Anda di halaman 1dari 12

EFEK FOTOLISTRIK

1.
2.
3.

4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Achmad Juneidi
Alma Megia
Annafis Bintang
Pamungkas
Dina Afriyanti
Dzakirul fikri
Lita Ardila
Mutiara Novia
Rio Saputra
Rizka Zulaikha
Valeska Putri

Ke
lo
m

po

Sejarah Efek Fotolistrik


Seratus tahun lalu, Albert Einstein muda membuat karya
besarnya. Tak tanggung-tanggung, ia melahirkan tiga buah makalah
ilmiah yang menjadikan dirinya ilmuwan paling berpengaruh di abad
ke-20. Tahun itu dianggap annus mirabilis atau Tahun Keajaiban
Einstein. Salah satu makalah itu adalah tentang efek fotolistrik. Oleh
panitia Hadiah Nobel Fisika, makalah itu dianugerahi Hadiah Nobel
Fisika pada 1921.
Einstein termashur dengan teori relativitasnya. Hampir semua
orang kenal formula E = mc2, namun sedikit saja yang mengetahui
apa itu efek fotolistrik yang mengantarkan Einstein sebagai ilmuwan
penerima hadiah Nobel. Pada tahun 1921 panitia hadiah Nobel
menuliskan bahwa Einstein dianugrahi penghargaan tertinggi di
bidang sains tersebut atas jasanya di bidang fisika teori terutama
untuk penemuan hukum efek fotolistrik.
Apa hubungan Max Planck dan Albert Einstein? Pada 1990, Max
Karl Ernst Ludwig Planck (1858-1947), ilmuwan dari Universitas
Berlin, Jerman, mengemukakan hipotesisnya bahwa cahaya
dipancarkan oleh materi dalam bentuk paket-paket energi yang ia
sebut quanta. Ia memformulakannya sebagai hv. Penemuan Planck

Dalam makalah ilmiah tentang efek fotolistrik, menurut


Einstein, cahaya terdiri dari partikel-partikel yang kemudian
disebut sebagai foton. Ketika cahaya ditembakkan ke suatu
permukaan logam, foton-fotonnya akan menumbuk elektronelektron pada permukaan logam tersebut sehingga elektron
itu dapat lepas. Peristiwa lepasnya elektron dari permukaan
logam itu dalam fisika disebut sebagai efek fotolistrik.
Efek fotolistrik merupakan proses perubahan sifatsifat
konduksi listrik di dalam material karena pengaruh cahaya
atau gelombang elektromagnetik lain. Efek ini mengakibatkan
terciptanya pasangan elektron dan hole di dalam
semikonduktor, atau pancaran elektron bebas dan ion yang
tertinggal di dalam metal. Fenomena pertama dikenal sebagai
efek fotolistrik internal, sedangkan fenomena kedua disebut
efek fotolistrik eksternal.

Pengertian Efek
Fotolistrik
efek fotolistrik adalah gejala terlepasnya
elektron-elektron dari permukaan plat logam
ketika disinari dengan frekuensi tertentu.
Elektron yang terlepas dari permukaan plat
logam tersebut disebut elektron foto.
Peristiwa ini pertama kali ditemukan oleh
HERTZ, seperti gambar dibawah ini.

Pada saat alat tersebut dibawa ke dalam ruang gelap, maka amperemeter
tidak menunjukkan adanya arus listrik. Akan tetapi pada saat permukaan
Katoda (A) dijatuhkan sinar amperemeter menunjukkan adanya arus listrik.
Hal ini menunjukkan adanya aliran arus listrik. Aliran arus ini terjadi karena
adanya elektron yang terlepas dari permukaan (yang selanjutnya disebut
elektron foto) A bergerak menuju B. Apabila tegangan baterai diperkecil
sedikit demi sedikit, ternyata arus listrik juga semakin mengecil dan jika
tegangan terus diperkecil sampai nilainya negatif, ternyata pada saat
tegangan mencapai nilai tertentu (-Vo), amperemeter menunjuk angka nol
yang berarti tidak ada arus listrik yang mengalir atau tidak ada elektron yang
keluar dari keping A. Potensial Vo ini disebut potensial henti, yang nilainya
tidak= tergantung pada intensitas cahaya yang dijatuhkan. Hal ini
menunjukkan bahwa energi kinetik maksimum elektron yang keluar dari
permukaan adalah sebesar:
Ek = mv2Ek
==
e Vo
. (7.4)
energi
kinetik elektron foto
(J atau eV)
dengan : m = massa elektron (kg)
v = kecepatan elektron (m/s)
e = muatan elektron (C)
Vo = potensial henti (volt)

Menurut Einstein energi yang dibawa foton adalah dalam bentuk paket,
sehingga energi ini jika diberikan pada elektron akan diberikan seluruhnya,
sehingga foton tersebut lenyap. Oleh karena elektron terikat pada energi ikat
tertentu, maka diperlukan energi minimal sebesar energi ikat elektron
tersebut. Besarnya energi minimal yang diperlukan untuk melepaskan
elektron dari energi ikatnya disebut fungsi kerja (Wo) atau energi ambang.
Besarnya Wo tergantung pada jenis logam yang digunakan. Apabila energi
foton yang diberikan pada elektron lebih besar dari fungsi kerjanya, maka
kelebihan energi tersebut akan berubah menjadi energi kinetik elektron.
Akan tetapi jika energi foton lebih kecil dari energi ambangnya (hf < Wo)
tidak akan menyebabkan elektron foton. Frekuensi foton terkecil yang
mampu menimbulkan elektron foton disebut frekuensi ambang. Sebaliknya
panjang gelombang terbesar yang mampu menimbulkan elektron foto
disebut panjang
gelombang ambang. Sehingga hubungan antara energi foton, fungsi kerja
dan energi kinetik elektron foto dapat dinyatakan
DENGAN :
dalam persamaan :
Ek = energi kinetik

maksimum elektron foto


E = Wo + Ek atau Ek = E Wo
h = konstanta Planck
Ek = hf hfo = h (f fo) . (7.5)
f = frekuensi foton
fo = frekuensi ambang

Hasil pengamatan terhadap gejala efek fotolistrik memunculkan sejumlah


fakta yang merupakan karakteristik dari efek fotolistrik. Karakteristik itu
adalah sebagai berikut. :
1. hanya cahaya yang sesuai (yang memiliki frekuensi yang lebih besar dari
frekuensi tertentu saja) yang memungkinkan lepasnya elektron dari pelat
logam atau menyebabkan terjadi efek fotolistrik (yang ditandai dengan
terdeteksinya arus listrik pada kawat). Frekuensi tertentu dari cahaya dimana
elektron terlepas dari permukaan logam disebut frekuensi ambang logam.
Frekuensi ini berbeda-beda untuk setiap logam dan merupakan karakteristik
dari logam itu.
2. ketika cahaya yang digunakan dapat menghasilkan efek fotolistrik,
penambahan intensitas cahaya dibarengi pula dengan pertambahan jumlah
elektron yang terlepas dari pelat logam (yang ditandai dengan arus listrik
yang bertambah besar). Tetapi, Efek fotolistrik tidak terjadi untuk cahaya
dengan frekuensi yang lebih kecil dari frekuensi ambang meskipun intensitas
cahaya diperbesar.
3. ketika terjadi efek fotolistrik, arus listrik terdeteksi pada rangkaian kawat
segera setelah cahaya yang sesuai disinari pada pelat logam. Ini berarti
hampir tidak ada selang waktu elektron terbebas dari permukaan logam
setelah logam disinari cahaya.

Konsep penting yang dikemukakan Einstein sebagai latar


belakang terjadinya efek fotolistrik adalah bahwa satu elektron
menyerap satu kuantum energi. Satu kuantum energi yang diserap
elektron digunakan untuk lepas dari logam dan untuk bergerak ke
pelat logam yang lain. Hal ini dapat dituliskan sebagai :
Energi cahaya = Energi ambang + Energi kinetik maksimum elektron

E = W0 + Ekm
hf = hf0 + Ekm
Ekm = hf hf0
Persamaan ini disebut persamaan efek fotolistrik Einstein.
Perlu diperhatikan bahwa W0 adalah energi ambang logam atau
fungsi kerja logam, f0 adalah frekuensi ambang logam, f adalah
frekuensi cahaya yang digunakan, dan Ekm adalah energi kinetik
maksimum elektron yang lepas dari logam dan bergerak ke pelat
logam yang lain.

Soal-Soal dan Pembahasan


1. Frekuensi ambang suatu logam sebesar 8,0 1014 Hz dan
logam tersebut disinari dengan cahaya yang memiliki frekuensi
1015 Hz. Jika tetapan Planck 6,6 10-34 Js, tentukan energi
kinetik elekton yang terlepas dari permukaan logam tersebut!
Penyelesaian:
Diketahui: f0 = 8,0 1014 Hz
f = 1015 Hz
h = 6,6 10-34 Js
Ditanya: Ek = ?
Jawab:
Ek = h.f h.f0
= 6,6 10-34(1015 (8,0 1014))
= 1,32 10-19 J

2. Sebuah logam mempunyai frekuensi ambang 4 x 1014 Hz. Jika


logam tersebut dijatuhi foton ternyata elektron foto yang dari
permukaan logam memiliki energi kinetik maksimum sebesar 19,86
10-20 Joule. Hitunglah frekuensi foton tersebut!
(h = 6,62 10-34 Js)
Penyelesaian :
Diketahui :
f o = 4 1014 Hz
Ek = 19,86 10-20 J
h = 6,62 10-34 Js
Ditanyakan : f = ?
Jawab :
Wo = hfo
= 6,62 10-34 4 1014 J
= 26,48 10-20 J
E = Ek + Wo= hf
f = Ek+ Wo /h
=(19,86 10-20+26,4810-20)/ 6,6210-34
= 7 1014 Hz
Jadi frekuensi foton sebesar 7 1014 Hz

PENUTUP
Kesimpulan
Gejala foto listrik adalah munculnya arus listrik atau lepasnya elektron yang
bermuatan negatif dari permukaan sebuah logam akibat permukaan logam
tersebut disinari dengan berkas cahaya yang mempunyai panjang
gelombang atau frekuensi tertentu. Ditemukan seratus tahun lalu oleh Albert
Einstein muda. Pada tahun itulah ia membuat karya besarnya. Salah satunya
adalah tentang efek fotolistrik. Oleh panitia Hadiah Nobel Fisika, makalah itu
dianugerahi Hadiah Nobel Fisika pada 1921.
Konsep penting yang dikemukakan Einstein sebagai latar belakang terjadinya
efek fotolistrik adalah bahwa satu elektron menyerap satu kuantum energi.
Satu kuantum energi yang diserap elektron digunakan untuk lepas dari logam
dan untuk bergerak ke pelat logam yang lain. Hal ini dapat dituliskan sebagai
Energi cahaya = Energi ambang + Energi kinetik maksimum elektron
E = W0 + Ekm
hf = hf0 + Ekm
Ekm = hf hf0
Persamaan ini disebut persamaan efek fotolistrik Einstein.
Terdapat berbagai macam aplikasi Efek Foto Listrik dalam kehidupan kita,
diantaranya : proses dubbing film, foto-transistor, sel surya, kamera CCD
(charge coupled device) dan aplikasi paling populer di kalangan akademis
yakni tabung foto-pengganda (photomultiplier tube).

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai