Anda di halaman 1dari 33

Bagian/SMF Psikiatri

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana


RSUP Sanglah Denpasar

PEMERIKSAAN STATUS
MENTAL
Presented By: dr. Endah Warroza Putri
Mentored By : dr. I.A. Kusuma Wardani, SpKJ.MARS

Pemeriksaan Status Mental


Penilaian Status Mental :
1. Observasi, kita mendapatkan tanda
2. Percakapan
3. Eksplorasi, kita menggali gejala

Observasi
Yang diamati :
1. Penampilan : Higiene dan cara berpakaian
Gaya berjalan
Jenis kelamin, usia (tua atau muda)
Status nutrisi
Kontak mata
2. Kesadaran : apatis (lethargy)
stupor psikogenik
ada/tdk riw. penurunan kesadaran

Observasi
3. Perilaku psikomotor :
postur (tonus otot);
gerakan psikomotor (symbolic gesture,
ilustratif, bertujuan atau tidak);
gerakan abnormal kompleks (stupor,
excitement, impulsif)
gerakan karena neuropatologi misal tremor,
tic, chorea, akathisia, tardive dyskinesia
4. Afek : observasi ekspresi wajah
ditentukan setelah tahap eksplorasi

Percakapan
Dalam percakapan ini pemeriksa
sering kali belum dapat menentukan
masalah utama dari diri pasien,
namun dapat mengevaluasi banyak
hal, seperti atensi dan konsentrasi,
pembicaraan, pikiran pasien dan
afeknya.

Percakapan
ATENSI DAN KONSENTRASI
Ketika bertemu dengan pasien baru, pemeriksa dapat menanyakan
pasien datang dengan siapa, dimana ia memarkir kendaraannya,
atau kapan ia membuat janji untuk datang pada pemeriksa saat ini.
Dari pertanyaan tersebut, pemeriksa dapat menentukan seberapa
besar atensi, konsentrasi, orientasi dan memori. Jika pasien
menjawab singkat, coba untuk mendapat informasi yang lebih
banyak dan detail.
Monitor apakah pasien dapat tetap mengikuti pertanyaan pemeriksa
atau beralih. Apakah konsentrasi pasien hanya terbatas pada subyek
yang menarik baginya? Dapatkah pasien berkonsentrasi saat ia
sedang bicara atau mendengarkan pemeriksa?

Beberapa gangguan psikiatri dapat terlihat


selama percakapan awal ini namun
gangguan organik belum dapat disingkirkan
Misal : intoksikasi alkohol, pasien tampak
mengantuk, mabuk dan tidak ada atensi;
depresi menurunkan minat dan konsentrasi;
pasien dengan lesi lobus frontal awalnya
tampak sadar dan memiliki perhatian yang
baik, namun tidak lama kemudian fokus
perhatian akan menghilang

Percakapan
PEMBICARAAN
Pembicaraan merupakan bentuk yang terucap dari
apa yang dipikirkan pasien.
Gangguan pada pembicaraan dapat menentukan
adanya gangguan pada proses pikir, namun tidak
selalu demikian.
ada atau tidak gangguan artikulasi

intonasi/nada suara : mania, depresi, psikotik


arus pembicaraan : berkesinambungan,
breaking/interupsi, blocking, dll
kata baru yang tak dipahami : word salad, parafasia,
neologisme

Percakapan
PROSES PIKIR
Perlu dibedakan adanya gangguan
pada proses pikir dan gangguan
dalam pembicaraan
3 kriteria utk menilai pikiran pasien :
konsep kata yang digunakan, kekuatan
asosiasinya dan penggunaan kata yang
bertujuan

1. Konsep Kata :
pasien menggunakan kata dengan arti
yang konkrit dan overinclusive (pasien
memasukkan masalahnya sebagai bagian
dari suatu skema permasalahan yang
besar)
. 2. Kekuatan asosiasi & pemakaian kata
bertujuan
assosiasi yang digunakan pasien berbedabeda

Arus Pikir
Perseverasi

respon yang menetap terhadap stimulus


sebelumnya meski telah diberikan stimulus
baru

Verbigerasi

pengulangan kata atau kalimat tertentu tanpa


makna

Clang association :

asosiasi kata-kata yang mirip bunyinya tapi beda


maknanya, kata-kata tak memiliki hubungan yang
logis, sajak dan permainan kata dapat
mendominasi perilaku verbal

Blocking

interupsi tiba-tiba di arus pikir sebelum ide atau


pikiran selesai diungkapkan

Flight of ideas

permainan kata-kata atau verbalisasi kontinyu dan


cepat yang menghasilkan perpindahan konstan
dari satu ide ke ide yang lain.

Neologisme

kata baru yang diciptakan oleh pasien, seringkali


dengan menggabungkan suku kata dari kata kata
lain, untuk alasan psikologis yang idiosinkrasi

Inkoherensi

pikiran yang secara umum tidak dapat dipahami,


pikiran atau kata-kata tanpa hubungan logis
maupun tidak sesuai tata bahasa mengakibatkan
disorganisasi

Ekolalia

pengulangan kata atau kalimat yang


diucapkan seseorang yang bersifat
psikopatologis, cenderung berulan
dan persisten, dapat diucapkan
dengan intonasi mengejek atau
terputus-putus

Jawaban tidak relevan

jawaban yang tidak selaras dengan


pertanyaan yang diajukan

Word salad

pencampuran kata-kata atau frase yang


inkoheren

Derailment

penyimpangan yang mendadak dalam


pikiran tanpa penghambatan (blocking)
kadang-kadang digunakan bersamaan
dengan assosiasi longgar

Assosiasi longgar

aliran pikiran berupa perpindahan ide dari


satu subjek ke subjek lain tanpa sama
sekali berhubungan

Sirkumstansial

pasien melantur ke hal-hal yang tidak


penting dan pikiran yang tidak sesuai
sebelum mencapai ide utama.

Tangensial

pasien menjawab dengan pernyataan


umum tanpa menjawab pertanyaan.

Percakapan

ORIENTASI
waktu, tempat, orang
MEMORI
jangka pendek (immediate recall), sedang dan panjang
AFEK
ekspresi emosi yang teramati, mungkin tidak sesuai
dengan deskripsi pasien tentang emosinya
- dinilai dari respon autonomik, postur, gerakan wajah dan
gerakan reaktif, cara berpakaian, nada bicara, vokalisasi
dan pilihan kata
- penilaian afek meliputi :
1. dimensi primer : kualitas, intensitas, durasi dan
keserasian dgn stimuli
2. dimensi sekunder : rentang (range) dan kontrol
terhadap afek
- beberapa afek pada gangguan psikiatri : afek jijik

AFEK
Afek adalah keadaan perasaan
seseorang yang berlangsung relative
lama dan disertai komponen somatic.
Afek , hasil observasi dari pemeriksa
1. Luas : afek pada rentang normal,
dimana emosi luas dan beragam (baik
dalam ekspresi wajah, irama suara,
dan gerakan tubuh) yang serasi
dengan suasana yang dihayatinya

2. Menyempit : ekspresi emosi yang terbatas, intensitas


dan keluasan ekspresi emosi berkurang, terlihat dari
ekspresi wajib dan bahasa tubuh yang kurang bervariasi
3. Menumpul : penurunan serius dalam kemampuan
ekspresi emosi, yang tampak dari tatapan mata kosong,
irama suara monoton, bahasa tubuh sangat kurang.
4. Mendatar : kehilangan ekspresi emosi, lebih berat
dibandingkan afek menumpul, yang tampak dari
ekspresi wajah datar, pandangan mata kosong, sikap
tubuh kaku,, gerakan sangat minimal, dan irama suara
datar seperti robot

5. Serasi : keadaan normal dari ekspresi


emosi, dimana ekspresi emosi serasi dengan
suasana yang dihayati
6. Tidak serasi : ekspresi emosi yang tidak
cocok dengan suasana yang dihayati, misal
menceritakan suasana duka cita namun
dengan wajah riang atau tertawa
7. Labil : perubahan irama perasaan yang
cepat dan tiba-tiba, yang tidak berhubungan
dengan stimulus eksternal

Eksplorasi
Pasien kooperatif tidak sedang gaduh gelisah
Hal-hal yang harus diperhatikan :
1. Keinginan suicide atau homicide
2. Kondisi organik/medik pasien
3. Penggunaan alkohol dan zat psikoaktif lain
4. Gangguan penilaian realita (waham,
halusinasi)
. Yang dinilai :
mood, level energi, persepsi, tilikan, isi
pikir dan daya nilai (judgement)

Eksplorasi
MOOD
emosi yang menetap dan telah meresap yang dialami dan
dilaporkan secara subjektif oleh pasien dan teramati oleh orang
lain
Dimensi penilaian mood : kualitas, stabilitas, reaktivitas,
intensitas dan durasi
- Kualitas mood : tema perasaan dan ditanyakan kepada pasien
- Stabilitas mood : dinilai dalam 1 hari dengan menyakan
kepada pasien saat wawancara, ada variasi diurnal atau tidak
- Reaktivitas mood : tak ada reaktivitas pada depresi endogen
- Intensitas mood : bervariasi antara intens dan dangkal
- Durasi mood : lamanya mood menggambarkan diagnosis,
misal : depresi mood bertahan lebih 2 minggu

Mood
Mood adalah suasana perasaan yang menetap, bersifat
pervasif, bertahan lama yang memewarnai persepsi
seseorang
1. Eutimia : Ketika suasana perasaan di rentang normal,
kamu memiliki penghayatan perasaan yang luas dan
serasi dengan irama hidupmu. Jadi ketika suasana
senang, kamu senang, begitu sebaliknya.
2. Hipotimia. Ketika suasana perasaan secara pervasif
diwarnai dengan sedih dan murung. Tenggelam dengan
kesedihan. Mereka yang mengalami mood ini, secara
subjektif mengeluh tentang kesedihan & kehilangan
semangat. Dan secara objektif terlihat sikap murung
dan lamban.

3. Hipertimia : diperlihatkan
dengan semangat dan gairah yang
berlebihan terhadap aktivitas
hidupnya. Menjadi lebih
hiperaktif,enerjik,semangat dan itu
semua berlebih
4. Disforia. Menggambarkan
suasana perasaan yang tidak
menyenangkan. Diungkapkan
dengan rasa jenuh,jengkel,bosan

5. Eforia. Perasaan gembira,


sejahtera,sukacita,senang, yang berlebihan.
6. Ekstasia. Perasaan yang diwarnai
kegairahan yang meledak-ledak.
7. Aleksitimia. Ini kondisi dimana seseorang
sulit menghayati suasana perasaannya.
Emosi yang dangkal dan datar. Sulit
mengungkapkan perasaannya. Misal, pasien
terlihat bersikap biasa saja ketika
keluarga/sahabatnya berpulang.

8. Anhedonia. Mereka yang mengalami ini,


kehilangan minat dan perasaan senang dengan
berbagai aktivitas hidup.
9. Mood kosong. Biasanya ditemukan pada
pasien skizofrenia kronis. Emosinya dangkal sekali.
Sedikit bahkan tidak sama sekali memiliki
penghayatan perasaan.
10. Mood labil. Pergantian sedih,cemas,eforia,
muncul bergantian tak terduga.
11. Mood iritabel. Perasaan yang sensitif, mudah
tersinggung, cepat marah,

Eksplorasi
TINGKAT ENERGI
tanyakan tentang aktivitas 24jam terakhir, ada
hendaya (ada energi yang berlebihan, menurun,
atau hilang sama sekali)
PERSEPSI
halusinasi : persepsi sensorik palsu yang tidak
dikaitkan dengan stimulus eksternal yang nyata
ilusi : persepsi atau interpretasi yang salah akan
stimulus sensorik eksternal yang nyata
derealisasi, depersonalisasi
ISI PIKIR

1. Miskin isi

ISI PIKIR

pikiran yang hanya memberi sedikit informasi


karena hampa, pengulangan kosong atau kalimat
yang samar

2. Ide berlebihan

kepercayaan salah menetap dan tidak masuk akal,


dipertahankan tidak seteguh waham

3. Obsesi

menetapnya secara patologis suatu pikiran atau


perasaan kuat yang tidak dapat dihilangkan dari
kesadaran dengan usaha yang logis.

4. Koprolalia

secara kompulsif mengeluarkan kata-kata kotor

6. Preokupasi

pemusatan pikiran pada ide tertentu, dikaitkan dengan


nada afektif yang kuat, seperti kecenderungan
paranoid atau preokupasi bunuh diri atau membunuh

7. Hipokondria

kekhawatiran yang berlebihan akan kesehatan yang


tidak didasarkan pada patologi organik yang nyata,
melainkan interpretasi yang tidak realistis atas tanda
atau sensasi fisik yang dianggap abnormal

8. Fobia

kengerian patologis yang tidak bervariasi, berlebihan,


tidak rasional dan menetap akan suatu stimulus atau
situasi spesifik, sehingga timbul hasrat yang kuat untuk
menghindari stimulus yang ditakutkan

9. Waham

kepercayaan yang salah, didasarkan pada kesimpulan


yang salah tentang realitas eksterna, tidak konsisten
dengan latar belakang intelegensia dan budaya pasien,
tidak dapat dikoreksi dengan penalaran

Waham tema depresif

Isi

Penjelasan pasien

Rasa bersalah Merasa diri buruk,


berdosa, dipengaruhi

Harapan pasien

Reaksi pasien

Hukuman yang

Mengininkan

berat

pengampunan,

setan

penyesalan diri,
pengorbanan diri

Kemiskinan

Tidak produktif, tidak

Diasingkan dari

Destruksi diri,

berharga, tidak bermoral

masyarakat, tidak

suicide

lagi memiliki
kebaikan diri
Nihilistik

dan Akibat dari hukuman

kematian

terhadap dirinya

Korban yang tidak

Menyakiti diri

mempunyai

sendiri

harapan dan
kekuatan
Penyakit

Kelemahan dan

Disabilitas yang

Mencari

ketidakberdayaan jiwa

permanen,

pertolongan,

dan raga

kematian

pengorbanan diri

Waham tema kebesaran


Isi

Penjelasan pasien

Harapan pasien

Reaksi pasien

Kemampuan mesias

Dipilih, dilahirkan

Pemujaan, pengakuan

Mengkotbahi,

kembali, mendapat

sebagai pemimpin

membantu,

penghargaan spesial

umat manusia

menyembuhkan

Berhak atas

Pemujaan dan

Menggunakan

penghargaan

pengakuan dari

kekayaan untuk

masyarakat

menghilangkan

atas apa yang diraih


Kekayaan

kemiskinan di dunia
Kekuatan dan

Berhak atas

kelebihan

penghargaan

Penghargaan

Membantu dan
memimpin,
menciptakan suatu
yang besar

Kesehatan yang tidak

Kelebihan dan pilihan

ada habisnya dan

khusus, terpilih

hidup yang kekal

Pemujaan

Memberikan
kelebihannya dalam
berbagai aktivitas

Waham tema pasivitas


Isi

Penjelasan pasien

Contoh

Insertion of

Mengalami perasaan adanya

Atasan saya memberi tatapan yang berjalan sampai ke Penerimaan pasif

sensation

kekuatan yang mengontrol

dalam tubuh saya dan memberikan sensasi pada daerah

(pasivitas somatik)

Reaksi pasien

genital saya

Thought

Gelombang radio, gelombang

Kepala saya seperti radio yang dapat menyiarkan isi pikir Tidak memiliki kontrol, tidak

broadcasting

magnetik, telepati

saya pada semua orang, sehingga dapat didengar

Thought

Ada suatu kekuatan yang

Suatu malam, terjadi angin besar yang memompa dan Keluhan dan penerimaan

withdrawal

mencuri pikirannya

menarik seluruh pikiran saya keluar dari kepala saya

Though insertion

Pikiran dari luar dipaksa masuk Tn.X di TV menggunakan kepala saya untuk berpikir

ada tindakan yang diambil

Patuh secara pasif

melalui gelombang mikro atau


radio
Insertion of

Agen di luar diri pasien

Saudara

saya

yang

sudah

meninggal

menyalurkan Pasien

memperlihatkan

Feelings

memproyeksikan perasaannya

kemarahannya pada saya. Ia berteriak dan menangis, serta perasaan yang menurutnya

ke pasien

menggunakan tubuh saya untuk berperilaku seperti itu

Insertion of

Impuls dari luar diri pasien

Ada kekuatan jahat yang menggerakan kepala saya dan Menerima masuknya impuls

impulse

ditanamkan dalam diri pasien

membuat saya melihat pada tubuh laki-laki

Insertion of

Kekuatan luar menarik dan

Komputer universitas mengirimkan impuls-impuls ke

outside will

mengontrol tindakan pasien

seluruh otot saya dan membuatnya bergerak, mengontrol

terpaksa ia rasakan

Kepatuhan seperti boneka

tindakan saya
Delusional

Pasien memberikan penjelasan Dokter menyilangkan kakinya, kemudian saya tahu ia

perception

yang bersifat delusional


terhadap persepsi yang nyata

menyuruh saya untuk pulang dan melakukan masturbasi

Kepatuhan terhadap pesan

Waham tema persecutory


Isi
Persecution

Penjelasan pasien
Cemburu

Harapan pasien
Memenangkan
perselisihan

Reaksi pasien
Berhati-hati, marah-marah

secara

dengan verbal atau kekerasan fisik.

orang yang dicemburui

Terdapat pada pasien skizofrenia,


gangguan waham

Persecution

Kerusakan moral, dosa

Persecution

Salah pengertian terhadap Pengakuan

Persecution

Hukuman

Penyalahan diri, menyerahkan diri


untuk
dihukum,
mengharap
pengampunan.
Terdapat pada pasien depresi

maksud baik persekutor

terhadap Demonstrasi maksud baik


dilakukan pasien.
maksud baik pasien
Terdapat pada pasien mania

Menjadi lebih wild, tidak

Harapan untuk

Ketakutan, proteksi diri yang hostile,

mampu menentukan

menghentikan

kepatuhan, penyesalan.

alasan untuk persecution

persecution

Terdapat pada pasien gangguan


kognitif

yang

Eksplorasi
TILIKAN (INSIGHT)
pemahaman pasien tentang penyakit yang dialaminya
Derajat Tilikan :
1. Menyangkal sepenuhnya bahwa ia mengalami penyakit/gangguan
2. Sedikit memahami adanya penyakit pada dirinya dan membutuhkan
pertolongan, dan pada saat yang bersamaan pasien sekaligus
menyangkalnya
3. Pasien menyadari dirinya sakit namun menyalahkan orang lain atau
penyebab eksternal atau faktor organik sebagai penyebabnya
4. Pasien menyadari dirinya sakit yang penyebabnya adalah sesuatu yang
tidak diketahui dari diri pasien.
5. Intellectual insight : pasien menerima kondisi dan gejala-gejala sebagai
bagian dari penyakitnya dan hal ini disebabkan oleh gangguan yang ada
dalam diri pasien, namun tidak menerapkan pemahamannya ini untuk
melakukan sesuatu selanjutnya (misalnya perubahan gaya hidup)
6. Emotional insight: pasien memahami kondisi yang ada dalam dirinya
seperti tilikan derajat 5, namun pasien juga memahami perasaan dan
tujuan yang ada pada diri pasien sendiri dan orang yang penting dalam
kehidupan pasien. Hal ini membuat perubahan perilaku pada pasien.

Eksplorasi
DAYA NILAI (JUDGMENT)

kemampuan memilih tindakan yang memiliki tujuan


dan arti yang sesuai yang dapat diterima secara sosial.

hal ini merefleksikan penilaian realita, intelegensia


dan pengalaman

merupakan indikator sensitif untuk adanya fungsi


mental yang terganggu
Contohnya, apa yang akan pasien lakukan ketika ia
mencium asap dalam suatu gedung bioskop yang penuh
sesak? Atau jika seorang dengan RM menemukan surat
berperangko yang jatuh di jalan raya?
Gangguan Fungsi Eksekutif : merencanakan,
mengorganisasi, mengurutkan, dan berpikir abstrak

Eksplorasi
Eksplorasi dilanjutkan sesuai dengan
keluhan utama atau hal hal yang
didapat selama eksplorasi
sebelumnya

Eksplorasi
Gangguan Somatik yang Tak Dapat
Dijelaskan Secara Medis :
1. Gangguan Somatisasi : (definisi sesuai
kaplan) gejala somatik beraneka ragam
2. Konversi : gejala neurologis yang tak dapat
dijelaskan scr medis
3. Disosiasi : perubahan kepribadian
4. Serangan Paroksismal : syncope,
pseudoseizure, amnesia disosiatif, TIA,
GrandMal, dll

Anda mungkin juga menyukai