Anda di halaman 1dari 23

REFERAT

GAMBARAN KLINIS DAN PEMERIKSAAN


FISIK FROZEN SHOULDER

Oleh
Gammarida Magfirah
Pembimbing
dr. Ridwan Sp.S

Neurologi

Anatomi dan Fisiologi

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Glenohumeral
Suprahumeral
Akromioklavikular
Scapulokostal
Sternoklavikular
Costosternal
Costovertebral

Gerakan normal pada sendi bahu:


fleksi (1800)
ekstensi (600)
abduksi (1800)
adduksi (750)
endorotasi (900)
eksorotasi (900)

Definisi
Frozen shoulder merupakan gejala berupa gangguan pada sendi
bahu yang menimbulkan nyeri dan keterbatasan lingkup gerak
sendi (ROM).
Adhesive capsulitis merupakan suatu kelainan yang diakibatkan
inflamasi pada kapsul sendi bahu, yaitu jaringan ikat disekitar
sendi glenohumeral, sehingga sendi tersebut menjadi kaku dan
terjadi nyeri dan keterbatasan gerak secara kronis.

Epidemiologi
Predisposisi usia 40-65 tahun. Dari 2-5 % populasi sekitar 60 % dari
kasus frozen shoulder lebih banyak mengenai perempuan dibanding
laki-laki. Frozen shoulder juga terjadi pada 10-20 % dari penderita
diabetus mellitus yang merupakan salah satu faktor resiko frozen
shoulder

Etiologi

Patofisiologi
Lengan immobile

Adhesi

Statis vena

Reaksi fibrosis

Kongesti
sekunder
Vasospastik &
anoksia

timbunan protein,
dan eksudasi

Gambaran Klinis
FREEZING

Painful stage diawalin rasa nyeri pada bahu memberat selama minggu atau bulan
pertama. Tidak seperti nyeri pada kelainan muskuloskeletal lainnya seperti tendinitis,
dan penyakit degeneratif sendi, nyeri yang ditimbulkan pada Frozen Shoulder terjadi
dalam waktu istirahat maupun beraktifitas. Pasien seringkali mengeluh rasa nyeri
datang pada malam hari dan keluhansulit tidur. Efek jangka panjang dapat
menimbulkan gangguan tidur. Fase ini dapat berlangsung selama 2 sampai 9 bulan.

FROZZEN

Fase stiff Saat nyeri mulai mereda, mulai timbul penurunan ROM. Pergerakan bahu menjadi
sangat terbatas. Keterbatasan gerak bahu sering merupakan gejala yang membuat pasien mencari
penanganan medis. Pasien akan sulit untuk melalukan kegiatan sehari-hari, terutama yang
memerlukan terjadinya rotasi interna dan externa serta mengangkat lengan seperti pada saat
keramas atau mengambil sesuatu yang tinggi. Saat in pasien biasanya mempunyai keluahans
spesifik seperti tidak bisa menggaruk punggung, memasang bra, atau mengambil sesuatu dari
tempat yang tinggi. Fase ini berlangsung selama 3 bulan hingga 1 tahun.

THAWING

Pada fase ini pasien mulai bisa menggerakan kembali sendi bahu. Setelah 1-3 tahun
kemampuan untuk melakukan aktivitas akan membaik, tapi pemulihan sempurna
jarang terjadi.

Pemeriksaan Fisik
Inspeksi

Bila gangguan berkelanjutan akan terlihat pada bagian bahu yang


terkena reliefnya mendatar, bahkan kempis, karena atrofi otot deltoid,
supraspinatus dan otot rotator cuff lainnya akibat tidak digunakan
dengan baik.

Palpasi

Pada fase freezing sebagian besar terdapat nyeri tekan pada sendi
glenohumeral. Nyeri akan bertambah pada penekanan dari tendon yang
membentuk muskulotendineus rotator cuff.

Gerakan Aktif

Gerakan Pasif

Gerakan aktif yang dilakukan seperti fleksi, ekstensi, aduksi, abduksi,


endorotasi, eksorotasi. Pemeriksaan dilakukan sekaligus untuk menilai
range of movement (ROM). Pada pemeriksaan fisik, fleksi atau elevasi
mungkin kurang dari 90 derajat, abduksi kurang dari 45 derajat, dan
rotasi internal dan eksternal dapat berkurang sampai 20 derajat atau
kurang. Terdapat pula restriksi pada rotasi eksternal

Dilakukan oleh pemeriksa dengan menggerakan lengan pasien dengan


metode yang sama seperti pemeriksaan gerak aktif. Untuk menilai
kekakuan dan nyeri yang timbul pada saat lengan pasien digerakan.

Gerakan Khusus

Appley Scratch Test


Pasien diminta melakukan gerakan aduksi disertai eksorotasi dan aduksi disertai
endorotasi

Yergason Test

Drop Arm Test

Crank Test

Alternatif Diagnosis

Pemeriksaan Penunjang
Prinsipnya diagnosa frozen shoulder ditegakan berdasarkan
manifestasi klinis.

Pemeriksaan radiologis hanya dilakukan untuk menyingkirkan


kemungkinan penyakit lain.
Pemeriksaan lab kadang dilakukan karena sering pada penderita
fronzen shoulder memiliki faktor metabolik seperti diabetes.

Tatalaksana

Untuk mengurangi rasa nyeri diberikan analgesik dan obat anti inflamasi nonsteroid.

Muscle Relaxant bertujuan untuk mengurangi kekakuan dan nyeri dengan menghilangkan spasme otot

Langkah

selanjutnya

biasanya

melibatkan

satu

atau

serangkaian

suntikan

steroid

seperti

Methylprednisolone. Bantuan radiologis digunakan untuk memastikan jarum masuk dengan tepat pada sendi
bahu.

Kapsul bahu juga dapat diregangkan dengan salin normal, kadang hingga terjadi rupture pada kapsul untuk
mengurangi nyeri dan hilangnya gerak karena kontraksi.

Apabila terapi-terapi ini tidak berhasil seorang dokter dapat merekomendasikan manipulasi dari bahu
dibawah anestesi umum untuk melepaskan perlengketan. Opersai dilakukan pada kasus yang cukup parah
dan sudah lama terjadi. Biasanya operasi yang dilakukan berupa arthroskopi.

Fisioterapi dapat berupa pijatan atau pemeberian panas.

Daftar Pustaka
1. Reeves B. The natural history of the frozen shoulder syndrome. Scand J Rheumatol. 1975;4(4):193-6.
2. Walmsley S, Rivett DA, Osmotherly PG. Adhesive capsulitis. Phys Ther. Sep 2009;89(9):906-17.
3. Ogilvie-Harris DJ, Biggs DJ, Fitsialos DP, et al. The resistant frozen shoulder. Manipulation versus arthroscopic release.
Clin Orthop Relat Res. Oct 1995;238-48.
4. Cailliet R., Shoulder Pain, Third Edition. Philadelphia :Davis Company, pp. 1991.
5. Wadshworth, Carolyne. Frozen Shoulder. Volume 66 / Number 12. December 1986.
6. Khazzam et al. American Journal of Orthopedics - Open Shoulder Stabilization Using bone block technique for treatment of
chronic glenohumeral instability associated with glenoid deficiency.". American Journal of Orthopedics. July, 2009.
7. http://www.google/image.com 12.08.2016

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai