Anda di halaman 1dari 39

Enterobius vermicularis

Trichinella spiralis
Cutaneus larva migrans = creeping eruption
Visceral larva migrans

Enterobius vermicularis

Enterobius vermicularis
(Oxyuris vermicularis)

Nama lain :
Cacing kremi = pinworm = seatworm

Nama penyakit :
Enterobiasis = Oxyuriasis

Distribusi geografis :
- Kosmopolitan
- Dingin > panas

Morfologi Telur
- Lonjong, asimetris, salah satu sisinya datar
- 10 X 30 mikron

Morfologi cacing dewasa

Berwarna putih, bagian leher melebar (cervical alae)

Jantan (2-5 X 0,2 mm) < betina (8-13 X 0,5 mm)

Habitat : cecum ; Definitive host : manusia

Oesophagus bulbus

Betina menghasilkan 11-15 ribu telur diletakkan


pada perianal / perineal

Cara penularan
Autoinfeksi
Pernapasan
Retrofeksi

(melalui mulut)

Siklus Hidup

Melalui mulut
Telur infektif tertelan duodenum larva
caecum dws

Retrofeksi
Telur infektif perianal larva caecum dws

Gejala Klinis
1.

Pruritus ani iritasi perdarahan

2.

Rectal colic

3.

Wanita salphingitis

4.

Insomnia

5.

Nafsu makan menurun

Diagnosa

1.

Perianal swab ditemukan telur

2.

Tinja cacing dewasa

Pengobatan
1.

Pyrantel pamoat: 11 mg/kg BB/po dosis tunggal;


max pemberian 1 gram

2.

Piperazin : 65 mg/kg BB/ po dosis tunggal; max 2,5 gram

3.

Pyrvinium pamoat : 5 mg/kg BB/oral/max


250 mg/ dosis tunggal

Pencegahan

Kebersihan perorangan

Cuci tangan sebelum makan

Trichinella spiralis

Trichinella spiralis
Nama lain : Trichina worm
Nama penyakit :
-

Trichiniosis

Trichinelosis

Distribusi geografis :
-kosmopolitan
-Amerika Utara, Eropa

Morfologi larva
Waktu menetas 80-120 X 5,6 mikron
Waktu encyst 900-1300 X35-40 mikron

Morfologi cacing dewasa

Halus mirip rambut

Ujung anterior langsing

Jantan1,5 X 0,04 mm (mati setelah kopulasi)

Betina 3,5 X 0,06 mm ; Vulva 1/3 anterior tubuh ;


Larvipar 1500 larva

Betina

Jantan

Host / Hospes & predileksi /


habitat

Host yg sama berperan sbg Intermediate Host (IM) &


Definitive Host (DH) yaitu : manusia , babi , anjing ,
kucing , tikus & beruang

Predileksi :
- Larva : pada otot diafragma, intercostal, lingua,
masseter, deltoid, & bicep
- Dewasa : pada mukosa duodenum dan jejunum

SIKLUS HIDUP

Cara penularan : Kista larva po

SH : Kista larva (stadium infektif) Usus


halus ekskistasi dewasa kopulasi
larva menembus mucosa usus aliran
darah dan lymphe ke tempat predileksi
enkistasi enkapsulasi pengapuran

Catatan :

Enkapsulasi 3 bulan
Pengapuran 6 bulan
Kista 10 20 tahun

Gejala Klinis
1.

2.

Disebabkan Oleh Cacing dewasa :


- Kejang perut, mual, malaise dan
diare
Disebabkan oleh Larva :
- Nyeri otot, nyeri persendian, oedema
periorbital
- Kelemahan tubuh pada umumnya
- Gangguan mengunyah, menelan & nafas

Diagnosa
-

Biopsi otot larva

Tes serologi (CFT)

Tes kulit minggu ke 3-4


benjolan putih dengan
diameter 5 mm

Pemeriksaan radiologi

Pemeriksaan darah: eosinophilia

Pengobatan
Simptomatis analgesik
- Thiabendazol : 25 mg /kg
BB / 2dd / 5-7 hari
-

Epidemiologi & Pencegahan


-

Memasak daging secara


sempurna Larva mati pada
suhu 60-70 C

Perhatian : Larva tidak mati


(tahan hidup ) pada daging
asap/asin

Larva Migrans

Larva cacing nematoda hewan yang melakukan


migrasi di dalam tubuh manusia tetapi tidak
berkembang lebih lanjut menjadi bentuk dewasa

Dua jenis larva migrans yang terjadi pada


manusia:

Cutaneous larva migrans

Visceral larva migrans

Cutaneous Larva Migrans


(Creeping Eruption)

Terjadi karena larva cacing masuk ke dalam


tubuh manusia melalui kulit atau mulut lalu
larva mengadakan migrasi hanya di dalam
jaringan kulit.

Penyebab : larva cacing tambang anjing /


kucing
1. Larva Ancylostoma braziliensis
2. Larva Ancylostoma caninum
3. Larva Gnathostoma spinigerum

Distribusi Geografis
Sub Tropik & Tropik (Indonesia)

Morfologi
1. Ancylostoma braziliense
- jantan 4,7-8,5 X 0,3 mm
- betina 6,110,5 X 0,4 mm
- 2 pasang gigi yang tidak sama ukurannya
- bursa kopulatriks kecil dengan rays yang pendek
2. Ancylostoma caninum
- jantan 10 X 0,4 mm
- betina 14 X 0,6 mm
- 3 pasang gigi di ventral
- bursa kopulatriks besar dengan rays panjang dan langsing

Morfologi
3. Gnathostoma spinigerum
- cacing dewasa 31 mm
- bibir besar, berlobus tiga dengan permukaan
medialnya bergerigi
- bulbus kepala mempunyai 4 rongga submedian yang
dilengkapi 6-11 baris kait yang melintang
- 2/3 anterior mempunyai spina-spina kutikula yang
besar dan pipih, tepi posterior bergerigi
- di bagian caudal cacing jantan terdapat spina-spina
kecil dan 4 pasang papil besar bertangkai,
mempunyai spikulum yang tidak sama panjang
- telur lonjong mirip Ascaris dan mempunyai sumbat di
salah satu kutubnya

Siklus hidup :
Penularan melalui kulit
Siklus Hidup
1.

Pada kucing/anjing (Natural host)


Larva infektif kulit peredaran darah
lung migrasi trachea lambung usus
halus dewasa

2.

Pada manusia (un-natural host)


Larva infektif kulit epidermis 2-3
hari membentuk terowongan yang berliku-liku (creeping eruption) minggu /bulan

Gejala Klinis
- Creeping eruption
- gatal
- kulit garis merah
- Dermatitis infeksi sekunder

Diagnosa

- Berdasarkan Gambaran
klinis yang khas pada
kulit creeping
eruption
- Biopsi

Pengobatan :

1.
2.
3.

Freezing dengan Chlorethyl


Thiabendazole 25 mg /kg BB /
2 dd / 2-5 hari
Antibiotik bila ada infeksi
sekunder

Pencegahan
Pengobatan pada anjing &
kucing peliharaan secara
berkala & teratur.
2. Menghindari kontak
langsung dengan larva
cacing infektif di tanah
1.

Visceral Larva Migrans

Telur cacing masuk melalui mulut penderita dan larva


cacing yang menetas melakukan migrasi di dalam organ
organ atau jaringan visceral penderita.

Penyebab :
1. Larva Toxocara canis (cacing gelang anjing)
2. Larva Toxocara cati (cacing gelang kucing )
3. Larva nematoda lainnya

Morfologi
Telur mirip Ascaris lumbricoides (pada manusia) 75 X 85 mikron
Ekor cacing jantan mempunyai tonjolan terminal dan sayap caudal
Toxocara canis:
- panjang cacing dewasa dapat mencapai 18 cm
- mempunyai sayap leher yang sempit memanjang
Toxocara cati:
- panjang cacing dewasa dapatmencapai 10 cm
- mempunyai sayap leher yang pendek melebar

Siklus Hidup
Penularan Cara infeksi : PO
1. Pada anjing/kucing (natural host)
Telur infektif usus halus larva menembus
mucosa usus peredaran darah lung migrasi
trachea lambung usus halus dewasa

2. Pada manusia (un -natural host)


Telur infektif manusia usus halus larva
menembus mucosa usus halus peredaran
darah/pembuluh limfe organ extra intestinal
(hepar, pulmo, limpa/lien, mata dll) lesi

Gejala klinis
1. Eosinofilia
2. Hepatomegali
3. Hiperglobulinemia
4. Demam
5. Splenomegali
6. Koroiditis
7. Iritis
8. Perdarahan bolamata

Diagnosa
1.

Biopsi hepar
menemukan larva

2.

Reaksi serologis tes kulit


dengan antigen yang dibuat
dari berbagai macam
nematoda

Pengobatan
Prednisone 20 -40 mg
2. Thiabendazole 25 mg /kg BB
/ 2 dd /5 Hr
1.

Pencegahan
1.

2.
3.
4.

Pengobatan pada anjing &


kucing peliharaan secara
berkala
Hindari kontak dengan telur
infektif yang ada di tanah
Biasakan cuci tangan sebelum
makan
Memasak makanan dan
minuman dengan baik

Anda mungkin juga menyukai