Laporan Kasus
IDENTITAS
Nama
: An. Refi
Umur
: 6 Tahun 4 Bulan
Jenis kelamin : Perempuan
TTL
: Serang, 08 Januari 2010
Agama: Islam
Alamat : Sijerukan, Waringinkurung Serang
Masuk RS: 27 Mei 2016
Nama Ayah : Tn. N
Pendidikan : Kelas 1 SD
Anamnesis
Dilakukan secara alloanamnesis dengan ibu pasien
pada tanggal 27 Mei 2016.
Keluhan utama :
Demam
Keluhan tambahan :
Sakit kepala, mual, muntah, tidak mau makan dan
lemas
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum pasien tampak sakit sedang.
Kesadaran kompos mentis. Berat badan 14 kg,
tinggi badan 109,5 cm dan lingkar kepala 51 cm.
Status gizi berdasarkan BMI for age (Z Score) <
-3 SD = Gizi buruk. Tanda-tanda vital dengan
tekanan darah 90/60 mmHg, Nadi 109 x/menit,
laju napas 24 x/menit dan suhu 38,2 derajat
pengukuran pada axilla.
Status Generalis
Kepala : Normocephale
Mata
: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik
(-/-)
Hidung
: Nafas cuping hidung (-/-), sekret (-/-)
Mulut
: Bibir kering (-), perioral sianosis (-)
Leher
: Pembesaran kelenjar getah bening (-)
Thorax
: Simetris, retraksi (-)
Cor
: Bunyi jantung I & II reguler, Gallop (-),
Murmur (-)
Pulmo
: Vesikuker (+/+) , rhonki (-/-), wheezing
(-/-)
Abdomen : BU (+), datar simetris
Ekstremitas :
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah pada tanggal 27 Mei 2016
pukul 18.50
1. Haemoglobin : 12,20 g/dL
2. Hematokrit : 35,00 %
3. Leukosit : 11.000 /L
4. Trombosit
: 383.000 /L
5. GDS
: 78,00 mg/dL
Pemeriksaan Anjuran
Periksa Tubex
Diagnosis Kerja
Prolonged Fever e.c Susp Thyphoid Fever
Diagnosis Tambahan
Gizi buruk
Diagnosis Banding
Demam dengue
Penatalaksanaan
Bed rest
Prognosis
Quo ad vitam
: dubia ad bonam
Quo ad functionam: dubia ad bonam
Kimia Darah
Gula Darah Sewaktu : 101 mg/dL
Cholesterol : 110 mg/dL
Protein Total : 6,60 g/dL
Albumin: 2,70 g/dL
Globulin: 3,60 g/dL
SGOT : 54 U/L
SGPT
: 27 U/L
Ureum : 18 mg/dL
Creatinin
: 0,37 mg/dL
Natrium: 125,50 mmol/L
Kalium : 3,42 mmol/L
ANALISA
KASUS
Pada kasus :
Seorang anak datang ke IGD RSUD dr. Dradjat
Prawiranegara dengan keluhan demam sejak 7
hari SMRS. Demam yang dirasakan timbul
terutama meningkat pada sore menjelang malam
hari dan berangsur menurun pada pagi hari.
Selain demam, pasien juga mengeluhkan kepala
terasa sakit, mual serta muntah beberapa kali
setelah makan dan minum, sehingga pasien tidak
mau makan dan terlihat lemas.
2. Pemeriksaan Fisik
Pada teori:
Dalam minggu pertama, pada pemeriksaan fisik,
hanya didapatkan suhu badan yang meningkat.
Setelah minggu kedua, gejala/ tanda klinis
menjadi makin jelas, berupa demam remiten,
lidah tifoid, pembesaran hati dan limpa, perut
kembung mungkin disertai ganguan kesadaran
dari yang ringan sampai berat
Pada kasus :
Pada pasien ditemukan demam (+) suhu 38,2C
(axilla)
Mulut : Sianosis tidak ada, lidah tifoid tidak
ditemukan karena masih dalam minggu pertama.
3. Pemeriksaan Penunjang
Pada teori:
Pemeriksaan
laboratorium
untuk membantu
menegakkan diagnosis demam tifoid dibagi dalam
empat kelompok, yaitu :
1. Pemeriksaan darah tepi
Pada demam tifoid sering disertai anemia dari
yang
ringan
sampai
sedang
dengan
peningkatan laju endap darah, gangguan
eritrosit normokrom normositer. Tidak selalu
ditemukan leukopenia, sering hitung leukosit
dalam
batas
normal
dan
dapat
pula
leukositosis, terutama bila disertai komplikasi
lain.
2. Uji serologis
a.Uji Widal
Uji widal untuk menentukan adanya aglutinin dalam
serum penderita tersangka demam tifoid, semakin
tinggi titernya semakin besar kemungkinan terinfeksi
kuman ini.
b. Metode enzyme immunoassay (EIA) DOT
Uji serologi ini didasarkan pada metode untuk
melacak antibodi spesifik IgM dan IgG terhadap
antigen OMP 50 kD S. Typhi
c. Metode enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA)
Uji ELISA yang sering dipakai untuk mendeteksi
adanya antigen S. Typhi.
d. Pemeriksaan Dipstick
e. Tes TUBEX
Merupakan tes aglutinasi kompetitif semi
kuantitatif yang sederhana dan cepat.
Ada 4 interpretasi hasil :
Skala 2-3 adalah Negatif Borderline. Tidak
menunjukkan infeksi demam tifoid. Sebaiknya
dilakukan pemeriksaan ulang 3-5 hari
kemudian.
Skala 4-5 adalah Positif. Menunjukkan infeksi
demam tifoid
Skala > 6 adalah positif. Indikasi kuat infeksi
demam tifoid
Pada kasus:
Pemeriksaan Hematologi pada tanggal 27 Mei 2016
pukul 18.50
1. Haemoglobin: 12,20 g/dL
2. Hematokrit: 35,00 %
3. Leukosit: 11.000 /L
4. Trombosit: 383.000 /L
5. GDS : 78,00 mg/dL
Hasil Pemeriksaan Tubex test pada tanggal 28 Mei
2016 pukul 12.21
Salmonela AG O / Tubex hasil Positif Skala 6
2. Medika Mentosa
a) Simptomatik
b) Antibiotik ;
1. Chloramphenicol
2. Cotrimoxazole
3. Ampicillin dan Amoxicillin
4. Sefalosporin generasi ketiga
Pada kasus:
Bed rest
Infus KaEN 1B 8 tpm makro
Ceftriaxone 1 x 1,2 gr drip dlm NaCl 0,9% / 50cc
Ranitidin 2 x 14 mg IV
Paracetamol 3 x 1 cth
L.Bio 2 x 1 sach
F 75 8 x 100cc
Asam folat 5 mg, selanjutnya 1 x 1 mg
Xanvit 2 x 1 cth
Vit A
DAFTAR PUSTAKA
1. Soedarmo, Sumarmo S., dkk. Demam tifoid. Dalam : Buku ajar infeksi & pediatri tropis. Ed. 2.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Terima Kasih