Anda di halaman 1dari 15

DEMAM TIFOID

Dr Agus Yuwono SpPD-KEMD


Bag Penyakit Dalam FK UNLAM
BANJARMASIN

PENDAHULUAN
Merupakan masalah kesehatan yang serius di
negara berkembang. Insidens demam tifoid
di Indonesia berkisar antara 760-810
pasien/100.000 penduduk per tahun. Di
daerah-daerah endemis, insidens demam
tifoid tertinggi pada anak dan dewasa muda
5-20 tahun. Penyakit ini disebabkan kuman
S.typhi dan S.paratyphi; satu-satunya
reservoar kuman S.typhi adalah manusia.
Infeksi terjadi setelah minum/makan
makanan yang mengandung kuman S.typhi.
Kuman ini merupakan sumber infeksi yang
utama, yang mempunyai kemampuan
terbesar untuk bertahan dalam fagosit.

PATOGENESIS
Meminum

air /makanan yang terkontaminasi


kuman S.typhi merupakan penyebab utama
infeksi demam tifoid. Masa transit yang
singkat dalam lambung saat lambung kosong
merupakan faktor yang lain.
Segera setelah kuman S.typhi lolos masuk
duodenum ia akan bermultiplikasi sebelum
mencapai kelenjar limfe di ileum (plak Peyer).
Di dalam plak Peyer multiplikasi dilanjutkan,
kemudian masuk sirkulasi darah, sampai di
hati dan kandung empedu (bakteriemia ke-1)
Multiplikasi kuman dipacu oleh empedu yang
merupakan media yang baik untuk
pertumbuhan; selanjutnya bersama empedu
kuman S.typhi turun ke dalam usus/ileum dan
invasi lagi ke dalam plak Peyer.

Pada

saat ini kuman mulai dikenali oleh


neutrofil dan fagosit yang memfagositnya.
Namun kuman S.typhi mempunyai
kemampuan untuk bertahan, malah
berkembang dalam fagosit dan sel RES.
Bakteriemia ke-2 terjadi di mana pada saat
itu terdapat kuman bebas dan intrasel.
Diperkirakan 60% kuman berada di dalam
intrasel makrofag dan 40% berada bebas di
luar sel. Gejala klinis pun mulai nyata saat
makrofag rusak (disrupsi), membebaskan
sitokin, dan kuman S.typhi ke dalam sirkulasi.
Demam tifoid adalah penyakit sistemik yang
menyerang multiorgan; gejala penyakit
bervariasi dari ringan sampai dengan berat
dengan komplikasi perdarahan, perforasi,
dan syok septik.

typhy mengandung 3 jenis antigen: antigen


O dalam dinding sel kuman, anti gen H dalam
flagel dan antigen Vi dalam lapisan luar, yang
meliputi dinding sel kuman.
Antigen O,H dan Vi menyebabkan sel RES
memproduksi antibodi O,H dan Vi

GEJALA KLINIK

Masa tunas rata-rata 10 14 hari


Gx klinik sangat bervariasi dan tidak spesifik.
Gejala klinis yang utama adalah: demam,
perasaan lemah, sakit kepala, nafsu makan
berkurang, sakit perut, gangguan buang air
besar (diare atau bahkan sembelit) serta gejala
lainnya. Pada pemeriksaan biasanya ditemukan
adanya demam, keadaan umum pasien yang
menurun, lidah kotor, nyeri tekan perut disertai
pembesaran hati dan limpa dan kadang kadang
denyut jantung berkurang atau juga disebut
bradikardi dan gangguank esadaran. Selain itu
sering juga ditemukan perubahan klinis lainnya.
Akhir minggu pertama timbul bercak roseola
pada kulit dada atau perut jarang orang indo
Dalam minggu kedua gx lebih jelas berupa
demam,bradikardi relatif,lidah
kotor,hepatosplenomegaliPada tk lebih berat
kesadaran menurun/delirium atau psikosis

