Anda di halaman 1dari 18

KONDISI GEOLOGI DAN ESTIMASI SUMBERDAYA BATUBARA

DAERAH PONDOK LABU KUTAI KERTANEGARA


KALIMANTAN TIMUR

Disari Oleh MICHAEL SIJABAT (14 306 045)


dari
Tesis MULYONO DWIANTORO (221 05 003)
Program Studi Rekayasa Pertambangan
Institut Teknologi Bandung

Letak dan Kesampaian Daerah Penelitian

Daerah penelitian secara administratif berada di Desa Pondok Labu, Kecamatan Tenggarong, Kabupaten Kutai
Kartanegara, Propinsi Kalimantan Timur dan secara geografis terletak pada garis bujur antara 116o 53
24.32 BT 116o 54 18.67 BT dan garis lintang antara 0o 23 53.10LS 0o 24 28.92LS

GEOLOGI REGIONAL KALIMANTAN TIMUR

Pulau Kalimantan terdiri dari empat cekungan tersier, yaitu, Cekungan Kutai,
Cekungan Barito, Cekungan Melawi dan Cekungan Tarakan (Hall, R, 2001).

Cekungan Kutai dibagi menjadi dua zona yaitu Upper Kutai Basin dan Lower Kutai
Basin. Daerah penelitian termasuk di dalam Cekungan Kutai yang dibatasi oleh
Tinggian Kuching di sebelah Barat dan dipisahkan dari Cekungan Tarakan oleh
Punggungan Mangkalihat. Pegunungan Meratus memisahkan Cekungan Kutai bagian
selatan ke dalam Sub-Cekungan Barito dan Sub-Cekungan Pasir (Mc. Clay, 2000).

Cekungan Kutai merupakan cekungan yang terbesar di Kalimantan Timur, luasnya


60.000 km2 dan kedalamannya kurang lebih mencapai 15.000 m. Di bagian
Utara, Cekungan Kutai dibatasi oleh Sesar Sangkulirang dan Sesar Bengalon serta
di bagian Selatan oleh Sesar Adang.

Gambar 1. Cekungan yang terbentuk pada zaman Tersier dibagi menjadi empat
cekungan yaitu Cekungan Kutai, Cekungan Barito, Cekungan Malawi dan Cekungan
Tarakan (Mc. Clay, 2000).

STRUKTUR GEOLOGI REGIONAL


KALIMANTAN TIMUR

Struktur geologi yang berkembang di dalam Cekungan Kutai adalah lipatan


dan sesar. Batuan tua seperti Formasi Pamaluan, Formasi Pulau Balang dan
Formasi Bebuluh umumnya terlipat cukup kuat dengan kemiringan sekitar 40O
, tetapi ada juga yang mencapai 75O . Sedangkan batuan yang berumur lebih
muda seperti Formasi Balikpapan dan Formasi Kampung Baru pada umumnya
terlipat lemah, namun di beberapa tempat dekat zona sesar ada yang terlipat
kuat.

KERANGKA TEKTONIK REGIONAL KALIMANTAN TIMUR

Kerangka tektonik Kalimantan Timur dipengaruhi oleh perkembangan tektonik


regional yang melibatkan interaksi antara Lempeng SamuderaPhilipina,
Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng Eurasia yang terjadi sejak Jaman Kapur
sehingga menghasilkan kumpulan cekungan samudra dan blok mikro kontinen
yang dibatasi oleh adanya zona subduksi, pergerakan menjauh antar lempeng,
dan sesar-sesar mayor. Cekungan Kutai terbentuk karena proses pemekaran
pada Jaman Eosen Tengah yang diikuti oleh fase pelenturan dasar cekungan
yang berakhir pada Oligosen Akhir.

