Case DR - BP
Case DR - BP
IDENTITAS PENDERITA
Nama : Ny. Rahayu
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 43 tahun
Status : Menikah
Agama
: Islam
Suku Bangsa : Jawa
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Alamat
: magelang
MRS : Juni 2016
No. CM : 048213
Keluhan utama
Keluhan tambahan
: sesak nafas
: batuk, berdebar-debar, nyeri dada, pusing berputar,
pingsan, lemas, mual,mentuh, nyeri uluhati
Anamnesis
Pasien datang ke ugd RST soedjono dengan keluhan sesak nafas 1 hari
SMRS, keluhan dirasakan tiba-tiba setelah bangun tidur, sbelumnya pasien juga
sering menegluh sesak nafas apabila kecapekan, pasien juga mengeluh nyeri dada
bagian tengah, nyeri dada dirasakan seperti tertusuk-tusuk, nyeri tidak menjalar,
pasien mengeluh sering berdebar-debar dan keringat dingin, keluhan tersebut
disertai pusing berputar. Pasien juga mengeluh batuk berdahak, Nyeri uluhati,
nyeri dirasakan seperti di remas-remas dan mual muntah, muntah sampai 3x
dalam sehari. BAK lancar, BAB sudah tidak 2 hari terkahir, nafsu makan meurun,
menurut keluarga pasien sempat pingsan sebelum dibawa ke rumah sakit.
Riwayat keluhan.
Riwayat DM
: Disangkal
Riwayat hipertensi
: Diakui
Riwayat Penyakit Ginjal
: Disangkal
Riwayat penyakit jantung
: Disangkal
Riwayat Stroke
: Disangkal
Riwayat maag
: Disangkal
Riwayat infeksi saluran nafas
: Disangkal
RPD
Pemeriksaan Umum
1. Keadaan umum : sakit berat
2. Kesadaran : Compos mentis
3. TB : 150 cm
4. BB : 48 kg
5. Vital Sign
Tekanan darah
: 90/60 mmHg
Nadi : 48 x/menit teraba kecil
Pernafasan: 28 x/ menit
Suhu badan : 36,2C
Pemeriksaan Khusus
PULMO
Inspeksi : simetris, ketertinggalan gerak (-/-), retraksi
dada (- /-).
Palpasi : fremitus vokal N/N, nyeri tekan (-/-),
gerakan
dada simetris, tidak ada
ketertinggalan gerak.
Perkusi : hemithorax dextra et sinistra sonor
Auskultasi
: vesikuler +/+, whezing (-), ronki (-)
COR :
Inspeksi : Ictus cordis tak tampak
Palpasi : Ictus cordis kuat angkat
Perkusi : batas jantung melebar
Auskultasi : S1 & S2 ireguler, murmur(+), Gallop (-).
THORAX
Abdomen
Inspeksi : cembung, Massa (-), Hiperemi (-), tegang (-)
Auskultasi : bising usus (+) normal
Palpasi : nyeri tekan (+) epigastrium, hepar teraba 3 jari
dibawah arcus costa, konsistensi kenyal, permukaan rata
dan tepi tumpul. Lien tidak teraba pembesaran. Ginjal
tidak teraba pembesaran.
Perkusi : Timpani (+), Asites (-)
Ekstremitas
Superior : Akral dingin +/+, Oedema -/-, capillary refill
<2 detik
Inferior : Akral dingin +/+, Oedema +/+, capillary refill
2 detik,
Anamnesis
Sesak nafas
Nyeri dada
Berdebar debar
Keringat dingin
Batuk berdahak
Pusing berputar
Pingsan
Nyeri uluhati
Mual muntah
Pemeriksaan Fisik
Hipotensi 90/60 mmhg
Nadi teraba kecil 48x /menit
Takipneu 28x/ menit
Suhu menurun 366
Jvp meningkat
Pemeriksaan abdomen nyeri epigastrium dan hepatomegali
Daftar Masalah
TINJAUAN PUSTAKA
Secara klinis FA dapat dibedakan menjadi lima jenis menurut waktu presentasi dan
durasinya, yaitu:
1. FA yang pertama kali terdiagnosis. Jenis ini berlaku untuk pasien yang pertama kali
datang dengan manifestasi klinis FA, tanpa memandang durasi atau berat ringannya gejala
yang muncul.
2. FA paroksismal adalah FA yang mengalami terminasi spontan dalam 48 jam, namun
dapat berlanjut hingga 7 hari.
3. FA persisten adalah FA dengan episode menetap hingga lebih dari 7 hari atau FA yang
memerlukan kardioversi dengan obat atau listrik.
4. FA persisten lama (long standing persistent) adalah FA yang bertahan hingga 1 tahun,
dan strategi kendali irama masih akan diterapkan.
5. FA permanen merupakan FA yang ditetapkan sebagai permanen oleh dokter (dan
pasien) sehingga strategi kendali irama sudah tidak digunakan lagi. Apabila strategi
kendali irama masih digunakan maka FA masuk ke kategori FA persisten lama. Klasifikasi
FA seperti di atas tidaklah selalu eksklusif satu sama lain, Artinya, seorang pasien
mungkin dapat mengalami beberapa episode FA paroksismal, dan pada waktu lain kadangkadang FA persisten, atau sebaliknya. Untuk itu, secara praktis, pasien dapat dimasukkan
ke salah satu kategori di atas berdasarkan manifestasi klinis yang paling dominan.
KLASIFIKASI
Spektrum presentasi klinis FA sangat bervariasi, mulai dari asimtomatik hingga syok kardiogenik atau kejadian serebrovaskular berat.
Hampir >50% episode FA tidak menyebabkan gejala (silent atrial fibrillation). Beberapa gejala ringan yang mungkin dikeluhkan pasien
antara lain
Palpitasi. Umumnya diekspresikan oleh pasien sebagai: pukulan genderang, gemuruh guntur, atau
kecipak ikan di dalam dada.
Mudah lelah atau toleransi rendah terhadap aktivitas fisik
Presinkop atau sinkop
Kelemahan umum, pusing Selain itu, FA juga dapat menyebabkan gangguan hemodinamik,
kardiomiopati yang diinduksi oleh takikardia, dan tromboembolisme sistemik. Penilaian awal dari
pasien dengan FA yang baru pertama kali terdiagnosis harus berfokus pada stabilitas hemodinamik
dari pasien.
Selain mencari gejala-gejala tersebut diatas, anamnesis dari setiap pasien yang dicurigai mengalami
FA harus meliputi pertanyaanpertanyaan yang relevan, seperti:
Penilaian klasifikasi FA berdasarkan waktu presentasi, durasi, dan frekuensi gejala.
Penilaian faktor-faktor presipitasi (misalnya aktivitas, tidur, alkohol). Peran kafein sebagai faktor
pemicu masih kontradiktif.
Penilaian cara terminasi (misalnya manuver vagal).
Riwayat penggunaan obat antiaritmia dan kendali laju sebelumnya.
Penilaian adakah penyakit jantung struktural yang mendasarinya.
Riwayat prosedur ablasi FA secara pembedahan (operasi Maze) atau perkutan (dengan kateter).
Evaluasi penyakit-penyakit komorbiditas yang memiliki potensi untuk berkontribusi terhadap
inisiasi FA (misalnya hipertensi, penyakit jantung koroner, diabetes melitus, hipertiroid, penyakit
jantung valvular, dan PPOK).
ATRIAL FIBRILASI
EKG
EKOKARDIOGRAFI
A.
Anatomis katup abnormal
. 1.Penyakit jantung reumatik
. merupakan penyebab tersering, namun hal ini biasanya diikuti dengan kelainan pada katup jantung
yang lain. Jika disebabkan oleh penyakit jantung rheumatik, selain terjadi regurgitasi biasanya
juga disertai stenosis. Selain itu pada pasien dengan demam reumathic biasanya 80% ditemukan
memiliki regurgitasi trikuspidalis fungsional yang diakibatkan oleh hipertensi pulmonal dengan
pembesaran pada ventrikel kanan. Sedangkan 20% nya memiliki regurgitasi trikuspidalis organik
akibat inflamasi yang ditimbukan oleh demam rheumatiknya
. 2.Bukan rheumatik
. Endokarditis infektif
. Anomali ebsteins
. Prolaps katup trikupsid
. Kongenital, defek atrio-ventrikular kanan
. Sindrom karsinoid (yaitu tipe tumor yang biasanya terdapat pada usus kecil atau apendiks dan
bermetastasis hingga keliver. Tumor ini melepaskan metabolit serotonin yang dapat membentuk
plak endokardial dibagian kanan jantung. Jika plak tersebut mengenai katup trikupsid maka dapat
menyebabkan immobilisasi katup
. Infark miokard
. Trauma
. Kelainan jaringan ikat
. Radiasi akibat gagal jantung
. Fibrosis endomiokard
Hemodinamik :
Edema tungkai
Perut membesar
Kakeksi
Asites
Hepatomegali
Ikterus
Pulsasi pada leher
Pelebaran vena jugularis
Pada saat sistolik dapat teraba implus atrium kanan pada garis sternal kiri bawah.
Bunyi S3 dari ventrikal terdengar lebih keras saat inspirasi
Bila di sertai hipertensi pulmonal, P2 akan terdengar lebih keras.
Bising pansistolik terdengar paling keras pada selaiga 4 garis parasternalis kiri sampai
subsifoid
Derajat bising pada regurgitasi trikuspid meningkat pada inspiras.
Tanda penting