Anda di halaman 1dari 26

TRAUMA TUMPUL

ABDOMEN : PERAN USG


ABDOMEN TERFOKUS
DALAM PENILAIAN CEDERA
ORGAN DAN MENGURANGI
KEBUTUHAN UNTUK CTSCAN.
Oleh : Trissia Adella
Pembimbing : dr. Erina Outry Siregar, Sp.B

Tujuan dari penelitian ini adalah


untuk mengevaluasi peran USG
dalam diagnosis awal dari cedera
intra abdomen yang terjadi setelah
trauma tumpul abdomen dan dalam
follow up pasien dengan cedara
intra abdomen untuk mendeteksi
komplikasi yang munculnya
terlambat.

Trauma adalah salah satu penyebab


kematian pada usia muda (1-45 tahun).
Blunt abdominal trauma (BAT) atau trauma
tumpul abdomen adalah yang paling sering,
dan prevalensi cedera intra-abdomen yang
diakibatkannya dilaporkan sebanyak 1215%. Mekanisme yang mengakibatkan BAT
antara lain adalah tabrakan kendaraan
bermotor (73%), tabrakan sepeda motor
(7%), tabrakan mobil-pejalan kaki (6%), dan
jatuh (6%).

Diagnosis cepat cedera abdomen adalah langkah


penting dalam proses penanganan kasus BAT
untuk mencegah morbiditas dan kematian.
Pemeriksaan klinis dan USG abdomen terfokus
merupakan evaluasi awal pada pasien post
trauma. Observasi klinis setelah BAT adalah
prosedur umum di semua rumah sakit; walaupun,
waktu yang dibutuhkan untuk observasi masih
kontroversi, beberapa menyarankan 24 jam
sudah cukup, sedangkan yang lain melaporkan
minimal 8 jam observasi adalah waktu yang
cukup untuk mengidentifikasi cedera berdasarkan
kestabilan hemodinamik pasien.

Teknik
pemeriksaan
Pasien diposisikan supine. Focused abdominal sonography for
trauma (FAST) dilakukan untuk melihat empat stadar view
berikut:
1. Transversal view regio epigastrium untuk menilai lobus kiri
hepar.
2. Longitudinal view hypochondrium kanan untuk memeriksa
lobus kanan hepar, ginjal kanan dan morison pouch (cavum
morison adalah rongga potensial antara hepar dan ginjal
kanan).
3. Longitudinal view hypochondrial kiri untuk memeriksa ginjal
kanan, lien, dan lienorenal space.
4. Transversal dan longitudinal view suprapubis untuk
memeriksa vesika urinaria dan cavum douglas.
Sebagai tambahan untuk keempat view ini, longitudinal view di
kiri dan kanan rongga thoraks diperlukan untuk menyingkirkan
efusi pleura.

Follow Up

Usg di lakukan setelah 12-24 jam kecuali tiga


kasus yang mengalami perdarahan intra
abdomen yang berat dan masuk ruang
operasi segera setelah pemeriksaan fast.

Hasil
Penelitian ini mencakup 120 pasien
(110 laki-laki dan 10 perempuan) yang
datang ke IGD dengan trauma tumpul
abdomen,
105
disebabkan
oleh
kecelakaan mobil, 10 disebabkan oleh
perkelahian, 5 disebabkan jatuh dari
ketinggian.

Hasil
Dari 120 pasien hanya 15 orang yang fast nya positif pada saat
datang ke igd. Dari 105 pasien dengan FAST negatif, hanya
satu kasus dengan FAST negatif palsu
Hematoma kecil pada pole atas lien dan cairan bebas derajat
sedang dirongga pelvis diketahui pada USG follow up yang
dilakukan setelah 12 jam, kondisi hemodinamik pasien
memburuk secara progresif, dan dilakukan splenektomi.

Hasil
Dari 15 pasien dengan FAST positif, hanya satu kasus yang
mengalami FAST positif palsu, pasien ini mengalami asites yang
disebabkan oleh kerusakan ginjal, kedua ginjal mengalami
nephropathy grade 2 dan tidak ada cedera organ besar yang
terdeteksi oleh USG atau contrast enhanced computed
tomography (CECT).

Hasil
Dari 120 pasien yang datang dengan trauma tumpul
abdomen, 15 pasien mengalami cedera intra abdomen.
Dari 15 pasien yang mengalami cedera intra abdomen, 5
pasien mengalami cedera hepar, 6 pasien mengalami cedera
lien, 3 pasien mengalami cedera ginjal, dan satu pasien
mengalami cedera usus.

Diskusi
Trauma adalah salah satu penyebab
kematian yang paling umum, dan merupakan
masalah utama ekonomi dan kesehatan.
Abdomen adalah urutan ketiga regio yang
paling sering mengalami cedera, dan 25 %
kasus memerlukan tindakan bedah. Trauma
abdomen di bagi menjadi trauma tumpul dan
trauma tajam. Trauma tajam abdomen
sangat mudah di diagnosa, sedangkan
komplikasi trauma tumpul dapat luput jika
tanda klinisnya tidak terbukti.

Diskusi
Contrast enhanced computed tomography (CT)
adalah golden standar pemeriksaan radiologi untuk
cedera viscera abdomen. Namun, gagal ginjal atau
reaksi anafilaksis sebelumnya untuk zat kontras
menghalangi
penggunaan
CT
scan
pada
pemeriksaan beberapa pasien trauma.
Kekurangan ct scan termasuk pasien harus pindah
ke alat ct scan, bahaya sinar radiasi atau jika media
kontras digunakan, pasien mungkin tidak kooperatif
atau mengatur posisi terbaik jika dalam keadaan
kesakitan atau gangguang tingkat kesadaran. Jadi,
tangan yang tidak diangkat, atau alat-alat medis
(cateter, selang dan infus) akan mengakibatkan
artefak yang menurunkan kualitas pencitraan

Diskusi
Cedera organ bisa didiagnosa dengan mudah
dengan
USG abdomen termasuk adanya cairan
bebas intra-abdomen, yang mana bisa jadi darah
atau sekret usus, itu merupakan bukti tidak langsung
dari cedera. Kelebihan USG asdalah non invasif, dapat
dipindahkan, tanpa menggunakan sinar radiasi, dapat
diulang, dan mudah dilakukan di IGD, pada saat yang
sama
dilakukan
tindakan
resusitasi.
Focused
abdominal sonography for trauma (FAST) adalah cara
pemeriksaan cepat yang dapat menunjukkan cairan
intraperitoneal. Beberapa penelitan menemukan
bahwa cara ini lebih sensitif (79-100%), dan lebih
spesifik (95,6-100%), terutama pada pasien-pasien
dengan hemodinamik tidak stabil.

Diskusi
Penelitian ini Menemukan FAST 93% lebih
sensitif dan 99% lebih spesifik, hanya satu
kasus
dengan
FAST
negatif
palsu,
terkumpulnya cairan pelvis dalam jumlah
sedang dan area hypoechoic yang sangat
kecil kurang dari 1 cm pada subscapular lien
tampak pada USG follow up yang dilakukan
12 jam setelahnya. Walaupun demikian,
hemodinamik pasien memburuk dengan
penurunan yang progresif di data vital sign,
dan eksplorasi dan splenektomi dilakukan.

Diskusi
Hanya satu kasus dengan fast positif
palsu, pasien mengalami acites yang
disebabkan oleh kerusakan ginjal, usg
diulangi
kembali
setelah
12
jam
menunjukkan tidak adanya peningkaran
jumlah cairan intraperitoneal atau cedera
organ dan hemodinamik pasien stabil.
Penelitian ini menunjukkan bahwa 40%
kasus dengan cedera intra abdomen
mengalami cedara lien, 33% mengalami
cedera hepar, 20% mengalami cedera ginjal,
dan 7% mengalami cedera usus.

Diskusi
Dalam penelitian ini ada 3 pasien menjalani
laparatomy setelah pemeriksaan FAST dan 3
pasien mengalami perdarahan intra abdomen
berat dan hipotensi. Salah satu dari mereka
adalah perempuan berusia 3 tahun dengan
laserasi berat pada ginjal kri dan perirenal
hematoma dan cairan bebas pelvi-abdominal
yang jelas setelah kecelakaan mobil, dan
total nephrectomy sinistra dilakukan.

Diskusi
Kasus yang lain adalah pasien laki-laki usia
25 tahun dengan hematoma yang besar
melibatkan pole bawah dan bagian tengah
ginjal kiri dan cairan bebas abdominopelvic
yang jelas, pasien masuk ruang operasi
segera setelah pemeriksaan FAST untuk total
nephrectomy dextra. Kasus ketiga adalah
pasien laki-laku usia 13 tahun dengan
laserasi dan ruptur lien berat, cairan bebar
abdomino-pelvic yang jelas, pasien masuk
ruang operasi segera setelah pemeriksaan
FAST untuk splenectomy.

Diskusi
Ct-scan bukan pilihan untuk pasien yang
secara klinis tidak sbail untuk dipindahkan ke
bagian ct-scan,, ibu hamil, pasien dengan
postur tubuh besar, usg memiliki beberapa
kelebihan dibandingkan ct-scan dalam kasus
trauma, usg dapat dilakukan disebelah
tempat tidur, cepat, dapat dipercaya dan
tidak menggunakan sinar radiasi. Selain itu,
USG tidak menggunakan zat kontras iodine
untuk menghindari resiko terkait dengan
reaksi dari zat kontras atau nephrotoxicity
(keracunan ginjal).

Diskusi
Pasien-pasien dengan cedera lien dan
hepar yang kecil serta hemodinamik stabil
tidak perlu pemeriksaan lebih jauh dan
diobati secara konservatif. Pasien dengan
cedera lien dan hepar yang besar serta
hemodinamik stabil bisa dilakukan ct-scan
abdomen untuk memastikan karakteristik
cederanya.
Jalli dkk., Menyarankan agar ct-scan
menjadi modality of choice untuk pasien
dengan hemodinamik stabil yang dicurigai
mengalami cedera ginjal berat.

Diskusi
Dalam kasus trauma ginjal, tingkat pasti
dari cedera harus dinilai untuk pilihan terapi
yang tepat. Robekan yang meluas ke atau
lebih dari pelvi-calyceal system (grade IV dan
yang lebih tinggi) dan cedera ureter tidak
begitu jelas pada USG jika tidak ada kebocoran
urin yang signifikan. CECT yang tertunda
dilakukan 10 menit setelah kontras di
injeksikan dengan mudah dapat menunjukkan
ekstravasasi dari pelvi-calyceal system atau
ureter dan dengan demikian menggambarkan
lokasi dan tingkat kerusakan.

Diskusi
Pada pasien-pasien dengan FAST awal
negatif tapi terus-menerus menunjukkan
gejala abdomen, diulangi USG setelah 12-24
jam bisa mempermudah diagnosis cedera
traktus intestinal. 2 lee dkk., Melaporkan
bahwa cedera usus dan mesenterika tidak
memiliki hubungan dengan jumlah signifikan
cairan bebas didalam abdomen pada pasien
hipotensi dan mungkin menyebabkan negatif
palsu pada FAST; follow up klinis pasien dan
ct-scan seharusnya dipertimbangkan untuk
mencegah kemungkinan ini

Kesimpulan
Usg bisa dipertimbangkan sebagai modal awal
pencitraan dalam evaluasi pasien dengan trauma
tumpul abdomen; karena ini non-invasif, gampang
digunakan, dan membutuhkan waktu persiapan yang
sedikit. Laserasi hepar atau hematom, cedera
pankreas dan gastrointestinal sangat sulit untuk dilihat
dengan menggunakan USG; walaupun demikian,
adanya cairan intra abdomen ( FAST positif) memberi
kesankan cedera intra abdomen, jadi CECT harus
dilakukan. Pengulangan pemeriksaan USG pada pasien
dengan trauma tumpul abdomen dan observasi klinis
yang baik meningkatkan sensitivitas dari USG untuk
perdarahan intra abdomen hingga mendekati 100%.

Anda mungkin juga menyukai