Anda di halaman 1dari 42

Immobilisasi Enzim

Definisi
Immobilisasi enzim adalah enzim yang
secara fisik ditempatkan di dalam suatu
daerah/ruang tertentu, sehingga dapat
menahan aktivitas katalitiknya serta dapat
digunakan secara berulang-ulang dan
kontinyu.

Keuntungan Immobilisasi Enzim


Enzim dapat digunakan secara berulang.
Penghentian proses reaksi enzimatis cepat
(diambil dengan filtrasi, laju alir kecil).
Kestabilan enzim lebih baik karena adanya
ikatan pada imobilisasi.
Hasil atau produk tidak terkontaminasi
enzim, sehingga cocok untuk produk
pangan dan farmasi.

Keuntungan Immobilisasi Enzim


Dapat digunakan untuk tujuan analisis,
misalnya menentukan umur tengah enzim
dan perkiraan penurunan aktivitas.
Dapat digunakan untuk proses kontinyu.
Pengontrolan menjadi lebih baik.

Pendahuluan
Kelemahan sifat enzim :
Tidak stabil
Biaya isolasi dan pemurnian tinggi
Pemakaian ulang sulit terutama dalam bentuk
larutan

Enzim yang belum mengalami perubahan


struktur dapat dipakai berulang.

Pendahuluan
Stabilisasi enzim dilakukan dengan cara
merubah struktur kimiawi enzim sehingga
enzim tetap aktif dan tidak rusak oleh
pengaruh lingkungan seperti oksidasi,
perubahan pH, suhu, proteolisis, hidrolisis
Enzim bebas mudah membuka (oleh
pengaruh suhu) aktivitas menurun

Pendahuluan
Denaturasi enzim menyebabkan :

Penurunan aktivitas enzim


Kerusakan total (aktivitas = 0)
terjadi karena perubahan ikatan
kovalen (oksidasi gugus asam amino
reaktif dan hidrolisis) serta perubahan
non kovalen.

Pendahuluan
Pada perubahan non kovalen yang tidak
dapat balik, struktur enzim dapat menutup
kembali tapi dengan pola yang salah
sehingga fungsi hayatinya tidak dapat
diperoleh kembali.
Untuk mengatasi kekurangan penggunaan
enzim konvensional imobilisasi enzim.

Pendahuluan
Enzim yang terimobilisasi : enzim yang
secara fisik dan kimia tidak bebas bergerak
sehingga dapat dikendalikan kapan enzim
harus kontak dengan substrat.
Dasar teknologi imobilisasi : membuat
konformasi aktif enzim tahan terhadap
lingkungan.

Pendahuluan
Cara-cara imobilisasi enzim :
Metode Pengikatan dengan bahan penyangga
Metode ikatan silang
Metode penjeratan

tercapai struktur granula padat yang stabil


Enzim yang terimobilisasi :
Dapat dipakai berulang karena stabilitasnya lebih terjaga
Mudah dipisahkan dari larutan pereaksi karena enzim
tidak larut

Pendahuluan
Cara pemisahan enzim immobil:
sentrifugasi
filtrasi
Enzim yang diperoleh dapat digunakan kembali
pada proses selanjutnya

Pendahuluan
Cara pemakaian berulang enzim imobil :
digunakan di dalam kolom dan mengalirkan
substrat ke dalam kolom.
diikat sebagai kompleks pada suatu lempeng
berpori.
ditempatkan dalam membran ultrafiltrasi.
diikat pada suatu bead (granula) kaca atau
polimer plastik.

Pendahuluan
Metode imobilisasi dapat diterapkan pada :

satu jenis enzim


multienzim
sel mikroba penghasil enzim
kultur sel hewan dan tanaman

Imobilisasi untuk enzim intraseluler : mahal


dan tidak efisien dilakukan imobilisasi sel
sehingga enzimnya tidak perlu diekstrak dari
sel penghasil.

Pendahuluan
Teknik imobilisasi sel disukai pada proses
yang melibatkan reaksi sintesis dan
degradasi, di mana kofaktor enzimnya
terdapat di dalam sel itu sendiri.
Untuk enzim yang memerlukan kofaktor,
imobilisasi enzim dilakukan bersama-sama
(koimobilisasi) dengan kofaktornya

Penggunaan Enzim Immobil secara


Komersial
Glukosa isomerase di dalam pembuatan gula
cair untuk merubah glukosa fruktosa
Laktase imobil : hidrolisis laktosa dalam whey
glukosa + galaktosa susu berlaktosa
rendah
Amiloglukosidase : menguraikan komponen
laktosa dalam whey meningkatkan
pemanfaatannya dalam pembuatan es krim
dan produk olahan susu.

Penggunaan Enzim Immobil secara


Komersial
L-amino asilase yang diisolasi dari A.oryzae
teknik imobilisasi : pengikatan ionik pada
DEAE-Sephadex (Dietilaminoetil Sepharosa
Dextrin) menguraikan gugus asetil dari
asam amino bentuk L dalam produksi asam L
methionin.

Penggunaan Enzim Immobil secara


Komersial
Enzim galaktosidase imobil mengkatalisis
hidrolisis komponen antinutrisi golongan
oligosakarida (contoh : rafinosa) yang dapat
menimbulkan gas dan diare pada leguminosa.
Nutrisi susu kedele diperbaiki dengan
penambahan enzim galaktosidase imobil.
Katalase imobil untuk menguraikan sisa H2O2 yang
diberikan pada pasteurisasi dingin.
Aplikasi dalam pembuatan elektroda enzim yang
digunakan untuk analisis komponen kimia tertentu.

Metode Immobilisasi Enzim


Metode pengikatan silang
Metode pengikatan dengan bahan
penyangga
Metode penjeratan

Metode Immobilisasi Enzim


Metode pengikatan silang:
Metode yang didasarkan pada pembentukan
ikatan melintang di antara sel-sel dengan
bantuan pereaksi bifungsional atau
multifungsional .
Contoh pereaksi bifungsional : glutaraldehida,
diazobenzidin, 1,5-difluoro 2,4 dinitrobenzene,
trikloro-S-triazin, 2,4-Diisotiosianat toluen,
heksametilenn diisosianat.
Yang paling banyak digunakan: glutaraldehida

Metode Immobilisasi Enzim


Metode pengikatan dengan bahan penyangga
Metode yang didasarkan pada pengikatan
enzim langsung pada pembawa yang tidak
larut air dengan 4 metode penyerapan : fisik,
ionik, logam dan kovalen.
Bahan penyanga : aluminium hidroksida,
karbon aktif, tanah lempung, kolagen, gelas,
tanah diatom dan hidroksi apatit. Pengikatan
enzim dengan ikatan ion
lebih stabil

Metode Immobilisasi Enzim


Bahan penyangga : DEAE (Dietilaminoetil)
Selulosa, DEAE-Sephadex, Amberlit IRA
(penukar ion), CM-Sephadex, dekstran sulfat
dan Amberlit IRC (penukar kation)
Metode pengikatan dengan ikatan kovalen
diperlukan kondisi lingkungan yang
kompleks, tapi enzim imobilnya lebih stabil.

Metode Immobilisasi Enzim


Bagian enzim yang diikat polimer penyangga
merupakan gugus fungsional asam amino
penyusun yang bebas dan tidak atau belum
diikat pada rantai polipeptida protein enzim,
misal :

gugus fungsional pada lisin


gugus SH atau S-S pada sistein
gugus fenol pada tirosin
gugus imidazol pada histidin
gugus karboksil bebas pada aspartat

Metode Immobilisasi Enzim


Metode penjeratan
Metode menjerat enzim secara langsung ke
dalam matriks polimer atau dibungkus dalam
membran semipermiabel dengan erat
sehingga enzim menjadi tidak bebas dan
menjalankan fungsi katalitiknua di dalam kisikisi polimer tersebut.

Metode Immobilisasi Enzim


Menjerat enzim secara langsung ke dalam
matriks polimer atau dibungkus dalam
membran semipermiabel dengan erat
sehingga enzim menjadi tidak bebas dan
menjalankan fungsi katalitiknua di dalam kisikisi polimer tersebut.
Enzim diperangkap secara fisik bukan kimiawi
sehingga penurunan aktivitas enzim lebih
kecil dibanding pengikatan secara kimia.

Metode Immobilisasi Enzim


Sarana penempatan enzim dapat berbentuk gel,
bentuk serabut kapiler atau suatu mikrokapsul.
Bahan penjerat yang banyak digunakan adalah
gel yang sudah berbentuk polimer seperti :
kolagen, gelatin, agar, alginat, karagenan dan
kitosan.
Dapat juga berbentuk mikrokapsul yang dibuat
dari polimer organik seperti nitroselulosa,
polistiren, polivinil asetat

Metode Immobilisasi Enzim


Enzim dicampur dengan larutan polimer pada
konsentrasi yang tepat
campuran dipaksa
menetes secara fisik ke dalam larutan ion atau
pelarut organik tergantung jenis polimernya.
Jika polimer yang digunakan adalah polianion
seperti Na Alginat atau CMC, campuran
diteteskan dalam larutan ion logam Ba 2+ atau
Ca 2+, sehingga terbentuk struktur bundar
berpori yang dapat menangkap molekul enzim.

Metode Immobilisasi Enzim


Tingkat porositas dan efektivitas motode
imobilisasi tergantung pada konsentrasi polimer,
ion logam penangkap dan konsentrasi enzim
sendiri.
Imobilisasi enzim dengan polianion berpa NaAlginat paling banyak disukai karena murah dan
mudah
i mobilisasi dilakukan pada suhu
kamar dengan menggunakan larutan CaCl2
sebagai ion penetral dan diperoleh enzim imobil
yang terperangkap dalam padatan Ca Alginat.

Metode Immobilisasi Enzim


Komponen Ca penting dalam
mempertahankan struktur padatan.
Jika Ca terlarut oleh senyawa pengkelat
atau digantikan oleh kation lain seperti Mg
2+ atau K+, struktur enzim imobil akan
pecah atau rusak.

Metode Immobilisasi Enzim


Polimer lain seperti gelatin, kolagen, agar
atau kappa-karagenan biasanya dijadikan
media pemerangkap enzim dengan metode
pengendapan polimer akan mengendap
jika pH, suhu, salinitas atau kekuatan ion
larutan diubah-ubah.
Untuk memperoleh struktur gel polimer yang
lebih stabil sering ditambah glutaraldehida
sebagai senyawa bifungsional

Metode Immobilisasi Enzim


Cara pembuatan enzim imobil di dalam
perangkap agar atau kappa-karagenan :
Larutan enzim dicampur dengan larutan
agar/karagenan pada suhu 45-50o C.
Suhu campuran didinginkan sehingga
terbentuk gel/padatan

Metode Immobilisasi Enzim


Cara lain membuat struktur padatan agar :
Menambahkan ion monovalen seperti K+,
Rb+, Cs+ dan NH4+ atau senyawa amino
dan pelarut organik seperti metanol dan
aseton.
Struktur fisik gel diperkuat dengan bantuan
tanin atau glutaraldehid.

Metode Immobilisasi Enzim


Bentuk padatan yang diperoleh diperkecil
ukurannya hingga diperoleh ukuran yang
diinginkan.
Biasanya enzim imobil ini dikeringkan
dengan spray drying kemudian digiling dan
diayak untuk memperoleh ukuran granula
enzim yang diinginkan.

Metode Immobilisasi Enzim


Enzim imobil bersama polimer
pemerangkap yang masih basah dapat
diekstrusi melalui suatu lubang kecil
dengan diameter < 1mm sebelum
dikeringkan sehingga diperoleh granula
enzim imobil yang bebas debu.

Metode Immobilisasi Enzim


Pada metode penjeratan dengan struktur
serabut, digunakan polimer yang dapat
membentuk serabut seperti selulosa
triasetat di dalam pelarut organik seperti
kloroform, karbon tetraklorida dsb
larutan ini akan membentuk emulsi dengan
larutan enzim yang lebih polar.

Metode Immobilisasi Enzim


Jika emulsi yang terbentuk disemprotkan
dengan proses ekstruksi ke dalam cairan
penggumpal seperti toluene, akan
terbentuk endapan polimer dalam bentuk
serabut dengan enzim yang terperangkap
di dalam bentuk serabut tersebut.

Metode Immobilisasi Enzim


Bentuk serabut/filamen lebih tahan
terhadap pengaruh asam atau alkali 27
penggunaannya terbatas pada enzim yang
tahan terhadap pelarut organik dan larutan
penggumpal serta enzim yang molekul
substratnya relatif kecil sehingga dapat
berdifusi melalui struktur padatan filamen
untuk dapat bereaksi dengan enzim
tersebut.

Metode Immobilisasi Enzim


Pada teknologi imobilisasi dengan
mikrokapsulasi, enzim dibuat imobil dalam
bentuk kapsul berukuran kimro yang dibuat
dari polimer organik.
Membran kapsul dibuat permiable terhadap
substrat maupun produk
terbatas pada enzim dengan substrat yang
berukuran kecil

Metode Immobilisasi Enzim


Polimer yang digunakan untuk membuat
kapsul : nitroselulosa, polistiren, polivinil
asetat.
Polimer dilarutkan di dalam pelarut organik
kemudian diendapkan dengan pelarut lain
yang tidak dapat bercampur dengan
pelarut tadi, misal : gabungan eter-xylene
atau kloroform-eter.

Perubahan Sifat Enzim oleh Proses


Imobilisasi
Tergantung dari jenis proses imobilisasi
Akibat yang merugikan : turunnya aktivitas
spesifik enzim
Manfaat yang menyebabkan metode ini
berkembang :
Meningkatnya stabilitas enzim
Meningkatnya daya tahan terhadap kondisi
lingkungan yang ekstrim seperti pH dan suhu
tinggi.

Perubahan Sifat Enzim oleh Proses


Imobilisasi
Jika substrat atau produk yang dihasilkan
sensitif terhadap pH maka metode
imobilisasi memungkinkan untuk memilih
jenis polimer pengikat yang sesuai
sehingga kisaran pH optimum enzim imobil
sesuai dengan pH stabilitas substrat dan
produknya.

Perubahan Sifat Enzim oleh Proses


Imobilisasi
Suhu optimum enzim imobil meningkat
karena biasanya proses imobilisasi
meningkatkan daya tahan enzim terhadap
suhu.
Pemerangkapan enzim akan melindungi
enzim dari pengaruh denaturasi protein.

Anda mungkin juga menyukai