Gambar 2. Struktur geologi regional Cekungan Kutai daerah penelitian terletak di


Formasi Balikpapan pada sayap lipatan bagian baratdari sumbu antiklin (Peta
Geologi Lembar Samarinda, Supriatna 1994)

STRATIGRAFI REGIONAL
KALIMANTAN TIMUR

Sedimen Tersier yang diendapkan di Cekungan Kutai di bagian timur sangat


tebal dengan fasies pengendapan yang berbeda dan memperlihatkan sklus
genang susut laut. Urutan transgresif ditemukan sepanjang daerah tepi
cekungan berupa lapisan klastik yang berbutir kasar, juga di pantai hingga
marin dangkal. Pengendapan pada lingkungan laut terus berlangsung hingga
Oligosen dan menandakan peride genang laut maksimum. Pada Peta Geologi
Lembar Balikpapan endapan-endapan delta yang mengandung batubara
tersebut dikenali sebagai Formasi Tanjung, Formasi Kuaro, Formasi Warukin,
Formasi Pulaubalang, Formasi Balikpapan, dan Formasi Kampungbaru.

Gambar 3. Stratigrafi regional Kalimantan Timur di Cekungan Kutai, terendapkan lima formasi
yaitu dari yang paling tua ke muda adalah Formasi Pamalungan, Formasi Babuluh, Formasi
Pulubalang, Formasi Balikpapan, dan Formasi Kampung Baru (Supriatna, 1994).

DATA EKSPLORASI BATUBARA

Kegiatan eksplorasi batubara dilakukan di Daerah Pondok Labu Kabupaten


Kutai Kartanegara Propinsi Kalimantan Timur. Data yang dihasilkan dari
kegiatan tersebut berupa peta topografi skala 1:2000, dua puluh tiga (23)
lubang pemboran batubara dengan jarak antar lubang bor berkisar 50-100
meter, tiga buah singkapan batubara, dan elevasi lapisan atas (roof) dan
lapisan bawah (bottom) batubara. Berdasarkan data eksplorasi tersebut di
atas, maka kegiatan eksplorasi yang telah dilakukan dapat dikategorikan
dalam tahap eksplorasi detil (SNI 1997).

Gambar 4. Bentang alam daerah penelitian di Desa PondokLabu Kabupaten Kutai Kartanegara
Propinsi Kalimantan Timur, foto menghadap N 345oE, difoto di koordinat 4778.1098oE dan
6580.3798oS

Gambar 5. Peta topografi daerah penelitian

Pemboran Batubara

Tabel 1. Data hasil pemboran batubara di daerah penelitian

Perhitungan Sumberdaya Batubara

Estimasi sumberdaya dilakukan dengan menggunakan metode poligon. Metode poligon


merupakan metode perhitungan dengan konsep dasar yang menyatakan bahwa seluruh
karakteristik endapan suatu daerah diwakili oleh satu titik tertentu. Pada area poligon,
ketebalan batubara diasumsikan konstan sama dengan ketebalan batubara pada titik
bor/singkapan di dalam poligon.

Konsep dasar dari metoda poligon ini adalah menggunakan daerah pengaruh antara lubang bor.
Daaerah pengaruh terluar adalah jarak pengaruh maksimum dari titik bor tersebut. Selanjutnya
untuk perhitungan tonase batubara pada masing-masing poligon (Wi) digunakan rumus sebagai
berikut:
=

Dimana:
L = luas daerah pengaruh (m2)
T = tebal batubara (m)
BJ = berat jenis batubara (ton/m3)

Kenampakan visual topografi lokasi titik pemboran di daerah penelitian

Gambar 6. Peta poligon daerah penelitian dengan tebal batubara pada tiap
poligon mengacu dari data ketebalan titik pemboran. Daerah pengaruh berbentuk
setengah lingkaran ditentukan dengan jarak 200 meter dari titik pemboran terluar.

Tabel 2. Perhitungan Sumberdaya dengan menggunakan metode


poligon.

KESIMPULAN

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode poligon, diperoleh bahwa


besaran sumberdaya terukur di daerah Pondok Labu Kabupaten Kutai
Kartanegara Propinsi Kalimantan Timur adalah sebesar 1,093,709.11 ton.

Anda mungkin juga menyukai