Anda di halaman 1dari 24

Ensefalopati Hipertensi

SMF ILMU PENYAKIT SARAF


JURUSAN KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARDJO
PURWOKERTO
2013

Latar
Latar
Belakang
Belakang
Hipertensi (HT) 70% HT ringan,
20% HT sedang dan 10% HT berat.
Pada setiap jenis HT ini dapat timbul krisis
hipertensi dimana tekanan darah (TD) diastolik
sangat meningkat sampai 120 130 mmHg
kegawatan medik dan memerlukan
pengelolaan yang cepat dan tepat untuk
menyelamatkan jiwa penderita.
The Fifth Report of the Joint National Comitte
on Detection, Evaluation and Treatment of
High Blood Pressure (JNCV) krisis HT dibagi 2
: hipertensi emergensi (darurat) dan hipertensi
urgensi (mendesak) 5.
Populasi

hipertensi krisis hipertensi.


Krisis hipertensi adalah hipertensi yang sangat
sering meningkat dengan tekanan darah
diastolik diatas 120 mmHg5
Ensefalopati

Ensefalopati hipertensi Hipertensi urgensi maupun


emergensi tergantung dari gejala klinik yang ada.
Hipertensi emergensi kondisi yang sangat serius
seperti nyeri kepala, gangguan penglihatan, kejang
bahkan penurunan kesadaran disertai adanya defisit
neurologis.
Ensefalopati hipertensi hipertensi urgensi jika
dengan tanpa kerusakan/komplikasi minimum dari
organ sasaran

TinjauanPustaka
Pustaka
Tinjauan

penyakit yang ditandai oleh


peningkatan darah lebih dari normal yang
disebabkan oleh beberapa faktor.
Hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya hipertensi esensial
(beberapa ada yang menyebutnya sebagai
hipertensi primer), untuk membedakannya
dengan hipertensi lain yang sekunder
karena sebab-sebab yang diketahui
Hipertensi

The seventh report of the joint national comitte


on prevention, detection, evaluation and
treatment of high blood pressure (JNC 7,2003),
Klasifikasi

Tekanan

darah

Tekanan

tekanan darah

sistol (TDS)

diastol (TDD)

Normal

< 120

< 80

Pre-hipertensi

120-139

80-89

Hipertensi

140-159

90-99

> 160

> 100

Derajat I
Hipertensi
Derajat II

darah

Pembagian berdasarkan perioritas pengobatan 5 :


Hipertensi emergensi (darurat)
TD Diastolik > 120 mmHg, disertai kerusakan
berat dari organ sasaran yag disebabkan oleh satu
atau lebih penyakit/kondisi akut (tabel I).
Keterlambatan pengobatan akanmenyebebabkan
timbulnya sequele atau kematian. TD harus
diturunkan sampai batas tertentu dalam satu
sampai beberapa jam. Penderita perlu dirawat di
ruangan intensive care unit atau (ICU).
Hipertensi urgensi (mendesak)
TD diastolik > 120 mmHg dan dengan tanpa
kerusakan/komplikasi minimum dari organ sasaran.
TD harus diturunkan dalam 24 jam sampai batas
yang aman memerlukan terapi parenteral.

Ensefalopati hipertensi
hipertensi ensefalopati metabolik
yang diakibatkan edema serebral difus sebagai
kelanjutan dari peningkatan tekanan darah
secara drastis dan merusak pada pasien dengan
hipertensi kronik.

Ensefalopati

hipertensi disfungsi otak atau


kerusakan otak akibat hipertensi malignan.
Pada saat tekanan darah melampaui ambang
batas nautoregulasi serebral, maka akan terjadi
gangguan aliran darah serebral (iskemia otak).
Manifestasi dapat berupa nyeri kepala, mual,
muntah, kejang, peningkatan status mental
(pada beberapa kasus dapat berlanjut menjadi
koma), papil edema dan perdarahan retina

Ensefalopati

Faktor risiko
Hipertensimultifaktorial

yang timbul terutama


karena interaksi antara faktor-faktor risiko tertentu,
seperti faktor lingkungan, konsumsi makanan tinggi
garam, obesitas, pekerjaan, konsumsi alkohol serta
kebisingan yang kronik.

Faktor

risiko yang mendorong timbulnya kenaikan


tekanan darah diet tinggi lemak dan minyak, serta
tinggi asupan garam, stress, usia (Hipertensi
ensefalopati terjadi pada individu usia menengah
yang memiliki riwayat hipertensi lama), ras
(frekuensi ensefalopati hipertensi sesuai dengan
terjadinya hipertensi pada populasi umum.
Hipertensi lebih sering terjadi pada orang dengan
kulit hitam), obesitas, konsumsi rokok, gender
(hipertensi sering terjadi pada pria dibandingkan
wanita) & genetik

Etiologi
Penyakit

kronis parenkim ginjal


Glomerulonefritis akut
Penghentian agen hipertensi seperti
clonidin
Ensefalitis / meningitis
Eklamsia atau preeklamsia
Trauma kepala
Penyakit kolagen vaskuler
Hiperaktivitas otonom
Vaskulitis
Konsumsi kokain, amfetamin, pensiklidin

Patofisiologi :

Teori Over Autoregulation


Dengan kenaikan TD menunjukkan spasme
yang berat pada arteriole mengurangi aliran
darah ke otak dan iskemia. Meningginya
permeabilitas kapiler akan menyebabkan
pecahnya dinding kapiler, edema otak,
petekhie, pendarahan dan mikro infark

Patofisiologi :
H
TeoriBreakthrough
of Cerebral
Autoregulation
Bila TD yang melampaui batas regulasi dan
mendadak menyebabkan kegagalan
autoregulasi sehingga tidak terjadi
vasokonstriksi tetapi justru vasodilatasi.
Vasodilatasi awalnya terjadi secara fokal, tetapi
pada akhirnya akan terjadi secara difus.
Permeabilitas segmen endotel yang dilatasi
terganggu, sehingga menyebabkan ektravasasi
komponen plasma yang akhirnya menimbulkan
edema otak

Manifestasi Klinis
Pasien

dengan
ensefalopti
hipertensi
biasanya tekanan darah sistol lebih dari
180mmHg dan tekanan darah diastol lebih
dari 120 mmHg, pasien juga terkadang
cenderung memiliki gejala neurologis yang
meragukan dengan gejala sakit kepala,
kebingungan, gangguan visual, kejang,
mual, dan muntah. Sakit kepala biasanya
terjadi pada bagian anterior dan biasanya
menetap. Timbulnya gejala biasanya terjadi
selama 24-48 jam dengan progresi
neurologis lebih 24-48 jam

Diagnosis
Diagnosis
Anamnesa

:
Sewaktu
penderita
masuk,
dilakukan
anamnesa
singkat.
Pada
ensefalopati
hipertensi biasanya terjadi secara akut, terjadi
pada pasien yang tidak memiliki riwayat
hipertensi dan adanya sindroma klinik (nyeri
kepala,
gangguan
penglihatan,
kejang,
kelainan neurologis fokal
atau bahkan
penurunan kesadaran).

Diagnosis
Diagnosis
Pemeriksaan

fisik :
Pada pemeriksaan fisik dilakukan pengukuran
TD ( baring dan berdiri ) mencari kerusakan
organ
sasaran
(
retinopati,
gangguan
neurologi,
payah
jantung
kongestif,
altadiseksi ). Perlu dibedakan komplikasi krisis
hipertensi
dengan
kegawatan
neurologi
ataupun payah jantung, kongestif dan oedema
paru. Perlu dicari penyakit penyerta lain
seperti penyakit jantung koroner. Pemeriksaan
neurologis seperti kekutan motorik, GCS dan
lain sebagainya, serta pemeriksaan funduskopi

Pemeriksaan penunjang :
Pemeriksaan penunjang dilakukan dua cara yaitu :
1. Pemeriksaan yang segera seperti :

Darah : rutin, BUN, creatinine, elektrolik, KGD.


Urine : Urinalisa dan kultur urine.
EKG : 12 Lead, melihat tanda iskemi.
Foto dada : komplikasi oedema paru (dapat ditunggu
setelah pengobatan terlaksana ).

Pemeriksaan

lanjutan (tergantung dari keadaan


klinis dan hasil pemeriksaan yang pertama ) :
Sangkaan kelainan renal : IVP, Renald angiography
( kasus tertentu ), biopsi renald ( kasus tertentu ).
Menyingkirkan kemungkinan tindakan bedah neurologi :
Spinal tab, CAT-Scan.
Bila disangsikan Feokhromositoma : urine 24 jam untuk
Katekholamine, metamefrin, venumandelic Acid
( VMA ).

Penatalaksanaan
Pada

penatalaksanaan ensefalopati hipertensi,


yang harus diperhatikan adalah menentukan
bahwa pasien yang kita hadapai adalah pasien
dengan ensefalopati hipertensi atau stroke,
sebab terapi obat yang diberikan jelas berbeda.

