Anda di halaman 1dari 81

EKONOMI MANAJERIAL

(Bagian Kempat)

KEBIJAKAN BISNIS
1. Kebijakan Produksi
2. Kebijakan Harga
3. Kebijakan Pemasaran dan Iklan
Catatan:
Kebijakan Bisnis:
Ketetapan atau keputusan manajemen untuk
mecapai tujuan masa depan perusahaan yang
merupakan pedomannya untuk melakukan aktivitas
2

Kebijakan
Produksi/Operasi

Pulang Pokok
(BEP)
Produksi
minimal agar
perusahaan tidak
mengalami kerugian

Peningkatan
Produksi
atau Operasi
Agar dapat meningkatkan
keuntungan perusahaan

Penghentian
Produksi
atau Operasi
Agar perusahaan dapat
menekan kerugian

Gunakan: a. Analisis Biaya (TFC, TVC, AVC, ATC, AFC, dan MC)
b. Harga jual per unit produk (P) dan Marginal Revenue (MR)

Jenis Kebijakan Produksi/Operasi


3

Peningkatan Volume
Produksi/Operasi

Terus Tingkatkan
Produksi
Bila MC < MR

Stop Kenaikan
Produksi
atau Operasi
Bila MC = MR

Turunkan
Volume
Produksi
Bila MC > MR

Kebijakan produksi
untuk
meningkatkan profit
perusahaan

Kebijakan produksi
untuk
memaksimumkan
profit

Kebijakan produksi
untuk
mengurangi
kerugian

Kebijakan Perubahan VolumeProduksi

Profit

MC < MR

MC = MR

MC > MR

.
MCi = TCi TCi-1
Sedangkan MRi = TRi Tri-1
Kurva Kebijakan Produksi untuk Mendapat Laba Maksimum
5

Penghentian
(shut-down)
Produksi/Operasi

Stop
(Shut down)

Terus berproduksi/
Operasi
Bila ATC <= P

Produksi
atau Operasi

Bila P = AVC
Bila ATC < P
Terus produksi
karena ada
profit

Bila ATC > P


tetapi
P > AVC
Terus produksi untuk
Mengurangi kerugian

Stop atau hentikan


produksi untuk
mengurangi kerugian

Kebijakan untuk Menghentikan Produksi/Operasi


6

Kebijakan Harga untuk Produk Lama:


a. Biaya tambah margin atau mark-up biaya
(cost plus pricing)
b. Diskriminasi harga (price discrimination)
c. Penyesuaian harga (incremental pricing)
d. Pemindahan atau pembebanan harga (transfer
pricing)

Cost plus pricing:


a. Mark-up atas biaya (mark-up on cost):
m = PC
C
P : harga produk
C : biaya rata-rata teralokasi penuh untuk produk tersebut
(P-C) : margin laba (profit margin)
b. Cost plus pricing:
P = C (1 + m)
Catatan:
Pertama-tama memperkirakan biaya variabel rata-rata (AVC) untuk
memproduksi atau membeli dan memasarkan suatu produk untuk tingkat
output yang normal atau standar (biasanya antara 70% hingga 80%
kapasitas produksi). Kemudian perusahaan menambahkan kepada AVC
biaya overhead rata-rata (biasanya sebagai presentase dari AVC), sehingga
memperoleh perkiraan biaya (C) rata-rata yang dialokasikan secara penuh,
kemudian menambahkan sebuah mark-up atas biaya untuk memperoleh
laba
8

Contoh:
Misalkan suatu perusahaan menggunakan 80% kapasitas
produksi 125 untuk menghasilkan tingkat output normal atau
standar. Biaya variabel dan overhead total untuk setahun
kedepan masing-masing $1.000 dan $600 untuk tingkat
normal atau standar tersebut, dan ingin menetapkan 25%
markup atas biaya
Output normal atau standar adalah sebesar 100 unit, AVC =
$10, dan biaya overhead rata-rata adalah $6. Jadi C = $16 dan
P = 16(1+0,25) = $20 dengan m = ($20-$16)/16=0,25
Markup 25% adalah penentuan secara tradisional dalam
beberapa industri utama, seperti industri mobil, peralatan
listerik dan aluminium, agar perusahaan dalam industri ini
dapat mencapai target tingkat pengembalian atas investasi
untuk tingkat output yang normal atau standar
9

Diskriminasi harga:
Penentuan harga yang berbeda-beda, pada kuantitas yang berbeda pada
suatu produk, pada waktu yang berbeda untuk setiap pelanggan yang
berbeda, atau pasar yang berbeda, tetapi bukan berdasarkan perbedaan
biaya
Contoh:
Perusahaan telepon menetapkan tarif tertentu per panggilan untuk sejumlah
panggilan tertentu dan tarif yang lebih murah bagi sekumpulan tarif
berikutnya. Selain itu, menetapkan tarif yang lebih tinggi pada jam-jam
bisnis ketimbang sore hari dan hari libur, dan tarif yang tinggi untuk bisnis
ketimbang rumah tangga
Perusahaan energi (listerik dan gas), harga rendah untuk rumah tangga dan
tinggi untuk kalangan bisnis
Profesional bidang hukum dan kesehatan, tarif rendah untuk kelompok
berpenghasilan rendah dan tarif tinggi untuk kelompok berpenghasilan
tinggi
Harga lebih mahal di luar negeri dibanding dalam negeri untuk buku, obatobatan, dan film
Harga lebih murah untuk pertunjukan siang hari dibanding malam hari
untuk bioskop, teater dan peristiwa-peristiwa olahraga
10

Prasyarat menerapkan diskriminasi harga:


1. Perusahaan mempunyai kemampuan mengendalikan harga
produk (perusahaan tersebut haruslah persaingan tidak
sempurna)
2. Elastisitas harga permintaan terhadap produk tersebut harus
berbeda, pada waktu yang berbeda, untuk kelompok
pelanggan yang berbeda atau dalam pasar yang berbeda
3. Jumlah produk atau jasa tersebut, kapan waktu digunakan atau
dikonsumsi, dan kelompok pelanggan atau pasar bagi produk
tersebut harus dapat dipisahkan (perusahaan harus mampu
melakukan segmentasi pasar)

11

Tiga Jenis Diskriminasi Harga:


1. Diskriminasi harga tingkat pertama (first-degree price discrimination):
Berkaitan dengan penjualan setiap unit produk secara terpisah dan
mengenakan harga setinggi mungkin untuk setiap produk yang dijual
2. Diskriminasi harga tingkat kedua (second-degree price
discrimination):
Mengacu pada penentuan harga per unit per unit yang sama untuk
sejumlah atau sekelompok produk tertentu yang dijual kepada setiap
pelanggan kemudian memberikan harga yang lebih murah per unitnya
untuk sejumlah atau sekelompok tambahan produk tersebut, dan
seterusnya
3. Diskriminasi harga tingkat ketiga (third-degree price discrimination):
Mengacu pada penentuan harga yang berbeda-beda untuk produk yang
sama dalam pasar yang berbeda, sehingga pendapatan marginal dari
unit terakhir yang dijual dalam setiap pasar dengan biaya marginal
untuk menghasilkan produk tersebut

12

Diskriminasi Harga Tingkat Pertama dan Tingkat Kedua

P($)

J
F
.
.
.
.
Q
0
10
20
30
40
50
60
Dengan D sebagai kurva permintaan yang dihadapi oleh seorang monopolis, perusahaan dapat menjual Q=40 dan P=$2
Dan memperoleh TR=$80 (luas segiempat CFOG). Namun konsumen bersedia membayar sebesar ACFO=$160 untuk
40 unit produk tersebut. Perbedaan sebesar $80 (luas segitiga ACG) adalah surplus konsumen. Dengan diskriminasi
Harga tingkat pertama (yaitu, menjual setiap unit produk secara terpisah pada harga tertinggi yang mungkin),
Perusahaan bisa menguras seluruh surplus konsumen dari pembeli. Tetapi jika perusahaan mengenakan harga
P=$4 per unit untuk 20 unit pertama produk dan $2 per unit untuk 20 unit berikutnya, pendapatan total perusahaan
Menjadi $120 (penjumlahan luas segiempat BJOH dan CFJK), sehingga perusahaan akan memperoleh $40 (luas segi
empat BKGH), atau setengah dari surplus konsumen dari pembeli. Hal ini terjadi pada diskriminasi harga tingkat kedua
13
0

Contoh: Diskriminasi Harga Tingkat Kedua

Tarif Dasar Listerik Golongan Rumah Tangga


Golongan Tarif/
Batas Daya

Biaya Beban
(Rp./kVA/bulan)

Rumah Tangga/450VA

Biaya Pemakaian (Rp./kwh)

4.589

Blok I: 0 sd 30 kwh: 93,40


Blok II: diatas 30 sd 60 kwh: 195
Blok III: diats 60 kwh:220

10.000

Blok I: 0 sd 20 kwh: 140


Blok II: diatas 20 sd 60 kwh: 220
Blok III: diatas 60 kwh:245

20.500

Blok I: 0 sd 20 kwh: 255


Blok II: diatas 20 sd 60 kwh: 270
Blok III: diatas 60 kwh:315

Rumah Tangg/900VA

Rumah Tangga/1300VA

Sumber: PLN, 2001


14

Diskriminasi Harga Tingkat Ketiga


P($)
P($)
12Pasar 1

Pasar 2

E1

6
D1

2
0

12-

P1

P($)

.
30

4
2

MR1

.
50 60

P2

E2

Q1 0 0

Pasar total

.
30 40

3-

D2

2
MR2
.
60

Q2

.
30

.
60

90

D=D1+2
MC
MR=MR1+2
.
120

(a)
(b)
(c)
Panel (a) menunjukan D1 dan MR1 (kurva permintaan dan pendapatan marginal yang dihadapi perusahaan dalam pasar 1,
panel (b) menunjukan D2 dan MR2 dan panel (c) menunjukan D dan MR (kurva permintaan dan pendapatan marginal total
untuk kedua pasar secara bersamaan). D=D1+2 dan MR=MR1+2 yang diperoleh dengan penjumlahan horizontal. Tingkat
output terbaik perusahaan adalah 90 unit dan ditunjukan oleh titik E dalam panel (c) dimana MR=MC=2. Perusahan
menjual 50 unit dalam pasar 1 dan 40 unit dalam pasar 2, sehingga MR 1=MR2=MR=MC=$2 (titik E1, E2, dan E). Untuk
Q1=50, P1=$7 pada D1 dalam pasar 1, dan untuk Q2=40, P2=$4 pada D2 dalam pasar 2. Dengan biaya total rata-rata sebesar
$3 per unit untuk Q=90, perusahaan memperoleh laba sebesar $4 per unit dan laba total sebesar $200 dalam pasar 1, dan
laba sebesar $1 per unit dan laba total sebesar $40 dalam pasar 2, sehingga laba total keseluruhan mencapai $240 dalam
kedua pasar. Jika tidak terdapat diskriminasi harga, Q=90, P=$5 (lihat panel (c), sehingga laba per unit sebesar $2 15
dan
laba total seebesar $180. (Jika ATC = $3).

Secara aljabar:
Fungsi permintaan dan pendapatan marginal masing-masing perusahaan:
Q1 = 120 10P1 atau P1 = 12 0,1 Q1 dan MR1 = 12 0,2 Q1
Q2 = 120 20P2 atau P2 = 6 0,05 Q2 dan MR2 = 6 0,1 Q2
Maksimisasi laba dengan diskriminasi tingkat ketiga:
MR1 = MR2 = MR = MC=2
Dengan menentukan MR1 = MC dan MR2 = MC, kita memperoleh:
MR1 = 12 0,2Q1 = 2 = MC dan MR2 = 6 0,1Q2 = 2 = MC, sehingga
0,2 Q1 = 10
0,1Q2 = 4
Q1 = 50
Q2 = 40
Harga yang dibebankan dalam setiap pasar adalah:
P1 = 12 0,1(50) = $7 dan P2 = 6 0,05(40) = $4, sehingga
TR1 = P1Q1 = ($7)(50) = 350 dan TR2 = P2Q2 = ($4)(40) = $160, dan
TR = TR1 + TR2 = $350 + $160 = $510

16

Jika fungsi biaya total: TC = 90 + 2(Q1 + Q2)


maka biaya total untuk 90 unit output:
TC = 90 + 2(50 + 40) = $270
dan laba () total adalah: = TR1 + TR2 TC
= $350 + $160 - $270
= $240
Jika tanpa diskriminasi harga, produk dijual pada harga yang sama
untuk kedua pasar (P1 = P2 = P). Permintaan keseluruhan pasar yang
dihadapi perusahaan untuk harga dibawah $6 (untuk Q2 > 0):
Q = Q1 + Q2
= 120 10P1 + 120 20P2
= 120 10P + 120 20P
= 240 30P, sehingga
17

P = 8 0,0333Q, TR = 8Q 0,0333Q2, dan MR = 8 0,0667Q


dengan menentukan MR = MC, diperoleh:
MR = 8 0,0667Q = 2 = MC, sehingga
0,0667Q = 6, dan
Q = 89,955 = 90
Pada Q = 90, P = 8 0,0333(90 = 8 2,997 = $5 sehingga TR = (P)
(Q) = ($5)(90) = $450 (dibandingkan TR = $510 jika terjadi
diskriminasi harga tingkat ketiga). Laba total perusahaan menjadi:
= TR TC
= $450 - $270
= $180
(dibanding sebesar $240 jika terdapat diskriminasi harga tingkat
ketiga).

18

Penyesuaian Harga (Incremental Pricing)


Pengertian:
Kebijakan penetapan atau penyesuaian harga jual
berdasarkan penambahan produksi yang mengakibatkan perubahan biaya
Tujuan:
Agar perusahaan mendapat laba maksimum
Sepanjang kenaikan biaya (IC) masih lebih kecil dari
kenaikan pendapatan (IR), maka kegiatan produksi
bisa diteruskan

19

Pemindahan atau Pembebanan Harga


(Tranfer Pricing)
Tranfer Pricing adalah teknik penetapan harga
transfer (pemindahan harga) dari suatu unit
bisnis (SBU) lainnya
Atau penetapan harga input antar devisi/unit
usaha secara rasional dan adil agar dapat
mendorong produktivitas masing-masing

20

Penetapan harga transfer bila tidak ada eksternal


market untuk produk antara (transfer pricing for no
external market for intermediate product):
Seluruh output dari Div A`harus dapat diserap oleh
Div B, dan seluruh input dari Div B hanya berasal
dari Div A. Tidak ada inventori
Harga transfer ditetapkan berdasarkan biaya (at cost)
ditambah margin
Transfer Pricing = Cost + Margin

21

Penetapan harga transfer bila ada external market untuk


intermediate produk dalam pasar persaingan sempurna
Output dari Div A tidak harus diserap oleh Div B (Div A dapat
menjual keluar perusahaan, atau ke pihak lain)
Input dari Div B tidak hanya berasal dari Div A (dapat
membeli di pasar bebas)
Bila pasar untuk produk Div A ada di luar perusahaan dan
merupakan pasar persaingan sempurna maka harga transfer
ditetapkan sesuai dengan harga pasar. Perusahaan dalam hal
ini bertindak sebagai price taker dan harga transfer ditetapkan
sesuai dengan harga pasar Transfer pricing menggunakan
harga yang berlaku di pasar bebas

22

Contoh:
Soal
Suatu perusahaan mempunyai dua divisi A dan B. Output Div A
merupakan input Div B, namun Div A dapat menjual produknya ke
pasar bebas, dimana pasarnya adalah persaingan sempurna. Bila di
jual ke pasar (umum), harga jual (Pm): Rp.500.000 per unit.
Sementara bila dijual ke Div B (internal perusahaan), fungsi
permintaannya adalah Pi = 100 0,001Qi, dimana:
Pi: Harga jual internal, Qi: Permintaan internal
Div A mempunyai fungsi biaya (CA)=500.000+150QA+0,0005QA2
Div B mempunyai fungsi biaya (CB)=300.000+10QB
Berapa besarnya harga transfer agar perusahaan secara keseluruhan
mendapat keuntungan optimum?

23

Penyelesaian:
Agar perusahaan mendapat profit maksimum, maka perlu diciptakan
trasfer pricing yang tepat antara Div A dan Div B. Untuk dapat mencapai
profit maksimum, produksi dibatasi pada saat MC=MR
Div A
MC=C/Q= /Q(500.000+150QA+0,0005QA2)=150+0,001Q
MR=P (pasar persaingan sempurna)=500
150+0,001Q=500 Q=350.000 unit
Div B
MC=C/Q= /Q(300.000+10QB)=10
MR=TR/ Q TR=PQ=(100-0,001Q)Q=100Q-0,001Q2
=100-0,002Q
MC=MR 10=100-0,002Q 0,002Q=90 Q=45.000 unit
Dengan demikian, agar profit maksimum maka Div A memproduksi
sebanyak 350.000 unit, di mana 45.000 unit dijual internal (ke Div B)
dan sisanya 305.000 unit dijual ke pasar bebas dengan harga jual Rp.500
per unit
24

Penetapan harga external market untuk intermediate


market, pasar persaingan tidak sempurna
Pasar persaingan tidak sempurna dapat berbentuk:
pasar monopoli, persaingan monopolistik, oligopoli.
Penetapan harga transfer didasarkan pada jenis pasar
yang dihadapi oleh intermediate produk tersebut
Prinsip yang digunakan adalah bagaimana mencapai
profit maksimum, dengan menggunakan analisis
marginal
25

Kebijakan Harga untuk Produk Baru (Pricing Policy for


the New Product):
Penetapan harga biasanya didasarkan kepada bentuk pasar dari
produk baru tersebut, dengan parameter:
a. tingkat hambatan masuk pasar (market barrier)
b. tingkat persaingan di pasar (level of competition)
c. perkembangan teknologi (technology trend) dari produk
Penetapan harga produk baru dapat dikelompokan atas:
a. penetapan harga relatif tinggi (skimming price)
b. penetapan harga relatif rendah untuk memasuki pasar
(penetration price)

26

Penetapan harga relatif tinggi (skimming price)


Dilakukan dengan harapan dalam jangka pendek
dapat profit maksimum
Skimming price, diterapkan bila paling tidak terdapat
kondisi:
a. Hambatan masuk pasar cukup kuat
b. Hubungan dengan konsumen bagus
c. Tidak ada pesaing

27

Penetapan harga relatif rendah untuk memasuki pasar


(penetration price)
Dilakukan dengan harapan dalam jangka panjang. Dapat merebut
pangsa pasar (market share)
Diterapkan bila minimal terdapat kondisi:
a. Hambatan masuk pasar relatif lemah
b. Hubungan dengan konsumen belum terbangun
Catatan:
Batas harga limit (limit price), ditetapkan untuk membangun
hambatan (barrier), bagi pendatang baru masuk pasar. Batas harga
ini diusahakan agar lebih rendah dari biaya variabel rata-rata (AVC)
produsen baru, sehingga sulit bagi pendatang baru untuk masuk
pasar

28

Kebijakan Pemasaran dan Iklan (Marketing and


Advertising)
Kebijakan pemasaran dan iklan berkaitan erat dengan
dua hal: kualitas produk (product quality) dan
distribusi atau penyebaran product (placement)
Ditujukan untuk menyeimbangkan antara kualitas
produk dengan harga jual, sehingga dapat menjaga
dan meningkatkan kepuasan konsumen (consumers
satisfaction)

29

Kebijakan Pemasaran
Pemasaran adalah kegiatan yang mengawali
penjualan
Pemasaran meliputi aspek-aspek, antar lain: kualitas
produk (product quality), harga (pricing), saluran
distribusi (placement), dan iklan (advertising and
promotion)
Kegiatan pemasaran yang tepat, diharapkan
penjualan akan meningkat, pangsa pasar akan
bertambah, sehingga laba yang menjadi tujuan
perusahaan, diharapkan juga meningkat

30

Usaha
Pemasaran

Penjualan Meningkat,
Pangsa Pasar, Bertambah

Daya saing
Sumber
daya

Competitive
Strategy
Usaha Pemasaran dan Tujuannya

Price
Product
Placemen
Promotion
Public Relation
Power

Sales

Pangsa pasar
naik

Profit
Aktivitas Pemasaran

31

Kebijakan Iklan (Advertisement)


Model hubungan biaya iklan dengan volume penjualan
a) Pola linier: Y = a + bX
Penjualan (Y) terbentuk dari konstanta (a) ditambah
biaya iklan (X) dengan slope (b)
b) Pola non linier: Y = a +b1X+b2X2 (quadratic)
Y = a +b1X+b2X2+b3X3 (cubic), dimana
Y: penjualan
a: konstanta
b: tangen (slope)
X: biaya iklan
32

Persyaratan biaya iklan yang optimum:


Pada saat tambahan biaya iklan = tambahan laba yang didapat
= A atau A/ Q = CM
Keterangan:
= tambahan keuntungan
A = tambahan biaya iklan
CM = contribution margin = TR TVC
Kualitas yang unggul secara bisnis tercapai bila terjapai
keseimbangan antara harga dan biaya iklan Ea/Ep=A/PQ,
atau harga dan biaya iklan per unit merupakan pelengkap atau
komplemen dari keunggulan kualitas atau quality leadership
Keterangan:
Ea = elastisitas biaya iklan
Ep = elastisitas harga
A = total biaya iklan
PQ = hasil penjualan
33

Contoh 1:
Dari penelitian bagian pemasaran PT XYZ diketahui hubungan
antara pejualan dengan iklan: Q = 20.000 + 50,4A 0,4A 2, dimana
Q = penjualan, dan A = biaya iklan yang dikeluarkan perusahaan
(dalam Rp. juta). Berapa biaya iklan yang optimum bagi
perusahaan ini?.
Penyelesaian:
Syarat = A /A = 1 /A = /Q x Q/A A/ Q
= CM Q/A = 50,4 0,8A Q/A=1/CM 1/CM = 50,40,8A
Dengan demikian, bagi PT XYZ agar biaya iklan optimum maka
besarnya biaya biaya iklan harus mengikuti formula 1/CM = 50,40,8A CM: adalah besarnya profit yang dikehendaki perusahaan.
Misalnya PT XYZ menghendaki profit Rp.5 juta, biaya iklan yang
optimum dapat diperkirakan: 1/5 = 50,4 - 0,8A 252 - 4A = 1
A = 62,75
Jadi biaya iklan yang optimum adalah Rp.62.750.000 dengan
tingkat penjualan (Q) sebesar 21.588 unit.
34

Contoh 2

Suatu perusahaan elektronik memperkenalkan produk barunya


(X) semenjak tahun lalu. Dari hasil penelitian pasar didapatkan
fungsi permintaannya (Qx, dalam ribuan):
Qx=-190,1366-1,0475Px+3,9824Ax+3,6145Y+1,8794Ps, dimana
Px = harga produk X/unit (Rp)
Ax = biaya iklan per bulan (Rp)
Y = income/capital (Rp.000)
Ps = harga produk saingan per unit (Rp)
Bila biaya produksi (cost) adalah: Rp.25.000 per unit dan
pendapatan atau income per kapita: Rp.5.865. Harga jual (P)
produk: Rp.48.880 per unit. Biaya iklan (Ax) bulan ini:
Rp.36.000.000. Harga produk saingan (Ps): Rp.46.860 per unit.
Ditanyakan:
a. Elastisitas permintaan produk X (harga, pendapatan dan
silang). Komentar atas hasil perhitungan itu dan kebijakan yang
harus dilakukan
b. Pada harga jual (Px) dan penjualan (Qx) berapa, agar profit
perusahaan maksimum?. Tunjukan perhitungan dan beri
komentar, serta kebijakan apa yang harus dilakukan
35

Penyelesaian:
a. Elastisitas
Qx=-190,1366-1,0457Px+3,9824Ax+3,6145Y+1,8754Ps
=-190,1366-1,0457(48,88)+3,9824(36)+3,6145(5,865)+1,8794(46,86)
= 11,38371
1) Elastisitas harga Ep=(dQx/dPx)(Px/Qx) = -1,0457(48,88)/11,38371 =4,49
sangat elastis. Perubahan sedikit harga akan merubah permintaan
2) Elastisitas income Ey=(dQx/dY)(Y/Qx)=3,6145(5,865)/11,38371 =1,862
barang normal semakin baik kondisi ekonomi masyarakat permitaan akan
semakin besar
3) Elastisitas silang Es=(dQx/dPs)(Ps/Qx)=1,8794(46,86)/11,38371=7,74
sangat elastis begitu ada barang pengganti yang harganya bersaing,
konsumen akan cepat pindah ke barang lain
Kebijakan bersaing:
* Jangan naikkan harga (bila mungkin diturunkan)
* Bila income masyarakat belum meningkat, jangan tingkatkan produksi,
kecuali ada peluang ekspor
* Tingkatkan kualitas dan pelayanan agar konsumen tidak pindah ke pesaing
36

Kebijakan iklan:
Elastisitas iklan EA=(dQx/dA)(A/Qx)=3,9824(36)/(11,38371)= 12,31524
sangat elastis. Terlihat bahwa penjualan sangat peka terhadap iklan.
Dengan demikian, strategi bisnis harus disertai dengan iklan yang memadai,
sehingga aktivitas iklan perlu ditingkatkan, paling tidak jangan berkurang
b.Harga jual (Px) dan penjualan (Qx) agar pendapatan maksimum:
TR = PxQx
=Px[{-190,1366-1,0457Px+3,9824(36)+3,6145(5,865)+1,8794 (46,86)}]
= 62,49753Px 1,0457Px2 TR maks, bila TR= 0 dan TR< 0
TR/Px=0 0=62,497532,0914Px Px=62,49753/2,0914=29,88311
Qx=62,49753 1,0457(29,88311) = 31,25
Agar pendapatan perusahaan maksimum, maka Px = Rp.29.833,11 dan
Qx = 31.250 unit

37

Kebijakan pencapaian profit maksimum:


Dari analisis diatas, terlihat profit maksimum terjadi pada harga
(P)=Rp.29.833,11 atau jauh dibawah harga jual sekarang yang
Rp.48.880,00 dan tingkat penjualan (Qx) maksimum adalah 31.250
unit, yang ini juga jauh diatas tingkat penjualan yang sekarang.
Dari angka elastisitas harga, yang cukup besar (4,99), disarankan untuk
tidak menaikan harga guna memaksimumkan penjualan. Tindakan
yang dapat dilakukan adalah mendorong penjualan dengan
menurunkan harga jual secara bertahap sampai Rp.29.833,11 (masih
jauh diatas biaya yang Rp.25.000,00).
Dengan demikian, yang paling mungkin dilakukan adalah mendorong
penjualan melalui mendorong iklan yang lebih gencar dan tepat
sasaran dan menurunkan harga jual secara bertahap meningkatkan
kualitas dan pelayanan serta meningkatkan efisiensi

38

Kebijakan Pendanaan Bisnis


Pendanaan bisnis meliputi:
a. Modal tetap (investasi kebutuhan barang modal)
b. Modal kerja: modal untuk memulai operasi (start up capital) yang
habis dalam satu siklus produksi
Sumber dana:
a. Pemilik atau pendiri
b. Bank
c. Pasar modal
d. Pasar uang
e. Modal ventura
f. Lainnya

39

Mencari sumber dana yang tepat untuk


membiayai kegiatan perusahaan

Mendapatkan dana yang cukup pada


waktu yang tepat, agar perusahaan
dapat beroperasi sesuai rencana

Berbagai alternatif sumber dana baik


internal, maupun eksternal dapat
digunakan untuk mendanai kegiatan
perusahaan
1. Penggunaan dana menimbulkan
biaya dana
2. Masing-masing sumber dana
punya persyaratan dan biaya
yang berbeda

Cash flow lancar


Dapat membayar kewajiban
tepat waktu

Pilih sumber dana yang persyaratannya paling mudah (cocok) dengan


kondisi perusahaan, dengan biaya
dana termurah
Pemilihan Sumber Dana

Menjaga Kinerja
Keuangan Perusahaan

40

1.
2.
3.
4.
5.

Pendanaan Jangka Pendek


(Short Term Financing)
Digunakan untuk modal kerja
Biaya (bunga) lebih tinggi
Resiko lebih besar
Persyaratan lebih fleksibel
Relatif lebih mudah mendapatkan

Pendanaan Jangka Panjang


(Long Term Financing)
1. Digunakan untuk investasi
2. Biaya (bunga) lebih kecil
3. Resiko lebih kecil
4. Persyaratan kurang fleksibel
5. Relatif lebih sulit mendapatkan

Pendanaan dan Karakteristiknya

41

Jenis dan Biaya


dana Jangka
Panjang

1.Biaya Utang (Jk Panjang)

2. Biaya Modal Sendiri

Dapat berupa biaya:


* Kredit Investasi
* Obligasi

Dapat berupa biaya:


* Saham Biasa
(Common Stock)
* Saham Istimewa
(Prefered Stock)

Biaya Modal Rata-rata tertimbang


->Weighted Avarage Cost of Capital (WACC)
Jenis dan Biaya Dana Jangka Panjang
42

Struktur Modal
Struktur modal adalah kombinasi berbagai sumber dana jangka
panjang yang digunakan oleh perusahaan dan menggambarkan
biaya modal (cost of capital) yang menjadi beban perusahaan
tersebut
Struktur modal yang optimum adalah kombinasi modal
(capital) perusahaan dengan rata-rata terttimbang yang paling
kecil (minimum weighted avarage cost of capital)
Kebijakan penyusunan struktur permodalan perusahaan pada
intinya adalah bagaimana menyeimbangkan antara balas jasa
investasi (return) dengan resiko usaha (business risk)

43

Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal:


Leverage Usaha
Resiko Usaha (business risk), khususnya yang
berkaitan dengan biaya dana (cost of capital)
Flexibiltas keuangan perusahaan (financial flexibility)
Posisi pajak perusahaan
Sikap manajemen puncak

44

Kebijakan Menghadapi Resiko


Resiko adalah kejadian yang tidak diinginkan
merupakan bagian dari kehidupan yang dapat
terjadi, tetapi tidak selalu dapat dihindari (part
of business which could be unavoidable)
Resiko adalah tidak tercapainya tujuan
semula, atau tidak terjadinya manfaat yang
diharapkan, yang ujungnya adalah kerugian
atau pemborosan

45

Investasi dan Waktu


Sekarang

Investasi

Umur

Masa yang akan datang

Menerima Hasil

Mengandung ketidakpastian (Uncertainty) Resiko

Investasi dan Waktu


46

Risiko dan Pengambilan Keputusan


1. Menghindari Risiko (avoiding risk)
Menghindari penyebab risiko, namun tidak semua resiko dapat dihindari,
karena risiko adalah bagian dari kehidupan
Contoh:
Melakukan bisnis ada tiga kemungkinan yang dapat terjadi; a. Untung (ini
yang diinginkan pengusaha), b. Impas, c. Rugi
2. Mengurangi Risiko (Reducing Risk)
a. Education program Memahami perilaku resiko
b. Safety program Menyiapkan program penyelamatan
c. Preventive program Menjaga timbulnya hazard (bahaya)
3. Menghitung dan Bersiap Menghadapi Risiko (Assuming Risk through Selfinsurance)
a. Melakukan self insurance
b. Menyiapkan program khusus menghadapi risiko

47

Mengasuransikan Risiko (Shifting the risk into an insurance


company)
1. Hukum angka yang besar (Law of large number probality)
Prinsip dalam memperkirakan besarnya peluang terjadinya
risiko. Besarnya peluang (probality) ini dijadikan salah satu
dasar perusahaan asuransi, seperti: mortality table untuk
asuransi jiwa
2. Indemnity (Indemnification)
Prinsip ini menetapkan bahwa peserta asuransi (insured)
tidak boleh mengambil keuntungan finansial (dari kerugian
yang dideritanya dari perusahaan asuransi (insurer).Perusahaan
asuransi harus membayar peserta asuransi sejumlah ganti rugi.

48

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Risiko:


1. Jenis dan sifat risiko
Dapat diasuransikan (insurable risk) atau tidak
diasuransikan (uninsurable risk).
Risiko yang tidak dapat memenuhi kreteria risiko yang
dapat diasuransikan dimasukan kedalam kelompok
risiko yang tidak dapat diasuransikan
2. Volume Risiko
Semakin besar risiko yang bakal dihadapi, manajemen
cenderung memindahkan ke asuransi, selama risiko
tersebut termasuk insurable risk.

49

Sifat Manajemen dalam Menghadapi Risiko:


1. Menghindari risiko (risk avers)
2. Netral terhadap risiko (risk neutral)
3. Senang bermain risiko (risk seeker)

50

Profit
Risk Avers
Risk Neutral

Risk Seekers

Risiko
Sikap Manajemen terhadap Risiko
51

Faktor lain yang Relevan dengan Penanganan


Risiko:
1. Kondisi yang dialami perusahaan
2. Undang-undang dan Peraturan Pemerintah
3. Ketersedian perusahaan asuransi
4. Kesadaran Konsumen terhadap Keamanan
Produk yang Dikonsumsi

52

Mengukur Risiko
Untuk mengukur besar kecilnya risiko digunakan konsep statistik,
khususnya mengenai teori probabilita (pi), dan variance (2) atau
standar deviasi ()
Probabilita
Probabilita (p) adalah peluang suatu kejadian 0<Pi<1
Sifat-sifat probabilita:
a. Besarnya probabilita (pi) adalah antara 0 dan 1
b. Jumlah probabilita dari seluruh kejadian yang mungkin terjadi (all
possible outcome) atau sample space adalah Pi=1
Jenis kejadian (event) menurut probalita:
a. Kejadian yang pasti terjadi (certainty event) bila Pi=1
b. Kejadian yang tidak mungkin terjadi (imposible event)Pi=0
c. Kejadian yang mungkin terjadi (posible event) 0<Pi<1

53

Nilai Harapan (Expected Value) dan Risiko (Risk)


Dari sudut manajerial, nilai harapan dan risiko berkaitan dengan
keputusan yang dibuat sekarang untuk kegiatan yang dilaksanakan
dimasa yang akan datang
Nilai rata-rata yang diharapkan E(x)=XiPi, dimana Xi=event
(kejadian); Pi= Probalita terjadinya Xi
Risiko secara statistik dapat dirumuskan sebagai penyimpangan (dari
harapan), diukur dengan:
a. Deviasi Rata-rata (DR)DR=Xi-E(x) atau DR={Xi-E(x)}
b. Variance (2) dan standar deviasi ()
c. Coefficent Variation CV=[ /{E(x)}] x 100%
Menunjukan besarnya risiko relatif atau merupakan ukuran variasi
relatif
Alternatif Analisis Risiko
Analisis risiko dalam pengambilan keputusan dapat menggunakan
alternatif prinsip kemungkinan (probabilities), matrix kemungkinan
(pay off matrix), maupun pohon keputusan (decision tree)
54

Prinsip Probabilita

Nilai Harapan E(X) dan Risiko ()


Kejadian ke i

Pi

Nilai (Xi)

PiXi

{Xi-E(Xi)}2

Pi{Xi-E(Xi)}2

Untung

0,5

5.000

2.500

11.560.000

5.780.000

Impas

0,2

2.560.000

512.000

Rugi

0,3

(3.000)

(900)

21.160.000

6.348.000

Jumlah

Pi=1,0

XXX

1.600

XXX

12.640.000

E(Xi) = Rp.1.600
X2 = Rp.12.640.000 X= Rp.3.555,3
Nilai Harapan: Rp.1.600 dan Risiko: Rp.3.555,3
Bagaimana sikap anda terhadap bisnis diatas?

55

Pay off Matrix:


Memuat informasi mengenai kemungkinan yang dapat terjadi (possible
outcome), serta nilai masing-masing outcome.
Contoh:
Pak Ujang seorang produsen ice cream merk sedap dengan dengan biaya
produksi Rp.600 per buah dan harga jual Rp.1.000 per buah. Bila hari hujan
dia dapat menjual 1000 buah, bila hari tidak hujan dan tidak panas
(berawan), bisa menjual 2000 buah, sedangkan bila hari panas bisa menjual
3000 buah. Sebelum Pak Ujang memutuskan berapa akan diproduksi, dia
harus tahu lebih dulu cuaca esok harinya. Pak Ujang tentu memerlukan
ketepatan perkiraan mengenai cuaca esok hari, untuk menghindari kerugian
dari potensi permintaan (loss of potential demand) dan total loss dari bisnis
esok harinya. Misalnya: hujan (p=0,25), cerah (p=0,50) dan panas (p=0,25).
Untuk berjaga-jaga dari kehilangan pelanggan potensial (loss of potential
demand), dan total loss diatas, Pak Ujang, menambahkan strategi produksi
1500 buah dan 2500 buah per hari. Atas dasar skenerio itu disusun pay off
matrix untuk keuntungan yang didapat Pak Ujang.

56

Pay off Matrix


Berdasarkan pay off matrix Pak Ujang di atas, dapat dihitung nilai harapan
(expected value) dan risiko (risk) dari masing-masing strategi produksi.

Strategi
Produk
(Unit)

Hujan
(P=0,25)
(s/d1000)

Cerah
(P=0,50)
(s/d 2000)

Panas
(P=0,25)
(s/d 3000)

1. 1.000

Rp.400.000

Rp.400.000

Rp.400.000

2. 1.500

Rp.100.000

Rp.600.000

Rp.600.000

3. 2.000

(-Rp.200.000)

Rp.800.000

Rp.800.000

4. 2.500

(-Rp.500.000)

Rp.500.000

Rp.1.000.000

5. 3.000

(-Rp.800.000)

Rp.200.000

Rp.1.200.000

57

Prinsip Probabilita

Nilai Harapan E(X) dan Risiko ()


Kejadian ke I

Pi

Nilai (Xi)

PiXi

{Xi-E(Xi)}2

Pi{Xi-E(Xi)}2

Hujan

0,25

5.000

2.500

11.560.000

5.780.000

Cerah

0,50

2.560.000

512.000

Panas

0,25

(3.000)

(900)

21.160.000

6.348.000

Jumlah

Pi=1,0

XXX

1.600

XXX

12.640.000

E(Xi) = Rp.1.600
X2 = Rp.12.640.000 X= Rp.3.555,3
Nilai Harapan: Rp.1.600 dan Risiko: Rp.3.555,3
Bagaimana sikap anda terhadap bisnis diatas?

58

Nilai Harapan E(X) dan Risiko () Masing-masing Strategi

Pilihan
Strategi

Produksi
(unit)

Nilai Harapan
E(X) dalam Rp

Risiko ()
Dalam rupiah

1.

1000

400.000

2.

1500

475.000

216.506

3.

2000

550.000

433.127

4.

2500

375.000

544.862

5.

3000

200.000

707.107

Bagaimana memilih alternatif-alternatif di atas?

59

Bisnis Es Krim Pak Ujang


Pohon Keputusan
1000
unit

E(X)=Rp.400.000
=0
E(X) = Rp.475.000

1500
unit
Strategi
Produksi

2000
unit
2500
unit
3000
unit

= 216.506
E(X) = Rp.550.000
= 433.127
E(X) = Rp.375.000
= 544.862
E(X) = Rp.200.000
= 707.107
60

Kriteria Pengambilan Keputusan yang


Berisiko
Pertama Kriteria Maximin: memilih hasil
yang maksimum di antara yang minimum
Kedua Kriteria Minimax: memilih
kemungkinan penyesalan yang terkecil

61

Uncertainty
Maximin Criterion
Determine worst possible outcome for each
strategy
Select the strategy that yields the best of the
worst outcomes

Uncertainty: Maximin
The payoff matrix below shows the payoffs from
two states of nature and two strategies.

Strategy
Invest
Do Not Invest

State of Nature
Success
Failure
20,000
-10,000
0
0

Maximin
-10,000
0

Uncertainty: Maximin
The payoff matrix below shows the payoffs from
two states of nature and two strategies.
For the strategy Invest the worst outcome is a
loss of 10,000. For the strategy Do Not Invest the
worst outcome is 0. The maximin strategy is the
best of the two worst outcomes - Do Not Invest.
Strategy
Invest
Do Not Invest

State of Nature
Success
Failure
20,000
-10,000
0
0

Maximin
-10,000
0

Uncertainty: Minimax Regret


The payoff matrix below shows the payoffs from
two states of nature and two strategies.

Strategy
Invest
Do Not Invest

State of Nature
Success
Failure
20,000
-10,000
0
0

Uncertainty: Minimax Regret


The regret matrix represents the difference
between the a given strategy and the payoff of the
best strategy under the same state of nature.

Strategy
Invest
Do Not Invest

State of Nature
Success
Failure
20,000
-10,000
0
0

Regret Matrix
Success
Failure
0
10,000
20,000
0

Uncertainty: Minimax Regret


For each strategy, the maximum regret is identified.
The minimax regret strategy is the one that results
in the minimum value of the maximum regret.

Strategy
Invest
Do Not Invest

State of Nature
Success
Failure
20,000
-10,000
0
0

Regret Matrix
Success
Failure
0
10,000
20,000
0

Maximum
Regret
10,000
20,000

Uncertainty: Informal Methods

Gather Additional Information


Request the Opinion of an Authority
Control the Business Environment
Diversification

Indikator Keberhasilan Bisnis


Laba (Profitability)
Bisnis = fungsi (laba)
Laba = Penjualan Biaya
Labamaksimum = Penjualanmaksimum Biayaminimum
Produktivitas dan Efisiensi (Productivity and Efficiency)
Laba = Fungsi (Produktivitas, efisiensi)
investasi yang berhasil adalah investasi yang produktif dan
efisien
* Produktivitas: mengukur kemampuan produksi suatu usaha
atau suatu faktor produksi
* Efisiensi: mengukur kemampuan pengelolaan atau
pemanfaatan aset produksi
69

Daya Saing (Competitiveness)


*Daya saing: keunggulan bersaing merebut pasar atau
konsumen
*Modal produktivitas dan efisiensi di tingkat mikro harus
ditingkatkan menjadi daya saing menghadapi pasar di tingkat
makro
Laba = fungsi (daya saing)
Kompetensi dan Etika Usaha (Competence and Ethics)
Untuk dapat mempertahankan yang sudah dimiliki,
perusahaan perlu merawatnya melalui dua hal penting yaitu
terus menerus meningkatkan kompetensi dan secara
bersamaan menegakan etika dalam berusaha
Laba = fungsi (kompetensi dan etika)

70

* Kompetensi: kecakapan dan kemampuan lebih dibandingkan pesaing


(dimata konsumen)
* Etika bisnis: perilaku melaksanakan bisnis yang tidak merugikan
kepentingan orang lain baik secara individu, kelompok, maupun
masyarakat luas. Memaksimumkan eksternal positif, dan
meminimumkan eksternal negatif dari bisnis yang dijalankan
* Topik-topik yang sering dikaitkan dengan etika bisnis, antara lain:
1. Penetapan harga (pricing level)
2. Iklan dan promosi (advertising and promotions)
3. Kondisi kerja (working conditions)
4. Pelayanan pelanggan (customer services)
5. Pengurangan tenaga kerja (work force reduction)
6. Pencemaran lingkungan (enviromental pollutions)
7. Hubungan masyarakat (community relations)
8. Hubungan dengan supplier (supplier relations)
9. Pengembangan masyarakat sekitar (community development)
71

Terbangunnya Citra yang Baik (Amanah, trust)


Bila kompetensi dan etika dapat diwujudkan dalam
operasinya, maka perusahaan telah membangun dasar untuk
timbulnya amanah atau trust dari para stakeholder.
Bisnis atau usaha yang berhasil adalah bisnis yang dapat
membangun trust para stakeholder-nya kepada perusahaan
Laba = fungsi (trust)
* Trust internal: amanah atau trust segenap orang yang ada
dalam perusahaan, khususnya antara manajemen dengan
seluruh pekerja, atau dari sumber daya manusia yang ada
dalam perusahaan terhadap manajemen perusahaan
* Trust external: terbangunnya persepsi positif dari segenap
stakeholder terhadap keberadaan atau eksistensi perusahaan
72

Pemerintah dan Perekonomian Nasional


TUGAS PEMERINTAHAN
Melayani kebutuhan dan melindungi
kepentingan masyarakat (publik)

Bidang Ekonomi

Bidang di Luar Ekonomi

Meningkatkan kesejahteraan
masyarakat secara berkelanjutan
Mendorong
Aktivitas ekonomi yang
berkelanjutan

Berbagai aspek kehidupan


di luar ekonomi

LH

Han

Bud

dsb

Tercapainya tujuan pemerintahan memerlukan aktivitas ekonomi


Hubungan Tugas Pemerintahan dengan Aktivitas Ekonomi
73

Kegiatan
investasi
menimbulkan

Identifikasi dan Evaluasi


potensi dan keunggulan
yang dimiliki, serta
kebutuhan masing-masing
daerah merupakan hal
yang penting untuk
peningkatan investasi

Aktivitas
Ekonomi
(BISNIS)

Kesejahteraan
Masyarakat

Pemerintah
perlu mendorong aktivitas
ekonomi dan bisnis di masingmasing daerah sesuai dengan
potensi dan keunggulan yang
dimilikinya

Investasi adalah hal yang mutlak dalam pembangunan ekonomi suatu bangsa
Hubungan Aktivitas Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat
74

Meningkatnya
Kesejahteraan

Rendahnya Kesejahteraan
karena langkanya
Perlu
Sumber Pendapatan
sumber

Meningkatnya
income
masyarakat

pendapatan

Program
Pemerintah
Pertambahan
lowongan
pekerjaan

Mendorong
Pertumbuhan permintaan
pasar
INVESTASI

Ada
tambahan
permintaan/
investasi

Perlu
pekerjaan
Perlu ada
lowongan
pekerjaan
Perlu ada
tambahan
investasi

Hubungan Aktivitas Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat


75

Rendahnya Penerimaan
Negara karena langkanya
Obyek Pajak dan Retribusi Penciptaan
Meningkatnya
sumber
Penerimaan Negara
Pendapatan/ Perlu peningkatan
Makin
aktivitas ekonomi/
baru
kuat
investasi
Pertumbuhan
aktivitas
sumber
Program
ekonomi
pendapatan
Pemerintah
Aktivitas Perlu iklim
baru
Ekonomi usaha yang
Pemanfaatan
kondusif
sumber
daya
Penciptaan
Timbul
sumber
aktivitas
Susun program
investasi
peningkatan pendapatan/
baru
baru
INVESTASI
Hubungan Penerimaan Negara dengan Aktivitas Ekonomi Masyarakat
76

Tugas dan Fungsi


Melindungi Negara
(National Security)
Tugas suatu negara
untuk melindungi
kepentingan
nasionalnya

Menjaga Kedaulatan
(Nasional Souvereignity)
Kedaulatan atau hak suatu
negara untuk membuat berbagai
kebijakan nasional bebas dari
tekanan atau kendali negara lain

Kebijakan Nasional di berbagai Bidang


Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Di bidang
Ekonomi

Kebijakan
Investasi

Di luar
Ekonomi

Tugas dan Fungsi Pemerintah dalam Bernegara

77

Berbagai Kebijakan Investasi Nasional seperti:


Mengundang Modal Asing (bila diperlukan)
Daftar Negatif Investasi
Mendorong/menghambat Ekspor
Pengembangan R & D
Transfer of Technology
Ikut/tidak Kesepakan Bilateral
Ikut/tidak Kesepakatan Multilateral
Menjaga
Kepentingan
Nasional

Asas
Manfaat
Ekonomi

Asas
Kepentingan
Nasional
Politik

Hankam

Prinsip Kebijakan Investasi Pemerintah


78

Secara Umum Peran Pemerintah Dalam


Pengembangan Investasi Dapat
Dikelompokan

1. Peran Pengatur
2. Peran Pengarah
3. Peran Pengawas

79

Pemerintah dan Ekonomi Publik


Manajemen ekonomi publik bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan publik secara luas
Inti dari peran pemerintah di bidang ekonomi, adalah
mengelola ekonomi publik atau melaksanakan
manajemen ekonomi publik
Pada prinsipnya, manajemen ekonomi publik adalah
bagaimana mendorong aktivitas ekonomi di
masyarakat, melalui kegiatan usaha (bisnis)

80

Peranan Perusahaan dalam Ekonomi Nasional


Perusahaan adalah pihak yang melakukan usaha atau aktivitas ekonomi
sebagai produsen, dan pencipta nilai tambah
Di bidang investasi, perusahaan yang melakukan usaha ini lazim disebut
investor
Investor sangat diperlukan dalam pengembangan investasi
Tanpa adanya investor, tentu investasi tidak dapat dilaksanakan
Investor tidak akan tertarik untuk investasi, bila iklim usaha yang
diciptakan pemerintah dan masyarakat tidak kondusif atau tidak menarik
Di sisi lain pemerintah sangat berkepentingan dengan pengembangan
investasi agar dapat dimanfaatkan secara optimal bagi kesejahteraan
masyarakat
Selanjutnya masyarakat perlu mempertahankan dan meningkatkan
kesejahteraannya dari waktu ke waktu
Untuk keperluan ini, diperlukan sumber daya guna pemenuhan kebutuhan
tersebut, berupa sumber pendapatan (income)
Guna memperoleh sumber pendapatan, masyarakat memerlukan aktivitas
ekonomi atau lapangan pekerjaan
Untuk penciptaan aktivitas ekonomi, diperlukan investasi
Oleh karena itu masyarakat juga punya kepentingan dengan keberadaan
investasi
Dengan demikian, suatu kegiatan investasi akan lebih lancar bila
81
melibatkan masyarakat setempat dimana lokasi investasi berada

Anda mungkin juga menyukai