(Bagian Kempat)
KEBIJAKAN BISNIS
1. Kebijakan Produksi
2. Kebijakan Harga
3. Kebijakan Pemasaran dan Iklan
Catatan:
Kebijakan Bisnis:
Ketetapan atau keputusan manajemen untuk
mecapai tujuan masa depan perusahaan yang
merupakan pedomannya untuk melakukan aktivitas
2
Kebijakan
Produksi/Operasi
Pulang Pokok
(BEP)
Produksi
minimal agar
perusahaan tidak
mengalami kerugian
Peningkatan
Produksi
atau Operasi
Agar dapat meningkatkan
keuntungan perusahaan
Penghentian
Produksi
atau Operasi
Agar perusahaan dapat
menekan kerugian
Gunakan: a. Analisis Biaya (TFC, TVC, AVC, ATC, AFC, dan MC)
b. Harga jual per unit produk (P) dan Marginal Revenue (MR)
Peningkatan Volume
Produksi/Operasi
Terus Tingkatkan
Produksi
Bila MC < MR
Stop Kenaikan
Produksi
atau Operasi
Bila MC = MR
Turunkan
Volume
Produksi
Bila MC > MR
Kebijakan produksi
untuk
meningkatkan profit
perusahaan
Kebijakan produksi
untuk
memaksimumkan
profit
Kebijakan produksi
untuk
mengurangi
kerugian
Profit
MC < MR
MC = MR
MC > MR
.
MCi = TCi TCi-1
Sedangkan MRi = TRi Tri-1
Kurva Kebijakan Produksi untuk Mendapat Laba Maksimum
5
Penghentian
(shut-down)
Produksi/Operasi
Stop
(Shut down)
Terus berproduksi/
Operasi
Bila ATC <= P
Produksi
atau Operasi
Bila P = AVC
Bila ATC < P
Terus produksi
karena ada
profit
Contoh:
Misalkan suatu perusahaan menggunakan 80% kapasitas
produksi 125 untuk menghasilkan tingkat output normal atau
standar. Biaya variabel dan overhead total untuk setahun
kedepan masing-masing $1.000 dan $600 untuk tingkat
normal atau standar tersebut, dan ingin menetapkan 25%
markup atas biaya
Output normal atau standar adalah sebesar 100 unit, AVC =
$10, dan biaya overhead rata-rata adalah $6. Jadi C = $16 dan
P = 16(1+0,25) = $20 dengan m = ($20-$16)/16=0,25
Markup 25% adalah penentuan secara tradisional dalam
beberapa industri utama, seperti industri mobil, peralatan
listerik dan aluminium, agar perusahaan dalam industri ini
dapat mencapai target tingkat pengembalian atas investasi
untuk tingkat output yang normal atau standar
9
Diskriminasi harga:
Penentuan harga yang berbeda-beda, pada kuantitas yang berbeda pada
suatu produk, pada waktu yang berbeda untuk setiap pelanggan yang
berbeda, atau pasar yang berbeda, tetapi bukan berdasarkan perbedaan
biaya
Contoh:
Perusahaan telepon menetapkan tarif tertentu per panggilan untuk sejumlah
panggilan tertentu dan tarif yang lebih murah bagi sekumpulan tarif
berikutnya. Selain itu, menetapkan tarif yang lebih tinggi pada jam-jam
bisnis ketimbang sore hari dan hari libur, dan tarif yang tinggi untuk bisnis
ketimbang rumah tangga
Perusahaan energi (listerik dan gas), harga rendah untuk rumah tangga dan
tinggi untuk kalangan bisnis
Profesional bidang hukum dan kesehatan, tarif rendah untuk kelompok
berpenghasilan rendah dan tarif tinggi untuk kelompok berpenghasilan
tinggi
Harga lebih mahal di luar negeri dibanding dalam negeri untuk buku, obatobatan, dan film
Harga lebih murah untuk pertunjukan siang hari dibanding malam hari
untuk bioskop, teater dan peristiwa-peristiwa olahraga
10
11
12
P($)
J
F
.
.
.
.
Q
0
10
20
30
40
50
60
Dengan D sebagai kurva permintaan yang dihadapi oleh seorang monopolis, perusahaan dapat menjual Q=40 dan P=$2
Dan memperoleh TR=$80 (luas segiempat CFOG). Namun konsumen bersedia membayar sebesar ACFO=$160 untuk
40 unit produk tersebut. Perbedaan sebesar $80 (luas segitiga ACG) adalah surplus konsumen. Dengan diskriminasi
Harga tingkat pertama (yaitu, menjual setiap unit produk secara terpisah pada harga tertinggi yang mungkin),
Perusahaan bisa menguras seluruh surplus konsumen dari pembeli. Tetapi jika perusahaan mengenakan harga
P=$4 per unit untuk 20 unit pertama produk dan $2 per unit untuk 20 unit berikutnya, pendapatan total perusahaan
Menjadi $120 (penjumlahan luas segiempat BJOH dan CFJK), sehingga perusahaan akan memperoleh $40 (luas segi
empat BKGH), atau setengah dari surplus konsumen dari pembeli. Hal ini terjadi pada diskriminasi harga tingkat kedua
13
0
Biaya Beban
(Rp./kVA/bulan)
Rumah Tangga/450VA
4.589
10.000
20.500
Rumah Tangg/900VA
Rumah Tangga/1300VA
Pasar 2
E1
6
D1
2
0
12-
P1
P($)
.
30
4
2
MR1
.
50 60
P2
E2
Q1 0 0
Pasar total
.
30 40
3-
D2
2
MR2
.
60
Q2
.
30
.
60
90
D=D1+2
MC
MR=MR1+2
.
120
(a)
(b)
(c)
Panel (a) menunjukan D1 dan MR1 (kurva permintaan dan pendapatan marginal yang dihadapi perusahaan dalam pasar 1,
panel (b) menunjukan D2 dan MR2 dan panel (c) menunjukan D dan MR (kurva permintaan dan pendapatan marginal total
untuk kedua pasar secara bersamaan). D=D1+2 dan MR=MR1+2 yang diperoleh dengan penjumlahan horizontal. Tingkat
output terbaik perusahaan adalah 90 unit dan ditunjukan oleh titik E dalam panel (c) dimana MR=MC=2. Perusahan
menjual 50 unit dalam pasar 1 dan 40 unit dalam pasar 2, sehingga MR 1=MR2=MR=MC=$2 (titik E1, E2, dan E). Untuk
Q1=50, P1=$7 pada D1 dalam pasar 1, dan untuk Q2=40, P2=$4 pada D2 dalam pasar 2. Dengan biaya total rata-rata sebesar
$3 per unit untuk Q=90, perusahaan memperoleh laba sebesar $4 per unit dan laba total sebesar $200 dalam pasar 1, dan
laba sebesar $1 per unit dan laba total sebesar $40 dalam pasar 2, sehingga laba total keseluruhan mencapai $240 dalam
kedua pasar. Jika tidak terdapat diskriminasi harga, Q=90, P=$5 (lihat panel (c), sehingga laba per unit sebesar $2 15
dan
laba total seebesar $180. (Jika ATC = $3).
Secara aljabar:
Fungsi permintaan dan pendapatan marginal masing-masing perusahaan:
Q1 = 120 10P1 atau P1 = 12 0,1 Q1 dan MR1 = 12 0,2 Q1
Q2 = 120 20P2 atau P2 = 6 0,05 Q2 dan MR2 = 6 0,1 Q2
Maksimisasi laba dengan diskriminasi tingkat ketiga:
MR1 = MR2 = MR = MC=2
Dengan menentukan MR1 = MC dan MR2 = MC, kita memperoleh:
MR1 = 12 0,2Q1 = 2 = MC dan MR2 = 6 0,1Q2 = 2 = MC, sehingga
0,2 Q1 = 10
0,1Q2 = 4
Q1 = 50
Q2 = 40
Harga yang dibebankan dalam setiap pasar adalah:
P1 = 12 0,1(50) = $7 dan P2 = 6 0,05(40) = $4, sehingga
TR1 = P1Q1 = ($7)(50) = 350 dan TR2 = P2Q2 = ($4)(40) = $160, dan
TR = TR1 + TR2 = $350 + $160 = $510
16
18
19
20
21
22
Contoh:
Soal
Suatu perusahaan mempunyai dua divisi A dan B. Output Div A
merupakan input Div B, namun Div A dapat menjual produknya ke
pasar bebas, dimana pasarnya adalah persaingan sempurna. Bila di
jual ke pasar (umum), harga jual (Pm): Rp.500.000 per unit.
Sementara bila dijual ke Div B (internal perusahaan), fungsi
permintaannya adalah Pi = 100 0,001Qi, dimana:
Pi: Harga jual internal, Qi: Permintaan internal
Div A mempunyai fungsi biaya (CA)=500.000+150QA+0,0005QA2
Div B mempunyai fungsi biaya (CB)=300.000+10QB
Berapa besarnya harga transfer agar perusahaan secara keseluruhan
mendapat keuntungan optimum?
23
Penyelesaian:
Agar perusahaan mendapat profit maksimum, maka perlu diciptakan
trasfer pricing yang tepat antara Div A dan Div B. Untuk dapat mencapai
profit maksimum, produksi dibatasi pada saat MC=MR
Div A
MC=C/Q= /Q(500.000+150QA+0,0005QA2)=150+0,001Q
MR=P (pasar persaingan sempurna)=500
150+0,001Q=500 Q=350.000 unit
Div B
MC=C/Q= /Q(300.000+10QB)=10
MR=TR/ Q TR=PQ=(100-0,001Q)Q=100Q-0,001Q2
=100-0,002Q
MC=MR 10=100-0,002Q 0,002Q=90 Q=45.000 unit
Dengan demikian, agar profit maksimum maka Div A memproduksi
sebanyak 350.000 unit, di mana 45.000 unit dijual internal (ke Div B)
dan sisanya 305.000 unit dijual ke pasar bebas dengan harga jual Rp.500
per unit
24
26
27
28
29
Kebijakan Pemasaran
Pemasaran adalah kegiatan yang mengawali
penjualan
Pemasaran meliputi aspek-aspek, antar lain: kualitas
produk (product quality), harga (pricing), saluran
distribusi (placement), dan iklan (advertising and
promotion)
Kegiatan pemasaran yang tepat, diharapkan
penjualan akan meningkat, pangsa pasar akan
bertambah, sehingga laba yang menjadi tujuan
perusahaan, diharapkan juga meningkat
30
Usaha
Pemasaran
Penjualan Meningkat,
Pangsa Pasar, Bertambah
Daya saing
Sumber
daya
Competitive
Strategy
Usaha Pemasaran dan Tujuannya
Price
Product
Placemen
Promotion
Public Relation
Power
Sales
Pangsa pasar
naik
Profit
Aktivitas Pemasaran
31
Contoh 1:
Dari penelitian bagian pemasaran PT XYZ diketahui hubungan
antara pejualan dengan iklan: Q = 20.000 + 50,4A 0,4A 2, dimana
Q = penjualan, dan A = biaya iklan yang dikeluarkan perusahaan
(dalam Rp. juta). Berapa biaya iklan yang optimum bagi
perusahaan ini?.
Penyelesaian:
Syarat = A /A = 1 /A = /Q x Q/A A/ Q
= CM Q/A = 50,4 0,8A Q/A=1/CM 1/CM = 50,40,8A
Dengan demikian, bagi PT XYZ agar biaya iklan optimum maka
besarnya biaya biaya iklan harus mengikuti formula 1/CM = 50,40,8A CM: adalah besarnya profit yang dikehendaki perusahaan.
Misalnya PT XYZ menghendaki profit Rp.5 juta, biaya iklan yang
optimum dapat diperkirakan: 1/5 = 50,4 - 0,8A 252 - 4A = 1
A = 62,75
Jadi biaya iklan yang optimum adalah Rp.62.750.000 dengan
tingkat penjualan (Q) sebesar 21.588 unit.
34
Contoh 2
Penyelesaian:
a. Elastisitas
Qx=-190,1366-1,0457Px+3,9824Ax+3,6145Y+1,8754Ps
=-190,1366-1,0457(48,88)+3,9824(36)+3,6145(5,865)+1,8794(46,86)
= 11,38371
1) Elastisitas harga Ep=(dQx/dPx)(Px/Qx) = -1,0457(48,88)/11,38371 =4,49
sangat elastis. Perubahan sedikit harga akan merubah permintaan
2) Elastisitas income Ey=(dQx/dY)(Y/Qx)=3,6145(5,865)/11,38371 =1,862
barang normal semakin baik kondisi ekonomi masyarakat permitaan akan
semakin besar
3) Elastisitas silang Es=(dQx/dPs)(Ps/Qx)=1,8794(46,86)/11,38371=7,74
sangat elastis begitu ada barang pengganti yang harganya bersaing,
konsumen akan cepat pindah ke barang lain
Kebijakan bersaing:
* Jangan naikkan harga (bila mungkin diturunkan)
* Bila income masyarakat belum meningkat, jangan tingkatkan produksi,
kecuali ada peluang ekspor
* Tingkatkan kualitas dan pelayanan agar konsumen tidak pindah ke pesaing
36
Kebijakan iklan:
Elastisitas iklan EA=(dQx/dA)(A/Qx)=3,9824(36)/(11,38371)= 12,31524
sangat elastis. Terlihat bahwa penjualan sangat peka terhadap iklan.
Dengan demikian, strategi bisnis harus disertai dengan iklan yang memadai,
sehingga aktivitas iklan perlu ditingkatkan, paling tidak jangan berkurang
b.Harga jual (Px) dan penjualan (Qx) agar pendapatan maksimum:
TR = PxQx
=Px[{-190,1366-1,0457Px+3,9824(36)+3,6145(5,865)+1,8794 (46,86)}]
= 62,49753Px 1,0457Px2 TR maks, bila TR= 0 dan TR< 0
TR/Px=0 0=62,497532,0914Px Px=62,49753/2,0914=29,88311
Qx=62,49753 1,0457(29,88311) = 31,25
Agar pendapatan perusahaan maksimum, maka Px = Rp.29.833,11 dan
Qx = 31.250 unit
37
38
39
Menjaga Kinerja
Keuangan Perusahaan
40
1.
2.
3.
4.
5.
41
Struktur Modal
Struktur modal adalah kombinasi berbagai sumber dana jangka
panjang yang digunakan oleh perusahaan dan menggambarkan
biaya modal (cost of capital) yang menjadi beban perusahaan
tersebut
Struktur modal yang optimum adalah kombinasi modal
(capital) perusahaan dengan rata-rata terttimbang yang paling
kecil (minimum weighted avarage cost of capital)
Kebijakan penyusunan struktur permodalan perusahaan pada
intinya adalah bagaimana menyeimbangkan antara balas jasa
investasi (return) dengan resiko usaha (business risk)
43
44
45
Investasi
Umur
Menerima Hasil
47
48
49
50
Profit
Risk Avers
Risk Neutral
Risk Seekers
Risiko
Sikap Manajemen terhadap Risiko
51
52
Mengukur Risiko
Untuk mengukur besar kecilnya risiko digunakan konsep statistik,
khususnya mengenai teori probabilita (pi), dan variance (2) atau
standar deviasi ()
Probabilita
Probabilita (p) adalah peluang suatu kejadian 0<Pi<1
Sifat-sifat probabilita:
a. Besarnya probabilita (pi) adalah antara 0 dan 1
b. Jumlah probabilita dari seluruh kejadian yang mungkin terjadi (all
possible outcome) atau sample space adalah Pi=1
Jenis kejadian (event) menurut probalita:
a. Kejadian yang pasti terjadi (certainty event) bila Pi=1
b. Kejadian yang tidak mungkin terjadi (imposible event)Pi=0
c. Kejadian yang mungkin terjadi (posible event) 0<Pi<1
53
Prinsip Probabilita
Pi
Nilai (Xi)
PiXi
{Xi-E(Xi)}2
Pi{Xi-E(Xi)}2
Untung
0,5
5.000
2.500
11.560.000
5.780.000
Impas
0,2
2.560.000
512.000
Rugi
0,3
(3.000)
(900)
21.160.000
6.348.000
Jumlah
Pi=1,0
XXX
1.600
XXX
12.640.000
E(Xi) = Rp.1.600
X2 = Rp.12.640.000 X= Rp.3.555,3
Nilai Harapan: Rp.1.600 dan Risiko: Rp.3.555,3
Bagaimana sikap anda terhadap bisnis diatas?
55
56
Strategi
Produk
(Unit)
Hujan
(P=0,25)
(s/d1000)
Cerah
(P=0,50)
(s/d 2000)
Panas
(P=0,25)
(s/d 3000)
1. 1.000
Rp.400.000
Rp.400.000
Rp.400.000
2. 1.500
Rp.100.000
Rp.600.000
Rp.600.000
3. 2.000
(-Rp.200.000)
Rp.800.000
Rp.800.000
4. 2.500
(-Rp.500.000)
Rp.500.000
Rp.1.000.000
5. 3.000
(-Rp.800.000)
Rp.200.000
Rp.1.200.000
57
Prinsip Probabilita
Pi
Nilai (Xi)
PiXi
{Xi-E(Xi)}2
Pi{Xi-E(Xi)}2
Hujan
0,25
5.000
2.500
11.560.000
5.780.000
Cerah
0,50
2.560.000
512.000
Panas
0,25
(3.000)
(900)
21.160.000
6.348.000
Jumlah
Pi=1,0
XXX
1.600
XXX
12.640.000
E(Xi) = Rp.1.600
X2 = Rp.12.640.000 X= Rp.3.555,3
Nilai Harapan: Rp.1.600 dan Risiko: Rp.3.555,3
Bagaimana sikap anda terhadap bisnis diatas?
58
Pilihan
Strategi
Produksi
(unit)
Nilai Harapan
E(X) dalam Rp
Risiko ()
Dalam rupiah
1.
1000
400.000
2.
1500
475.000
216.506
3.
2000
550.000
433.127
4.
2500
375.000
544.862
5.
3000
200.000
707.107
59
E(X)=Rp.400.000
=0
E(X) = Rp.475.000
1500
unit
Strategi
Produksi
2000
unit
2500
unit
3000
unit
= 216.506
E(X) = Rp.550.000
= 433.127
E(X) = Rp.375.000
= 544.862
E(X) = Rp.200.000
= 707.107
60
61
Uncertainty
Maximin Criterion
Determine worst possible outcome for each
strategy
Select the strategy that yields the best of the
worst outcomes
Uncertainty: Maximin
The payoff matrix below shows the payoffs from
two states of nature and two strategies.
Strategy
Invest
Do Not Invest
State of Nature
Success
Failure
20,000
-10,000
0
0
Maximin
-10,000
0
Uncertainty: Maximin
The payoff matrix below shows the payoffs from
two states of nature and two strategies.
For the strategy Invest the worst outcome is a
loss of 10,000. For the strategy Do Not Invest the
worst outcome is 0. The maximin strategy is the
best of the two worst outcomes - Do Not Invest.
Strategy
Invest
Do Not Invest
State of Nature
Success
Failure
20,000
-10,000
0
0
Maximin
-10,000
0
Strategy
Invest
Do Not Invest
State of Nature
Success
Failure
20,000
-10,000
0
0
Strategy
Invest
Do Not Invest
State of Nature
Success
Failure
20,000
-10,000
0
0
Regret Matrix
Success
Failure
0
10,000
20,000
0
Strategy
Invest
Do Not Invest
State of Nature
Success
Failure
20,000
-10,000
0
0
Regret Matrix
Success
Failure
0
10,000
20,000
0
Maximum
Regret
10,000
20,000
70
Bidang Ekonomi
Meningkatkan kesejahteraan
masyarakat secara berkelanjutan
Mendorong
Aktivitas ekonomi yang
berkelanjutan
LH
Han
Bud
dsb
Kegiatan
investasi
menimbulkan
Aktivitas
Ekonomi
(BISNIS)
Kesejahteraan
Masyarakat
Pemerintah
perlu mendorong aktivitas
ekonomi dan bisnis di masingmasing daerah sesuai dengan
potensi dan keunggulan yang
dimilikinya
Investasi adalah hal yang mutlak dalam pembangunan ekonomi suatu bangsa
Hubungan Aktivitas Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat
74
Meningkatnya
Kesejahteraan
Rendahnya Kesejahteraan
karena langkanya
Perlu
Sumber Pendapatan
sumber
Meningkatnya
income
masyarakat
pendapatan
Program
Pemerintah
Pertambahan
lowongan
pekerjaan
Mendorong
Pertumbuhan permintaan
pasar
INVESTASI
Ada
tambahan
permintaan/
investasi
Perlu
pekerjaan
Perlu ada
lowongan
pekerjaan
Perlu ada
tambahan
investasi
Rendahnya Penerimaan
Negara karena langkanya
Obyek Pajak dan Retribusi Penciptaan
Meningkatnya
sumber
Penerimaan Negara
Pendapatan/ Perlu peningkatan
Makin
aktivitas ekonomi/
baru
kuat
investasi
Pertumbuhan
aktivitas
sumber
Program
ekonomi
pendapatan
Pemerintah
Aktivitas Perlu iklim
baru
Ekonomi usaha yang
Pemanfaatan
kondusif
sumber
daya
Penciptaan
Timbul
sumber
aktivitas
Susun program
investasi
peningkatan pendapatan/
baru
baru
INVESTASI
Hubungan Penerimaan Negara dengan Aktivitas Ekonomi Masyarakat
76
Menjaga Kedaulatan
(Nasional Souvereignity)
Kedaulatan atau hak suatu
negara untuk membuat berbagai
kebijakan nasional bebas dari
tekanan atau kendali negara lain
Kebijakan
Investasi
Di luar
Ekonomi
77
Asas
Manfaat
Ekonomi
Asas
Kepentingan
Nasional
Politik
Hankam
1. Peran Pengatur
2. Peran Pengarah
3. Peran Pengawas
79
80