Pada

saat memulai terapi, tekanan darah harus


diperhatikan untuk mecegah penuruanan
tekanan darah yang berlebihan dan mencegah
iskemik serebral. Menurunkan tekanan arteri
rata-rata sebesar 25% dan tekanan darah
diastol ke 100-110 mmHg biasanya merupakan
tindakan yang aman karena masih berada pada
interval aliran darah serebral autoregulasi

Pada

pasien dengan ensefalopati hipertensi


tekanan darah harus diturunkan dalam waktu
2 jam, tidak boleh melebihi 25%, kemudian
diturunkan lagi dalam waktu 2-6 jam sampai
160/100 mmHg, dan tekanan darah ini
diturunkan lagi sampai normal secara
bertahap.
Pemilihan
obat yang digunakan harus
mempunyai sifat sebagai berikut:
Memiliki efek cepat dan dapat diprediksi
Mudah diberikan
Kecenderungan efek samping yang minimal

Vasodilator
Sodium Nitropusside : vasodilator terkuat baik
arterial maupun venous. Diberikan secara i.v drip,
mempunyai onset yang cepat, 1-2 menit, dosis
0,25-10 g/kg/menit.
Labetalol termasuk golongan beta dan alpha
blocking agent . Dosis : 20-80 mg secara i.v, bolus
setiap 10 menit; 2 mg/menit secara infus i.v, onset
5-10 menit. Konsumsi labetalol memberikan
penurunan tekanan darah secara konsisten dan
bertahap
terhadap
tekanan
darah
tanpa
mengurangi aliran darah serebral
Diaxzoside merupakan vasodilator arteri direk
yang kuat, diberikan secara i.v bolus. Onset 1-2
menit, efek puncak pada 3-5 menit, durasi 4-12
jamk. Dosis permulaan 50 mg bolus, dapat diulang
dengan 25-75 mg setiap 5 menit sampai TD yang
diinginkan.

Furesemid.

Dosis 20-40 mg dalam 1-2 menit


Manitol 20% dosis yang diberika adalah 250
ml i.v dengan klem dibuka sepenuhnya,
kemudian dilanjutkan 125 ml tiap 6 jam
selama 24 jam (4x125 ml). Pemberian manitol
juga dimaksudkan untuk anti edema otak.
Obat Oral :
Captopril. Dosis 25 mg, dapat diulang setiap
30 menit, sampai tekanan darah yang
diharapkan.
Nifedipin. Dosis 10 mg, onset lebih cepat bila
diberikan secara sub lingual (5-10 menit),
karena diberikan secara oral, onset kerja 1520 menit.

Pemeriksaan lanjutan dan Evaluasi


Monitoring TD sangat diperlukan sebagai
titrasi yang adekuat dari obat farmakologis
yang diberikan. Secara rutin harus dilakukan
penilaian ulang gambaran neurologis untuk
memonitor tanda munculnya gangguan yang
berhubungan dengan penatalaksanaan yang
tidak
adekuat,
progresifitas
gangguan
neurologis, penurunan TD yang terlalu
berlebihan atau untuk mengetahui etiologi lain
yang berkaitan dengan gejala klinik yang
dimunculkan.

Pencegahan
Direkomendasikan untuk melakukan modifikasi
gaya hidup, yang meliputi penurunan berat
badan, kurangi asupan alkohol serta rokok dan
meningkatkan aktivitas fisik dengan berolahraga
secara teratur. Pasien juga harus dilakukan
monitoring terapi antihipertensi dan jadwal
penilaian ulang secara berkala untuk mencegah
kegagalan terapi.

Edukasi
Lakukan modifikasi gaya hidup seperti rutin
berolahraga, hindari stres dengan komunikasi
bersama anggota keluarga, hindari alkohol dan
rokok, bila perlu rujuk pasien pada ahli gizi untuk
menentukan
pola
diet
yang
baik
guan
menurunkan faktor risiko penyakit hipertensi dan
vaskuler

Komplikasi
Komplikasi

hipertensi
ensefalopati
berkaitan dengan defisit neurologis dari
perdarahan dan stroke, yang dapat
berlanjut dengan kematian. Komplikasi
dari penyakit hipertensi meliputi 5:
Koma / kematian
Stroke
Nefropati atau gagal ginjal
Iskemia miokard/infark
Retinopati
Penyakit vaskuler perifer

Prognosis
Morbiditas

dan kematian pada pasien yang


mengalami ensefalopati hipertensi terkait
dengan tingkat kerusakan organ target.
Tanpa penatalaksanaa, tingkat kematian
dalam enam bulandari hipertensi emergensi
kurang lebih adalah 50% dan tingkat
mortalitas dalam 1 tahun mencapai 90%7.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai