. Kandungan kolagen

Hall et all : meneliti tentang ketebalan lipatan


kulit metacarpal kedua pada 626 manusia
berusia antara 5 bulan sampai 73 tahun.
Hasil : Penuaan dapat mengurangi jumlah
dan fungsionalitas kolagen, pada gilirannya
mengurangi sifat penyangganya.

8. Usia

Versluysen : Menguji perkembangan ulkus


dekubitus pada 100 pasien tua (usia 70-94
tahun) dengan patah tulang panggul.
Hasil : 83 pasien berkembang menjadi ulkus
dekubitus dalam 5 hari perawatan.

9. Nutrisi

Pinchofsky-Devin dan Kaminski : Pengukuran


antropometrik pada 232 pasien untuk mencari
Hubungan antara status nutrisi dengan
perkembangan ulkus dekubitus.
Hasil : Malnutrisi berat 7,3% berkembang
menjadi ulkus dekubitus.

Berlowitz dan Wilking : Menguji catatan medis pasien


301 rumah sakit. Status ulkus dekubitus didiagnosa
pada perawatan. Tiga minggu kemudian 11% pasien
berkembang menjadi ulkus dekubitus.
Ada tiga prediktor signifikan perkembangan ulkus
dekubitus:
Riwayat cedera cerebrovaskuler
Terlalu lama di kursi atau tempat tidur
Gangguan status nutrisi

Kesimpulan
Masih banyak penelitian yang melihat aspek
biomekanik secara terisolasi menggunakan
hewan model in vitro.
Adanya penelitian terhadap manusia yang
menguji kombinasi faktor seperti usia, stres,
dan penyakit penyerta menunjukkan bahwa
ada usaha untuk menerapkan penemuan ke
aplikasi klinis masih kontroversi.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai