Anda di halaman 1dari 29

Materi Persiapan

Albert Andrian
Engineer MT

PROSES PRODUKSI HOTMIX


AMP jenis takaran (batch plant)
1. Bin dingin (cold bins)
2. Pintu pengatur pengeluaran agregat dari bin dingin (cold feed
gate)
3. Sistem pemasok agregat dingin (cold elevator)
4. Pengering (dryer)
5. Pengumpul debu (dust collector)
6. Cerobong pembuangan (exhaust stack)
7. Sistem pemasok agregat panas (hot elevator)
8. Unit ayakan panas (hot screening unit)
9. Bin panas (hot bins)
10. Timbangan Agregat (weigh box)
11. Pencampur (mixer atau pugmill)
12. Penyimpanan bahan pengisi (mineral filler storage)
13. Tangki aspal (hot asphalt storage)
14. Sistem penimbangan aspal (aspal weigh bucket)

Cold Bin

Tempat aggregat ditampung mula-mula


dengan sekat pemisah untuk 4 jenis
ukuran gradasi aggregat: kasar, sedang,
halus, dan pasir

Cold Feed Gate

(1) ban berjalan menerus

(2) getar

(3) aliran

Cold Elevator

Aggregat yang dialirkan oleh belt conveyor


diteruskan oleh Cold elevator menuju drum
pengering (dryer)

Dryer

Dari Cold Bin aggregat dibawa ke mesin


pengering untuk dipanaskan dan dikeringkan
pada temperatur yang diinginkan.
Selanjutnya aggregat yang telah dikeringkan
dialirkan menuju Hot Elevator.

Dust Collector dan Exhaust Stack


Alat pengumpul debu berfungsi sebagai alat
pengontrol polusi udara di lingkungan lokasi AMP .
Gas buang yang keluar dari sistim pengering
ditambah dengan dorongan kipas pengeluar (exhaust
fan) akan dialirkan ke pengumpul debu. Terdapat dua
jenis sistem pengumpul debu, antara lain:
a) Sistem pengumpul debu jenis kering
Debu yang terbawa gas buangan diputar, sehingga partikel berat ke
bagian bawah dan gas yang telah bersih keluar dari cerobong asap.
Partikel berat selanjutnya dikembalikan ke Hot Bin.

b) Sistem pengumpul debu jenis basah


Debu yang terbawa gas buangan disemprot dengan air, sehingga
partikel berat akan terjatuh ke bawah dan gas yang telah bersih
keluar dari cerobong asap. Partikel berat tersebut kemudian
dialirkan ke bak penampung (bak air).

Hot Screening Unit


Kebanyakan AMP menggunakan unit ayakan panas (hot
screening unit) jenis mendatar dengan sistim penggetar yang
umumnya terdiri dari empat susunan. Agregat yang telah
dikeringkan dan dipanaskan diangkut dengan mangkok elevator
panas (hot elevator bucket) untuk disaring dengan susunan
unit ayakan panas dan dipisahkan dalam beberapa ukuran yang
selanjutnya dikirim ke bin panas (hot bin)

Contoh susunan ayakan untuk campuran beraspal


dengan ukuran butir agregat maksimum 19 mm adalah :
1. Saringan pertama / teratas berukuran 19 mm, butir
agregat yang ukurannya lebih besar (oversize)
dibuang ke saluran pembuang
2. Saringan ke-dua berukuran 12,5 mm (1/2 inchi).
Ukuran butir agregat antara 19 mm sampai 12,5 mm
masuk ke bin 1
3. Saringan ke-tiga berukuran 4,75 mm (No. 4). Ukuran
butir agregat antara 9,5 sampai dengan 4,75 mm
masuk ke bin 2.
4. Saringan ke-empat berukuran 2,36 mm (No. 8).
Ukuran butir agregat antara 4,75 sampai dengan 2,36
mm masuk ke bin 3.
5. Sementara agregat yang lolos saringan 2,36 mm

Hot Bin
Bin panas (hot bin) dipasang pada AMP jenis
takaran (batch). Pada AMP jenis takaran
umumnya akan terdapat 4 bin yang dilengkapi
dengan pembatas yang rapat dan kuat dan
tidak boleh berlubang serta mempunyai tinggi
yang tepat sehingga mampu menampung
agregat panas dalam berbagai ukuran fraksi
yang telah dipisah pisahkan melalui unit
ayakan panas.

Weight Box
Merupakan alat timbangan untuk menentukan
banyaknya aggregat yang akan digunakan
dalam campuran sesuai dengan rencana
campuran kerja.

Mixer/Pugmill

Setelah aspal, agregat dan bahan filler (bila perlu)


ditimbang sesuai dengan komposisi yang direncanakan,
bahan tersebut dimasukkan ke dalam pencampur
(mixer/pugmill). Waktu pencampuran harus sesingkat
mungkin untuk mencegah oksidasi yang berlebih namun
harus diperoleh penyelimutan yang seragam pada semua
butir agregat
Dalam pugmill terjadi dua jenis pencampuran, yaitu
pencampuran kering dan pencampuran basah (setelah
ditambah aspal). Lamanya pencampuran kering diusahakan
sesingkat mungkin untuk meminimalkan degradasi agregat,
umumnya 1 atau 2 detik. Pencampuran basah juga
diusahakan seminimal mungkin untuk menghindari
degradasi dan oksidasi atau penuaan (aging) dari aspal.
Apabila agregat kasar (tertahan saringan No. 8) telah
terselimuti aspal maka pencampuran basah dihentikan,
karena dapat dipastikan agregat halus juga telah terselimuti
aspal.Umumnya waktu pencampuran sekitar 30 detik.

Filler Storage
Filler Storage merupakan tanki
penyimpanan material filler yang
mungkin digunakan, material filler
diberikan saat pencampuran pada
mixer/pugmill terjadi. Penambahan filler
menyebabkan campuran menjadi lebih
kaku, jika terlalu banyak akan
menyebabkan lapisan aspal menjadi
getas dan mudah retak.

Hot Asphalt Storage


Pada beberapa AMP terdapat beberapa
tangki aspal yang saling berhubungan satu
dengan lainnya.Tangki pertama mempunyai
fungsi menampung aspal yang baru datang
dari
pemasok,
dan
tangki
lainnya
mempunyai fungsi untuk menampung aspal
yang telah dipanaskan dan siap untuk
ditimbang dan dimasukkan ke dalam
pencampur (mixer/pugmill).
Setiap tangki harus dilengkapi dengan
sebuah alat sensor thermometric yang telah
dikalibrasi sehingga temperatur aspal dari
tiap tangki akan terkontrol.

Asphalt Weight Bucket


Setelah aspal dipanaskan dalam tangki aspal
pada temperatur yang ditentukan berdasarkan
tingkat keencerannya, maka aspal panas
dialirkan
melalui
pipa
pemasok
untuk
ditimbang beratnya sesuai dengan yang
dibutuhkan sebelum dimasukkan ke dalam
pencampur (mixer/pugmill)

RIGID PAVEMENT
Pengertian
Rigid Pavement atau perkerasan kaku adalah jenis perkerasan
jalan yang menggunakan beton sebagai bahan utama
perkerasan tersebut, merupakan salah satu jenis perkerasan
jalan yang digunakan selain dari perkerasan lentur (asphalt).

Penggunaan
Perkerasan ini umumnya dipakai pada jalan yang memiliki kondisi
lalu lintas yang cukup padat dan memiliki distribusi beban yang
besar, seperti pada jalan-jalan lintas antar provinsi, jembatan
layang (fly over), jalan tol, maupun pada persimpangan
bersinyal. Jalan-jalan tersebut umumnya menggunakan beton
sebagai bahan perkerasannya, namun untuk meningkatkan
kenyamanan biasanya diatas permukaan perkerasan dilapisi
asphalt.

Keunggulan

Keunggulan dari perkerasan kaku sendiri dibanding perkerasan lentur


(asphalt) adalah bagaimana distribusi beban disalurkan ke subgrade.
Perkerasan kaku mempunyai kekakuan dan stiffnes yang baik akan
mendistribusikan beban pada daerah yang relatif luas pada subgrade,
beton sendiri bagian utama yang menanggung beban struktural.

Sedangkan pada perkerasan lentur karena dibuat dari material yang


kurang kaku, maka persebaran beban yang dilakukan tidak sebaik
pada beton. Sehingga memerlukan ketebalan yang lebih besar

Joint (Sambungan)
Joint atau sambungan adalah alat yang digunakan pada
perkerasan kaku untuk menghubungkan tiap segmen pada
perkerasan.
Berfungsi
untuk
mendistribusikan
atau
menyalurakan beban yang diterima plat atau segmen yang
satu ke segmen yang lain, sehingga tidak terjadi pergeseran
pada segmen akibat beban dari kendaraan. Ada tiga dasar
jenis joint yang digunakan pada perkerasan beton yaitu
contraction, construction dan isolation joint

Contraction Joint
Contraction
joint
diperlukan
untuk
mengendalikan retak alamiah akibat beton
mengkerut (penyusutan), kontraksi termal
(pemuaian) dan kadar air dalam beton

Construction Joint
Construction joint adalah bila perkerasan beton
dilakukan dalam waktu yang berbeda, transfer
construction joint diperlukan pada akhir
segmen
pengecoran,
atau
pada
saat
pengecoran terganggu, atau melintas jalan dan
jembatan.

Isolation Joint
Isolation joint adalah joint yang memisahkan
perkerasan dari objek atau struktur dan
menjadikannya bergerak secara independen.
Isolation joint digunakan bila perkerasan
berbatasan
dengan
manholes,
drainase,
trotoar bangunan intersection perkerasan lain
atau jembatan.

Mengenai Batang Sambungan pada


Joint Rigid Pavement
Batang besi polos (Dowel)

sepotong baja polos lurus yang dipasang pada setiap jenis sambungan
melintang (transversal) dengan maksud sebagai sistem penyalur beban,
sehingga pelat yang berdampingan dapat bekerja sama tanpa
terjadi perbedaan penurunan yang berarti.

Pada batang dowel menggunakan besi polos tanpa


ulir dan pada salah satu sisi ujung dowel diberikan
celah sebesar 2-3 cm dan pelumas dengan
maksud agar pelat beton dapat bebas bergeser
akibat muai, susut, ataupun gesekan dari beban di
atasnya, sehingga tidak menimbulkan retak

Tie Bar
Deformed Tie Bar merupakan sambungan
berupa baja ulir yang dipasang pada setiap
sambungan memanjang (longitudinal) dalam
perkerasan kaku dan komposit. Fungsinya
untuk mengunci pergerakan plat beton,
sehingga pelat tidak bergerak horizontal.

Joint Filler dan Sealer


Bahan pengisi sambungan (joint filler)
suatu bahan yang bersifat plastis yang
dipasang pada celah sambungan muai, guna
mencegah masuknya benda-benda asing ke
dalam celah.

Bahan penutup sambungan (joint sealer)


suatu bahan yang bersifat elastis yang
dipasang pada bagian atas dari sambungan
yang dimaksudkan untuk mencegah masuknya
benda-benda asing ke dalam celah.

Berdasarkan sistem joint yang digunakan, perkerasan kaku dibagi


menjadi 3 yaitu :
1.Jointed Plain Concrete Pavement (JPCP)
2.Jointed Reinforced Concrete Pavement (JRCP)
3.Continuously Reinforced Concrete Pavement (CRCP)
1. Jointed Plain Concrete Pavement (JPCP)
Retak diarahkan pada joint sehingga tidak terjadi di sembarang tempat pada
perkerasan.
JPCP tidak mempunyai tulangan, tetapi mempunyai tulangan polos pada
sambungan melintangnya yang berfungsi sebagai load transfer dan tulangan
berulir pada sambungan memanjang.

2. Jointed Reinforced Concrete Pavement (JRCP)

Jointed Reinforced Concrete Pavement (JRCP) mempunyai penulangan


anyaman baja yang biasa disebut distributed steel, jarak joint bartambah
panjang dan dengan adanya penulangan, retak diikat bersama didalam plat.
Jarak antara joint biasanya 10 m (30 feet) atau lebih bahkan bisa 100 feet.

3. Continuously Reinforced Concrete Pavement (CRCP)

Continuously Reinforced Concrete Pavement (CRCP), tidak memerlukan


transferse contraction joint, retak diharapkan terjadi pada plat biasanya
dengn interval 3-5 ft.
CRCP didisain dengan penulangan 0,6-0,7 % dari penampang plat, sehingga
retak dipegang bersama. CRCP lebih mahal dari perkerasan yang lainnya,
namun dapat tahan lama dan biasanya dipakai untuk heavy urban traffic.

Pavement Recycling
Pavement recycling atau sering disebut juga
dengan Reclaimed Asphalt Pavement (RAP)
merupakan bahan bongkaran perkerasan
jalan lama yang sudah rusak dan kemudian
dimanfaatkan kembali dengan cara diolah
dan diberi bahan peremajaan tambahan
untuk dijadikan bahan perkerasan baru. RAP
memiliki dua jenis cara pengolahan, yaitu
hot-mix dan cold-mix. Metode daur ulang
dibagi menjadi 2, yaitu in-situ dan in-plant
recycling.

Hot Mix
Aspal beton campuran panas (Hot mix)
merupakan campuran perkerasan lentur
antara aggregat dengan aspal sebagai bahan
pengikat. Untuk mengeringkan aggregat dan
mendapatkan tingkat kecairan yang cukup
dari aspal, maka kedua material ini
dipanaskan
terlebih
dahulu
sebelum
dicampur, karena material berada dalam
keadaan panas sebelum dicampur dari situlah
disebut hot mix.
Pekerjaan pencampuran ini dapat dilakukan di
pabrik (in-plant) atau di lapangan (in-situ) dan
dihamparkan dengan alat penghampar dan
kemudian dipadatkan dengan mesin pemadat.

Cold Mix
Perbedaan pada Cold Mix dibanding Hot Mix adalah
pada Cold Mix untuk melunakan aspal pada laston
bekas agar menjadi cair namun masih memiliki
viskositas yang diharapkan digunakan bahan peremaja
(modifier), sedangkan pada hot mix digunakan
pemanasan. Tujuan pemanasan agar kadar air
berkurang optimal agar cairan aspal dapat melekat
dengan baik pada aggregat sehingga kekuatan lekat
antar aggregat juga tercipta dengan baik
Full Depth Recycling (FDR)
FDR merupakan teknik daur ulang dimana seluruh
lapis perkerasan yaitu lapis permukaan beraspak, lapis
pondasi atas, lapis pondasi bawah, dan lapis tanah
dasar yang mengalami kerusakan didaur ulang di
tempat dengan mesin recycler.

Anda mungkin juga menyukai