Anda di halaman 1dari 35

Pediatric Asthma

Management of acute
asthma
in children
UKK Respirologi
PP IDAI
2015

Serangan asma
Adalah episode peningkatan yang
progresif (perburukan) dari gejalagejala batuk, sesak napas, mengi,
rasa dada tertekan, atau berbagai
kombinasi dari gejala-gejala tersebut
Mencerminkan gagalnya tata laksana
asma jangka panjang, atau adanya
pajanan dengan pencetus

Tujuan tata laksana


serangan asma
Mengatasi penyempitan saluran
respiratori secepat mungkin
Mengurangi hipoksemia
Mengembalikan fungsi paru ke
keadaan normal secepatnya
Mengevaluasi dan memperbarui tata
laksana jangka panjang untuk
mencegah kekambuhan

Patofisiologi serangan asma

Penilaian derajat serangan


asma
Asma serangan
ringan-sedang
Bicara dalam
kalimat
Lebih senang
duduk daripada
berbaring
Tidak gelisah
Frekuensi napas
meningkat
Frekuensi nadi
meningkat
Retraksi minimal
SpO2 (udara
kamar): 90 95%
PEF > 50% prediksi
atau terbaik

Asma serangan
berat

Serangan asma
dengan ancaman
henti napas

Bicara dalam kata


Mengantuk
Duduk bertopang
Letargi
lengan
Suara napas tak
Gelisah
terdengar
Frekuensi napas
meningkat
Frekuensi nadi
meningkat
Retraksi jelas
SpO2 (udara kamar)
< 90%
PEF < 50% prediksi
atau terbaik

Pasien risiko tinggi


Pasien dengan
riwayat:

Serangan asma yang


mengancam nyawa
Intubasi karena serangan
asma
Pneumotoraks dan/atau
pneumomediastinum
Serangan asma berlangsung
dalam waktu yang lama
Penggunaan steroid sistemik
(saat ini atau baru berhenti)

Kunjungan ke UGD atau


perawatan rumah sakit (RS)
karena asma dalam setahun
terakhir
Tidak teratur berobat sesuai
rencana terapi
Berkurangnya persepsi
tentang sesak napas
Penyakit psikiatrik atau
masalah psikososial.
Alergi makanan

Steroid sistemik (oral atau parenteral) perlu


diberikan pada awal tatalaksana meskipun
pada penilaian awal

Tahapan tata laksana


serangan asma
Di rumah

Di rumah sakit

Tata laksana serangan asma di


rumah (1)
Oleh pasien atau keluarga dengan
pendidikan cukup dan riwayat terapi
teratur
Inhalasi 2-agonis kerja pendek 2 kali
respon tidak baik dokter
Tidak boleh tata laksana di rumah,
harus segera dibawa fasyankes, bila:
Risiko tinggi
Sesak berat

Tata laksana serangan asma di


rumah (2)
Berikan inhalasi 2-agonis kerja pendek
Via nebulizer

Via MDI + spacer

Berikan 2-agonis kerja


pendek, lihat responsnya
gejala menghilang
cukup diberikan satu kali
Jika gejala belum membaik
dalam 30 menit ulangi
pemberian sekali lagi
Jika dengan 2 kali
pemberian 2-agonis kerja
pendek via nebuliser
belum membaik segera
bawa ke fasyankes

Berikan serial 2 agonis kerja


pendek via spacer dengan
dosis: 2 4 semprot
Berikan satu semprot diikuti 6
8 tarikan napas, lalu
diberikan semprotan
berikutnya dengan siklus yang
sama
Jika membaik dengan dosis 24 semprot, inhalasi dihentikan.
Jika gejala tidak membaik
dengan dosis 4 semprot,
segera bawa ke fasyankes

Efektivitas pemberian 2 agonis


kerja pendek
via MDI + spacer
Pemberian 2-agonis kerja pendek via
MDI dan spacer mempunyai efektivitas
yang sama dengan pemberian via
nebulizer, dengan catatan:
Pasien tidak dalam serangan asma berat
atau ancaman henti napas
Pasien bisa menggunakan MDI dengan
spacer
Sebaiknya menggunakan spacer yang baru
atau sebelumnya dicuci dengan air deterjen
dan dikeringkan di udara kamar
Bila tidak tersedia spacer, bisa digunakan

Tata laksana serangan asma di fasyanke


(1)

Tata laksana serangan asma di


fasyankes (2)

Bila tidak tersedia obat-obatan lain, ADRENALIN untuk asma yang


berhubungan dengan anafilaksis dan angioedema, dosis 10 ug/kg (0,01 ml/kg
adrenalin 1:1.000), maksimal 500 ug (0,5 ml)

ta laksana serangan asma di fasyankes &


S/UGD (1)

ta laksana serangan asma di fasyankes &


S/UGD (2)

**Pilihan steroid untuk


serangan asma
Nama
Generik

Sediaan

Dosis

Prednison

tablet 4 mg
tablet 8 mg
tablet 5 mg

Metilprednisolon
suksinat injeksi

vial 125 mg
vial 500 mg

0,51 mg/kgBB/hari
tiap 6 jam
0,51 mg/kgBB/ hari - tiap 6 jam
30 mg dalam 30 menit (dosis
tinggi)
tiap 6 jam

Hidrokortisonsuksinat injeksi

vial 100 mg

4 mg/kgBB/kali - tiap 6 jam

Deksametason
injeksi

ampul

0,51 mg/kgBB bolus,


dilanjutkan 1 mg/kgBB/hari
diberikan tiap 68 jam

Betametason
injeksi

ampul

0,050,1 mg/kg BB - tiap 6 jam

Metilprednisolon

ta laksana serangan asma di fasyankes


)

Tindak
lanjut
Bila pasien memenuhi
kriteria untuk dipulangkan,

obat yang dibawakan pulang:


2-agonis kerja pendek (bila tersedia sangat
dianjurkan pemberian inhalasi daripada
pemberian preparat oral)
steroid oral, 3-5 hari tanpa tappering-of
Jika pasien dengan asma persisten, berikan obat
pengendali. Apabila pasien sebelumnya sudah
diberi obat pengendali, evaluasi dan sesuaikan
ulang dosisnya
Jika obat diberikan dalam bentuk inhaler, sebelum
pasien dipulangkan, pastikan teknik pemakaian

Tata laksana di ruang rawat


sehari
Oksigen yang telah diberikan saat pasien
masih di UGD tetap diberikan
Setelah pasien menjalani dua kali nebulisasi
dalam 1 jam dengan respons parsial di UGD
teruskan dengan nebulisasi 2-agonis +
ipratropium bromida setiap 2 jam
Berikan steroid sistemik oral berupa
prednison atau prednisolon hingga 3-5 hari.
Jika dalam 12 jam klinis tetap baik, maka
pasien dipulangkan dan dibekali obat

Tata laksana di ruang rawat


inap (1)
Pemberian oksigen diteruskan
Jika ada dehidrasi dan asidosis maka
berikan cairan intravena dan koreksi
asidosisnya
Steroid intravena diberikan secara bolus,
setiap 6-8 jam, dengan dosis 0,5-1
mg/kgBB/hari
Nebulisasi 2-agonis + ipratropium
bromida dengan oksigen dilanjutkan setiap
12 jam. Jika dalam 4-6 kali pemberian
mulai terjadi perbaikan klinis, jarak

Tata laksana di ruang rawat


inap (2)
Aminofilin diberikan secara intravena dengan dosis:
Bila pasien belum mendapat aminofilin
sebelumnya, aminofilin dosis awal (inisial)
sebesar 6-8 mg/kgBB, yang dilarutkan dalam
dekstrosa atau garam fisiologis sebanyak 20 ml,
dan diberikan selama 30 menit, dengan
infusion pump atau mikroburet
Bila, respons belum optimal dilanjutkan dengan
pemberian aminofilin dosis rumatan sebanyak
0,5-1 mg/kgBB/jam
Jika pasien telah mendapat aminofilin (kurang
dari 8 jam), dosis diberikan separuhnya, baik
dosis awal (3-4 mg/kgBB) maupun rumatan

Tata laksana di ruang rawat


nap (3)
Bila telah terjadi perbaikan klinis, nebulisasi
diteruskan setiap 6 jam hingga mencapai 24
jam, dan steroid serta aminofilin diganti
dengan pemberian per oral
Jika dalam 24 jam pasien tetap stabil, pasien
dapat dipulangkan dengan dibekali obat:
2-agonis (hirupan atau oral) setiap 4-6 jam
selama 24-48 jam
Selain itu, steroid oral dilanjutkan hingga pasien
kontrol ke klinik rawat jalan dalam 3-5 hari untuk
reevaluasi tata laksana

Tata laksana di ruang rawat


intensif
Ancaman henti napas
Hipoksemia tetap terjadi meskipun sudah
diberi oksigen
Tidak ada respons sama sekali terhadap tata
laksana awal di UGD dan/atau perburukan
asma yang cepat
Adanya kebingungan, disorientasi, dan tanda
lain ancaman henti napas, atau hilangnya
kesadaran.
Tidak ada perbaikan dengan tata laksana baku
di ruang rawat inap

Obat pereda (reliever)


Obat untuk meredakan serangan
atau gejala asma bila sedang timbul
Digunakan seperlunya, bila gejala
reda obat dihentikan
2-agonis kerja pendek, ipratropium
bromida, steroid sistemik

2-agonis kerja pendek


Gejala asma ringan sedang
memberikan respon yang cepat
terhadap inhalasi 2-agonis kerja
pendek
Salbutamol, terbutalin, prokaterol
Inhalasi diberikan lewat MDI
dengan/tanpa spacer atau nebuliser
Dosis sesuai beratnya serangan dan
respon pasien

Ipratropium bromida (1)


Kombinasi 2-agonis kerja pendek
dan ipratropium bromida
(antikolinergik) pada serangan asma
ringan sedang hingga berat
menurunkan risiko rawat inap dan
memperbaiki PEF dan FEV1
dibandingkan dengan 2-agonis saja

Ipratropium bromida (2)


Kombinasi tersebut dapat diberikan
sebagai obat pulang yang dipakai di
rumah jika pasien dapat diedukasi
dengan baik dan dapat menilai
bahwa serangan yang terjadi dinilai
berat.
Ipratropium bromida terbukti
memberikan efek dilatasi bronkus
lewat peningkatan tonus
parasimpatis dalam inervasi otonom

Steroid sistemik (1)


Pemberian steroid sistemik dapat
mempercepat perbaikan serangan
dan mencegah kekambuhan, dan
direkomendasikan untuk diberikan
pada semua jenis serangan
(Evidence A)
Dosis: Prednison/prednisolon 12
mg/kg/hari dengan dosis maksimum
sampai 40 mg/hari, tanpa tappering
of selama 3-5 hari

Steroid sistemik (2)


Pemberian per oral sama efektifnya
dengan pemberian secara intravena.
Pemberian maksimal 1 kali dalam 1
bulan untuk menghindari efek
samping steroid
Pada saat penulisan resep
tambahkan keterangan do not iter

Aminofilin intravena
Pertimbangkan pada anak dengan serangan
asma berat atau dengan ancaman henti
napas yang tidak berespon terhadap dosis
maksimal inhalasi 2-agonis dan steroid
sistemik.
Dosis : Loading 6-8 mg/kg diberikan dalam 20
menit, dilanjutkan drip 1 mg/kg/jam.
Rentang keamaan aminofilin sempit dan efek
samping yang sering adalah mual, muntah,
takikarsi dan agitasi.
Toksisitas yang berat dapat menyebabkan
aritmia, hipotensi, dan kejang.

Adrenalin
Apabila tidak tersedia obat-obatan
lain, dapat digunakan adrenalin.
Epinefrin (adrenalin) IM diberikan
sebagai terapi tambahan pada asma
yang berhubungan dengan
anafilaksis dan angioedema
Dosis 10/kg (0.01 ml/kg adrenalin
1:1000), dengan dosis maksimal 500
(0.5 ml) secara intramuskular (IM)

Magnesium Sulfat
Alternatif, apabila pengobatan standar tidak ada
perbaikan.
MgSO4 20% dan 40%
cara pemberian : bolus, bolus diulang, drip
kontinu, dan inhalasi.
Dosis yang dianjurkan: 20-100 mg/kg BB
(maksimum 2 gram) diberikan selama 20 menit
Drip kontinu : dilarutkan dalam larutan Dekstrosa
5% atau larutan salin dengan pengenceran 60
mg/ml, diberikan dengan kecepatan 10-20
mg/kg/jam

Steroid inhalasi
Steroid nebulisasi dengan dosis tinggi
(1600-2400g budesonide) dapat
digunakan untuk serangan asma
Perlu diperhatikan untuk memberi dalam
dosis tinggi karena sterod nebulisasi
dosis rendah tidak bermanfaat untuk
mengatasi serangan asma.
Harap diperhatikan pula bahwa
penggunaan steroid inhalasi dosis tinggi
ini terbatas pada pasien-pasien yang
memiliki kontraindikasi terhadap

Mukolitik
Tidak boleh diberikan pada serangan
asma berat
Dapat diberikan pada serangan asma
ringan dan sedang
Berhati-hati untuk pemberian
mukolitik pada anak dengan refleks
batuk yang tidak optimal.
Berhati-hati untuk pemberian
mukolitik pada usia kurang dari 2
tahun

Tidak disarankan untuk


tatalaksana serangan asma
Antihistamin
Obat sedasi
Antibiotik : Kecuali pada infeksi
respiratori yang dicurigai karena
bakteri, dugaan adanya rinosinusitis
bakterial yang menyertai asma, atau
dugaan pneumonia atipik

Referensi
1.Lenfant C, Khaltaev N. Global Initiative for Asthma. NHLBI/WHO Workshop Report
2002.
2.Sly M. Asthma.Dalam: Behrman RE, Kliegman RM, Arvin AM, Penyuntiing. Nelson
Textbook of Pediatric, Edisi ke-15, Philadelphia: Saunders, 1996. h. 62840.
3.UKK Pulmonologi PP IDAI. Pedoman Nasional Asma Anak. Indonesian Pediatric
Respiratory Meeting I:Focus on asthma, Jakarta, 2003.
4.Georgopoulos D, Burchardi H. Ventilatory strategies in adult patient with status
asthmaticus. EurRespir Mon 1998; 8:4583.
5.Warner JO, Naspitz CK. Third International Pediatric Consensus Statement on the
Management of Childhood Asthma. PedPulmonol 1998; 25:117.
6.Schuh S, Johnson DW, Callahan S, CannyG, Levison H. Efficacy of frequent nebulized
ipratropium bromide added to frequent high-dose albuterol therapy in severe
childhood asthma. J Pediatr 1995; 126:63945.
7.Rodrigo S, Rodrigo C. Inhaled flunisolide for acute severe asthma. Am J RespirCrit Care
Med 1998; 157:698703.
8.McLean RM. Magnesium and its therapeutic uses: A review. Am J Med 1994; 96:6376.
9.Gibbs MA, Camargo CA, Rowe BH, Silverman RA. State of the Art: Therapeutic
controversies in severe acute asthma. AcadEmerg Med 2000; 7:80015.
10.
Cartier A. Anti Allergic Drugs. In: OByme PM, Thomson NC, Eds. Manual of Asthma
Management, edisi ke-2, London: Saunders, 2001.h.197201.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai