Anda di halaman 1dari 29

KERATITIS JAMUR

Fera Mulidar
1407101030186
Pembimbing : dr. Eva Imelda, M.Ked (Oph), Sp.M

Pendahuluan

Kornea berfungsi sebagai membran pelindung dan


merupakan jaringan transparan yang dilalui oleh
berkas cahaya menuju retina.
Infiltrasi sel radang pada kornea menyebabkan
keratitis yang mengakibatkan kornea menjadi keruh.
Keratitis dapat diakibatkan oleh beberapa faktor
seperti infeksi, mata yang kering, alergi ataupun
konjungtivitis.
Infeksi jamur pada kornea merupakan masalah
secara oftalmologik karena sulitnya menegakkan
diagnosis ini, padahal keratomikosis kejadiannya
cukup tinggi di lingkungan masyarakat Indonesia
yang agraris dan iklim tropis

Anatomi kornea

Definisi

Keratitis jamur (keratomikosis) merupakan istilah


untuk inflamasi yang disebabkan oleh infeksi
jamur (dan menyebabkan peradangan) pada
kornea. Faktor predisposisinya adalah trauma,
pemakaian kontak lensa, dan steroid topikal.
Trauma pada kornea yang memicu terjadinya
keratomikosis,
biasanya
trauma
dengan
tumbuhan atau benda-benda organik

Epidemiologi

Menurut WHO (World Health Organization),


penyakit kornea merupakan salah satu
penyebab utama penurunan visus dan
kebutaan, dengan katarak menduduki ranking
pertama.
Keratomikosis filamentosa didapati lebih
sering terjadi di daerah yang lebih hangat dan
lebih lembab.

Patofisiologi
stroma
Pathogen
Iritasi
Tampak
Infiltrasi
Patogen
Lesi

Klasifikasi
1. Menurut
penyebabnya :
Keratitis bakterial
Keratitis viral

Keratitis jamur
Keratitis lagoftalmus
Keratitis
neuroparalitik akibat
kerusakan Nervus V
Keratokonjungtivitis
sika

2. Menurut tempatnya :

Keratitis superfisial

Keratitis profunda :

Keratitis interstitial
Keratitis sklerotikans
Keratitis disiformis

Dua jenis utama penyebab keratitis jamur :


yeast (genus Candida), organisme uniseluler
berbentuk bulat dan bereproduksi dengan
budding. Jamur ini merupakan penyebab
untuk sebagian besar kasus keratitis jamur di
daerah beriklim sedang.

Filamentous (genus Fusarium dan Aspergillus),


organisme multisel yang menghasilkan hifa.
Jamur ini merupakan patogen yang paling
umum di iklim tropis, tetapi tidak jarang di
daerah dingin; keratitis jamur jenis ini
berkembang agresif.

Diagnosis

Anamnesis : riwayat trauma, adanya riwayat


penyakit kornea, pemakaian obat lokal oleh
pasien
Tanda dan gejala klinis: pengeluaran air mata
berlebihan, fotofobia, penurunan visus, sensasi
benda asing, nyeri, iritasi okuler dan
blefarosspasma. Injeksi konjungtiva, defek epitel,
supurasi, infiltrasi stroma dan adanya reaksi bilik
mata depan,bercak putih, lesi satelit, hipopion,
dan plak endotel
Penunjang : Larutan flouresent, Pemeriksaan
biomikroskop (slit lamp)

Tatalaksana
Terapi keratomikosis adalah sesuai jenis yang dihadapi:
I. Belum diidentifikasi jenis jamur penyebabnya.
II. berfilamen.
III. Ragi (yeast).
IV. Golongan Actinomyces yang sebenarnya bukan jamur
sejati
Untuk golongan I : Topikal Amphotericin B, Thiomerosal,
Natamycin (obat terpilih), Imidazole (obat terpilih).
Untuk golongan II : Topikal Amphotericin B, Thiomerosal,
Natamycin (obat terpilih), Imidazole (obat terpilih).
Untuk golongan III : Amphotericin B, Natamycin, Imidazole.
Untuk golongan IV : Golongan Sulfa, berbagai jenis
antibitotik.

Komplikasi dan prognosis

peradangan di permukaan saja dengan


pengobatan yang baik dapat sembuh tanpa
jaringan parut,
peradangan dalam pembentukan jaringan parut
berupa nebula, makula, leukoma, leukoma
adherens dan stafiloma kornea.
Bila ulkusnya lebih dalam dapat terjadi perforasi
Prognosis tergantung pada beberapa faktor,
termasuk luasnya kornea yang terlibat, status
kesehatan pasien (contohnya pasien dengan
kondisi immunosupresif), dan waktu penegakan
diagnosis klinis.

Laporan kasus
I.

IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. E
Umur : 52 Tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Suku
: Aceh
Pekerjaan
: Petani
Alamat
: Montasik, Aceh Besar
CM
: 0-98-70-61
Tgl Pemeriksaan: 27 Mei 2016

ANAMNESIS

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke poliklinik mata RSUDZA dengan
keluhan penglihatan kabur pada mata kanan yang
disertai rasa nyeri, berair dan perih. Pasien
menyatakan bahwa awalnya mata kanan pasien
pernah terkena batang padi 2 tahun yang lalu.
Kemudian pasien merasa penglihatan mulai
kabur, muncul bercak putih di tengah mata, nyeri,
merah, kelopak mata bengkak, mata berair, silau
dan terasa mengganjal pada mata kanan. Keluhan
mata kabur dan bercak putih dirasakan pasien
semakin
memberat,
namun
keluhan
lain
berkurang dengan penggunaan obat.

Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan
seperti ini dan pasien tidak memiliki riwayat penyakit
kronis.
Riwayat Penggunaan Obat
Pasien pernah berobat sebelumnya dan obat yang
diberikan adalah cefadroxil, natrium diklofenak, levocin
dan hyaloph
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang mengeluhkan
keluhan yang sama
Riwayat Kebiasaan Sosial
Pasien sehari-hari bekerja sebagai seorang petani.

VITAL SIGN
E

Status oftalmologis

Okular Dextra
VOD : 1/300

Okular Sinistra
VOS :5/15

tidak terdapat defek

Normal

Hischberg

Pergerakan Bola Mata

tidak terdapat defek

normal

Pemeriksaan Segmen Anterior


OD

Bagian Mata

OS

Edema

Palpebra Superior

normal

Edema

Palpebra Inferior

normal

Hiperemis

Conjungtiva Tarsal Superior

normal

Hiperemis

Conjungtiva Tarsal Inferior

normal

Injeksi siliar (+), injeksi

Conjungtiva Bulbi

normal

konjungtiva (+)
Infiltrate (+)

Kornea

Jernih

Hipopion (+)

COA

cukup

Sulit dinilai

Pupil

Bulat, Isokor (+), RCL(+),

Sulit dinilai

Iris

RCTL(+)
Kripta jelas

Sulit dinilai

Lensa

keruh

Foto klinis

Diagnosis kerja

Keratitis Fungal OD

Tatalaksana

Ciprofloxacin tab 2x100 mg


Ketokonazol tab 2x100 mg
Asam mefenamat tab 2x500 mg
C. Giflox ED / 2 jam
Natacen ED / 2 jam

Prognosis

Quo ad Vitam : dubia ad bonam


Quo ad Functionam : dubia ad malam
Quo ad Sanactionam : dubia ad malam

Pembahasan

Pasien pernah
terkena batang padi
sekitar 2 tahun yang
lalu, karena
pekerjaan pasien
sebagai seorang
petani.

Faktor predisposisi pada penyakit ini


yaitu adanya riwayat penyakit pada
kornea, infeksi atau trauma, dan
pemakaian obat lokal oleh pasien. Pada
pasien ini, faktor utama timbulnya
penyakit ini yaitu trauma akibat
terkena benda yang berasal dari
tumbuhan.

Pasien mengeluhkan
penglihatan kabur
pada mata kanan yang
disertai rasa nyeri,
berair dan perih.
Palpebra superior et
inferior dekstra
tampak edema dan
konjungtiva tarsal
superior et inferior
dekstra didapatkan
hiperemis.

Saraf-saraf sensorik
kornea didapat dari
cabang pertama
(ophthalmichus) dan
nervus kranialis
trigeminus. Saraf
trigeminus ini
memberikan
sensitivitas tinggi
terhadap nyeri bila
kornea disentuh.
Setiap kerusakan pada
kornea mengekspose
ujung saraf sensorik
dan menyebabkan

Pada kornea okuli


dekstra tampak
adanya infiltrat putih
keabuan dan hipopion
yang menyebabkan
media refraksi di
belakangnya sulit
dinilai.
Dari pemeriksaan
refraksi pada okuli
dekstra didapatkan
visus pasien 1/300.

Tanda klinis keratitis yang dapat


ditemukan berupa injeksi konjungtiva,
defek epitel, supurasi, infiltrasi stroma
dan adanya reaksi bilik mata depan.
Manifestasi klinis yang lebih spesifik
berupa adanya infiltrasi yaitu bercakbercak putih, lesi satelit, hipopion, dan
plak endotel.

Lesi kornea sering kali mengakibatkan


penglihatan menjadi kabur, terutama
ketika lesinya berada dibagian central.

Pada pasien diberikan


Natacen ED / 2 jam
dan ketokonazol 2x100
mg.

Natamycin (paramycin)
bersifat spektrum-luas
terhadap organisme
filamentosa seperti polyene
lain. Pengobatan topikal
hendaklah diberikan selama
6 minggu.
Golongan azole seperti
Imidazol dan ketokonazole
dilaporkan efektif terhadap
Aspergillus, Fusarium, dan
Candida. Azole menghambat
sintesa ergosterol pada
konsentrasi rendah dan pada
konsentrasi tinggi bekerja
merusak dinding sel. Dosis
dewasa 200-400 mg/d,
dengan dosis maksimum 800

Pada pasien ini


diberikan asam
mefenamat 3x500
mg.

Penggunaan kortikosteroid pada


keratitis dapat dipertimbangkan untuk
diganti dengan NSAID. Dari beberapa
penelitian telah menunjukan bahwa
NSAID dapat mengurangi keluhan
subjektif pasien dan juga mengatasi
peradangannya seperti halnya
kortikostroid.

Pada pasien ini


diberikan
ciprofloxacin 2x100
mg dan giflox ed / 2
jam.

Keratitis jamur berfilamen dan ragi


tidak bisa dibedakan dan menyerupai
keratitis yang disebabkan oleh bakteri
seperti Staphylococcus aureus dan
Pseudomonas aeruginosa. Golongan
florokuinolon termasuk kedalam
antibiotik spectrum luas, merupakan
pilihan untuk bakteri gram positif
maupun gram negatif. Antibiotik
sistemik digunakan apabila terdapat
ekstensi ke sklera akibat infeksi atau
didapatkan adanya ancaman perforasi
pada pasien.

Anda mungkin juga menyukai