Anda di halaman 1dari 21

WATER BIRTH

Persalinan Dalam
Air

Seorang ibu yang kini dicatat sebagai orang


pertama di Indonesia yang melahirkan di air,
mencari informasi hal apa yang dapat
mengurangi rasa sakit tersebut. Akhirnya ia
mendengar mengenai proses melahirkan di
air atau waterbirth ini.

MENGENAL SEJARAH WATER


BIRTH DI INDONESIA
TOKOH : 2002 Liz Adianti

Persalinan di air (Inggris: waterbirth) adalah


proses persalinan atau proses melahirkan
yang dilakukan di dalam air

PENGERTIAN
WATER BIRTH : Secara Umum

2 METODE WATER BIRTH


A. WATER
BIRTH MURNI
B. WATER
BIRTH
EMULSION

Yaitu metode persalinan water birth dimana ibu hanya


berada di dalam kolam hingga masa kontraksi akhir,
Proses melahirkan tetap dilakukan di tempat tidur.

PENGERTIAN WBE
WATER BIRTH EMULSION

Yaitu metode persalinan water birth dimana ibu


masuk ke kolam persalinan setelah mengalami
pembukaan 6 sampai proses melahirkan terjadi.

PENGERTIA WBM
WATER BIRTH MURNI

Manfaat persalinan Water Birth


A. UNTUK IBU
Ibu akan merasa lebih relaks karena semua otot yang berkaitan dengan proses
persalinan menjadi elastis.
Metode ini juga akan mempermudah proses mengejan. Sehingga rasa nyeri
selama persalinan tidak terlalu dirasakan.
Di dalam air proses pembukaan jalan lahir akan berjalan lebih cepat
B. UNTUK BAYI
Menurunkan risiko cedera kepala bayi.
Meskipun belum dilakukan penelitian mendalam, namun pakar kesehatan
meyakini bahwa lahir dengan metode ini memungkinkan IQ bayi menjadi lebih
tinggi dibandingkan bayi yang lahir dengan metode lain.
Peredaran darah bayi akan lebih baik, sehingga tubuh bayi akan cepat
memerah setelah dilahirkan.
Hal-hal yang harus dihindari dalam proses persalinan:
- Adanya kontra indikasi seperti pada kehamilan normal, yaitu seperti bayi lahir
sungsang
- Adanya penyakit menular seksual seperti herpes karena virus herpes tidak
dapat mati dalam air hangat
- Adanya perkiraan perdarahan berlebih, preeklampsia, atau infeksi kehamilan
- Kehamilan kembar
- Adanya perkiraan bayi lahir prematur
- Adanya mekonium (feses bayi) yang berlebih.

Kelemahan persalinan Water


Birth
Adapun risiko-risiko yang dapat timbul antara lain:
1. Risiko Maternal
a. Infeksi
b. Perdarahan Postpartum
c. Trauma Perineum
2. Risiko Neonatal
Terdapat risiko penting secara klinik pada bayi,
termasuk masalah pernapasan rupture tali pusat
disertai perdarahan, dan penularan infeksi melalui air.
a. Terputusnya Tali Pusat
b. Takikardi
c. Infeksi
d. Hipoksia
e. Aspirasi Air dan Tenggelam

SYARAT,
INDIKASI DAN
KONTRA
INDIKASI WATER
BIRTH.

WATER BIRTH
SYARAT WATER BIRTH

1. Ibu hamil risiko rendah


2. Ibu hamil tidak mengalami
infeksi vagina, saluran
kencing, dan kulit.
3. Tanda vital ibu dalam batas
normal, dan CTG bayi normal
(baseline, variabilitas, dan ada
akselerasi
4. Idealnya, air hangat
digunakan untuk relaksasi dan
penanganan nyeri setelah
dilatasi serviks mencapai 4-5
cm.
5. Pasien setuju mengikuti
instruksi penolong, termasuk
keluar dari kolam tempat
berendam jika diperlukan.

1. Merupakan pilihan ibu.


2. Kehamilan normal 37 minggu.
3. Fetus tunggal presentasi kepala
4. Tidak menggunakan obat-obat penenang.
5. Ketuban pecah spontan < 24 jam.
6. Kriteria non klinik seperti staf atau peralatan.
7. Tidak ada komplikasi kehamilan
(preeklampsia, gula darah tak terkontrol, dll).
Tidak ada perdarahan.
8. Denyut jantung normal.
9. Cairan amnion jernih.
10. Persalinan spontan atau setelah
menggunakan misoprostol atau pitocin.

INDIKASI WATER BIRTH

1. Infeksi yang dapat ditularkan melalui


kulit dan darah
2. Infeksi dan demam pada ibu.
3. Herpes genitalis.
4. HIV, Hepatitis.
5. Denyut jantung abnormal.
6. Perdarahan pervaginam berlebihan
7. Makrosomia. Mekoneum Kondisi yang
memerlukan monitoring terus menerus.

KONTRAINDIKASI WATER BIRTH

APA SAJA SIH...


YANG HARUS
DIPERHATIKAN
DALAM PROSES
WATER BIRTH ?

A. Kontrol Temperatur Air (merekomendasikan temperatur air 98,60F


(370C) )
B. Menjaga Kebersihan Kolam
C. Menghindari Prolonged Immersion
D. Meminimalkan Risiko Terputusnya Tali Pusat
E. Mengoptimalkan Respirasi Awal Neonatus
F. Mempertimbangkan Penggunaan Air Isotonik (Harus Air Steril)
G. Mempertimbangkan Meninggalkan Kolam Saat Final Stage

YANG HARUS DIPERHATIKAN


SAAT PROSES WATER BIRTH

Alat-alat yang digunakan untuk


persalinan Water Birth :
1) Termometer air
2) Termometer ibu
3) Doppler anti air
4) Sarung tangan
5) Pakaian kerja (apron)
6) Jaring untuk mengangkat kotoran
7) Alas lutut kaki bantal, instrumen
partus set
8) Shower air hangat
9) Portable/permanent pool
10) Handuk, selimut
11) Warmer dan peralatan resusitasi
bayi

METODE KERJA
1.) Ibu mengambil sikap yang dirasakan aman dan nyaman
untuknya. Keleluasaan gerakan yang mengijinkan ibu
mengambil posisi yang tepat untuk bersalin. Ibu masuk
berendam ke dalam air direkomendasikan saat pembukaan
serviks 4-5 cm dengan kontraksi uterus baik.
2.) Observasi dan monitoring antara lain :
a. Fetal Heart Rate (FHR) dengan doppler atau fetoskop
setiap 30 menit selama persalinan kala I aktif, kemudian
setiap 15 menit selama persalinan kala II. Auskultasi
dilakukan sebelum, selama, dan setelah kontraksi.
b. Penipisan dan Pembukaan serviks dan posisi janin.
Pemeriksaan vagina (VT) dapat dilakukan di dalam air atau
pasien di minta sementara keluar dari air untuk diperiksa.

LANJUTAN...
c. Status Ketuban, jika terjadi ruptur ketuban,
periksa FHR, dan periksa adanya prolaps tali
pusat. Jika cairan ketuban mekonium, pasien
harus meninggalkan kolam.
d. Tanda vital ibu diperiksa setiap jam,
dengan suhu setiap 2 jam (atau jika
diperlukan). Jika ibu mengalami pusing,
periksa vital sign, ajarkan ibu mengatur
napas selama kontraksi.
e. Hidrasi Ibu. Dehidrasi dibuktikan dengan
adanya takikardi ibu dan janin dan
peningkatan suhu badan ibu. Jika tanda dan
gejala dehidrasi terjadi, ibu diberi cairan. Jika
tidak berhasil pasang infus ringer laktat (RL).

TAHAP PERSALINAN WATER BIRTH :


1. Mengedan seharusnya secara fisiologis. Ibu diperkenankan
mengedan spontan, risiko ketidakseimbangan oksigen dan
karbondioksida dalam sirkulasi maternal-fetal berkurang, dan
juga akan dapat melelahkan ibu dan bayi.
2. Persalinan, bila mungkin metode hand off. Ini akan
meminimalkan stimulasi.
3. Lahirnya kepala bayi difasilitasi oleh adanya dorongan
lembut kontraksi uterus. Sarung tangan digunakan penolong
untuk melahirkan bayi. Sokong perineum, massage, dan tekan
dengan lembut jika diperlukan. Ibu dapat mengontrol dorongan
kepala dengan tangannya.
4. Manipulasi kepala biasanya tidak diperlukan untuk
melahirkan bayi karena air memiliki kemampuan untuk
mengapungkan. Walaupun demikian, pasien perlu berdiri
membantu mengurangi atau memotong dan mengklem lilitan
tali pusat. Meminimalkan rangsangan mengurangi risiko
gangguan pernapasan.

LANJUTAN...

5. Bayi seharusnya lahir lengkap di dalam air. Kemudian sesegera mungkin


dibawa ke permukaan secara gentle. Pada saat bayi telah lahir kepala bayi
berada diatas permukaan air dan badannya masih di dalam air untuk
menghindari hipotermia, mencegah transfusi ibu ke bayi. Sewaktu kepala bayi
telah berada di atas air, jangan merendamnya kembali.
6. Sewaktu bayi lahir, kepala bayi dikendalikan dengan gerakan yang lembut,
muka ke bawah, dan muncul dari dalam air tidak lebih dari 20 detik. Janin
dapat diistirahatkan di dada ibu sambil membersihkan hidung dan mulutnya,
jika diperlukan. Penanganan ini sebaiknya melihat juga panjang tali pusat agar
tidak sampai putus. Kemudian bayi diberi selimut, dan di monitor.
7. Idealnya, ibu dan bayi dibantu keluar dari air untuk melahirkan plasenta. Tali
pusat di klem dan dipotong, dan bayi dikeringkan dengan handuk dan
diselimuti dan kemudian diberikan kepada penolong lain, keluarga, atau
perawat. Ibu dibantu keluar dari kolam. Plasenta dapat dilahirkan di dalam air
atau di luar tergantung penolong (Kitzinger, 2000). Ibu dianjurkan menyusui
sesegera mungkin setelah bayi lahir untuk membantu kontraksi uterus dan
pengeluaran plasenta. Risiko secara teori yang dihubungkan dengan efek
relaksasi air hangat terhadap otot-otot uterus termasuk solusio plasenta,
emboli air dan peningkatan perdarahan.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai