Anda di halaman 1dari 16

CEDERA

SARAF
SENSORIK
PERMANEN
PASCA
OPERASI
MOLAR
KETIGA :
SEBUAH

YUAN ARDILA
08/
Dosen Pembimbing :
drg.

PENDAHULUAN
STRUKTUR
ANATOMI
Saraf inferior
alveolar dan
lingual terletak
pada tulang
mandibula dan
oleh karena itu
merupakan saraf
pendukung
mandibula

EKSTRAKSI
MOLAR
KETIGA
Cenderung
menimbulkan
komplikasi, salah
satunya Cedera pada
saraf lingual (LN)
dan saraf alveolar
inferior (IAN).
Studi sebelumnya
menunjukkan,
prevalensi kerusakan
pada IAN selama
operasi gigi molar
ketiga mandibula
telah dilaporkan
bervariasi dari 0,4%
-8,4% dan kerusakan
LN dari 0%-23%

KOMPLIKASI
PASCA
EKSTRAKSI
Setelah cedera,
ujung saraf LN
cenderung
mengalami retraksi
dan terperangkap di
dalam jaringan parut
yang mungkin
memerlukan operasi
perbaikan
Sebaliknya, saraf IAN
akan tetap berada di
posisinya dan
beregenerasi dalam
waktu yang relatif
singkat kecuali
apabila saraf
mengalami dislokasi
ke dalam soket atau
tergeser oleh
fragmen tulang dari
atap kanal, sehingga
diperkirakan akan

METODE PENELITIAN
DATA DIAMBIL DARI
1087 KASUS PASIEN
YANG MENJALANI
EKSTRAKSI M3
MANDIBULA DI
EASTMAN DENTAL
HOSPITAL TAHUN 19982003

DATA DEMOGRAFI : USIA,


JENIS KELAMIN, TINGKAT
IMPAKSI, AHLI BEDAH,
KEDEKATAN GIGI DENGAN
IAN, DURASI OPERASI DAN
KOMPLIKASI PASCA OPERASI
SERTA KEBUTUHAN KONTROL
1 MINGGU PASCA OPERASI

PROSEDUR
DILAKSANAKAN DI 3
KLINIK SERUPA DENGAN
ALAT DAN BAHAN YANG
SAMA. PASIEN SUDAH
DIMINTAI INFORMED
CONSENT

DATA PERUBAHAN
SENSASI TERKAIT IAN DAN
LN DIKUMPULKAN,
KEMUDIAN PASIEN YANG
MENGALAMINYA
DIPANTAU SELAMA 3
MINGGU, 6 BULAN,
HINGGA 2 TAHUN

SEMUA KASUS DIDISTRIBUSIKAN


DI ANTARA DOKTER JUNIOR
(TRAINEE) DAN SENIOR
(SPESIALIS) TANPA MEMANDANG
USIA, GENDER, ATAU TINGKAT
KERUMITAN. SEMUA STAF DI
KELOMPOK TRAINEE ADALAH
PETUGAS RUMAH SAKIT SENIOR,
SEDANGKAN STAF SENIOR
ADALAH DOKTER DI SPECIALIST
REGISTER FOR SURGICAL
DENTISTRY

METODE PENELITIAN
ANESTESI LOKAL (2% LIDOKAIN DENGAN 1: 80.000 EPINEFRIN) DILAKUKAN
DENGAN TEKNIK INFILTRASI LOKAL DAN BLOK INJEKSI IAN, DAN TIDAK
LEBIH DARI 5 CARTRIDGE DIBERIKAN KEPADA SETIAP PASIEN

FLAP MUKOPERIOSTEAL ENVELOPE DIREFLEKSIKAN DILAKUKAN


PENGURANGAN TULANG DENGAN BUR BULAT DALAM HANDPIECE LURUS

PADA BEBERAPA KASUS (43 PASIEN), GIGI HARUS DIPOTONG


MENGGUNAKAN BUR FISSURE. PENGURANGAN TULANG DAN
PEMOTONGAN GIGI DILAKUKAN DI BAWAH IRIGASI KONTINYU DENGAN
LARUTAN GARAM STERIL PADA SUHU KAMAR
FLAP KEMUDIAN DIREPOSISI DAN DIJAHIT DENGAN BENANG VICRYL 4-0 L.
TIDAK ADA FLAP LINGUAL YANG DIGUNAKAN PADA SEMUA KASUS. TIDAK
ADA PASIEN DALAM PENELITIAN INI YANG MENJALANI CORONECTOMY
PASIEN DIRESEPKAN METRONIDAZOL (400 MG 3 KALI SEHARI SELAMA 5
HARI) DIRESEPKAN SEBAGAI AGEN ANTIMIKROBA DAN IBUPROFEN (400
MG 3 KALI SEHARI SELAMA 5 HARI) SEBAGAI ANALGESIK. SEMUA PASIEN
DALAM PENELITIAN INI DIMINTA UNTUK KONTROL 7 HARI SETELAH
OPERASI

HASIL PENELITIAN
1087 pasien yang dirawat memiliki usia rata-rata 23,3 tahun, dan
53,9% pasien adalah perempuan
Semua menjalani prosedur ekstraksi gigi molar ketiga mandibula
Mayoritas gigi (78,8%) impaksi sebagian dan sekitar tiga perempat
(77,6%) gigi secara radiografis memiliki posisi akar dalam atau
kurang dari 2 mm dari atap kanal IAN
Rerata waktu untuk menyelesaikan operasi adalah 18 menit (kisaran
4-39 menit)

Setelah 1 minggu, 45 pasien (4,1%) mengalami paresthesia IAN dan


71 (6,5%) pasien mengalami gejala paresthesia LN
Mayoritas kasus gangguan sensorik berhasil sembuh satu bulan
pertama setelah operasi
Setelah2 tahun, masih terdapat 8 pasien (0,7%) yang mengalami
parestesia IAN dan 11 pasien (1,0%) mengalami paresthesia dari

HASIL PENELITIAN
GANGGUAN SARAF IAN

GANGGUAN SARAF LN

Lebih sering dijumpai pada


pasien dengan kondisi gigi
impaksi penuh (2,4%)
dibandingkan dengan gigi
impaksi parsial (0,6%)
Prediktor yang signifikan
secara statistik terhadap
gangguan IAN permanen
hanyalah pengalaman dari
operator (P = 0,026),
dengan hasil jangka
panjang yang lebih baik
mampu dicapai oleh ahli
bedah yang lebih senior.

Ada bukti statistik


borderline yang
menunjukkan bahwa
paresthesia LN 2 tahun
setelah operasi memiliki
prevalensi sedikit lebih
tinggi pada pria (1,6%)
dibandingkan wanita (0,5%)
(P = 0,069)
Pengalaman ahli bedah
adalah satu-satunya
prediktor yang signifikan
secara statistik dari
paresthesia LN permanen,
dengan proporsi yang lebih
rendah dari paresthesia
permanen yang dicapai

KLASIFIKASI CEDERA SARAF


SEDDON

SUNDERL
AND

DESKRIPSI
CEDERA

JARINGAN
YANG
TERKENA

WAKTU
PENYEMBUHA
N

NEURAPRAKSIA

SARAF TETAP INTAK,


NAMUN ADA BLOK
KONDUKSI SARAF

MYELIN

4 MINGGU - 3
BULAN

II

KERUSAKAN AKSON,
ADANYA DEGENERASI
WALLERIAN

MYELIN, AKSON

1 INCI PER BULAN,


1-3 BULAN

III

HILANGNYA TUBULUS
ENDONEURIAL

MYELIN, AKSON,
ENDONEURIUM

< 1 INCI PER


BULAN,
TERGANTUNG
DERAJAT LUKA

AKSONOTMESIS

NEUROTMESIS

IV

KERUSAKAN FASIKULA,
DAN TERHAMBATNYA
REGENERASI SARAF

MYELIN, AKSON,
ENDONEURIUM,
PERINEURIUM

DIPERLUKAN
PENGHILANGAN
JARINGAN LUKA
DAN
PENYAMBUNGAN
SEGMEN SARAF

HILANGNYA
KONTINUITAS BADAN
SEL SARAF

MYELIN, AKSON,
ENDONEURIUM,
PERINEURIUM,
EPINEURIUM

DIPERLUKAN
TINDAKAN BEDAH

PEMBAHASAN

PEMBAHASAN

Cedera pada IAN dapat diantisipasi sebelum operasi dengan


pemeriksaan radiografi dengan memprediksi risiko dengan
menilai lokasi dan karakteristik morfologi kanal dalam
kaitannya dengan molar ketiga mandibula

Penggunaan elevator akar KOMPRESI SARAF oleh


elevator tersebut atau oleh akar yang diangkat dengan
elevator

Saraf IAN dapat mengalami cedera yang disebabkan oleh


rotary instruments atau pasca injeksi blok IAN

Neurotmesis dapat terjadi jika IAN terletak langsung dia


antara akar gigi dan dapat terpotong selama prosedur
elevasi.

CEDERA SARAF ALVEOLAR

IMPAKSI PENUH DALAM


TULANG

FAKTOR PEMICU
CEDERA SARAF
IAN LAINNYA

PERLUASAN APEKS KE
ATAU DI BAWAH
TINGKAT BUNDEL
NEUROVASKULAR
PENGAMATAN KLINIS
DARI BUNDEL
NEUROVASKULAR
SELAMA OPERASI
PERDARAHAN YANG
BERLEBIHAN KE DALAM
SOKET SELAMA OPERASI.

CEDERA SARAF ALVEOLAR

Cedera LN sering terjadi karena sulit untuk menghindari


kontak dengan saraf selama operasi karena posisinya
yang sangat bervariasi
Ahli bedah tidak bisa mengandalkan pelat lingual sebagai
penghalang pelindung saraf selama operasi molar ketiga,
karena LN mungkin terletak di atasnya
Variasi anatomi LN lainnya yaitu melintasi daerah
retromolar pad, yang meningkatkan kemungkinan
terjadinya trauma selama insisi, retraksi, elevasi flap
bukal, pengambilan gigi atau folikel, dan penjahitan
Faktor pemicu terjadinya cedera LN : elevasi flap
mukoperiosteal dari aspek lingual mandibula,
pengurangan tulang, instrumentasi yang kurang baik,
fraktur dari plat lingual.
Memasukkan elevator periosteal di bawah periosteum
lingual mampu melindungi LN dari gangguan atau trauma
langsung oleh rotary instrument; namun, ada resiko
terjadinya peregangan saraf apabila dilakukan oleh ahli
bedah yang kurang berpengalaman

CEDERA SARAF
LINGUAL

DERAJAT
IMPAKSI DAN
POSISI GIGI
TERHADAP
KANALIS
INFERIOR
Resiko
gangguan
saraf permanen
sedikit lebih tinggi
pada gigi impaksi
sepenuhnya
dibandingkan gigi
impaksi sebagian
96% dari kasus
paresthesia
sementara terjadi
pada gigi yang
"dekat" dengan
kanalis inferior

USIA DAN
JENIS KELAMIN

Tidak ada
keterkaitan
usia dan jenis
kelamin
dengan
parestesia

PENGALAMAN
AHLI BEDAH
Trainee
menunjukkan
prevalensi yang
lebih tinggi dari
paresthesia LN dan
IAN pada pasien
mereka daripada
ahli bedah senior
Hal ini dapat
berhubungan
dengan
pengalaman,
distribusi kekuatan
yang tidak baik,
dan instrumentasi

FAKTOR PREDIKTOR CEDERA

Proporsi pemulihan LN lebih cepat dibandingkan


dengan IAN dan menunjukkan bahwa sebagian besar
cedera LN adalah karena neuropraxia.
Apabila tidak ada pemulihan setelah 2 tahun, maka
cedera dianggap PERMANEN
Pemulihan spontan telah dilaporkan terjadi pada 96%
kasus cedera IAN dan 87% dari cedera LN dalam 4-8
minggu pertama setelah operasi
Pogrel menyarankan rejimen kontrol sebagai berikut:
setiap 2 minggu selama 2 bulan, setiap 6 minggu
selama 6 bulan, setiap 6 bulan sampai 2 tahun, dan
kemudian setiap tahun untuk waktu yang tidak
terbatas
Robinson melaporkan bahwa pemulihan setelah 9
bulan pasca operasi jarang terjadi, dan tidak akan
terjadi pemulihan apapun setelah 18 bulan sampai 2
tahun masa tindak lanjut

TINDAK LANJUT DAN

BEDAH MIKRONEUROSURGICAL
INDIKASI

KONTRAINDIKASI

ANESTESIA KOMPLIT LEBIH DARI 3 BULAN

KEMBALINYA SENSASI SARAF

HIPOAESTESIA TANPA PERBAIKAN LEBIH


DARI 4 BLAN

GANGGUAN SENSORI MASIH DAPAT


DITERIMA OLEH PASIEN

DISAESTESIA LEBIH DARI 4 BULAN

NYERI NEUROPATIK SENTRAL DAN


NEUROPATI MEDIK

KERUSAKAN SARAF PARAH DITINJAU


SECARA KLINIS

DISAESTESIA YANG TIDAK DAPAT DIRAWAT


DENGAN BLOK ANESTESI LOKAL

PASIEN MEDIKOKOMPROMAIS

TINDAK LANJUT DAN

KESIMPULAN

Temuan dalam penelitian ini konsisten dengan


penelitian yang telah diterbitkan sebelumnya,
dengan hilangnya kemampuan sensoris permanen
pada saraf alveolar inferior dan saraf lingual
tercatat masing-masing sebesar 1% dan 0,7%
Tingkat komplikasi sensorik yang lebih tinggi pada
kelompok trainee menunjukkan bahwa setidaknya
beberapa komplikasi mungkin terkait dengan
pengalaman ahli bedah
Secara keseluruhan risiko perubahan sensorik pasca
operasi molar ketiga masih kecil, dengan
peningkatan risiko 1,3% untuk saraf lingual dan
1,2% untuk saraf alveolar inferior, saat trainee
melakukan operasi.

Thank
You
For
Your
Attention
ANY
QUESTION?

Anda mungkin juga menyukai