Anda di halaman 1dari 11

SKIZOFRENIA,

GANGGUAN SKIZOPITAL
DAN GANGGUAN WAHAM

Pendahuluan
Skizofrenia merupakan penyakit otak akibat ketidak
seimbangan dopamine, yaitu salah satu sel kimia dalam
otak. Ditandai dengan hilangnya perasaan afektif atau
respon emosional dan menarik diri dari hubungan antar
pribadi normal. Seringkali diikuti dengan delusi
(keyakinan yang salah) dan halusinasi (persepsi tanpa
ada rangsang panca indra) . Skizofrenia sering dianggap
sebagai penyakit kejiwaan yang sangat berat karena
onset penyakit yang cepat dan simptomnya cenderung
destruktif baik pada pasien, keluarga pasien maupun
orang yang dekat pasien. Diduga skizofrenia timbul
akibat dari faktor genetik dan faktor lingkungan.

Epidemiologi
Angka kasus skizofrenia di internasional berkisar sekitar
1% dari jumlah populasi, orang dengan skizofrenia
memiliki 10% kemungkinan untuk melakukan bunuh diri.
Prevalensi skizofrenia pada pria dan wanita adalah
sama, pada wanita onset skizofrenia lebih lama dan
simptomatologi cenderung lebih ringan dibanding pada
pria. Hal ini diduga disebabkan pengaruh
antidopaminergik dari estrogen. Onset penyakit untuk
pria biasanya usia 15 dan 25 serta 25 35 tahun pada
wanita. Onset sebelum umur 10 tahun atau sesudah
umur 50 tahun jarang terjadi. Sekitar 90% pasien
skizofrenia berumur antara 15 54 tahun.

Etiologi
Penyebab skizofrenia sampai saat ini belum diketahui secara pasti,
mungkin dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor lingkungan.
Faktor biologis resiko skizofrenia akan meningkat pada saudara
kandung ataupun orang tua kandung yang mengidap skizofrenia.
Pada wanita yang kekurangan gizi ketika hamil mempunyai resiko
tinggi untuk melahirkan anak pengidap skizofrenia, begitupula
dengan wanita hamil yang mengidap infeksi akibat virus yang juga
diduga mempengaruhi terjadinya skizofrenia pada anak.
Pada pencitraan otak didapatkan bahwa pasien pengidap
skizofrenia memiliki bilateral ventrikulomegali dan kurangnya
volume otak pada bagian temporal medial seperti hippocampus dan
amigdala.

Gejala Klinis
Secara umum gejala klinis dari skizofrenia terbagi atas 3 bagian yaitu :
1.

Gejala Positif
Pemikiran atau persepsi tidak umum, meliputi halusinasi, delusi, gangguan
pemikiran, dan gangguan gerak.

2.

Gejala Negatif
Meliputi hilang atau berkurangnya kemampuan untuk memulai rencana, bicara,
menunjukan emosi, atau mendapatkan kesenangan dari kehidupan sehari-hari.

3.

Gejala ini sulit untuk didiagnosis sebagai bagian dari gangguan karena dapat
diduga
sebagai depresi ataupun kemalasan.
Gejala Kognitif
Adalah gangguan pada perhatian, beberapa tipe ingatan, fungsi eksekutif yang
dapat membuat kita berencana atau mengorganisir. Gejala ini juga sulit
didiagnosis sebagai bagian dari gangguan akan tetapi gejala ini yang paling
melumpuhkan pasien untuk menjalani kehidupan normal.

Diagnosis
Persyaratan yang normal untuk diagnosis skizofrenia adalah harus
adanya sedikitnya satu dari gejala klinis yang amat amat jelas. Dan
gejala klinis yang ada harus selalu ada secara jelas selama kurun
waktu satu bulan atau lebih. Jika kondisi memenuhi persyaratan
gejala klinis tapi kurang dari 1 bulan maka didiagnosis pertama kali
sebagai psikotik lir-skizofrenia akut baru diklasifikasi ulang jika
menetap lebih lama.
Gangguan skizofrenia tidak boleh dibuat secara luas bila terdapat
gejala-gejala depresif atau manik kecuali gejala skizofrenia
mendahuluinya atau apabila pasien dalam keadaan intoksifikasi,
lepas zat (withdrawal).

Prognosis
Prognosis dari skizofrenia tidak selalu berjalan ke arah yang buruk.
Berbagai macam faktor mempengaruhinya seperti :
Prognosis baik
bila onset pada masa tua, onset akut, sejarah hubungan sosial,
pekerjaan dan seksual baik, telah menikah, sistem pendukung baik,
gejala klinis positif.
Prognosis buruk
bila onset pada masa muda, tidak ada hubungan sosial, pekerjaan
dan seksual baik, sistem pendukung buruk, gejala negatif, tidak ada
remisi dalam 3 tahun, banyak relaps, sejarah kekerasan.

Pencegahan
Ada empat faktor yang dapat dipertimbangkan untuk pencegahan
skizofrenia yaitu :
1.

Organobiologik
faktor genetik, kesehatan fisik, dan kesehatan mental dan
emosional.
2.
Psikoedukatif
Pendidikan dari orang tua sebagai tokoh imitasi dan identifikasi
anak.
3.
Psikoreligius
Agama (keimanan) amat penting untuk pencegahan seseorang tidak
mudah sakit, dan meningkatkan
kemampuan seseorang untuk
mengatasi penderitaan.
4.
Psikososial
Faktor lingkungan yang baik, keluarga yang harmonis dan
bahagia
merupakan yang sangat penting.

Pengobatan
Psikofarmaka :
Penggunaan obat-obatan antipsikotik untuk
menghilangkan gejala klinis seperti (Chlorpromazine
HCl, Trifluroperazine, Thioridazine HCl, Haloperidol,
Clozapine, Risperidone, Quentiapine, Olanzapine).
Psikoterapi :
Dilakukan bila pasien sudah mencapai tahapan menilai
realitas, psikoterapi bisa berupa suportif, reedukatif,
rekonstruktif, kognitif, psikodinamik, perilaku.
Psikososial
Agar penderita dapat beradaptasi dengan lingkungannya
kembali.

Gangguan Skizopital
Gangguan skizopital adalah gangguan berpikir
yang eksentrik dan anomali-anomali dalam
berpikir dan dalam afek yang menyerupai
skizofrenia akan tetapi anomali skizofrenik yang
khas dan nyata tidak pernah terjadi pada
stadium manapun.
Gangguan ini kadang berjalan kronis dengan
intensitas yang berfluktuasi kadang dapat
berkembang menjadi skizofrenia overt.

Gangguan Waham
Gangguan ini ditandai dengan berkembangnya
waham baik tunggal maupun sistem waham
yang umumnya menetap dan kadang bertahan
seumur hidup. Waham beraneka ragam berupa
waham kejaran, hipokondrik, kebesaran.
Terlepas dari perbuatan dan sikapnya yang
berhubungan langsung dengan waham atau
sistem wahamnya, afek, pembicaraan dan
perilaku orang tersebut adalah normal.

Anda mungkin juga menyukai