Identitas Pasien
Nama
: An. MN
Tanggal Lahir
Usia
: 13 November 2015
: 8 bulan
BB
: 7,5 kg
PB
: 55 cm
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat
: Kel. Pekayon
Masuk RS
: 4 Agustus 2016
Tanggal periksa
: 5 Agustus 2016
Anamnesis
Keluhan Utama
Kejang sejak 1 jam SMRS
Keluhan Tambahan
BAB cair 5 kali
Riwayat Penyakit
Sekarang
Pasien
datang ke IGD RSUD Pasar Rebo dengan keluhan
kejang sejak 1 jam SMRS, orang tua pasien mengatakan
saat kejang mata pasien melirik keatas dan badan lemas.
Kejang berlangsung selama kurang lebih 15 menit.
Sebelum sampai di IGD kejang sudah berulang sebanyak
3 kali. Setiap habis kejang pasien diam dan tidak
menangis.
Keluhan juga disertai dengan BAB cair sejak 1 hari SMRS,
BAB cair terdapat sedikit ampas, berwarna hijau, disertai
lendir dan tanpa darah sebanyak 5 kali. Pasien juga
mengalami demam bersamaan dengan keluhan BAB cair.
Pasien menangis tetapi tidak mengeluarkan air mata, dan
pasien sudah malas minum, cenderung lebih sering tidur .
Anamnesis
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien belum pernah mengeluhkan
keluhan yang sama sebelumnya.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Tampak Sakit Berat
Kesadaran
Somnolen
GCS : E3 V3 M4
Tanda-tanda vital
Frekuensi Nadi: 150x/menit , dalam
Frekuensi Nafas: 38x/menit
Suhu: 40,5oC
Pemeriksaan Fisik
Kepala
Normocephal
Mulut
Sianosis per oral (-)
Mata
Leher
KGB tidak teraba membesar, trakea
tidak deviasi
Kaku Kuduk (+)
Thorak
Hidung
Pemeriksaan Fisik
Jantung
Inspeksi
: Iktus
kordis tampak di sela
iga V mid clavicula sin
Palpasi
: Iktus
kordis teraba di sela
iga V mid-klavikula
sinistra
Perkusi
:
Batas atas jantung di
sela iga 3 garis
sternal kiri
Batas kanan jantung
di sela iga 4 garis
sternal kanan
Batas kiri jantung di
sela iga 4 garis
midklavikula kiri
Auskultasi : Bunyi
jantung I-II ireguler,
tidak ada murmur,
tidak ada gallop.
Paru
Inspeksi
Abdomen
: Bentuk
Inspeksi
Akral
Akral dingin
Cembung, tidak
CRT >2
kanan, tampak
tampak adanya
Edema (-)
distensi
Turgor Lambat
saat bernafas
Palpasi
Auskultasi
: Tidak
: Sonor
di seluruh regio
abdomen
Palpasi
: Suara
: BU (+)
: Timpani
Pemeriksaan Penunjang
Hb
4-8-2016,
17:35
13,1
Ht
39
35 43%
Leukosit
16.380
5.500 15.500
Eritrosit
4.2 juta
Trombosit
402.
Basofil
01
Eosinofil
Neutrofil
13
08
83
17 60
Limfosit
13
20 70
Monosit
1 11
LUC
<4
Hematologi
Batang
Neutrofil
Segmen
Nilai Rujukan
Pemeriksaan Penunjang
Kimia Klinik (04-08-2016 17:35)
pH
7.150
7.380-7.450
pCO2
10
33.0-44.0
pO2
209.0
71.0-104.0
Hct
23
37-48
HCO3 -
3.5
19.8-24.2
HCO3 standard
6.9
Negatif
BE ecf
-25.4
BE (B)
-23.20
-7 - -1
Saturasi O2
100.0
95.0-98.0
Natrium
152
135-147
Kalium
3.8
3.5-5.0
Klorida
124
98-109
Pemeriksaan Penunjang
Kimia Klinik (04-08-2016 17:35)
SGO
T
50
<54
SGP
T
27
<54
UR
113
CR
0.88
pH
7.350
7.380-7.450
pCO2
9.0
33.0-44.0
pO2
203.0
71.0-104.0
<48
Hct
24
37-48
<0.9
0
HCO3 -
5.0
19.8-24.2
HCO3 standard
10.5
Negatif
BE ecf
-20,6
BE (B)
-18,6
-7 - -1
Saturasi O2
100.0
95.0-98.0
Natrium
157
135-147
Kalium
2.5
3.5-5.0
Klorida
126
98-109
Ekspertise :
USG lain : normal
Intestinal : Tampak usus udem dengan minimal peristaltik,
usus besar dilatasi. Tampak lesi ileocolica proksimal colon
descenden
Kesan : Obstruksi letak rendah
THORAX
TATALAKSANA DI IGD
18:10
HR : 187x/min RR :40x/min Sp02 : 100%
Konsul Dr. Ellen Sp.A
Fenitoin 1st dose 450mg (tambah 50mg) , selanjutnya loading RA
75cc/jam
Koreksi biknat dosis biknat 20 mEq dalam aqua 55cc dalam 1 jam
Selanjutnya kaen 3B 10 tpm
Pro PICU , jika full Ruang biasa
Follow Up
Jumat, 5 Agustus 2016 ; 11.00
s/ Pasien sudah mulai bangun, badan kadang masih
panas tetapi sudah berkurang, kejang sudah tidak
ada, BAB cair hanya 1x tadi pagi, pasien rewel dan
haus terus
o/
KU : Sakit sedang
KS : CM
N : 153 x / mnt
R : 44 x / mnt
S : 37,8 C
Kepala : Nrmocephal
Mata : CA -/- SI -/- mata cekung -/Hidung : Pernafasan cuping hidung (-)
Mulut : Sianosis per oral (-), mukosa bibir kering
Leher : KGB (-) kaku kuduk (+)
Cor : BJ S1,2 reg M(-) G(-)
Pulmo : Vbs ka=ki, Wh-/- Rh -/Abd : Supel, BU (+), NT (-)
Extremitas : akral hanga,
Kulit : Turgor kulit baik
a/ KDK + GEA
dd/ Ensefalopati
p/ KaEn 3B 47 ml/jam
Cinam 3x250 mg
Gentamicin 2x40mg
Cibital 2x30mg
Sanmol 4x75mg
Omz 2x5mg
Tinjauan Pustaka
PENDAHULUAN
KEJANG
DEFINISI
Kejang demam ialah bangkitan kejang yang
terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal
di atas 38C) yang disebabkan oleh suatu
proses ekstrakranium (di luar rongga kepala).
Epidemiologi
Hal ini dapat terjadi pada 2-5 % populasi anak.
Umumnya kejang demam ini terjadi pada usia 6
bulan 5 tahun dan jarang sekali terjadi untuk
pertama kalinya pada usia < 6 bulan atau > 3 tahun.
Insidensi puncak usia 18-22 bulan
Anak laki-laki > perempuan dengan perbandingan
1,4 : 1,0.
Menurut ras maka kulit putih lebih banyak daripada
kulit berwarna.
ETIOLOGI
Belum diketahui dengan pasti
Demam sering disebabkan oleh :
- ISPA
- Radang telinga tengah
- Infeksi saluran kemih & saluran cerna
Kejang tidak selalu timbul pada suhu
yang tinggi terkadang pada suhu tidak
terlalu tinggi
FAKTOR RESIKO
Demam
Usia
Genetik
Riwayat kejang demam pada
orang tua atau saudara sekandung
Perkembangan terlambat (Malnutrisi)
PATOFISIOLOGI
KEJANG DEMAM
Peningkatan
Suhu Tubuh
Metabolisme Basal
Meningkat
Resiko Tinggi
Gangguan Kebutuhan
Nutrisi
O ke Otak
Menurun
Kejang
Demam
Kejang Demam
sederhana
TIK
Meningkat
Kejang Demam
Komplek
Resiko Injuri
Resiko Tinggi
Berulang
Gangguan Perfusi
Jaringan
Resiko Tinggi
Gangguan Tumbuh
Kembang
PATOFISIOLOGI KEJANG
PATOFISIOLOGI DEMAM-KEJANG
KRITERIA LIVINGSTONE
SETELAH DIMODIFIKASI
1.UMUR ANAK KETIKA KEJANG ANTARA 6 BULAN DAN 4 TAHUN
2.KEJANG HANYA SEBENTAR SAJA, TIDAK LEBIH DARI 15 MENIT
3.KEJANG BERSIFAT UMUM.
4.KEJANG TIMBUL DALAM 16 JAM PERTAMA SETELAH
TIMBULNYA DEMAM
5.PEMERIKSAAN SARAF SEBELUM DAN SESUDAH KEJANG
NORMAL.
6.PEMERIKSAAN EEG YANG DIBUAT SEDIKITNYA 1 MINGGU
SESUDAH SUHU NORMAL TIDAK MENUNJUKKAN KELAINAN.
7.FREKUENSI BANGKITAN KEJANG DI DALAM 1 TAHUN
TIDAK MELEBIHI 4 KALI
DIAGNOSIS
ANAMNESIS:
Kejang:
* Frekuensi dan lama kejang
* Kapan terjadinya
* Pertama kali atau sudah pernah
* Bila sudah pernah, saat umur berapa?
* Sifat kejang
* Gejala penyerta (muntah, lumpuh,
kemunduran fungsi kognitif)
* Kesadaran waktu kejang dan pasca kejang
DIAGNOSIS
Demam:
timbul mendadak dan lamanya, menggigil,
mengigau,
Gejala penyakit penyerta:
Mencret, muntah, sesak nafas, dll
PEMERIKSAAN FISIK
Tanda Rangsang meningeal :
Pemeriksaan kaku kuduk
Tanda brudzinki I dan II
Tanda kernig
Pada kejang demam rangsangan meningeal (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Refleks Neurologis
untuk menyingkirkan kemungkinan infeksi
SSP ( meningitis, ensefalitis)
Refleks fisiologis
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium (Darah perifer lengkap,
elektrolit, glukosa darah)mengevaluasi
sumber infeksi atau mencari penyebab
Pungsi lumbal menyingkirkan meningitis
indikasi berdasarkan umur :
* < 12 bulan sangat dianjurkan
* 12 18 bulan dianjurkan
* > 18 bulan tidak rutin
Elektroensefalografi
kejang demam yang tidak khas
(anak > 6th , kejang demam fokal)
CT-Scan atau MRI
Tidak rutin & atas indikasi:
- kelainan neurologik fokal yang menetap
- parese N.VI
- Papil edema
PENATALAKSANAAN
PADA PENATALAKSANAAN KEJANG DEMAM
ADA 3 HAL YANG PERLU DIKERJAKAN,YAITU :
1. PENGOBATAN FASE AKUT
2. MENCARI DAN MENGOBATI PENYEBAB
3. PENGOBATAN PROFILAKSIS TERHADAP
BERULANGNYA KEJANG DEMAM
PENGOBATAN
Anti Piretik
* Parasetamol 10-15 mg/kgbb/kali
* Ibuprofen 5 -10 mg/kgbb/kali
Anti Konvulsan
* Diazepam oral 0.3-0.5 mg/kgbb
* Diazepam rectal 0.5 mg/kgbb
BB<10Kg:5mg; >10Kg:10mg
RUMATAN
Fenobarbital 3 4 mg/kgBB/hari dibagi 2
dosis
Asam Valproat 15-40 mg/kgBB/hair dibagi 2-3
dosis
DOC : Asam Valproat
Pengobatan profilaksis /rumatan diberikan
selama 1 tahun bebas kejang, dihentikan
bertahap selama 1 2 bulan
INDIKASI RUMATAN
Kejang > 15 menit
Kelainan neurologis
Kejang fokal
Rumat dipertimbangkan pada keadaan:
- Kejang berulang 2 kali atau lebih dalam 24 jam
- Kejang demam pada bayi < 12 bulan
- Kejang demam 4 kali per tahun
KEJANG (+)
RAWAT ICU
KEJANG (-)
RUMATAN
Fenobarbital 3 4 mg/kgBB/hari
Asam Valproat 15-40 mg/kgBB/hr
PROGNOSIS
Tergantung dari jenis kejang demam dan faktor resiko.
Faktor risiko berulangnya kejang demam adalah:
1. Riwayat kejang demam dalam keluarga
2. Usia kurang dari 12 bulan
3. Tingginya suhu badan sebelum kejang
4. Cepatnya kejang setelah demam
- Ada seluruh faktor resiko kejang demam berulang
80%.
- Tidak ada faktor resiko kejang demam berulang 1015%
Ad vitam : Bonam
Ad functionum : Bonam
Ad sanationum : Bonam
Pengertian
Gastroenteritis ialah keadaan frekuensi buang air besar
lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak
dengan konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau
dapat bercampur lendir dan darah (Ngastiyah, 1997).
Gastroenteritis merupakan suatu peradangan yang biasanya
disebabkan baik oleh virus maupun bakteri pada traktus
intestinal (Guyton & Hall, 2006).
Klasifikasi
Disentri
Diare yang disertai darah dengan atau tanpa lendir
dalam tinjanya.
Akibat disentri adalah anoreksia, penurunan berat
badan dengan cepat, kerusakan mukosa usus
karena bakteri invasif.
.
.
.
e
u
n
i
t
n
Co
Diare persisten
Diare yang mula-mula bersifat akut namun
berlangsung lebih dari 14 hari.
Episode ini dapat dimulai sebagai diare cair
atau disentri.
Akibat diare persisten adalah penurunan
berat badan dan gangguan metabolisme.
Etiologi
1. Faktor infeksi
Infeksi enteral : infeksi
bakteri, infeksi virus,
infeksi parasit,
protozoa, jamur
Infeksi parenteral :
infeksi diluar alat
pencernaan makanan
seperti otitis media akut
(OMA)
tonsilitis/tonsilofaringits
, bronkopeneumonia,
ensefalitis.
2. Faktor malabsorpsi
Malabsorpsi
karbohidrat :
1. Disakarida :
intoleransi
laktosa, maltosa
dan sukrosa.
2. Monosakarida :
intoleransi
glukosa,
fruktosa, dan
galaktosa.
. Malabsorpsi lemak
. Malabsorpsi protein.
Continue
!!
3. Faktor makanan
Makanan yang
menyebabkan diare
adalah makanan
yang tercemar,
basi, beracun,
terlalu banyak
lemak, mentah
(misal, sayuran),
dan kurang
matang.
4. Faktor Psikologis
Misal : rasa takut,
cemas dan stres
(jarang, tetapi dapat
terjadi pada anak
yang lebih besar).
Patogenesis
Mekanisme dasar yang menyebabkan
timbulnya diare:
1.Gangguan osmotik
Makanan/zat yang tidak dapat diserap tekanan osmotik dalam
rongga usus pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga
usus.
Isi rongga usus yang berlebihan merangsang usus untuk
mengeluarkannya diare osmotik
2. Gangguan sekresi
Rangsangan tertentu (toksin) pada dinding usus peningkatan
sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus diare
sekretorik timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus
3. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan diare.
Bila peristaltik usus menurun bakteri tumbuh berlebihan
diare
Patogenesis Diare
Masuknya jasad renik yang masih hidup
kedalam usus halus setelah berhasil
melewati rintangan asam lambung
Diare akut
Diare kronik
Perbaikan
Melanjutnya
Diare persisten
Mukosa
Kerusakan
Mukosa
yang
terlambat
Manifestasi
Klinik
Cengeng, gelisah, suhu tubuh
Nafsu makan biasanya tidak ada
timbul diare
Tinja cair mungkin disertai lendir dan atau darah
Warna tinja kehijau-hijauan (tercampur empedu)
Anus dan daerah sekitarnya lecet (sering defekasi)
Muntah (sebelum/sesudah diare) lambung
meradang atau ketidakseimbangan asam basa dan
elektrolit
Kehilangan banyak cairan dan elektrolit
dehidrasi (berat badan , turgor kulit berkurang,
mata dan ubun-ubun besar cekung, selaput lendir
bibir dan mulut serta kulit tampak kering).
Komplikasi
Dehidrasi (Ringan, sedang, berat, hipotonik,
isotonik atau hipertonik)
Renjatan hipovolemik
Hipokalemia
(meteorismus,
hipotoni,
bradikardia, perubahan EKG)
Hipoglikemia
Intoleransi laktosa sekunder defisiensi
enzim laktase
Kejang
MEP
Pemeriksaan diagnostik
1. Pemeriksaan Tinja
2. Pemeriksaan Darah
Penatalaksanaan GE
Tanda Dehidrasi
1. Jenis Cairan
a. Cairan rehidrasi oral
Formula lengkap, mengandung
NaCl, NaHCO3, KCl, dan
Glukosa
Formula sederhana, hanya
mengandung NaCl dan sukrosa
atau karbohidrat lain.
3. Jumlah cairan
Jumlah cairan yang hilang didasarkan pada berat badan
dan usia anak.
Tatalaksana/ Pengobatan
Tanpa Dehidrasi
Ringan
Sedang
Berat
1. Cairan rumah
tangga
(seperti air
tajin, air teh
manis, dsb)
sepuasnya
dengan
perkiraan 40
ml/kg BB/
setiap kali BAB
2. ASI
3. oralit diberikan
tiap bab atau
muntah
dengan dosis :
. < 1 tahun :
50-100 cc
. 1-5 tahun :
100-200 cc
. > 5 tahun :
( 5% ): 50
ml/kg( 4 6
jam pada bayi )
( 3% ): 30
ml/kg( 4 6
jam pada anak
besar )
Beri cairan
oralit 30 ml / kg
BB dalam 3 jam
pertama,
selanjutnya 10
ml / kg BB atau
sepuasnya
setiap kali BAB
Bisa peroral,
NGT,
parenteral.
( 5 10% ): 50
100 ml /kg( 4
6 jam pad
bayi )
( 6% ) : 60
ml/kg( 4 6
jam pada anak
besar )
Beri cairan
oralit 100 ml /
kg BB dalam 3
jam pertama,
selanjutnya 10
ml / kg BB atau
sepuasnya
setiap kali BAB
Bisa peroral,
NGT,
parenteral.
1. rehidrasi
parenteral
dengan
cairan RL
atau ringer
asetat 100
cc/kgBB :
. < 1 tahun :
30 cc/kgBB
dalam 1 jam
I, 70 cc/kgBB
dalam 5 jam
. > 1 tahun :
30 cc/kgBB
dalam jam
I, 70 cc/kgBB
dalam 2
jam
Penatalaksanaan lainnya
1. Asupan Makanan
intake
nutrsi
dipertahankan,
untuk
meningkatkan daya tahan tubuh, bila pasien
anak-anak dipertahankan ASI, Susu formula
(bila tidak alergi), susu khusus bila ada
indikasi tertentu, makanan pendamping ASI
dipertahankan
2. Obat obatan
Prinsip
pengobatan
diare
adalah
menggantikan cairan yang hilang melalui
tinja dengan atau tanpa muntah, dengan
cairan yang mengandung elektrolit dan
Obat-obatan
1. Obat anti sekresi
Asetosal
Dosis : 25 mg/tahun dengan dosis minimum 30 mg.
Klorpromazin
Dosis : 0,5-1 mg/kgBB/hari
2. Obat anti spasmolitik
Papaverine, ekstrak beladona, Opium,
Loperamide tidak untuk diare akut.
Lanjutan
!!
40-50