ANATOMI NMJ
Neuromuscular Junction
PATOFISIOLOGI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi awal biasanya
melibatkan otot penggerak bola
mata (okular)
Pandangan ganda (diplopia) dan
jatuhnya otot kelopak mata (ptosis)
Kelumpuhan otot wajah dan
tenggorokan (gejalaMiastenia
bulbar)
dan
gravis
kelemahan umummerupakan gangguan
yang murni terjadi pada
Disfonia
motorik
Otot interkostal
DIAGNOSA
Tes farmakologik
Tes Edrofonium ( Tensilon ), cara : diberikan 2 mg
Edrofonium Hcl secara intravena; bila tidak ada efek
naikkan dosis menjadi 8 mg. Efek bisa dilihat 1 3
menit, hasil positif bila terjadi perbaikan klinis
Tes Neostigmin .( Prostigmin ) cara : diberikan 1 mg
Neostigmin secara intravena, efek dilihat dalam waktu
30 detik. Hasil positif bila terjadi perbaikan klinis.
KLASIFIKASI
Kelas I
Adanya kelemahan otot-otot ocullar, kelemahan pada saat menutup mata dan kekuatan otot-otot lain normal
Kelas II
Terdapat kelemahan otot okular yang semakin parah, serta adanya kelemahan ringan pada otot-otot lain selain otot okular.
Kelas IIa
Mempengaruhi otot-otot aksial, anggota tubuh, atau keduanya. Juga terdapat kelemahan otot-otot orofaringeal yang ringan
Kelas IIb
Kelas III
Kelas III a
Kelas III b
Kelas IV
Kelas IV a
Mempengaruhi otot-otot orofaringeal, otot pernapasan atau keduanya. Kelemahan pada otot-otot anggota tubuh dan otot-otot
aksial lebih ringan dibandingkan klas IIa.
Terdapat kelemahan yang berat pada otot-otot okular. Sedangkan otot-otot lain selain otot-otot ocular mengalami kelemahan
tingkat sedang
Mempengaruhi otot-otot anggota tubuh, otot-otot aksial, atau keduanya secara predominan. Terdapat kelemahan otot
orofaringeal yang ringan
Mempengaruhi otot orofaringeal, otot-otot pernapasan, atau keduanya secara predominan. Terdapat kelemahan otot-otot
anggota tubuh, otot-otot aksial, atau keduanya dalam derajat ringan.
Otot-otot lain selain otot-otot okular mengalami kelemahan dalam derajat yang berat, sedangkan otot-otot okular mengalami
kelemahan dalam berbagai derajat
Secara predominan mempengaruhi otot-otot anggota tubuh dan atau otot-otot aksial. Otot orofaringeal mengalami kelemahan
dalam derajat ringan
Mempengaruhi otot orofaringeal, otot-otot pernapasan atau keduanya secara predominan. Selain itu juga terdapat kelemahan
Kelas IV b
pada otot-otot anggota tubuh, otot-otot aksial, atau keduanya dengan derajat ringan. Penderita menggunakan feeding tube tanpa
dilakukan intubasi.
Kelas V
DIAGNOSA BANDING
TATALAKSANA
Agen antikolinestrase
Terapi imunosupresif
Plasmafaresis
Pemberian immunoglobulin intravena
(IVig)
Timektomi
Agen antikolinestrase
Piridostigmine
Bromide ( Mestinon
)
Neostigmine
Brromide
( Prostigmine )
terapi imunosupresif
Tujuan untuk mengurangi produksi
antibody.
Prednison
metylprednisolo
ne
Azatrioprin
Plasmafaresis
Terapi biasa yang digunakan untuk mengatasi
eksaserbasi.
Plasma dan komponen dikeluarkan melalui
kateter double-lumen. Sel darah dan plasma
yang mengandung antibody dipisahkan,
kemudian substitusi sel dan plasma
diinfuskan kembali. Setiap pergantian plasma
3 4 liter sebanyak 5 kali dalam 2 minggu.
Tindakan ini mengurangi gejala pada 75%
pasien.
immunoglobulin
Pemberian immunoglobulin intravena
(IVig) diberikan 400 mg/ KgBB / hari
secara intravena selama 5 hari
berturut turut
timektomi
Terapi operatif dengan dapat
memperbaiki gejala klinis.
Tindakan ini dapat menurunkan atau
meniadakan kebutuhan obat
obatan.
Setelah melakukan timektomi
biasanya dibutuhkan waktu sampai 1
tahun hingga didapat manfaatnya
mengingat waktu hidup yang
panjang dari sel T yang bersirkulasi
Krisis miastenik
adalah eksaserbasi penyakit yang
ditandai dengan kelemahan seluruh
otot yang berat dan kelumpuhan
bulbar serta respirasi yang dapat
menyebabkan kegagalan respirasi.
Krisis biasanya dicetuskan infeksi,
perubahan pupil
obat,
operasi,
midriasis,
tekanankehamilan,
darah
meningkat,
wajah
dan tingginya
suhutakikardia,
lingkungan.
kemerahan, penurunan sekresi
kelenjar air mata, mulut kering, sesak
nafas.
Krisis Kolinergik
akibat pengobatan dengan
antikolinergik berlebihan dapat
menyerupai gejala eksaserbasi.
Perbedaan nya dapat dilihat dengan
tes Tensilon. Pada krisis miastenik
gejala mengalami perbaikan setelah
pupil miosis, tekanan
injeksi edrofonium dan sebaliknya.
darah menurun bisa
sampai syok,
bradikardi, keringat
banyak, kolik, diare,
dan wajah pucat
PROGNOSIS
Tanpa pengobatan angka kematian
Miastenia Gravis 25-31%
Miastenia Gravis yang mendapat
pengobatan, angka kematian 4%
pasien myasthenia gravis (MG)
menunjukkan bahwa kehadiran
thymoma terkait dengan gejala yang
lebih buruk
T
H
A
N
K
Y
O
U