Anda di halaman 1dari 54

Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Penyeberangan Selat Sunda;


Identifikasi awal

Triarko Nurlambang
Anggota Tim KLHS Dirjen Bina Bangda - DEPDAGRI
Pusat Penelitian Geografi Terapan UI

Pengantar: mengapa perlu


KLHS?
Aplikasi KLHS bagi Kebijakan
dan
Perencanaan
Identifikasi awal untuk
kebijakan
Penyeberangan Selat Sunda

MASALAH PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN


Kecende
rungan
kritikal

Perkiraan
kecenderun
gan

Kecender
ungan
tertinggi
(ultimate
trend)

Degradasi
Lingkungan Hidup
dan deplesi Sumber
Daya Alam (SDA)

Jumlah dan
pertumbuhan
populasi

Meningkatnya
disparitas
pendapatan

Pola dan volume


ekonomi
Peran
Pemerintah

Sistem nilai,
keinginan/hasrat,
dan aspirasi
Kebutuhan
kehidupan

Meingkatnya
kemiskinan dan
marjinalisasi

Pilihan teknologi

Kualitas Lingkungan
Hidup

Struktur kekuatan
(politik)

Pengetahuan dan
Pemahaman

Proses ekologis jangka


panjang

Dikotomi baru: Ekonomi Berkelanjutan vs Ekologi Berkelanjutan?


Dimanakah posisi kita saat ini? Menuju arah keberlanjutan yang
mana?
Jadi mau kemanakah kita? Apakah akan tercipta Paranoia atau

Pendekatan Pembangunan Berkelanjutan dan


peran Kelembagaan (Formal dan Informal)
sebagai Pendorong/Driver
Institusi
(Formal dan
Informal)

Lingkungan
Hidup

Sosial

Sumber: Partidario, 2000

Ekonomi

MENGAPA PERLU Kajian


Lingkungan Hidup
Strategis/ KLHS?

Meningkatkan manfaat pembangunan.


Rencana dan implementasi pembangunan lebih terjamin
keberlanjutannya.
Mengurangi kemungkinan kekeliruan dalam membuat
prakiraan/prediksi pada awal proses perencanaan kebijakan,
rencana, atau program pembangunan.
Dampak negatif lingkungan di tingkat proyek pembangunan
semakin efektif diatasi atau dicegah karena pertimbangan
lingkungan telah dikaji sejak tahap formulasi kebijakan,
rencana, atau program pembangunan.

APA KLHS?
DEFINISI
SEA is a systematic process for evaluating the
environmental consequences of proposed policy,
plan, or program initiatives in order to ensure they
are fully included and appropriately addressed at
the earliest appropriate stage of decision-making
on par with economic and social considerations
(Sadler dan Verheem, 1996).
KLHS adalah proses sistematis untuk mengevaluasi konsekuensi-konsekuensi
terhadap lingkungan hidup dari inisiatif usulan kebijakan, rencana, atau
program (KRP) dalam rangka memastikan adanya pertimbangan LH yang
tepat dan dilaksanakan pada tahapan sedini/seawal mungkin dari proses
pengambilan keputusan KRP selain pertimbangan ekonomi dan sosial

KLHS MEMFASILITASI TERINTEGRASINYA ISU-ISU


LINGKUNGAN HIDUP DAN KEBERLANJUTAN
(Untuk Kebijakan-Rencana-Program/KRP)

Tujuan KLHS
Maksud (Aim)

Tujuan Generik (Generic Objectives)


Mengidentifikasi dampak penting lingkungan dari kebijakan,

Instrumental

rencana, program untuk proses pengambilan keputusan


Mengintegrasikan pertimbangan lingkungan ke dalam kebijakan,
rencana, atau program.
Memperbaiki mutu dan proses formulasi kebijakan,

Transformatif

rencana, dan program


Memfasilitasi proses pengambilan keputusan agar dapat
menyeimbangkan tujuan lingkungan hidup, sosial, dan
ekonomi
Meminimumkan potensi dampak penting negatif yang akan

