Anda di halaman 1dari 43

Kelompok 1.

MOHAMMAD PRIHANTONO
15640544
WULIYONO
15640570
MUH. RIFAAL
15640604
SISWOKO
15640622
PUJIANTO
15640623

Perawatan professional dituntut


memberikan askep komprehensif
bio, psiko, sosial dan spiritual.
Askep optimal akan menimbulkan
semangat kerja dan persaingan positif
antara sejawat atau profesi lain.
Askep yang komprehensif dan
sistematis perlu tata kelola yang baik.

Model PKP suatu sistem (struktur,


proses, dan nilai-nilai profesional) yg
memungkinkan
perawatan
professional mengatur pemberian
asuhan termasuk lingkungan utk
menopang pemberian asuhan tsb
(Scott, Sochalski, & Aiken, 1999
dalam Sitorus, 2006).

TUM : Untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.


TUK :
Menjaga konsistensi Askep
Mengurangi konflik, tumpang tindih dan kekosongan
pelaksanaan Askep oleh tim keperawatan
Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan
keperawatan
Memberikan pedoman dalam menentukan kebijaksanaan
dan keputusan
Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan
asuhan keperawatan bagi setiap anggota tim
keperawatan.

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Metode Fungsional
Metode Kasus
Metode TIM
Metode Keperawatan Primer
Differentiated Practice
Manajemen Kasus

Asuhan keperawatan ditekankan pada


penyelesaian tugas atau prosedur. Setiap
perawat diberi satu atau beberapa tugas
untuk dilaksanakan kepada semua klien
di satu ruangan. (Sitorus, 2006).
Model ini berdasarkan orientasi tugas
dari
filosofi
keperawatan,
perawat
melaksanakan tugas (tindakan) tertentu
berdasarkan jadwal kegiatan yang ada
(Nursalam, 2002).

Kepala Ruangan
Merencanakan pekeriaan, menentukan
kebutuhan perawatan pasein,
membuat penugasan, melakulan
supervisi, menerima instruksi dokter

Perawat staf
- Melakukan askep langsung pada pasien
- Membantu supervisi askep yang
diberikan
oleh
pembantu
tenaga
keperawatan

Perawat Pelaksana
Melaksanakan askep langsung pada
pasien dengan askep sedang, pasein
dalam masa pemulihan kesehatan dan
pasein dengan penyakit kronik dan
membantu tindakan sederhana (ADL).

Pembantu Perawat
Membantu pasien dengan melaksanakan
perawatan
mandiri
untuk
mandi,
menbenahi
tempat
tidur,
dan
membagikan alat tenun bersih.

Tenaga Administrasi ruangan


Menjawab telpon, menyampaikan pesan,
memberi
informasi,
mengerjakan
pekerjaan
administrasi
ruangan,
mencatat pasien masuk dan pulang,
membuat duplikat rostertena ruangan,
membuat permintaan lab untuk obatobatan/persediaan yang diperlukan
atas instruksi kepala ruangan.

Pasien mendapat banyak perawat.


Kebutuhan pasien secara individu
sering terabaikan
Pelayanan pasien secara individu
sering terabaikan.
Pelayanan terputus-putus
Kepuasan kerja keseluruhan sulit
dicapai

Sederhana
Efisien

Setiap perawat ditugaskan untuk


melayani seluruh kebutuhan pasien saat
ia dinas.
Jumlah

klien yang dirawat oleh satu


perawat bergantung pada kemampuan
perawat tersebut dan kompleksnya
kebutuhan klien. (Sitorus, 2006).

Ini merupakan metode client centered,


di mana seorang perawat bertanggung
jawab untuk memberikan perawatan
pada sejumlah pasien dalam waktu 8
atau 12 jam setiap shift. Pegawai
tersebut
mengkaji,
menyusun
diagnosa,
membuat
rencana,
melakukan tindakan dan evaluasi pada
setiap pasien.

Pasien akan dirawat oleh perawat yang


berbeda pada setiap pergantian shift (jaga).
Metode ini banyak dipakai pada keadaan
kurang tenaga perawat.
Untuk memenuhi kekurangan perawat, para
manager sering merekrut lebih banyak
perawat dengan latar belakang persiapan
pendidikan
kurang
daripada
perawat
profesional.

- Kemampuan tenga perawat pelaksana


dan siswa perawat yang terbatas
sehingga tidak mampu memberikan
asuhan secara menyeluruh

Membutuhkan banyak tenaga.


Beban kerja tinggi terutama jika jumlah
klien banyak sehingga tugas rutin yang
sederhana terlewatkan.
Pendelegasian perawatan klien hanya
sebagian selama perawat penaggung
jawab klien bertugas.

Kebutuhan pasien terpenuhi.


Pasien merasa puas.
Masalah pasien dapat dipahami oleh
perawat.
Kepuasan tugas secara keseluruhan
dapat dicapai.

Pada
metode
keperawatan
primer
terdapat kontinutas keperawatan dan
bersifat
komprehensif
serta
dapat
dipertanggung jawabkan, setiap perawat
primer biasanya mempunyai 4 6 klien
dan bertanggung jawab selama 24 jam
selama klien dirawat dirumah sakit.
Metode ini pertama kali diperkenalkan di
Inggris oleh Lydia Hall (1963).

1. Ada tanggung jawab dan tanggung


gugat
2. Ada otonomi
3. Ada keterlibatan pasien dan
keluarganya

perawat yang menggunakan metode


keperawatan primer dalam pemberian
asuhan keperawatan disebut perawat
primer (primary nurse) . Gillies (1986)

Menerima pasien
Mengkaji kebutuhan
Membuat tujuan, rencana, pelaksanaan
dan evaluasi.
Mengkoordinasi pelayanan
Menerima dan menyesuaikan rencana
Menyiapkan penyuluhan pulang

Mendorong kemandirian perawat


Ada keterikatan pasien dan perawat
selama dirawat
Berkomunikasi langsung dengan Dokter
Model praktek keperawatan profesional
dapat dilakukan atau diterapkan

Memberikan kepuasan kerja bagi


perawat
Memberikan kepuasan bagi klien dan
keluarga menerima asuhan
keperawatan

Perlu kualitas dan,


Kuantitas tenaga perawat
Hanya dapat dilakukan oleh perawat
profesional
Biaya relatif lebih tinggi dibandingkan
metode lain

Suatu
metode
pemberian
asuhan
keperawatan dimana seorang perawat
profesional
memimpin
sekelompok
tenaga keperawatan dalam memberikan
asuhan keperawatan kelompok klien
melalui upaya kooperatif dan kolaboratif

Pelaksanaan model tim harus


berdasarkan konsep berikut (Kron &
Gray (1987)) :
Ketua tim sebagai perawat
profesional harus mampu
menggunakan tehnik
kepemimpinan.
Komunikasi yang efektif penting
agar kontinuitas rencana
keperawatan terjamin.

Anggota tim menghargai


kepemimpinan ketua tim.
Peran kepala ruang penting dalam
model tim. Model tim akan berhasil
baik bila didukung oleh kepala ruang.

Memungkinkan pelayanan keperawatan


yang menyeluruh.
Mendukung pelaksanakaan proses
keperawatan.
Memungkinkan komunikasi antar tim
sehingga konflik mudah diatasi dan
memberi kepuasan kepada anggota
tim.

Tim yang satu tidak mengetahui


mengenai pasien yang bukan menjadi
tanggung jawabnya.
Rapat tim memerlukan waktu sehingga
pada situasi sibuk rapat tim ditiadakan
atau trburu-buru sehingga dapat
mengakibatkan kimunikasi dan
koordinasi antar anggota tim terganggu
sehingga kelanncaran tugas terhambat.

Perawat yang belum terampil dan


belum berpengalaman selalu
tergantung atau berlindung kepada
anggota tim yang mampu atau ketua
tim.

merupakan suatu metode ASKEP dimana


terdapat hubungan yang dekat dan
berkesinambungan antara klien dan seorang
perawat tertentu yang bertanggungjawab
dalam perencanaan, pemberian, dan
koordinasi asuhan keperawatan klien,
selama klien dirawat. (Sitorus, 2006).
Pada metode keperawatan primer perawat
yang bertanggung jawab terhadap
pemberian asuhan keperawatan disebut
perawat primer (primary nurse) disingkat
dengan PP. (Sitorus, 2006).

Metode keperawatan primer dikenal


dengan ciri yaitu akuntabilitas,
otonomi, otoritas, advokasi, ketegasan,
dan 5K yaitu kontinuitas, komunikasi,
kolaborasi, koordinasi, dan komitmen.
(Sitorus, 2006).

sistem pemberian asuhan kesehatan


multidisiplin yang bertujuan
meningkatkan pemanfaatan fungsi
berbagai anggota tim kesehatan dan
sumber-sumber yang ada sehingga
dapat dicapai hasil akhir asuhan
kesehatan yang optimal.

PILAR
MPKP

5. Patient Care
Delivery

1. Professional
Value

Caring
Caring
Relationshi
Relationshi
ps
ps

g
a
an
M
.
2

t
n
e
m
e

pp

y/
r
o
at ds
s
e n w ar
p
om r Re
C
3. ree
Ca

h
c
a
ro

Planning

Organizi
ng
Physical Facilities

Actuating

Controlling

4. Professional
Relationship

Spesialis dan Doktoral


keperawatan Riset
Tenaga Spesialis
Keperawatan sbg
Konsultan, Bimbingan
Riset
I Sp : 10 PP
Karu dan Ka Tim Ners
Metode Tim Primer

Semua Tenaga minimal


D3 Keperawatan

Anda mungkin juga menyukai