2 3 3 7 Obstetri Sosial
2 3 3 7 Obstetri Sosial
GINEKOLOGI SOSIAL
Dr. H. Syahredi SA., SpOG(K)
Perkembangan
Obstetri Ginekologi
Sosial
Feto Maternal
Onkologi
Ginekologi
Fertiliti dan
Endokrinologi
UroGinekologi
Biomedis
Molekular Gangguan fungsi
Menghilangkan/mengurangi
penyakit
CURE
Yang meningkat :
Biomedis BioPsikoSosial
CARE
Program Kerja
ObGinSos
1. Skala Makro Komuniti
Hospital without a Wall
Manajerial dan etika
2. Skala Mikro individu
Biopsikososiospiritual
Klinik dan etika
Obstetri
Ilmu yang
berkaitan dengan
kehamilan,
persalinan dan
masa nifas
Ginekologi
Ilmu yang
mempelajari alat
dan fungsi
reproduksi
perempuan,
diluar kehamilan,
baik yang
fisiologis maupun
yang patologis.
Berkonotasi klinis
Ilmu Kesehatan
Reproduksi :
ObGin Klinis + ObGin
Sosial
Perkembangan Obstetri
Ginekologi
Pengertian sehari-hari :
Kompetensi Organisatoris Manejerial dengan
memperhatikan Etika Tatanan Pelayanan
Kesehatan Reproduksi yang efektif dan efisien
hang didukung oleh sifat kepemimpinan, yang
sesuai dengan keadaan lingkungan
masyarakatnya.
Ciri-ciri ObGinSos
Cara pendekatannya, bersifat Life Cycle Approach seperti bayi, anak, remaja,
masa reproduksi dan menopause/paska menopause.
Kesehatan Reproduksi
Pengertian keilmuan :
Ilmu yang mempelajari alat dan fungsi reproduksi, baik pada lakilaki maupun perempuan, yang merupakan bagian integral dari
sistem tubuh manusia lainnya, serta hubungannya secara timbal
balik dengan lingkungannya, termasuk lingkungan sosial.
WHO :
The basic elements of reproductive health are : responsible
reproductive/sexual behavior, widely available family planning
service, effective maternity care and safemotherhood, effective
control of reproductive tract infection, elimination of sexually
transmitted diseases (STD), prevention and management of
infertility, elimination of unsafe abortion, and prevention and
treatment of malignancy of reproductive organs. Furthermore,
reproductive health affects, and is affected by, other aspects of
healths, most particularly human immunodeficiency virus (HIV)
infection/acquired immunodeficiency syndrome (AIDS), nutrition,
Prevalensi anemia pada ibu hamil adalah 51%, sedangkan pada ibu
nifas 45%.
Ibu hamil yang disertai kurang gizi kronis, masih cukup tinggi yaitu
14,5%.
Contoh :
Political Will
Dalam Bidang
Ginekologi :
Yang perlu mendapat perhatian adalah :
Kesehatan Reproduksi
Definisi Normatif :
suatu kesejahteraan fisik, mental dan sosial secara utuh,
tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan
dalam semua hal berkaitan dengan sistem reproduksi
serta fungsi serta prosesnya.
Definisi Keilmuan :
Ilmu yang mempelajari tentang alat dan fungsi
reproduksi, baik pada laki-laki maupun perempuan, yang
merupakan bagian integral dari sistem tubuh manusia
lainnya, serta hubungannya secara timbal balik dengan
lingkungannya, terutama lingkungan sosial.
Definisi WHO
The basic elements of reproductive health are :
Responsible reproductive / sexual behaviour, widely
available family planning service, effective maternal care
and safemotherhood, effective control of reproductive
tract infection, elemination of sexually transmitted
disease (STD), prevention and management of infertility,
elemination of unsafe abortion, and prevention and
treatment of malignancy of reproductive organs.
Fithermore, reproductive health affects and is affected
by other aspects of health, most particularly human
immunideficiency virus (HIV) infection / acquired
immunodeficiency syndrome (AIDS), nutrition and child
health, adolescent health and sexuality, lifestyle and
Bayi
Anak
Remaja
Usia reproduksi
Menopause/pasca menopause.
Perkembangan Kebijakan
dan Program Kesehatan
Reproduksi
1. Safemotherhood Initiative (1987)
2. Pendidikan dan penelitian bidan di desa (19901996)
3. Akselerasi penurunan AKI (1994)
4. Gerakan Sayang Ibu (1996)
5. Indonesia Sehat (2000)
6. Making Pregnancy Safer (2000)
2. Keluarga Berencana
Kesimpulan
Harapan
1. Adanya kerjasama koordinatif, sinergistik yang
berkelanjutan antar stake holder yaitu : Pemda,
Dinkes, LSM, Pusat Pendidikan Kesehatan dan
Masyarakat.
2. SpOG dan POGI dan organisasi profesi lainnya,
berkewajiban untuk mendukung kebijakan /
program pemerintah.
3. Khususnya SpOG(K) ObGinSos, harus berusaha
untuk menyeimbangkan program skala Makro
dan Mikro, CURE dan CARE sesuai dengan
kondisi budaya kita.
THANK
YOU