Substantif

timbul sebagai akibat dari kebijakan, rencana, atau program


(tingkat keberlanjutan lemah)
Melakukan langkah-langkah perlindungan lingkungan yang
tangguh (tingkat keberlanjutan moderat)
Memelihara potensi sumberdaya alam dan daya dukung air,
udara, tanah dan ekosistem (tingkat keberlanjutan moderat
sampai tinggi)

TIPOLOGI
Kebijaka
n

Perencana
an

Program

Proyek

KAJIAN LINGKUNGAN

Kajian Lingkungan Hidup Strategis


(KLHS)
KLHS Programatik
KLHS Kebijakan

AMDAL
KLHS Regional
KLHS Sektoral

Source: Partidario, 2000

Nilai Dasar KLHS


Keterkaitan (interdependency)
Keseimbangan (equilibrium)
Keadilan sosial & ekonomi (socioeconomic just)

Sumber: Tim KLHS ESP-1, 2007

PRINSIP-PRINSIP
(Kriteria performa)

Sesuai tujuan (fit for purpose)


Bersifat obyektif (objective led)
Dijiwai oleh semangat keberlanjutan
(sustainability led)
Komprehensif (comprehensive scope)
Relevan untuk keputusan (decision relevant)
Integratif (integrative)
Partisipatif (participative)
Efektif biaya (cost-effectiveness)

Sumber: IAIA, 2000

Atribut

AMDAL

KLHS

Posisi

Akhir siklus pengambilan keputusan

Hulu siklus pengambilan keputusan

Pendekatan

Cenderung bersifat reaktif

Cenderung pro-aktif

Fokus analisis

Identifikasi, prakiraan & evaluasi


dampak lingkungan

Evaluasi implikasi lingkungan dan


pembangunan berkelanjutan

Dampak kumulatif

Amat terbatas

Peringatan dini atas adanya dampak


kumulatif

Titik berat telaahan

Mengendalikan dan meminimumkan Memelihara keseimbangan alam,


dampak negatif
pembangunan berkelanjutan

Alternatif

Alternatif terbatas jumlahnya

Banyak alternatif

Kedalaman

Sempit, dalam dan rinci

Luas dan tidak rinci sebagai


landasan untuk mengarahkan visi &
kerangka umum

Deskripsi proses

Proses dideskripsikan dgn jelas,


mempunyai awal dan akhir

Proses multi-pihak, tumpang tindih


komponen, KRP merupakan proses
iteratif & kontinyu

Fokus pengendalian
dampak

Menangani simptom kerusakan


lingkungan

Fokus pada agenda pembangunan


berkelanjutan, terutama ditujukan
utk menelaah agenda keberlanjutan,

BEDA DENGAN AMDAL [lanjutan]


AMDAL

KLHS

PEMRAKARSA

Pemerintah/swasta

Pemerintah

INSTITUSI
PENILAI

Diperlukan institusi yang


berwenang memberikan
penilaian & persetujuan AMDAL

Tidak diperlukan institusi yg


berwenang memberikan
penilaian & persetujuan KLHS

Sumber: WB, 2002

Aplikasi KLHS dalam Konteks


Pembangunan di Indonesia
Aplikasi KLHS

Tata Ruang

Sistem Inti

RTRW

Institusi
penanggungjawab
Dept. PU Pemda

Rencana Pembangunan RPJP (D), RPJM (D),


Daerah
RTRW(D)

Dept. Dagri Pemda

Rencana Pembangunan Perencanaan Nasional


Nasional

Bappenas

KLHS sektor

Belum sepenuhnya
dikembangkan

Dept. Sektoral

Kebijakan KLHS
Wajib (?)
Sukarela (?)

Kajian belum
sepenuhnya selesai
dikaji

KLH/ Bappenas/
Depdagri

Sumber: Tim KLHS ESP-1, 2007

Peran KLHS dalam proses


pembuatan keputusan/ kebijakan
(merged
processes)

(integrated
processes)

Mana yang paling efektif?