DIAGNOSIS

Jumlah lekosit normal/lekopeni/lekositosis


Anemi ringan,LED meningkat,SGOT, SGPT dan alkali
fosfatase meningkat
Minggu pertama 75 85 % biakan darah positif.
Biakan sunsum tulang seringkali(+) walau biakan
darah(-). Biakan feces + dalam minggu kedua dan
ketiga.
Pada reaksi widal,titer aglutinin O dan H meningkat
sejal minggu ke dua dan tetap (+) sampai bbrp
bulan/th. Sepertiga pend tidak menunjukkan
kenaikan titer.
Kenaikan titer 4 X lipat pada pem.ulang memastikan
Dx
Widal O 1/320 atau H 1/640 menyokong Dx

DIAGNOSA BANDING

Karena manifestasi klinis yang tidak sering khas dan


kesulitan memperoleh konfirmasi dengan pemeriksaan
laboratorium secara dini maka perlu dibuat diagnosa
pembanding untuk menyingkirkan kemungkinan adanya
penyakit lain sebelum kita mendapat kepastian diagnosis.
Penyakit infeksi pembanding yang terjadi dapat
dikelompokkan sebagai penyakit yang disebabkan oleh
bakteri lain, radang paru, Infeksi THT, tbc, ISK, GE dll.,
untuk penyakit parasit : Malaria, amebiasis dll., untuk
penyakit virus: Demam (berdarah) dengue dlsb. Dan untuk
kelompok penyakit non-infeksi : gangguan
limfoproliferatif, penyakit jaringan kolagen dll.

PENGELOLAAN
Tirah

baring
Diit lunak atau diit padat rendah selulosa
kecuali pada komplikasi intestinal.
Obat : murah,peroral,bisa untuk semua
kelompok,dapat mencegah kariet dari
kandung empedu,tidak menimbulkan
perubahan flora usus
Kloramfenikol 4 X 500 mg s/d 14 hr,
Kotrimoksasol 2X2 ,Amoksisillin /ampi cillin
75 -150 mg/kgBB,. Selain obat standar
yang ada telah tersedia obat-obat baru
seperti golongan fluorokuinolon dan
sefalosporin.

Berdasarkan kebutuhan akan obat yang efektif,


dosis sederhana dan meningkatkan kepatuhan,
telah dikembangkan penggunaan dosis tunggal
jangka singkat fluorokuinolon dan sefalosporin
Siprofloksasin 2X500 selama 7 hari. Pefloksasin
dan fleroksasin dosis tunggal (400 mg/hari
selama 5 hari) efektif untuk demam tifoid.
Seftriakson 3-4 g/hari dosis tunggal 3-5 hari
dapat menjadi alternatif pengo batan demam
tifoid pada wanita hamil dan keadaan lain di
mana ada hambatan untuk memakai obat lain.

KOMPLIKASI
Intestinal: perdarahan usus,perforasi dan
ileus paralitik dan syok septik
Ekstra intertinal: miokarditis,DIC,pnemonia
empiema,hepatitis,cholesistitis,glomerulone
fritis,pielonefritis,osteomielitis,meningitis,G
BS, psikosis dan sind katatonia

PENCEGAHAN
Sanitasi lingkungan, hygiene perorangan
Vaksinasi memberikan daya lindung sebesar 5195%, pemberian 3-4 dosis dengan selang waktu 17 hari antara masing masing dosis. Penelitian
imunologi dari penggunaan vaksin ini juga
memperlihatkan bahwa vaksin ini dapat memacu
sistem imunologis lokal (sIgA) pada lapisan epitel
usus halus dan juga sistemik, baik humoral
maupun seluler.

Vaksin yg biasa dipakai


Vivotif

(Ty21a, hidup) umur > 5 thn.


1
kapsul setiap dua hari, secara oral pada perut
kosong, total 4 kapsul.Revaksinasi 5 thn
Typhim Vi (ViCPS) umur > 2 thn.0.5mL,
subkutan Revaksinasi 3 thn
Sel utuh yang non-aktif. umur > 6 bln.0.5 mL
(0.25mL untuk anak-anak < 10 thn.), subkutan, 2
kali, dengan jarak 4 minggu antara
suntikan.Revaksinasi 3 thn

PROGNOSIS
Tergantung

usia,keadaan umum,derajat
kekebalan tubuh,jumlah dan virulensi
salmonella serta cepat dan tepatnya
pengobatan.Angka kematian pada anakanak 2,6 % dan orang dewasa 7,4 % ,ratarata 5,7 %

Anda mungkin juga menyukai