Anda di halaman 1dari 28

PENGURUSAN JENAZAH

KURSUS PENGURUSAN JENAZAH

Kematian & kewajiban yang hidup


Menyempurnakan mayat orang Islam yang bukan mati shahid itu fardhu
kifayah.
Kewajiban kifayah atas mayat muslim itu adalah:
1. Dimandikan
2. Dikafankan
3. Disembahyangkan
4. Dikebumikan
5. Jika mayat itu meninggalkan hutang, maka wajib bagi famili
(keluarga) si mayit untuk membayarkannya, baik itu utang
uang/emas/perak maupun utang kepada ALLAH (utang puasa, dll).
[mutafaq alaihi]
Sekalipun mayat itu orang yang membunuh diri, wajib melaksanakan
atasnya fardu kifayah. Apabila telah yakin mati seorang Islam itu,
hendaklah disempurnakan semua perkara itu dengan seberapa segera.

KURSUS PENGURUSAN JENAZAH

MEMBAYARKAN HUTANG SI MAYIT


1. MEMBAYAR UTANG KEPADA MANUSIA
Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Jiwa
(roh) seorang mukmin itu tergantung (tidak sampai menuju hadirat ALLAH)
karena utangnya, hingga dibayar terlebih dahulu utangnya itu.
[HR. Ahmad dan Turmuzi, hadis hasan]
Dari Ibnu Umar, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Utang
itu ada 2 macam. [1] Barangsiapa mati meninggalkan utang, sedangkan ia
berniat
akan
membayarnya,
maka
saya
yang
akan
mengurusnya
(menanggungnya). Dan [2] barangsiapa mati meninggalkan utang, sedangkan ia
tidak berniat untuk membayarnya, maka pembayarannya akan diambilkan dari
pahala kebaikannya, karena diwaktu itu (pada hari kiamat) tidak ada emas dan
perak.
[HR. Thabrani, hadis hasan]

KURSUS PENGURUSAN JENAZAH

MEMBAYARKAN HUTANG SI MAYIT


2. MEMBAYAR UTANG KEPADA ALLAH
Dari Aisyah bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
Barangsiapa yang meninggal dunia dan ia mempunyai tanggungan puasa, maka
walinya harus berpuasa untuk membayar tanggungannya.
[HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud dan Ahmad]
Dari Ibnu Abbas, bahwa seorang perempuan datang kepada Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam dan berkata: Sesungguhnya ibuku telah meninggal
dunia dan ia mempunyai tanggungan puasa sebulan. Beliau bertanya: Apa
pendapatmu jika ibumu mempunyai utang kepada orang lain, apakah engkau
akan membayarnya? Ia menjawab: Ya. Beliau bersabda: Utang kepada ALLAH
adalah lebih berhak untuk dibayar.
[HR. Bukhari, Muslim, Turmuzi, Abu Dawud, Nasai, Ibnu Majah, Ahmad dan AdDarami]

KURSUS PENGURUSAN JENAZAH

3.0. Pengurusan Jenazah


Fardu kifayah dalam pengurusan jenazah ini meliputi:
3.1. Memandikan Mayat
3.2. Mengkafankan mayat
3.3. Menshalatkan jenazah
3.4. Mengkebumikan (mengubur) mayat

KURSUS PENGURUSAN JENAZAH

3.0. Pengurusan Jenazah


3.1. Memandikan Mayat

Syarat-syarat mayat yang dimandikan adalah:


(1) mayat orang Islam
(2) mayat itu bukan mati shahid (tidak berperang di jalan
ALLAH)
(3) mayat itu masih ada tubuhnya, meskipun sedikit atau
sepotong

Sekurang-kurang mandi mayat itu hendaklah diratakan air sekali


pada seluruh badannya setelah dibersihkan najisnya, hingga
kepada
bahagian
faraj
yang
zahir
waktu
duduk
mencingkung/mengangkang (wanita) dan hingga ke bawah
pelepah zakar (lelaki) jika zakar itu celik (terlindung).

Memandikan mayat sudahlah cukup seperti halnya kita mandi


dengan cara membasuh tubuh mayat itu memakai sabun hingga
daki dan kotorannya hilang. Jika kita sanggup lebih baik dan lebih
bersih maka itu lebih baik, misalnya dengan menggosok giginya
dll.

Mayat hendaklah dimandikan dengan memulainya dari arah

KURSUS PENGURUSAN JENAZAH

HADIS TENTANG TATA CARA MEMANDIKAN MAYAT


Dari Ummu Athiyah, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam masuk
menemui kami dan kami sedang memandikan putrid beliau (Zainab).
Beliau bersabda: Mandikanlah ia 3 kali atau 5 kali atau lebih daripada itu
dengan air dan Sidr. Dan jadikanlah [bilasan] yang terakhir dengan
kapur barus. Apabila kalian sudah selesai, maka beritahukanlah kepadaku.
Ketika sudah selesai, kami memberitahu beliau, maka beliau melemparkan
sarungnya kepada kami dan bersabda: Pakaikanlah [sarung ini] untuknya.
Ayyub (perawi) berkata: Hafsah telah menceritakan kepadaku seperti hadis
Muhammad. Sedangkan dalam hadis Hafsah dikatakan Mandikanlah ia
dalam jumlah yang ganjil. Disebutkan pula Tiga kali, atau lima kali, atau
tujuh kali. Kemudian disebutkan pula bahwa beliau SAW bersabda: Mulailah
pada bagian kanan dan tempat-tempat wudu. Dan dikatakan:
Sesungguhnya Ummu Athiyah berkata: Kami menyisir rambutnya dan
menjadikannya 3 kepang.
[HR. Bukhari]
Dan masih banyak hadis Bukhari dan Muslim lainnya, namun intinya sama saja.
Jadi 1 hadis ini kita anggap sudah mewakili banyak hadis lainnya, termasuk dari
hadis Kitab Sunnan.

KURSUS PENGURUSAN JENAZAH

Memandikan Mayat
Sifat-sifat yang mesti ada pada seseorang yang hendak menguruskan
Jenazah:
1. Berani.
2. Sabar.
3. Amanah.
4. Mempunyai kemahiran dan ilmu yang cukup
Yang berhak untuk memandikan mayat adalah:
> Suami atau istri
> Muhrim si mayat
> Keluarga
> Orang yang diamanahkan atau bertugas sebagai tukang
memandikan
mayat [hadis riwayat Ahmad]

KURSUS PENGURUSAN JENAZAH

HADIS TENTANG ORANG YANG BERHAK MEMANDIKAN MAYAT


& KEUTAMAAN TUKANG MANDI MAYAT
Dari Aisyah, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
Barangsiapa memandikan mayat dan dijaganya percayaan, tidak dibukakannya
(diceritakan) kepada orang lain tentang apa-apa yang dilihatnya pada mayat itu,
maka bersihlah ia dari segala dosa, sebagaimana keadaannya ketika dilahirkan
oleh ibunya.
Kemudian Beliau bersabda: Yang memimpin [memandikan mayat] hendaknya
keluarga yang terdekat kepada mayat. Apabila ia (keluarga) itu tidak pandai,
maka siapa saja orang yang dipandang berhak karena wara-nya atau karena
amanah atasnya (tugasnya).
[HR. Ahmad, hadis hasan]
Dari Abu Rafi Aslam [pelayan Rasulullah SAW], ia berkata bahwa Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Barangsiapa memandikan mayat
kemudian ia menyembunyikan rahasianya, maka ALLAH memberi ampunan
baginya (tukang mandi mayat) yaitu 40 kali.
[HR. Baihaqi, hadis hasan. Juga diriwayatkan oleh Al-Hakim, menurutnya hadis
shahih sebagaimana persyaratan Muslim]

KURSUS PENGURUSAN JENAZAH

Tempat Memandikan Mayat


Bilik (ruangan) yang tertutup
Tidak dibenarkan orang lain memasukinya melainkan:
1. Orang yg memandikan serta penolongnya
2. Walinya/warisnya yg berhampir (berdekatan)
Di atas tempat yang tinggi (tidak terkena air yang kotor dan najis)

KURSUS PENGURUSAN JENAZAH

3.1.2. Peralatan (mandi & kafan)


1. Kain putih
2. Kapas
3. Papan alas mandi
4. Sabun
5. Akar sintuk
6. Serbuk cendana
7. Minyak atar
8. Air mawar
9. Tikar
10. Gunting
11. Kapur barus
12. Sarung tangan
13. Tuala (handuk) mandi
14. Jug air
15. Kain batik lepas (sarung) atau sebarang kain basahan
16. Sikat
17. Bantal (2 biji)
18. Baldi (ember) & gayung (cebok)
* optional, jika inginkan kesempurnaan dengan
memperbanyak harum-haruman.

KURSUS PENGURUSAN JENAZAH

Cara Memandikan Mayat


1.

Letakkan mayat di tempat mandi yang disediakan.

2.

Tutup seluruh anggota tubuh mayat kecuali muka.

3.

Semua Bilal (tukang mandi mayat) hendaklah memakai sarong tangan

4.

Sediakan air sabun.

5.

Sediakan air kapur barus bersama akar sintuk.

6.

Istinjakkan mayat terlebih dahulu.

7.

Angkat sedikit bahagian kepalanya sehingga paras dadanya.

8.

Mengeluarkan kotoran dalam perutnya dengan menekan atau memicitmicit perutnya secara perlahan-lahan dan berhati-hati. Basuh dengan
menggunakan sarung tangan agar tidak tersentuh auratnya dan
kotorannya. Siram dan basuh dengan air sabun sahaja dahulu.

9.

Kemudian gosokkan giginya, lubang hidung, lubang telinga, celah


ketiaknya, celah jari tangan dan kakinya dan rambutnya.

10. Selepas itu siram atau basuh seluruh anggota mayat dengan air sabun
juga.
11. Kemudian bilas dengan air yang bersih seluruh anggota mayat sambil
berniat untuk memandikan mayat karena ALLAH taala. Niat sudah
cukup diucapkan dalam hati atau diucapkan dengan bahasa ibu (tidak
harus dengan bahasa Arab)

KURSUS PENGURUSAN JENAZAH

Angkat sedikit bahagian kepalanya sehingga paras dadanya.

Mengeluarkan kotoran dalam perutnya dengan menekan atau memicit-micit


perutnya secara perlahan-lahan dan berhati-hati. Basuh dengan
menggunakan sarung tangan agar tidak tersentuh auratnya dan kotorannya.
Siram dan basuh dengan air sabun sahaja dahulu.

KURSUS PENGURUSAN JENAZAH

12. Terlentangkan mayat, siram atau basuh dari kepala hingga hujung kaki 3
kali dengan air bersih.
13. Siram sebelah kanan 3 kali.
14. Siram sebelah kiri 3 kali. * semuanya 9 kali
15. Mengiringkan mayat ke kiri, basuh bahagian lambung kanan
16. Mengiringkan mayat ke kanan, basuh bahagian lambung sebelah kirinya
pula.
17. Terlentangkan semula mayat, ulangi menyiram seperti bil. 13 hingga 17.
18. Siram dengan air kapur barus.
19. Wudukkan mayat dengan niat untuk mewudukkan mayat itu karena
ALLAH taala. Siram dengan air sembilan kali.
20. Setelah selesai dimandikan dan diwudukkannya dengan baik dan
sempurna hendaklah dilapkan menggunakan tuala (handuk) pada
seluruh badan mayat.
21. Cawatkan bahagian kemaluan mayat dengan cawat (celana) yang
disediakan.
22. Usung ke tempat mengkafan dengan menutup seluruh anggota
auratnya.
23. Segala apa-apa yang tercabut dari anggota mayat, hendaklah
dimasukkan ke dalam kapan bersama (Contoh : rambut, kuku dll).

KURSUS PENGURUSAN JENAZAH

Terlentangkan mayat, siram atau basuh dari kepala hingga hujung kaki 3 kali
dengan air bersih.

Siram sebelah kanan 3 kali.

Siram sebelah kiri 3 kali.

NOTE:
Siram dalam masyarakat kita adalah disiram dengan menggunakan
cebok (gayung), bukan seperti dalam gambar ini yang disiram
dengan selang air semprot.
Foto ini hanyalah sekedar ilustrasi memandikan mayat!!!

KURSUS PENGURUSAN JENAZAH

Mengkafankan Mayat
Sekurang-kurang kafan itu ialah dengan selapis kain yang menutup seluruh
badannya.
Tidak ditentukan wajib kain kaci, melainkan dapat pula selimut atau baju
atau jubah.
Tetapi dalam masyarakat kita, Kafan yang afdhol (terbaik) adalah:
1.

Lelaki sebanyak 3 (Tiga) lapis kain putih, Boleh ditambah dgn sehelai
baju & serban

2.

Wanita sebanyak 5 (Lima) lapis yaitu:

2 lapis kain kafan

1 lapis kain nipis (antara pusar & lutut)

1 lapis baju

1 lapis telekung (kerudung)

KURSUS PENGURUSAN JENAZAH

1. HADIS TENTANG JUMLAH KAFAN UNTUK LELAKI


Dari Aisyah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dibungkus kafan
dengan tiga pakaian yang berasal dari Yaman, putih dan halus, yang terbuat dari
katun. Tidak ada gamis dan sorban.
[HR. Bukhari & Muslim]
Dalam riwayat Muslim ada tambahan:
Orang ragu-ragu untuk memakaikan sepasang pakaian yang dibeli untuk kafan
beliau, kemudian [pakaian itu] ditinggalkan saja, dan beliau hanya dikafani
dengan 3 lapis kain putih dari katun. Sedangkan sepasang pakaian itu tadi
diambil Abdullah bin Abu Bakar, katanya akan disimpan untuk kafannya sendiri.
Kdm Abdullah berkata: Kalau ALLAH ridha untuk menjadi kafan Nabi-NYA, tentu
sudah dikafankan kepada beliau. Akhirnya sepasang baju itu dijual oleh
Abdullah, dan uangnya kemudian disedekahkannya.
[Muslim]

KURSUS PENGURUSAN JENAZAH

2. HADIS TENTANG JUMLAH KAFAN UNTUK WANITA


Dari Laila binti Qanif, ia berkata: Saya salah seorang yang ikut memandikan
Ummi Kalsum binti Rasulullah SAW ketika ia wafat. Yang pertama kali diberikan
oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam kepada kami adalah [1] kain
basahan, kemudian [2] baju, [3] tutup kepala, kemudian [4] kerudung, dan [5]
sesudah itu dimasukkan ke dalam kain yang lain [yang menutupi seluruh
badannya].
Laila berkata: Sedangkan Nabi SAW berdiri di tengah pintu membawa [semua
lima kain] kafannya, dan memberikannya kepada kami dengan sehelai demi
sehelai.
[HR. Ahmad dan Abu Dawud, hadis hasan]

KURSUS PENGURUSAN JENAZAH

BOLEH KAIN KAFAN SELAIN KAIN KACI


Dari Sahal bahwa seorang wanita datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa
sallam dengan membawa burdah yang disulam pinggirannya.
Kemudian beliau bersabda: Tahukah kalian apakah burdah itu?
Mereka menjawab: Selimut.
Beliau bersabda: Benar.
Wanita itu berkata: Aku menyulamnya dengan tanganku sendiri, dan aku datang
untuk memakaikannya kepada Tuan.
Maka Nabi SAW mengambilnya karena memerlukannya. Kemudian beliau keluar
menemui kami dengan memakai selimut itu. Maka seseorang (si fulan)
memujinya dan berkata: Berikanlah kepadaku, sungguh indah.
Orang-orang berkata: Sikapmu itu tidak baik, Nabi memakainya dan
membutuhkannya, kemudian engkau memintanya padahal engkau tahu bahwa
beliau tidak menolak permintaan.
Orang itu berkata: Demi ALLAH, sesungguhnya aku tidak bermaksud meminta
untuk dipakai, melainkan untuk dijadikan kafanku.
Sahal berkata: Maka selimut itu menjadi kafannya.
[HR. Bukhari]

KURSUS PENGURUSAN JENAZAH

KAFAN YANG PUTIH DAN BAIK


Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Pakaikanlah olehmu kain putih
[sebagai pakaian], karena sesungguhnya kain putih itu sebaik-baiknya kainmu.
Dan kafanilah mayatmu dengan kain putih itu.
[HR. Turmuzi, hadis hasan]
Dari Jabir, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Apabila salah
seorang dari kamu mengkafani saudaranya, maka hendaklah kafannya
dibaikkan.
[HR. Muslim]
Dari Ali bin Abu Thalib, ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
bersabda: Janganlah kamu berlebih-lebihan [dengan membeli kain yang mahal]
untuk kafan. Karena sesungguhnya kafan itu akan hancur dengan segera.
[HR. Abu Dawud, hadis hasan]

KURSUS PENGURUSAN JENAZAH

Mengkafankan Mayat
Tempat mengkafankan rata yang bersih, suci dan kering
Peralatan untuk mengkafankan mayat:
-

Tikar
Kain kafan
Tali (dari kain yg tidak berjahit)
Kapas
Serbuk kayu cendana )*
Serbuk kapur barus
Minyak atar (wangi) )*

)* optional, jika ada ia boleh digunakan sebagai pengharum

KURSUS PENGURUSAN JENAZAH

Cara membuat jubah mayat


(optional, hanya jika diinginkan)
BANTAL

GULUNG

GULUNG
GULUNG

KAKI

KEPALA

KURSUS PENGURUSAN JENAZAH

Cara mengkafankan:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Bentangkan tikar (alas yg sesuai)


Susun tali pengikat (3 atau 5 utas) di atas tikar tersebut
Susun kain kafan di atas tali pengikat tersebut
Taburkan/renjiskan wangian pada setiap lapis kain kafan
Sediakan kapas yg telah dicampur dengan wangian dan kayu cendana
Angkat mayat dan baringkan di atas kain kafan
Tutupkan kapas tersebut pada bahagian: Muka, Telinga, Buah dada
(wanita), Kemaluan, Siku dan Tumit.

KURSUS PENGURUSAN JENAZAH

3.2.3. Cara mengkafankan:


7. Angkat mayat dan baringkan di atas kain kafan.
8. Tutupkan/bungkuskan kafan ke atas mayat
9. Ikat dengan tali pengikat
Simpul hidup (ikatan yang dapat dibuka) pada sebelah kiri mayat
Sebelum menutup bahagian kepala, dibenarkan kepada waris
melihat/mencium mayat [Ahmad & Tirmizi]
10.Renjiskan (percikkan) dengan air mawar dan minyak wangi. [Muslim]
11.Angkat dan letakkan di tempat solat.

KURSUS PENGURUSAN JENAZAH

Solat Jenazah
Dalam mengerjakan solat jenazah harus dikerjakan secara berjemaah,
karena pengurusan jenazah adalah fardu kifayah, ertinya wajib bagi orangorang yang mukallaf itu mengerjakannya, meskipun hanya beberapa orang
saja. Dan jika tidak dikerjakan maka seluruh penduduk sekitar si mayat
akan mendapat dosa.
Salat jenazah dijadikan tiga saf (barisan) sekurang-kurangnya dua orang
dalam setiap satu saf. [Ahmad, Tirmizi, Abu Dawud & Ibnu Majah]
Bagi orang perempuan dibolehkan mengikuti berjemaah bersama-sama
dengan orang lelaki atau boleh mendirikan solat ke atas jenazah setelah
disolatkan oleh orang lelaki (artinya: para wanita membuat salat jamaah
baru). [Bukhari & Muslim]
Tentang tempat untuk mengerjakan solat jenazah, diperbolehkan di dalam
masjid, di surau atau di tempat lainnya yang memungkinkan solat
berjemaah dengan syarat tempatnya itu luas, bersih dan suci. [Muslim]

KURSUS PENGURUSAN JENAZAH

Solat Jenazah
Rukun solat jenazah
1.
2.

Niat
4 kali takbir (termasuk takbiratul-ihrom)

Membaca Al-Fatihah selepas takbir pertama

Membaca salawat ke atas nabi selepas takbir yang kedua

Membaca doa selepas takbir yang ke tiga

Mengucap salam selepas takbir yang keempat.

.bersambung

KURSUS PENGURUSAN JENAZAH

Terima kasih
ROHISDA LPM NU SIDOARJO
AL KEBAB

sekian dan terima kasih

Anda mungkin juga menyukai