Merged processes:
Opsi terbaik jika para perencana memiliki sikap
yang positif terhadap permasalahan LH dan KLHS

Integrated processes:
Opsi terbaik untuk kasus yang memiliki sikap
negatif (terhadap LH)
Dasar yang terbaik (only?) untuk membuat
peraturan
Praktek yang paling banyak diterapkan di dunia
Sumber: Verheem, 2007

17

Seberapa dini KLHS mulai diterapkan?

Sangat awal:
Proposal kebijakan belum ada (baru ide/wacana)
Analisis KLHS dibutuhkan untuk mengatasi masalah
KLHS membantu membangun proposal

Awal:
Sudah ada proposal kebijakan
KLHS mengkaji dampak
Proses KLHS memberi peluang alternatif yang
lebih baik
Sumber: Verheem, 2007

18

PEMANFAATAN KLHS DI DUNIA


KLHS sampai saat ini secara luas
dimanfaatkan untuk bidang-bidang,
diantaranya:
Perjanjian internasional
Privatisasi
Program Operasi Terstruktur
Anggaran Nasional
Rencana Investasi Jangka Panjang
Proposal legislatif
Kebijakan Global dan Sektoral
Kebijakan Strategi Pengentasan
Kemiskinan
penataan Ruang dan Perencanaan Tata

Metode yang sering diterapkan


dalam KLHS
Penggunaan metode dan teknik yang cocok
dalam KLHS tergantung dari kisaran aspekaspek yang dikaji dan disarankan Taylor
Made sesuai dengan kapasitas yang tersedia
untuk kajian Metode KLHS yang sering
Metode KLHS

diterapkan
Teknik yang sering digunakan

Penapisan

Indikator, checklists, konsultasi


Tenaga Ahli

Pelingkupan

Indikator, checklists, matriks,


partisipasi publik, konsultasi

Kajian dampak

Matriks, survey, partisipasi publik,


konsultasi, jaringan, analisis statistik,
peta overlay

Review

Konsultasi, partisipasi publik

Pengambilan
Keputusan

Checklists, matriks, peta overlay


Sumber: Thomas B.

Contoh penerapan metode KLHS; kasus


perencanaan transportasi

Sumber: Thomas B.

ANALISIS IMPLIKASI
KEBIJAKAN dan STRATEGI

Triarko Nurlambang
Anggota Tim KLHS Dirjen Bina Bangda DEPDAGRI
Pusat Penelitian Geografi Terapan UI

Upaya penyusunan Kebijakan


berbasis KLHS
KLHS adalah upaya antisipatif dan preventif:
KLHS dirancang untuk mengintegrasikan perhatian dan pengamanan
(safeguards) terhadap kepentingan LH dalam setiap tahapan pengambilan
keputusan, mulai dari awal rancangan sampai pemantauan dampak ataupun
hasil kegiatan dengan tetap mengutamakan penekanan pada pentingnya
menciptakan alternatif-alternatif kebijakan pembangunan
Pendalaman dan Permukaan KLHS (Deep and Shallow SEA)
Pendalaman KLHS (Deep SEA):
mengkaji secara mendalam akar permasalahan ketidak-berlanjutan
pembangunan (unsustainable development)
Permukaan KLHS (Shallow SEA):
fokus pada dampak langsung dan segera akibat ketetapan suatu
kebijakan (immediate impact of policy) terhadap kondisi LH

KLHS dan KRP (Kebijakan-Rencana-Program)

Strategi vs Perencanaan
Strategi adalah seni untuk memanfaatkan
sumberdaya. Merupakan satu studi terhadap
sejumlah opsi dan memilih diantaranya yang
paling layak/cocok/baik. Seperti dalam
permainan catur, strategi dibangun berdasarkan
antisipasi terhadap satu kemungkinan kumpulan
aksi.

Perencanaan berhubungan dengan


eksekusi suatu strategi. Sumberdaya apa saja
yang diperlukan? Bagaimana kerangka
waktunya? Siapa yang akan melaksanakannya?

Strategi apa adanya dan Strategi


yang dirancang
M
ak
su
d

St
ra
te
gi

Strategi yg
tdk
direalisasi
Strategi
yang
dirancang

Str
a

teg

i ap
aa
dan
ya

Strategi yang
terrealisasi

Performa
Unggulan
dapat
Dipertahankan

Adapted from: Mintzberg, H. The Strategy Concept I: Five Ps for Strategy California Management Review.
Volume 30 Number1, Fall 1987.

ARAHAN STRATEGIS
Kaca
u

Kaca
u

EKSEKU
SI
Baik

Diarahkan
secara
Formal
STRATE

Baik

Musibah dari GI Pekerjaan


Awal
Setengahsetengah
Menapak
dengan Susah
Payah

Nah ini Ada


Harapan
Berhasil

Diarahkan
oleh Tenaga
Ahli

Maria Partidario,
2007

Pesan Kunci

KLHS dapat menjadi instrumen untuk


mengintegrasikan aksi Strategis jika
dioperasikan secara Strategis

7 Prinsip KLHS mendasar bagi Strategic-based Approach


1. Memahami bahwa strategi yang dirumuskan adalah obyek KLHS
dan untuk konteks kajian;
2. Pastikan kajiannya memiliki perspektif jangka panjang, lintas
sektor, dan integratif;
3. Fokus pada faktor-faktor kritis untuk pengambilan keputusan dan
bekerja dengan dimensi kecenderungan waktu daripada kondisi
saat ini;
4. Mengadopsi satu sikap yang dapat memfasilitasi, pengambilan
keputusan, mendukung para pengambilan keputusan, dan
memberdayakan pengambilan keputusan berkelanjutan;
5. Terus menerus memberikan informasi bagi pengambilan
keputusan strategis dan dengan cara yang pragmatis (dapat
dilakukan dalam setiap unit pengambilan keputusan), dengan
tujuan untuk membantu proses pengambilan keputusan
6. Gunakan strategi komunikasi, dengan memperhatikan multi
perspektif and tindakan berlandaskan good governance
7. Pastikan proses atau tahapan pengambilan keputusan terpantau
dan dikaji secara sistematik terhadap tujuan

Elemen Kunci dalam


Metodologi berbasis Strategis
Menetapkan Critical Factors for
Decision (CFD)
Critical Factors (Faktor-Faktor
Kritis) merupakan isu-isu fokal
yang saling terikat
menunjukkan ketidakpastian
Titik
kritis

SI: Strategic Issues (menjelaskan


tujuan Strategi dalam satu
perencanaan)
SRF: Strategic Reference Framework
(menjelaskan acuan kajian
berdasarkan kondisi LH utama, tujuan
pembangunan berkelanjutan dan
pembangunan sektoral; dan terkait
dengan tujuan perencanaan lainnya

EF: Environmental Factors


(menjelaskan aspek utama
kondisi LH saat ini;
karakteristik LH yang paling
berpotensi terkena dampak)

Untuk meningkatkan keefektifan KLHS


dibutuhkan:
Pemahaman dalam konteks institusional
Konfigurasi aktor/jaringan
Karakteristik proses pengambilan keputusan
Aturan pengambilan keputusan

Mengadaptasi proses KLHS


Keterbatsan kapasitas dan sumber daya
Norma-norma dan prioritas
Kepentingan dan kekuatan

Rancangan sebagai pendukung kebijakan


Pengintegrasian proses melalui: formulasi
permasalahan, tujuan, alternatif, dampak, dan pilihanpilihan
Kegunaan dan relevansi untuk ketetapan yang sudah
diputuskan

FaktorfaktorsuksesdalammelaksanakanKLHS
Kebijakan
ada political will untuk melaksanakan KLHS dan dimanfaatkan hasilnya
visi dapat dijabarkan dalam target dan tujuan

Institusi
ada kapasitas untuk menilai dan mengnterpretasikan hasil KLHS
prosesnya terorganisir dan terjadwal dengan baik
fungsi evaluasi yang mapan dan independen
ada hubungan yang erat dengan proses pengambilan keputusan
organisasi yang melibatkan seluruh kementerian atau dinas yang relevan

Metodologi
kebutuhan dan instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data
cocok dan disetujui
hasilnya dapat dikombinasikan dengan analisis ekonomi
data dapat dimanfaatkan secara elektronik
ada kesepakatan dalam hal pembobotan

Komunikasi
hasil KLHS dapat disampaikan secara sederhana dan komprehensif
tmenggambarkan perbadingan alternatif-alternatif
thasilnya dapat disandingkan dengan target nasional atau sektoral

Identifikasi AWAL KLHS bagi


Penyeberangan Selat Sunda

Jika menggunakan
pendekatan regional maka
akan dilihat lebih holistik
/komprehensif (capturing) dan
sistemik; prioritas nya adalah
kebutuhan stakeholder

Penetapan
Prioritas
Pembangunan
Relatif lebih mudah
Pengang
guran
Pertmbhn
eko. rendah

REGION

Relatif lebih sulit

Tabungan
terbatas

Jabodetabekcur

Keluarga
besar
Pendapatan
/kapita
rendah

Permintaan
tenga kerja
tinggi

Sedikit input
modern

Kurang
modal

Daya beli
rendah
Laju
kelahiran
tinggi

Produktifi
tas rendah

Sumber: Triarko N, 2006

Pendidikan
kurang

Kesehatan
buruk

Perumahan
tak layak

Ouput
pertanian
kecil

Diet jelek

Kemiskinan
Output/
pekerja
kurang

Jika menggunakan
pendekatan sektoral
maka sulit menentukan
prioritas diantara sektorsektor

Kondisi hidup
tak sehat

Kurang gizi

Kondisi Krisis Ekologi dan Pembangunan


B
e
r
b
a
s
i
s
R
e
g
i
o
n
a
l

Tidak Layak
untuk
melanjutkan
kegiatan
pembangunan
Krisis
Ekologi

Layak untuk
melanjutkan
kegiatan
pembangunan

Sumber: Triarko N, 2006

A
k
t
i
f
i
t
a
s
P
e
m
b
a
n
g
u
n
a
n

Kondisi
Pembanguna
n mengarah
kritis perlu
perlakuan
khusus

Ambang
batas

Tingkat
Pembanguna
n
Penyeberang
an Selat
Sunda
Sumatera/Jaw
a

Kondisi
Pembangunan
sudah kritis
Kegiatan
Pembangu Utama
perlu dibekukan/
dihentikan
Tingkat
Pembanguna
n
Penyeberang
an Selat
Sunda
Sumatera/Jaw
a
Kondisi
pembangun
an yg aman
perlu/
dapat
dipertahank
an
kelangusnga
nnya

Tingkat
Pembanguna
n
Penyeberang
an Selat
SundaSumatera/Jaw
a

Ambang
batas

A
k
t
i
f
i
t
a
s
M
a
s
y
a
r
a
k
a
t

Waktu

4.
Indikasi umum kondisi pulau Sumatera dan Jawa
Pangan

Alih fungsi lahan sawah

Penyusutan luasan sawah terbesar terjadi di wilayah


Jawa dan Bali seluas 36.000 ha atau sekitar 3.600
ha/tahun.

umum kondisi pulau Sumatera dan Jawa


2007 Threat Status of Natural forest
in 38 EFRs
Threat Status
Critically Endangered
Endangered
Vulnerable
Near Threatened
Least Concern

(Loss since 1985)


(>70% )
(50-70%)
(40-50%)
(20-40%)
(0-20%)

Many EFRs in Eastern lowland and


Swamp zones are Critically
Endangered or Endangered.
Many EFRs in Western coast,
Hill and Montane zones are
Near Threatened or Least Concern.

oristic Region

Natural forest loss 1985-2007 by Function by Province

Sumber:
WWF, 2008

Indikasi umum kondisi pulau Sumatera dan Jawa5.

Ketersediaan Air

Air

Ketersediaan air per kapita (m3/kapita/th)


1990
Nama
Provinsi

1995

2000

2005

(Q90%
(Qrata+Air (Qrata+Air +Air
Tanah)
Tanah) Tanah)

(Qrata+Air
Tanah)

(Qrata+Air
Tanah)

DKI Jakarta

138

124

136

152

59

Jawa Barat*)

2,347

2,165

1,907

1,744

431

Jawa Tengah

1,480

1,421

1,368

1,303

268

DI
Yogyakarta

762

713

714

689

194

Jawa Timur

1,280

1,231

1,205

1,139

294

1,583

1,491

1,414

1,338

323

Jawa
Catatan: *)Termasuk Banten

Kondisi umum LH pulau sumatera


dan jawa mengarah pada situasi

Identifikasi AWAL Penyeberangan Selat Sunda (1)


UU Perlindungan Pengelolaan Lingkungan Hidup tahun 2009:
Pasal 15

Pemerintah (Pusat) dan Pemda wajib membuat KLHS untuk memastikan prinsip pembangunan
berkelanjutan menjadi dasar dan terintegrasi dalam kebijakan, rencana, dan/atau program (KRP)
pembangunan
Pemmerintah dan Pemda wajib melaksanakan rekomendasi KLHS dalam penyusunan RPJP
(N/D), RPJM (N/D), dan RTRW (N/D)

Pasal 16

KLHS mencakup daya dukung dan daya tampung, perkiraan resiko LH, kinerja jasa ekosistem,
efisiensi SDA, resiliensi dan kapasitas adaptasi perubahan iklim, ketahanan dan potensi
keanekaragaman hayati

Pasal 17
KLHS menjadi dasar KRP di suatu wilayah

Pasal 18

Tata laksana KLHS diatur dalam PP


Pasal 19

Perencanaan tata ruang wajib didasarkan KLHS untuk menjaga kelestarian fungsi LH dengan
memperhatikan daya dukung dan daya tampung

Contoh Simplifikasi Integrasi Keterkaitan Sistem LH dan


Sistem Ekonomi
(Kerangka
PemahamanSistem
KLHS)Ekonomi
Sistem Lingkungan
Hidup

Naiknya permukaan air laut


Kejadian ekstrim (bencana)

Ketersediaan SD Air,
udara dan
tanah berkualitas

Perubahan pada emisi


dan tutupan lahan

Tekanan
Ekonomi

Perubahan pada
pola produksi
dan konsumsi

KEBIJAKAN
Mitigasi
Adaptasi

Kerentanan

Tekanan LH

Dampak pd Ekonomi

Dampak pd LH

Perubahan Iklim
dan Variasinya

Perubahan pada SD Air,


Penggunaan Tanah,
Permodalan,
Ketenagkerjaan, dan
Produktifitas

Identifikasi AWAL Konsekuensi Penyeberangan Selat


Sunda (2)
Pendekataan
perhitungan dampak
kumulatif:
Daya dukungDaya tampung
( minus )

10 15 tahun

?
Daya dukungDaya tampung
( maksimum )

?
?

Titik Kritis
Ekologis

Daya dukungDaya tampung


( surplus )

a.Teknik perhitungan
- linier
- non-linier
- kombinasi (system
dynamic)
b. Orientasi output
- Trade-off?
- Zero sum game?
- Positive sum game?

Sebelum
konstruksi
JSS

Saat
konstruksi
JSS

Tahap awal

Tahap operasi
penuh

Setelah
beroperasi JSS

Solusi Strategis:
bend-down the curve
Sumatera berpotensi sebagai
hinterland Jawa aliran
(barang dan manusia) dari
Sumatera- Jawa dialihkan
sebaliknya secara berimbang
(urusan penataan ruang)
Pola konsentrasi
pembangunan linier (mengikuti
jalur life in the fast lane trans
Sumatera dan Pantura Jawa)
perlu dipecah/disperse secara
terkendali sesuai daya dukung
dan daya tampung

Dampak Positif secara ruang


Akan lebih memberikan multiplier effect
ekonomi mengikuti jalur transportasi daripada
nodal /pusat pengembangan di mulut
penyeberangan (seperti pengalaman
Eurotunnel)
Pertumbuhan ekonomi dapat lebih cepat
karena transaksi barang dan jasa lebih lancar
Peluang untuk peningkatan kesejahteraan
masyarakat lebih terbuka seiring dengan lebih
banyak modal mengalir

Dampak Negatif secara ruang


Pada jalur linier transporatsi Sumatera-Jawa akan
lebih cepat mengalami tekanan dan konsekuensi alih
lahan.
Struktur sosial budaya dan pola kehidupan sehari-hari
akan berubah ke arah yang lebih rasional.
Mengingat lemahnya daya saing pada sektor sekunder
dan tersier maka tekanan pada sektor primer akan
menjadi titik utama, artinya eksploitasi SDA akan
meningkat tajam. Tekanan terhadap biodiversitas
meningkat.
Ekosistem berubah peluang percepatan perubahan
iklim

Bagaimana perhitungan portofolio terhadap total aset (tangibel/intangibel) demi PB?


Jika SDA dan daya dukung semakin terbatas bagaimana siklus ekonomi nya? Berapa tahun
golden periodnya ?

CONTOH PENETAPAN STRATEGI DAN SOLUSI DIKAITKAN DENGAN


PERATURAN YANG BERLAKU
UU Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Contoh Penerapan KLHS


dalam Kasus Penanganan
Rehabilitasi dan
Rekonstruksi Aceh
Tsunami
Tim CEPP-BAPPENAS
2006

Perlu adanya Intervensi


Kebijakan untuk
mengurangi Dampak
Negatif Pembangunan

Tingkat
Kegiatan
Pembangunan

Critical Pressure
Points of Natural
Resources
aspect (physical
Environment)

Critical Pressure
Points on SocialEconomic
aspects

na n
u
g
n
mba at
e
p
atan asyarak ?
i
g
e
K
m

n
i at a u n a
g
e
K ang
b
pemn dan kat
y a ra
s
a
m

Sebelum
Bencana Gempa
dan Tsunami

dan

Masa
Rehabilitasi dan
Rekonstruksi

Terjadinya Bencana Gempa dan Tsunami


serta Masa Gawat Darurat

Masa setelah Rehabilitasi dan


Rekonstruksi

Struktur Model Dinamika


Daerah
Penduduk
Pembangunan rumah

Dinamika
Pembangunan
Daerah

Pembuatan bata
Pengadaan kayu
konstruksi
Pengadaan kayu bakar untuk pembuatan batu
Pengadaan kayu
konstruksi
Pengadaan pasir
Pengadaan batu pondasi

Pembangunan jalan
Lahan
Lahan permukiman
Lahan ekonomi
Lahan pertanian
Lahan terbuka

Ekonomi

Ek. pertanian
Ek. industri
Ek. non-industri

Metode Kajian CEPP


Mengembangkan
MengembangkanModeling
Modeling
Berbasis
BerbasisSystem
SystemDynamics
Dynamics
Dengan
Dengansoftware
softwarePowersim
Powersim

u/ mengetahui perilaku dinamika (perubahan


berdasarkan perjalanan waktu)
u/ mengidentifikasi variabel-variabel dari
perubahan berdasarkan perjalanan waktu
tersebut
u/ menguji sensitivitas model melalui intervensi
terhadap variabel-variabel tersebut
Sehingga variabel yang sensitif terhadap
perubahan perilaku dinamika dapat
diklasifikasikan sebagai Critical Environmental
Pressure Points (CEPP)

Anda mungkin juga menyukai