Go Ungo Kuliah
Go Ungo Kuliah
PENDAHULUAN
URETRITIS (PRIA)
URETRITIS GO
URETRITIS NON GO
URETRITIS SPESIFIK
URETRIRIS
NON SPESIFIK
Tanda uretritis
Subjektif:
Objektif:
Laboratorium
Wanita
Cervicitis.
Infeksi Saluran Genital Bawah.
Peradangan Rongga Panggul
Infeksi Genital Non Spesifik
FLUOR ALBUS
Fluor albus adalah cairan kental
keputihan yang keluar dari vagina
dan rongga uterus.
Sinonim : leukorrhea
PATOFISIOLOGI
Tidak semua fluor albus bersifat patologis.
Sekret vagina normal (fisiologis) bersifat :
PATOFISIOLOGI
Lingkungan vagina normal
Hubungan dinamis antara Lactobacillus
acidophilus dengan flora endogen lain, estrogen,
glikogen, pH vagina, hasil metabolit lain
Lacobacillus menghasilkan hidrogen peroksida
Toksik terhadap bakteri patogen
pH optimal : 3,8 4,2
PATOFISIOLOGI
Sekret vagina abnormal
Terjadi perubahan warna dan jumlah, misalnya :
2.
3.
4.
INFEKSI
Jamur : Candida
Deodoran, sabun
Pembersih vagina
Celana ketat
Tanda Infeksi:
Subjekktif
Tanda Infeksi
Subjektif:
Objektif:
Laboratorium
GONORE MENYERANG
PRIA
URETRA
KEL TYSON
KEL COWPER
KEL PARAURETRA
PROSTAT
EPIDIDIMIS
TESTIS
WANITA
CERVIKS
BARTHOLIN
KEL SKEIN
SALPHINX
OVARIUM
PID
CONYUNCTIVA
LARINKS
PHARINKS
RECTUM
SENDI
SEPTIKEMIA
PERICARD
DISSEMINATA
DEFINISI
Semua penyakit disebabkan Neisseria gonorrhoeae,
suatu diplokokus gram negatif
Umumnya mengenai :
Uretra
Endoserviks
Rektum
Faring
Konjungtiva
Penyebaran hematogen :
DIG (Disseminated Gonococcal Infection)
EPIDEMIOLOGI
ETIOLOGI
GRAM NEGATIF
INTRASELULER
DIPLOKOKUS
STRAIN RESISTENSI.
NGPP (Neisseria Gonorhoeae penghasil
penisilinase)
TRNG
QRNG
ARNG
PATOGENESIS
PERLEKATAN (pili dan
protein permukaan)
SEL EPITEL MENEMBUS
JARINGAN.
PMNL
MIKRO ABSES
PENYEBARAN
KLINIS
inkubasi
Pria
: 2-5 hari
GEJALA KLINIK
INFEKSI PADA PRIA
URETRA PARS ANTERIOR
Tes Thompson
PEMERIKSAAN.
MUE : UDEMA, ERITEMA,
ECTROPION, DISCHARGE
PURULEN
BLEEDING
MENORRHAGIA
NYERI
PUNGGUNG
DIAGNOSIS
Anamnesis, klinis, laboratoris
LABORATORIUM
Cat
Cat Gram
Gram duh
duh tubuh
tubuh
Kultur
Kultur :: Thayer
Thayer martin/modifikasi
martin/modifikasi TM
TM
Tes
Tes definitif
definitif (( tes
tes Oksidase,
Oksidase, Fermentase)
Fermentase)
Tes
Tes NGPP
NGPP (Beta
(Beta laktamase,
laktamase, Yodometri,
Yodometri,
Penisilin
Penisilin discdifusion,
discdifusion, Tes
Tes Thomson
Thomson
ELISA
ELISA
Pria
:: bahan
Pria
bahan dari
dari duh
duh tubuh
tubuh uretra/sed.urine/sekret
uretra/sed.urine/sekret massage
massage prostat
prostat
Wanita
Wanita :: bahan
bahan dari
dari uretra,
uretra, srviks,
srviks, muara
muara kel.bartholin,
kel.bartholin, rektum
rektum
KOMPLIKASI
PRIA
Tisonitis
Parauretritis
Cowperitis : sakit pada perineum, disuri
Infeksi uretra pars post vesica urinaria : polakisuri,
hematuri
Prostatitis : nyeri hebat pd perineum, nyeri saat BAB, febris
Vesikulitis
Funikulitis
Epididimitis : febris, edema, kulit skrotum tanda radang (+)
Infertilitas
KOMPLIKASI
WANITA
Bartholinitis : edema labium mayus (tu. 1/3
bagian bawah), tanda radang akut
PRP jaringan parut, tuba infertilitas
Salpingitis
Diseminata : Arthritis, myocarditis,
endocarditis, pericarditis, Meningitis dan
dermatitis
TERAPI
Pertimbangkan, efektivitas, dosis
tunggal, efek samping, tempat infeksi,
resistensi, kemungkinan infeksi C.
trachomatis bersamaan
TERAPI
Infeksi Anogenital, komplikasi (-)
ANJURAN
Siprofloksasin*
Tiamfenikol*
Ofloksasin*
Kanamisin
Spektinomisin
PILIHAN
Seftriakson
Sefiksin
TERAPI
Infeksi Anogenital, komplikasi (+)
TERAPI
Konjungtivitis GO pada Dewasa
ANJURAN
Seftriakson
Spektinomisin
Siprofloksasin
Ofloksasin
TERAPI
Konjungtivitis GO pada Neonatus
ANJURAN
Seftriakson
PILIHAN
Kanamisin
25mg/KgBB intramuskuler s/d max. 75mg
Spektinomisin 25mg/KgBB intramuskuler s/d max. 75mg
Pantau dalam 48 jam
PENCEGAHAN :
Sesudah lahir mata dibersihkan tetesi Nitras argensi
1% atau salep tetrasiklin 1%
Ibu Go (+) bayi beri Seftriakson 50mg/KgBB,
intramuskuler s/d max. 125mg
Pilihan : Kanamisin
Spektromisin
PENYEBAB:
SPESIFIK
Chlamydia trachomatis.
Ureaplasma urealyticum
Trichomonas vaginalis
Jamur
Herpes Simplex
Adenovirus
Haemophilus sp
Bacteriodes urealyticum
NON SPESIFIK
PENDAHULUAN
Chlamydia trachomatis terdiri dari 15 serovars :
A, B, Ba, C : penyebab trachoma
D, E, F, G, H, I, J, K : penyebab infeksi saluran
genital,conjungtivitis, pneumonia infantile
L1, L2, L3, penyebab LGV (Limfogranuloma
venereum)
EPIDEMIOLOGI
Th. 1997 : > 500.000 kasus (200/100.000
penduduk)
Amerika Serikat : 3-4 juta kasus/tahun
WHO: 90 juta kasus
PENYEBAB
Chlamydia trachomatis serovar D,E,F,G,H,I,J
Mempunyai dinding sel dan membran sel
Sitoplasma mengandung DNA & RNA
Multiplikasi hanya pada sel (intraseluler obligat)
Membentuk inklusi dalam sitoplasma
Antigen : MOMP (mayor outer membrane protein),
lipopolisakarida, HSP (heat shock protein)
Menyebabkan respon imun : pembentukan antibodi dan
imunitas seluler
CHLAMYDIA TRACHOMATIS.
INFEKSI CHLAMYDIA
PADA PRIA
Simptomatik : 25% kasus
Gejala lebih ringan dari gonore
discharge uretra
Dysuria
Epididymitis
prostatitis.
INFEKSI CHLAMYDIA
PADA PRIA
Pria dg NSU (non spesific uretriris) : 30-50% karena
Chlamydia
Sering ko-infeksi dengan Gonorrhoe (15-35%)
80% menjadi Reiters syndrome
Uretritis
Arthritis / atralgia
Lesi mukokutaneus
Conjungtivitis
+/- gx sistemik : panas, myalgia, anoreksia, BB turun
EPIDIDYMITIS
PROSTATITIS
PROCTITIS
REITER SYNDROM
CERVICITIS
INFEKSI
CHLAMYDIA TRACHOMATIS
GENITALIA WANITA
BARTHOLINITIS
ENDOMETRITIS
SALPINGITIS
PERIHEPATITIS
PELVIC INFLAMMATORY
DISEASE (PID)
Merupakan komplikasi yang berat dari infeksi saluran genital
bagian bawah.
Klinis bervariasi :
endometritis subklinis
Salpingitis
peritonitis pelvis
Periapendisitis
perihepatitis
Diagnosis dengan :
laparoskopi (gold standart)
biopsi endometrium
PELVIC INFLAMMATORY
DISEASE (PID)
Kriteria minimum diagnosis PID :
Lower abdomen tenderness
Bilateral adnexal tenderness
Cervical motion tenderness
No evidence of competeting dx (pregnancy,
acute appendicitis)
B. Inclusion-particle conjunctivitis
PEMERIKSAAN
LABORATORIUM INFEKSI
CHLAMYDIA
DETEKSI CHLAMYDIA :
Kultur sel
DFA (Direct Fluorescent Antibody Assays)
EIA (Enzyme Immunoassays)
RNA-DNA hybridzation (PCR dan LCR)
SEROLOGI :
Microimmunofluorescence (MIF)
ELISA (Enzyme-lnked Immunosorbent assay) IgM, IgA, IgG
PENYEBAB
4 bakteri vagina :
Gardnerella vaginalis
Bacteroides sp.
Mobiluncus sp.
Mycoplasma hominis
PATOGENESA
Laboratorium :
Sekret vagina berbau amis jika diteteskan KOH 10%
(whiff test / tes amin positif)
pH duh tubuh vagina > 4,5 (4,7-5,7)
Mikroskopis :
sediaan apus dengan pewarnaan gram atau
sediaan basah clue cells
clue cells 20% pada sel epitel
leukosit normal < 15/lp.
Diagnosis
Didapatkan 3 dari 4 tanda-tanda berikut (Amsel, 1983) :
Cairan vagina homogen,putih / keabu-abuan
pH duh tubuh vagina > 4,5
Duh tubuh vagina berbau seperti ikan sebelum atau
sesudah penembahan KOH 10% (Whiff test +)
Clue cells
Komplikasi
WANITA HAMIL :
Ketuban pecah dini
Lahir prematur
Bayi berat lahir rendah
Penatalaksanaan
TRICHOMONIASIS
DEFINISI
INFEKSI YANG DISEBABKAN OLEH
TRICHOMONAS
VAGINALIS.
Trichomonas vaginalis
Berbentuk ovoid
ukuran 10-20 mmikron
,
mempunyai 4 flagella dengah
pergerakannya
Melakukan perlekatan pada selaput lendir
Bersifat anaerobik.
PATOGENESIS
Pada WANITA
Masa inkubasi : 5 28 hari
Keluhan dan Gejala
Simptom (20%-50%).
keluhan dan gejala :
sekret vagina
sedikit sampai banyak
encer
kuning / kehijauan berbusa (10% - 30%) klasik
berbau.
Vulvitis dan vaginitis.
bila jumlah kuman banyak sekali strawberry cervix (2%)
rasa tidak enak di perut bagian bawah.
Pada PRIA
Keluhan dan Gejala :
sering asimtomatik.
sebagai pasangan seksual wanita yang terinfeksi
keluhan dan gejala :
+ duh tubuh uretra (50% - 60%) :
jarang purulen
jumlah sedikit atau sedang
Uretritis (disuria, iritasi uretra, sering miksi)
Prostatitis
Epididimitis
Tidak ada gejala sama sekali / gambaran klinis ringan
Strawberry Cervix
Laboratorium
Pada wanita :
pH sekret vagina > 5
Tes amin / whiff test dapat positif
Mikroskopis (sediaan basah) :
tampak Trichomonas vaginalis dengan
pergerakan flagela yang khas
Dapat ditemukan clue cells karena biasa
didapatkan bersamaan dengan BV
Pada pria :
Sedimen urin : Trichomonas vaginalis
Scraping dinding uretra
Penatalaksanaan :
Metronidazol 2 x 500 mg po (7 hari)
atau
2 gram po dosis tunggal
Pasangan seksual harus diobati
Pada kehamilan :
Seluruh masa kehamilan :
Metronidazol 2g po dosis tunggal
Komplikasi
Wanita hamil :
Partus prematur
Bayi Berat Lahir Rendah
Kandidiasis vulvovaginalis
(Kandidosis vulvovaginitis) KVV
PENYEBAB :
Candida albicans (terutama)
C. glabrata (kadang-kadang)
Lain - lain :
C. tropicalis
C. stellatoidea
C. pseudotropicalis
C. krusei
KVV :
Infeksi oportunistik
>>> penderita immunocompromise
>>> mulut, kolon, kuku, vagina, anorektal
Faktor predisposisi / faktor risiko :
Hormonal
kadar karbohidrat (DM)
Pemakaian antibiotika jangka panjang
suhu dan kelembaban
Imunosupresi
Iritasi / trauma
Balanitis
Laboratorium
PH duh tubuh vagina 4,5
Tes amin / Whiff test : negatif
Mikroskopis (pengecatan gram dan KOH 10%) :
bentuk ragi : blastospora bentuk lonjong
pseudohifa seperti sosis panjang bersambung
hifa asli bersepta (kadang-kadang)
Penatalaksanaan
Medikamentosa :
Penatalaksanaan
Non medikamentosa :
Hindari bahan iritan lokal
(misal : produk berparfum)
Hindari pakaian ketat atau dari bahan sintetis
Hilangkan faktor predisposisi
DEFINISI
Ulkus mole : penyakit infeksi genital akut,
setempat , auto-inoculable , disebabkan
Haemophilus ducreyi, dengan gejala
klinis khas ulkus pada tempat masuk,
seringkali disertai supurasi KGB regional.
ETIOLOGI
H. ducreyi
merupakan bakteri gram negatif,
anaerobik fakultatif,
bentuk batang pendek , ujung bulat, tidak
bergerak, tidak membentuk spora
memerlukan hemin untuk pertumbuhannya.
PATOGENESIS
Trauma / abrasi
Kuman menginfeksi
Penetrasi pd epidermis
Limfa Limfadenitis
Inflamasi
Supurasi
GAMBARAN KLINIS
PREDILEKSI
pria : di daerah preputium, glans penis,
batang penis, frenulum dan anus
wanita : vulva, klitoris, serviks dan anus.
Pembesaran kelenjar limfe inguinal tidak
multipel, terjadi pada 30% kasus yang
disertai radang akut. Kelenjar melunak
pecah sinus (sangat nyeri disertai febris).
LABORATORIUM
DIAGNOSA
Anamnesa
Gejala klinik yang khas
Pemeriksaan langsung bahan ulkus
yang diberi pewarnaan gram.
DIAGNOSA BANDING
Sifilis I
Pedikulosis pubis
Ulkus mikstum
Tuberkulosis kutis
Herpes genitalis
Amobeasis kutis
Aphthae
Dermatitis
Skabies
EEM
Piodermi
Epidermoid Ca
PENYULIT
Adenitis inguinal
Fimosis atau Parafimosis
Fistel uretra
Fistel rektovagina
PENATALAKSANAAN
Pengobatan sistemik
Azithromycin 1 gr, oral, single dose
Seftriakson 250 mg dosis tunggal, injeksi intra muscular
Siprofloksasin 2 x 500 mg selama 3 hari
Eritromisin 4 x 500 mg selama 7 hari
Amoksisilin + asam klavunat 3 x 125 mg selama 7 hari
Streptomisin 1gr sehari selama 10 hari
Kotrimoksazol 2 x 2 tablet selama 7 hari
PENATALAKSANAAN
Pengobatan lokal
Kompres dengan larutan normal salin ,
2 kali sehari selama 15 menit
Aspirasi abses transkutaneus untuk bubo
berukuran 5 cm dengan fluktuasi ditengahnya
Kondiloma Akuminata
Dr. Hans Lumintang SpKK(K)
Difinisi
Kelaina kulit berupa vegetasi bertangkai
dengan permukaan berjonjot yang
disebabkan oleh virus HPV (Human Papiloma
Virus)
Bersifat jinak ,superfisial terutama didaerah
genital.
Etiologi
HPV gol Papova Virus virus DNA
Telah dikenal 80 tipe. Tipe yang menyebabkan
kondiloma: 6,11,16,18,30,31,33,35,39,41,42,44,51,52
dan 56
Tipe 16 dan 18 erat hubungannya dengan Ca servik
Penularan: secara langsunghub. Seks
tidak langsung: kolam renang
Epidemiologi
Penyebaran bersifat kosmopolit higiene memegang
peranan
Lingkungan lembab dan basah mempermudah
timbulnya penyakit ini.
Biasanya diikuti infeksi penyakit lain: trikomoniasis,
kandidiasis, dan infeksi genetal non spesifik.
Laki-laki= Wanita (insiden tinggi pada seksual aktif, usia
17-33 th)
Patogenesis
HPV replikasinya tergantung pada adanya
diferensiasi epitel skuamosa virus pada lapisan
terbawah, protein kapsid dan virus infeksius pada
lapisan superfisial sel yangberdiferensiasi.
Lap. Basalis tempat yang diinvasi mikroabrasi
mukosa
Fase laten: tanpa gejala sebulan setahun
Inkubasi: 3 minggu- 8 bulan
Predileksi
Terutama didaerah lipatan
Laki-laki: perineum dan sekitar anus, sulcul
coronarius, glan penis, muara urethra
eksterna,korpus dan pangkal penis.
Wanita : vulva dan sekitarnya, introitus vagina,
kadang porsio uteri.
Gambaran Klinis
Awal : papul jarum pentul papilomatosa seperti
bunga kol
Jika mendapat tekanal bilateral pipih seperti
jengger ayam.
Disertai Fluor albus
Hamil estrogen tinggi kelembaban tinggi dan
vaskularisasi meningkat pertumbuhan cepat
Kadang disertai: panas, gatal, nyeri dan mudah
berdarah
Pemeriksaan Penunjang
Tes Asam Asetat (acetowhite)sensitifitasnya
tinggi terutama untuk C.acuminata dan infeksi
HPV subklinis. Cara: As. Asetat 3-5% dioleskan
pada lesi dengan lidi kapas tunggu 5-10
menit perubahan warna putih.
Pemeriksaan Histopatologi
Diagnosis Banding
Veruka vulgaris: vegetasi tidak bertangkai,
kering berwarna abu-abu atau sama dengan
kulit.
Kondiloma lata: sifilis std II plakat erosif,
banyak spirochaeta pallidum permukaan lebih
halus, bentuk lebih bulat.
Karsinoma sel skuamosa: vegetasi seperti
kembang kol, mudah berdarah dan berbau.
Penatalaksanaan
Penatalaksaan Umum:
Jaga kebersihan , berhubungan seks dengan
memakai kondom
Penatalaksanaan khusus
Kemoterapi: podofilin 25%, TCA 50%, %-Fluorourasil
1-5%
Imunoterapi: Interferon, Imiquimod krim 5%.
Pembedahan: bedah scalpel, bedah beku, Bedah
laser.
Komplikasi
Perubahan displasia terhadap daerah sekitarnya
Transformasi kearah malignansi genitourinaria
Penularan ke janin atau pasangan seksual
Prognosis
Sering residif tapi prognosisnya baik
Pada wanita dengan sistem imun yang
kurang persisten kondiloma, dapat juga
menjadi displasia vulva, vagina, atau serviks.
Sinonim
LGV dikenal juga sebagai:
1. Limfogranuloma inguinale
2. Limfogranuloma tropikum
3. Limfopatia venereum
4. Tropical bubo
5. Climatic bubo
6. Strumous bubo
7. Paradenitis inguinalis
8. Durand Nicolas Favre disease
EPIDEMIOLOGI
Bersifat sporadis tropik dan sub-tropik
Sering dijumpai didaerah rural sosial ekonomi
rendah
Dijumpai di usia 20-40 th
Laki-laki : Wanita = 5:1
Lesi primer laki-laki penis kel. Limfe inguinal
Wanita : intravaginal/servikal intrapelvik, anus
atau rektal.
GEJALA
GEJALA KLINIS
KLINIS
GEJALA KLINIS
Ada 2 stadium yaitu :
1. Stadium dini
lesi primer di genital
sindrom inguinal
2. Stadium lanjut
Sindroma anorektal
Esthiomen (elefantiasis genetal)
Lesi primer
Setelah masa inkubasi 3-12 hari, tidak khas (erosi,
papul, ulkus dangkal tdk sakit sembuh sendiri,
tanpa jaringan parut)
Lokasi (pria): sulcus coronarius
frenulumpreputiumbatang penis
uretrascrotum, dapat disertai limfangitis dan absesabses kecil bag dorsal penis bubonuli
Lokasi (wanita): dindind post vaginaporsio post
servik vulva
Lesi ekstragenital terjadi pada mulut, jari, anus dan
rektum.
Sindrom inguinale
Pemeriksaan penunjang
Pengecatan Giemsa badan inklusi Chlamydia
Tes Serologi :
CFT (Complement Fixation Test)
RIP (Radio Isotop Presipitation)
HERPES GENITALIS
Dr. dr. HANS LUMINTANG,SpKK(K)
Bagian / SMF Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin
FK. Unair / RSU Dr. Soetomo
Surabaya
Definisi
Infeksi pada genital dan sekitarnya
Herpes simplex virus (HSV)
Vesikel / erosi / ulkus dangkal berkelompok
diatas dasar eritematosa
Sering kambuh
Sukar sembuh
Sering rekuren
Transmisi virus dapat terjadi dari penderita asimtomatik
Pengaruh terhadap kehamilan dan bayi/janin dalam
kandungan
Pengaruh pada penderita imunokompromais
Dampak kejiwaan
Etiologi
Herpes simplex virus (HSV)
Unna (1883) , penyakit menular melalui
hubungan seksual
Sharlitt (1940), membedakan HSV1 dan HSV 2
Sebagian besar penyebab adalah HSV 2, bisa
juga HSV 1 (16,1%) karena hubungan seksual
orogenital, penularan melalui tangan
HSV 2:
Kontak seksual
5-95% populasi dewasa
80% genital, 20% orolabial
Periode seksual aktif
Epidemiologi
Peningkatan insiden herpes genitalis
Patogenesis
Terpajan HSV dapat terjadi infeksi:
Primary
infection
Clinically overt
infection
Asymptomatic
infection
Recurrent
infection
LATENCY
LATENCY
Reactivation
ERIK LYCKE
Scand J Infect Suppl. 78: 7-14, 1991
Infeksi rekuren
Faktor pencetus +
Virus mengalami reaktivasi dan multiplikasi
kembali -> infeksi rekuren
Antibodi spesifik +
Kelainan tidak berat
Faktor pencetus
Trauma
Koitus berlebihan
Demam
Gangguan pencernaan
Stres emosi
Kelelahan
Makanan yang merangsang
Alkohol
Obat-obatan ( imunosupresif, kortikosteroid)
Infeksi rekuren
Pendapat terjadinya :
Gejala klinis
Masa inkubasi berkisar 3-7 hari , lebih lama.
Manifestasi klinis dipengaruhi :
Faktor hospes
Pajanan terdahulu dengan HSV
Episode terdahulu
Tipe virus
Gejala klinis
Rasa terbakar, gatal daerah lesi (beberapa jam
sebelum lesi +)
Setelah lesi timbul, gejala konstitusi (malaise,
demam, nyeri otot)
Vesikel berkelompok, mudah pecah -> erosi multipel,
dasar eritem
Infeksi sekunder - -> sembuh 5-7 hari, jaringan parut
-
Gejala klinis
Infeksi inisial
Lebih berat, lebih lama
Kelenjar limfe regional membesar,nyeri
Penyembuhan lama -> 2-4 minggu, serangan berikut
lebih cepat
Dapat terjadi disuria ( lesi di daerah uretra,
periuretra), dapat retensi urin
Infeksi di servix -> perubahan difus, ulkus multipel,
ulkus besar dan nekrotik. Dapat tanpa gejala.
Gejala klinis
Infeksi rekuren
Gejala klinis
Tempat predileksi:
Pria :
Wanita:
Gejala klinis
Herpes genitalis atipikal
Wanita:
Manifestasi yang tidak khas, bentuk fisura, furunkel,
ekskoriasi, eritema vulva nonspesifik
Rasa gatal, nyeri +
Pria:
Fisura liniar pada preputium, bercak merah di glans penis
Komplikasi
Paling ditakuti -> pada bayi baru lahir
Diagnosis
Klinis :
Diagnosis banding:
Lab.
Lab. diagnostiK
diagnostiK HSV
HSV
Kultur:
Gold standard
Tidak dapat
membedakan
HSV1- HSV2
Deteksi antigen:
Tes imunofluoresensi
langsung
Deteksi partikel
virus:
Tes imunoperoksidase
ELISA
PCR
Mikroskop elektron
Dapat
membedakan
HSV1- HSV2
Deteksi antibodi:
Tes serologi
Tidak dapat
membedakan
HP/cytology
Tidak dapat
membedakan
Diagnosis
Paling sederhana, tes tzank, cat giemsa -> sel raksasa
inti banyak
Mikroskop elektron -> kelompok virus herpes tak dapat
dibedakan
Kultur jaringan -> cara paling baik. Titer virus tinggi,
hasil positif dalam 24-48 jam. Lama dan mahal
Tes mendeteksi antigen HSV -> lebih cepat
Secara imunologik: imunofluoresen, imunoperoksidase,
ELISA
Diagnosis
Pemeriksaan ELISA, menentukan adanya antigen HSV.
Sensitivitas 95%, sangat spesifik. Waktu 4,5 jam. Dapat
untuk deteksi antibodi terhadap HSV dalam serum
Imunoperoksidase tak langsung, imunofluoresensi
langsung memakai antibodi poliklonal ->hasil positif dan
negatif palsu. Antibodi monoklonal pada
imunofluoresensi -> menentukan tipe virus
Imunoflouresensi tak langsung kerokan lesi, sensitivitas
78-88%
Penatalaksanaan
Tujuan:
Pengobatan profilaksis
Penerangan sifat penyakit, dapat menular bila
sedang serangan -> abstinensia
Proteksi individual, digunakan alat perintang
dengan busa spermisidal dan kondom .
Menghindari faktor pencetus
Konsultasi psikiatrik , stres -> serangan
Pengobatan spesifik
Infeksi inisial / episode pertama:
Pengobatan
Infeksi rekuren
Asiklovir, 200 mg per oral, 5 kali sehari, selama 5
hari
Atau Valasiklovir, 500 mg per oral, 2 kali sehari,
selama 5 hari
Atau keadaan ringan, krim asiklovir.
Pengobatan dilakukan sejak masa prodromal atau
dalam 1 hari setelah timbul lesi.
Pengobatan memperpendek waktu lesi genital
Pengobatan
Supresif:
Asiklovir, 400 mg per oral, 2 kali sehari, secara terus
menerus.
Atau valasiklovir, 500 mg per oral, sekali dalam
sehari
Pengobatan akan menurunkan frekuensi kambuhan.
Pengobatan ini mengurangi tetapi tidak
menghentikan perkembang biakan virus yang
asimtomatik
Pengobatan
Penyakit dengan gejala berat:
Pengobatan
Masa kehamilan:
Episode pertama infeksi primer, asiklovir oral
Persalinan pervaginam, ibu herpes genital -> resiko
tertular herpes neonatal (saat akan dilahirkan)
Ibu dengan infeksi rekuren -> bayi resiko tertular rendah
Anamnesa, pemeriksaan fisik baik -> indikasi cs
Bayi dari ibu dengan ulkus genital aktif/ kultur virus + ->
isolasi, observasi cermat. Spesimen dari lesi ibu,
lakukan kultur virus 24-48 jam stl lahir
Asiklovir, tidak kontraindikasi mutlak untuk wanita hamil
Pengobatan
Neonatus:
Pengobatan
Ko- infeksi HIV: