Anda di halaman 1dari 60

TERAPI MODALITAS

PADA USIA LANJUT


OLEH :
H. SUGIANTO HADI, SKM,
MPH

Terapi Modalitas
Terapi

modalitas dalam keperawatan usia


lanjut, adalah suatu bentuk terapi dimana
perawat mendasarkan potensi yang dimiliki
klien (modal-modality) sebagai titik tolak
terapi atau penyembuhan

Jadi

perawat dapat menggunakan modality


dari klien dan keluarga, misalnya sumber
daya (tenaga/energi) dalam melaksanakan
terapi

Pendahuluan
Faktor-faktor

yang perlu diperhatikan


dalam pemilihan therapy pada lansia :
1.Kemampuan (fisik, emosi, kognitif) usia lanjut.
2.Kebutuhan sosial (social demand) yg menyangkut
penyesuaian perilaku untuk usia lanjut.
3.Harapan (keinginan-keinginan) dr orang ttt lainnya
4.Harapan-harapan dari usia lanjut sendiri yang
berhubungan dengan kondisi kesehatannya

Tujuan therapy modalitas


1. Berwawasan

pada pola perilaku seseorang

2. Menghilangkan

gejala

3. Memperlambat

memperburuknya keadaan

4. Adaptasi

terhadap keadaan yang ada

5. Memperbaiki

kemampuan self care/


perawatan diri

6. Meningkatkan

aktifitas

7. Memperbesar/meningkatkan

kemandirian

MACAM TERAPI MODALITAS


1.

THERAPI MILIEU/ MANIPULASI LINGKUNGAN

2.

TERAPI REVIEW KEHIDUPAN

3.

TERAPI ORIENTASI REALITAS

4.

TERAPI KELUARGA

5.

RELAKSASI AUTOGENIK

6.

RELAKSASI PROGRESIF

7.

LATIHAN FISIK : PEREGANGAN OTOT

8.

KEGEL EXERCISE & BLADDER RETRAINING

9.

SENAM KAKI DIABETIK

10.SENAM

OSTEOPOROSIS

1. THERAPI MILIEU/ MANIPULASI


LINGKUNGAN
Therapy milieu dilakukan dg menciptakan suatu
Komunitas therapeutic dimana seluruh fase
interaksi usia lanjut dengan perawat dirancang
sedemikian rupa sehingga menguntungkan klien
Tujuan terapi : untuk meningkatkan kemampuan
sosial, memperbesar tanggung jawab terhadap
aktifitas sendiri dan meningkatkan harga diri
Indikasi: Therapy Milieu ini akan berfungsi dengan
baik pada usila yang memiliki gejala gangguan
emosional tetapi kemampuan kognitifnya masih utuh
Therapy sangat bermanfaat bagi usila yg apatis &
tidak responsive sebagai akibat dari
perawatan/pengobatan sebelumnya

Tehnik Milieu/Manipulasi
lingkungan
1.Berbicara lebih jelas dan lebih keras
2.Memperendah kekuatan suara tetapi volume suara
ditingkatkan (seperti pada telepon dan bel pintu)
3.Memperbanyak petunjuk-petunjuk visual lewat
kode-kode warna
4.Menghindari cahaya/warna yang menyilaukan
misalnya dengan penggunaan cat bernuansa datar
secukupnya.
5.Mengatur cahaya agar redup
6.Merancang area pribadi
7.Menggunakan tanda-tanda/symbol-simbol yang
konkrit sambil meningkatkan fungsi memori

Tehnik Milieu/Manipulasi lingkungan


Meningkatkan kesehatan fisik, moral dan harga diri :
1.Mengatur jam kunjung
2.Dapat memilih salah satu makanan dari berbagai
jenis makanan yang ada
3.Dapat menanam tanaman diruang/pot atau luar
ruangan
4.Tindakan lain yg bisa mendukung keefektifan ini
adalah :
a. Memberi imbalan/reward (seperti : kue, uang dan
hadiah) untuk aktifitas yang telah dilakukan
b. Menyediakan permainan (teka-teki, game) or
rekreasi
c. Mengijinkan pasien untuk merancang
dekorasi/furniture diruangannya.

2. TERAPI REVIEW KEHIDUPAN


Therapi

Review Kehidupan adalah lebih intensif


daripada pengingatan kembali masa lampau
secara sederhana, walaupun kenang-kenangan
merupakan komponen utama dalam pendekatan
ini
Life review adalah therapy paling baik
dipergunakan dalam suatu lingkungan yang
suportif untuk menciptakan kembali identitas
lansia untuk kembali dari keadaan
ketidaksesuaian (dissonance)
Disssonance disebabkan oleh kesadaran bhw
lansia tidak memungkinkan utk menikmati hidup
sepuas-puasnya seperti harapan dirinya dimasa
lampau

TERAPI REVIEW KEHIDUPAN


Terapi

ini terbatas bagi lansia yang memiliki


sumber-sumber interpersonal yg mendukung,
seperti : anak, istri/suami, teman, cucu
Terapi ini tidak cocok bagi lansia yang
memiliki riwayat kelainan sosial dan
psikologis
Yakni lansia yg tidak menerima pengalamanpengalaman yg menyakitkan sebelumnya, hal
ini karena pengalaman tersebut dapat
membuat frustasi dan menyakitkan bagi
lansia
Contoh : lansia yang putus asa, rasa bersalah,
permusuhan

Kegunaan life review


Mengembalikan

kepercayaan diri dan


kepuasan dalam kehidupan sekarang

Memungkinkan

lansia untuk mengembangkan


ketrampilan interpersonal, sehingga dapat
mengurangi perasaan terisolasi

Introspeksi

terhadap kegagalan-kegagalan
masa lampau dan sekarang atau konflik yang
tidak terpecahkan

Metode terapi life review


Dengan

cara: meminta lansia untuk menceritakan


otobiografinya.
Dapat menggunakan sumber: album keluarga,
silsilah keluarga
Fokus : lansia menceritakan konflik-konflik yang
dialaminya, hubungan keluarga, keputusan tentang
keberhasilan dan kegagalan, penyelesaian masalah
dan klarifikasi dari nilai-nilai yang dimiliki lansia
Perawat kemudian membantu mengidentifikasi
makna yang diperoleh life review tersebut
Selanjutnya perawat memberi kesempatan pada
lansia mengatur hidupnya sendiri, agar mampu
menyesuaikan diri dengan perubahan kondisi
sekarang

3. TERAPI ORIENTASI REALITAS


(TOR)
Terapi

Orientasi realitas menekankan pada


pengurangan kebingungan /disorientasi yg
terjadi pada lansia akibat memasuki lingkungan
yg baru.
Dengan menekankan pada mengorientasi kan
lansia terhadap waktu, tempat dan orang
secara intensif selama 24 jam
Walaupun ada keterbatasan efektifitas dari
terapi ini, TOR berguna sbg suatu alat utk
mengorganisasikan perhatian thdp mereka yg
disorientasi, shg dapat menghindari tindakan
penjagaan yg tdk pd tempatnya
TOR adalah efektif dalam menurunkan
disorientasi terbatas pada lansia

Faktor-faktor yg mempengaruhi ggn


OR
Latar

belakang masuk institusi : keinginan


sendiri, atau dikirim keluarganya

Informasi

sebelumnya tentang institusi

Kepasrahan

lansia : disebabkan oleh


kelemahan fisik, tdk adanya keluarga yg
merawat, harapan untuk mendapatkan
perawatan yang lebih baik, terlantar

Gangguan Orientasi Realitas


Gambaran

adanya gangguan OR: lansia


mengalami kesulitan menyesuaikan diri
dengan lingkungan yang baru, baik
lingkungan fisik maupun lingkungan sosial

Tanda

gejalanya : kecemasan, ingatan yang


menurun, gangguan perilaku, kehilangan
kepercayaan & munculnya ketergantungan

Metode Terapi Orientasi Realitas


Melakukan

program persiapan dengan


mengorientasikan terlebih dahulu usia lanjut tentang
institusi perawatan yang akan ditempatinya dapat
mencegah timbulnya ketidak siapan usia lanjut
tinggal di suatu institusi (Stanley, dkk, 2005).
Misalnya : mengajak lansia untuk mengunjungi
tempat yang akan ditinggalinya, agar mengenal
situasi dan kondisi lingkungan fisik maupun
sosialnya.
Melakukan orientasi pada saat memasuki lingkungan
yang baru :
1. Orientasi tempat : lingkungan tempat tinggal baru
2. Orientasi orang : kenalkan pada penghuni/petugas
3. Orientasi waktu : kenalkan pada jadwal kegiatan

Metode Terapi Orientasi Realitas


Tindakan

setelah terjadi gangguan OR :


dilakukan dengan menggunakan pengalaman
hidup sebelumnya sebagai strategi koping &
mengarahkan pola hidup di tempat yg baru

Selanjutnya

harus ditunjang dengan adanya


dukungan dari keluarga dan pemberian
konseling sebelum, selama dan sesudah usia
lanjut tinggal di institusi

4. TERAPI KELUARGA
Terapi

keluarga adalah pilihan lain yang terbanyak


untuk menangani usila lanjut yg mengalami masalah
komunikasi.
Dapat dilakukan pendekatan dgn melibatkan semua
sub-sistem dalam keluarga, termasuk merumuskan
harapan yang jelas dari perilakunya, meningkatkan
komunikasi, mengurangi rasa bersalah,
ketidakpercayaan usia lanjut
Tepat digunakan untuk memulihkan konflik antara
orang tua dan anak, konflik perkawinan, keterbatasan
dalam merawat lansia, atau perpisahan lansia dengan
anak
Dapat juga digunakan oleh individu untuk
mengekspresikan perasaan mencari pilihan dan
meningkatkan sensitivitas thdp pandangan orang lain

1. Kesalahan

peran orang tua- anak, dimana


anak dewasa kurang bertanggung jawab
terhadap orang tuanya
2. Pertentangan antara orang tua dan anak
3. Hubungan simbiotik, dimana orang tua tidak
dapat membiarkan anak-anaknya yang sudah
dewasa untuk pergi.
4. Ketidaksinambungan antara harapan orang
Beberapa
masalah
interaksi pada
tua dan harapan
anak anak

keluarga dengan lansia

Beberapa masalah interaksi pada


keluarga dengan lansia
5. Pengalihan peran, contoh: pada saat suami
sakit maka istri harus menggantikan pekerjaan
suaminya.
6. Rasa takut dan menarik diri pada orang tua
7. Kesulitan berkomunikasi, sering muncul pada
saat-saat ttt seperti saat sakit, kematian dan
pensiun.

Metode Terapi Keluarga


Konseling
Penyuluhan

dan diskusi

Penjadwalan

untuk meningkatkan kuantitas


dan kualitas komunikasi

Memberikan

dukungan

Restrukturisasi

yang rasional dari orang tua


(persetujuan yang berhubungan dengan pola
perilaku, peran yg diharapkan)

Metode Konseling
Konseling

dilakukan dalam tiga tahapan yaitu: 1)


pertemuan konselor hanya dengan lansia, 2)
pertemuan konselor hanya dengan anggota klg 3)
pertemuan konselor dengan lansia dan angg. Klg
Pada masing-masing pertemuan 1 dan 2, berikan
kesempatan kepada masing-masing pihak untuk:
1.Menceritakan masalah yang dihadapi,
mengidentifikasi kemungkinan alternatif
penyelesaian masalah
2.Konselor bersikap netral, empati, caring serta
menghargai klien
3.Konselor menggali harapan masing-2 untuk saat ini
dan masa yang akan datang

Metode Konseling

Pada tahapan ketiga :

1.Konselor membantu mengidentifikasi perubahan


dan harapan yg logis (realita) dari harapan &
perubahan yang diinginkan oleh masing-masing
2.Konselor membantu klien saat mengidentifikasi
kekuatan dan kelemahan masing-2 alternatif
penyelesaian masalah
3.Konselor membantu menggali kemampuan klien
untuk mencari solusi lain yang lebih relevan,
terutama untuk meminimalkan resiko negatif yang
akan mempengaruhi kepentingan anggota
keluarga
4.Konselor memberikan dukungan kepada klien
untuk melaksanakan solusi masalah yang dipilih.

5. RELAKSASI AUTOGENIK
Pengertian

Relaksasi autogenik: relaksasi yg bersumber dari


diri sendiri berupa kata-kata/kalimat pendek
ataupun pikiran yang bisa membuat pikiran
tentram
Tujuan:

a.

Memberikan perasaan nyaman

b. Mengurangi stress, khususnya stress ringan


c.

Memberikan ketenangan

d. Mengurangi ketegangan

RELAKSASI AUTOGENIK
Persiapan:

A. Pasien / klien

Beritahu klien
Atur posisi dalam posisi duduk atau berbaring

B. Alat :

Tidak ada alat khusus yg dibutuhkan. Bila


diinginkan, dapat dilakukan sambil
mendengarkan musik ringan.
C. Lingkungan

Atur lingkungan senyaman dan setenang


mungkin
agar pasien / klien mudah berkonsentrasi.

Prosedur:
1.Pilihlah

suatu kata / kalimat yang dapat


membuat kita tenang misalnya
Astaghfirullah. Jadikan kata-kata / kalimat
tersebut sebagai mantra untuk mencapai
kondisi rileks.
2.Perhatikan posisi. Atur posisi senyaman
mungkin.
3.Tutup mata secara perlahan-lahan.
4.Lemaskan seluruh anggota tubuh dari kepala,
bahu, punggung, tangan sampai dengan kaki
secara perlahan-lahan.
5.Tarik nafas secara perlahan.

Prosedur:
6.
7.

8.

9.

Fokuskan pikiran pd kata-kata mantra


tersebut.
Lakukan berulang selama 10 menit, bila
tiba-tiba pikiran melayang, upayakan untuk
memfokuskan kembali pada kata-kata
mantra.
Bila dirasakan sudah nyaman / rileks, tetap
duduk tenang dengan mata masih tetap
tertutup untuk beberapa saat.
Langkah terakhir, buka mata perlahan-lahan
sambil rasakan kondisi rileks.

Perhatian:
1. Untuk

mencapai hasil yang optimal


dibutuhkan konsentrasi penuh terhadap katakata mantrayang dapat membuat rileks.

2. Lakukan

prosedur ini sampai 2-3 kali agar


mendapatkan hasil yang optimal.

3. Tidak

efektif untuk kondisi stress berat.

Evaluasi
A. Respon verbal:
1. Klien mengatakan rileks
2. Klien mengatakan ketegangan berkurang.
3. Klien mengatakan sudah merasa nyaman
B. Respon non verbal
1. Klien tampak tenang
2. Ekspresi wajah klien tidak tampak tegang
3. Klien dpt melanjutkan pekerjaannya
kembali.

6. RELAKSASI PROGRESIF
Pengertian:

Suatu cara yg efektif mengistirahatkan otototot melalui cara yg tepat, diikuti dengan
relaksasi mental dan pikiran
Tujuan:
Digunakan untuk mengurangi berbagai keluhan
yang berhubungan dengan stress, seperti
kecemasan, asma, nyeri lambung, hipertensi
dan insomnia

PROSEDUR RELAKSASI PROGRESIF


PERSIAPAN
A. Klien
1. Jelaskan tujuan latihan dan tahapannya
2. Klien memungkinkan untuk dilakukan
latihan
3. Klien menggunakan pakaian yang nyaman
B. Lingkungan
1. Ruangan yang tenang dan nyaman
2. Kursi, tempat tidur yang nyaman

PELAKSANAAN
1. Instruksikan

klien untuk duduk/berbaring dg nyaman

2. Instruksikan

untuk memejamkan mata dengan


perlahan, lanjutkan dengan menarik nafas dalam,
menghirup udara melalui hidung, menghebuskan
melalui mulut secara perlahan. Rasakan udara
memenuhi abdomen. Ketika menghembuskan nafas
melalui mulut, rasakan bahwa semua ketegangan
otot-otot juga seperti dikeluarkan. Ulangi berkali-kali
sampai merasa nyaman dan rileks

3. Pusatkan

pikiran pada kaki dan betis. Tarik jari-jari


kaki keatas dan tegangkan kaki dan betis selama
beberapa detik, bersamaan dengan menarik nafas
melalui hidung, kemudian kendurkan kembali, sambil
menghembuskan nafas melalui mulut. Lakukan
berulang-ulang sampai merasa nyaman dan rileks

PELAKSANAAN
4. Pusatkan pikiran pada paha dan bokong. Luruskan

kedua kaki, lalu tegangkan paha dan bokong selama


beberapa detik dg bertumpu pada kedua tumit kaki,
bersamaan dengan menarik nafas melalui hidung,
kmd kendurkan kembali sambil menghembuskan
nafas melalui mulut. Lakukan berkali-kali sampai
merasa nyaman dan rileks.
5. Pusatkan pikiran pada perut dan dada. Tarik nafas
dalam melalui hidung, tahan beberapa saat,
kemudian hembuskan melalui mulut secara perlahanlahan. Rasakan ketegangan keluar dari tubuh.
6. Pusatkan pikiran pada kedua lengan dan tangan.
Luruskan kedua lengan dan jari-jari, kemudian
tegangkan otot-otot lengan dan jari sambil
mengepalkan tangan dengan kuat selama beberapa
detik, bersamaan dengan menarik nafas dari hidung,
kemudian kendurkan kembali sambil menhembuskan
nafas melalui mulut. Lakukan berkali-kali sampai
merasa nyaman dan rileks.

PELAKSANAAN
7. Pusatkan pada bahu & leher. Tegangkan leher &
kedua bahu kebelakang selama beberapa detik,
bersamaan dengan menarik nafas dari hidung,
kemudian kendurkan kembali sambil
menghenbuskan nafas melalui mulut. Rasakan
semua ketegangan dikeluarkan. Lakukan berkalikali sampai merasa nyaman dan rileks
8. Pusatkan pada waajah dan kepala. Kerutkan
dahi, dan buka mata lebar-lebar selama
beberapa detik, lalu kendurkan. Kempiskan
hidung semala beberapa detik, lalu kendurkan
kembali. Tarik mulut kebelakang dan rapatkan
gigi selama beberapa detik, kmd kendurkan.
Lakukan berkali-kali sampai merasa nyaman dan
rileks.
9. Duduk kembali dengan tenang, dan rasakan
semua ketegangan tubuh sudah dikeluarkan.

SUBYEKTIF:

Perasaan klien setelah relaksasi, kenyamanan


klien, perbedaan/ perubahan keluhan setelah
relaksasi
OBYEKTIF:

Ekspresi wajah, tanda-tanda vital, apakah klien


tampak rileks/tdk ?, kemampuan klien dalam
latihan

EVALUASI

7. LATIHAN FISIK: PEREGANGAN OTOT


Pengertian :
Suatu bentuk latihan fisik dg melakukan
gerakan ritmik secara sistematis yang dapat
memberikan pengaruh baik terhadap tingkat
kemampuan fisik seseorang, bila dilakukan
secara baik dan benar

Manfaat dari latihan peregangan :

1.Mengoptimalkan gerak otot dan sendiri


2.Meningkatkan kebugaran jasmani
3.Mengurangi resiko cedera otot dan sendiri
4.Mengurangi ketegangan dan nyeri otot

Persiapan
A. Klien

Pada yang baru mengikuti latihan harus dilakukan


pemeriksaan kesehatan umum meliputi riwayat
penyakit, diet, kebiasaan merokok, berat badan,
tinggi badan dan tekanan darah.
Satu setengah dua setengah jam sebelum latihan,
makan terlebih dahulu

B. Alat

Pakaian/kaus yang nyaman dan menyerap keringat


Sepatu yang lentur dan nyaman dipakai (tapak kaki
sebagai bantalan pelindung, cukup luas untuk jari
kaki, tingginya dari sampai inci)
Kaos kaki dari bahan katun yang pas dan nyaman

C. Lingkungan

Aman tidak banyak kenderaan bermotor, udaranya


masih bersih (tidak banyak polusi)
Bila perlu dilakukan di tempat khusus (lapangan
olah raga)

PROSEDUR LATIHAN FISIK: PEREGANGAN OTOT


1. Latihan Kepala dan Leher
Putar kepala ke samping kiri,

kemudian ke
kanan sambil melihat ke bahu

Miringkan

lalu ke kiri

kepala ke bahu sebelah kanan

2. Latihan bahu dan


lengan

1. Angkat

bahu ke atas mendekati telinga


kemudian turunkan kembali perlahan-lahan
2. Tepukkan kedua telapak tangan dan
regangkan lengan ke depan setinggi bahu.
Pertahankan bahu tetap lurus dan kedua
lengan bertepuk kemudian angkat lengan ke
atas kepala
3. Dengan satu tangan menyentuh bagian
belakang dari leher, raihlah punggung anda
sejauh mungkin yang dapat dicapai
4. Letakkan tangan di pinggang, kemudian coba
meraih ke atas sedapatnya

3. Latihan
Tangan

1. Letakkan

telapak tangan tertelungkup di atas


meja, lebarkan jari-jari dan tekan ke meja.

2. Balikkan

telapak tangan, tarik ibu jari sampai


menyentuh jari kelingking, kemudian tarik
kembali. Lanjutkan dengan menyentuh tiap-tiap
jari.

3. Kepalkan

tangan sekuatnya kemudian


regangkan jari-jari selurus mungkin.

4. Latihan
punggung
1. Dengan

tangan di samping , bengkokkan


badan ke satu sisi kemudian ke sisi yang lain.
2. Letakkan tangan di pinggang dan tahan
kedua kaki, putar tubuh dg melihat bahu ke
kiri lalu ke kanan
3. Posisi tidur terlentang dengan lutut dilipat
dan telapak kaki datar pada tempat tidur
4. Regangkan kedua lengan ke samping. Tahan
bahu pada tempatnya dan jatuhkan kedua
lutut ke smping kiri dan kanan
5. Tepukkan ke dua tangan ke belakang
kemudian regangkan kedua bahu ke belakang

5. Latihan
Paha

Latihan ini dapat dilakukan dengan berdiri tegak atau dengan


posisi tidur. Lipat satu lutut sampai dada lalu kembali lagi.
Bergantian dengan yang lain.
2. Regangkan kaki ke samping sejauh mungkin. Kembali lagi.
Kerjakan satu per satu
3. Duduklah dengan kaki lurus ke depan, tekankan kedua lutut
pada tempat tidur sampai bagian belakang lutut menyentuh
tempat tidur.
4. Tahan kaki lurus tanpa membengkokkan lutut, tarik kaki ke arah
kita kemudian regangkan lagi.
5. Tekuk dan regangkan jari-jari kaki tenpa menggerakkan lutut
6. Tahan lutut tetap lurus, putar telapak kaki ke dalam sehingga
permukaannya saling bertemu. Kemudian kembali lagi.
7. Berdiri dengan tegak dan berpegangan pada satu tumpuan,
angkat tumit tinggi-tinggi kemudian putarkan tumit.
1.

6. Latihan Muka
1.
2.
3.
4.

Kerutkan muka kuat-kuat kemudian tariklah


alis ke atas
Tutup mata kuat-kuat kemudian buka lebarlebar
Kembangkan pipi keluar sedapatnya
kemudian hisap ke dalam
Tarik bibir ke belakang sedapatnya
kemudian ciutkan dan bersiul.

8. TERAPI MODALITAS
UNTUK GANGGUAN PERKEMIHAN
Macam

Gangguan Kencing Pada Lansia :

1. Inkontinensia Fungsional : disebabkan oleh


kerusakan mobilitas, kognitif, perubahan lingk.
2. Inkontinensia desakan (urge): ketidakmampuan
menahan keluarnya urine ketika ada dorongan
kencing yang kuat, yg disebabkan oleh iritasi
reseptor bladder, alkohol, kafein, infeksi
3. Inkontinensia stres : merembesnya air kencing
yang diakibatkan tekanan intra abdominal

Macam Gangguan Kencing Pada


Lansia:
4. Inkontinensia overflow: Adanya kerusakan spinal
cord, efek anestesi, obat-obatan yg menyebabkan
ketidakmampuan merespon sinyal dr kandung kemih
5. Inkontinensia total : keluarnya urine yang tidak
terkontrol, disebabkan multiple causes( neuropati,
kelemahan otot, spinkter uretra, saraf spinalis)

TERAPI MODALITAS
UNTUK GANGGUAN PERKEMIHAN
Inkontinensia

Melatih

Fungsional

Inkontinensia

desakan (urge)

Inkontinensia
Inkontinensia

overflow

Inkontinensia

total :

stres

kebiasaan, perub.
lingkungan, kondom kateter,
perawatan kulit
Latihan kandung kemih,
Terapi obat
Kegel Exercise, pembedahan,
estrogen
Kateter external, Blocker Alfa
Adrenergic
Kondom kateter

Tujuan Keperawatan
Klien

memehami eliminasi urine yang normal


Meningkatkan pengeluaran kemih yang
normal
Mencapai pengosongan kandung kemih yang
lengkap
Mencegah timbulnya infeksi sal. Kencing
Mempertahankan integritas kulit
Memperoleh kenyamanan

LATIHAN OTOT DASAR PANGGUL


Pengertian:

Latihan yang dilakukan dengan


mengkontraksikan otot-otot dasar panggul
secara aktif

Tujuan:

Meningkatkan kemampuan otot-otot dasar


panggul dalam mengontrol berkemih, sehingga
dapat mengurangi inkontinensia urine pada klien
yang mengalami kelemahan otot dasar panggul

Latihan Otot Dasar Panggul


Latihan

1:
Instruksikan klien untuk konsentrasi pada otot dasar panggul
Minta klien menghentikan aliran kencing saat berkemih,
kemudian melanjutkan kembali. Praktekkan setiap kali
berkemih
Latihan 2 :
Minta klien duduk atau berdiri, minta klien mengencangkan
otot sekitar anus, lakukan setiap hari
Latihan 3:
Minta klien mengencangkan otot bag.depan dan belakang
secara perlahan dalam 4 kali hitungan. Lanjutkan dengan
relaksasi. Ulangi 4 x saat bangun tidur selama tiga bulan
Latihan 4:
Bila memungkinkan latih sit-up dengan lutut ditekuk untuk
menguatkan otot abdomen dan kandung kemih

Bladder Retraining
Adalah

mengembalikan pola normal BAK dengan


menghambat atau menstimulasi pengeluaran air
kemih.
Langkah-langkah :
1. Minta klien mengatur jadwal BAK : bangun
tidur, setiap 2 jam, sebelum tidur dan setiap
4
jam pada malam hari
2. Latih relaksasi sebelum BAK
3. Hindari menahan kencing
4. Biasakan minum sebelum jadwal BAK
5. Hindari kopi, alkohol, teh
6. Minum obat diuretik sesuai program medis
7. Berikan pakaian dlm pelindung utk antisipasi
beser
8. Kontrol berat badan bila obesitas

Pengertian:

Latihan menggerakkan lutut, kaki, telapak


kaki dan jari-jari kaki yang ditujukan pada
penderita Diabetes Mellitus
Tujuan:

Membantu melancarkan sirkulasi darah,


Memperkuat otot-otot kecil kaki,
Mencegah
kelainan bentuk kaki
9.
TERAPIterjadinya
SENAM KAKI
PADA PENDERITA DIABETES
MELLITUS

PROSEDUR SENAM KAKI DIABETIK


PERSIAPAN
Posisi rileks

Memakai celana yang tidak ketat (longgar)

Tidak terdapat keluhan nyeri pada kaki,


yang dapat mengganggu proses latihan

Dilakukan sesuai tahapan

PELAKSANAAN
1. Instruksilan klien utnuk duduk secara benar di
atas kursi dengan kaki di lantai
2. Instruksikan klien untuk meletakkan/ bertumpu
pada tumit dilantai, jari-jari kedua belah kaki
ditarik keatas dan ke bawah sebanyak 10 kali.
Pada saat arah kebawah hindari jari-jari kaki
menyentuh lantai
3. Dengan tumit tetap dilantai, tarik/ angkat
telapak kaki ke atas kemudian jari-jari kaki
diletakkan di lantai dengan tumit kaki diangkat ke
atas (diulang 10 kali)
4. Selanjutnya tumit tetap dilantai, bagian depan
kaki diangkat ke atas dan buat putaran 360
dengan pergerakkan dada pergelangan kaki,
sebanyak 10 kaki

PELAKSANAAN
5. Jari-jari kaki diletakkan dilantai, tumit diangkat
dan putaran 360 dengan pergerakan pada
pergelangan kaki sebanyak 10 kali
6. Kaki diangkat ke atas dengan meluruskan lutut,
buat putaran 360 dengan pergerakan pada
pergelangan kaki, sebanyak 10 kali
7. Lutut diluruskan, lalu ayunkan kembali ke bawah
sebanyak 10 kali, ulangi langkah ini untuk kaki
yang sebelumnya
8. Letakkan sehelai kertas koran dilantai, bentuk
kertas itu menjadi seperti bola dengan kedua
belah kaki, kmd buka bola itu menjadi lembaran
seperti semula menggunakan kedua belah kaki.
Cara ini dilakukannya sekali saja.

Evaluasi
SUBYEKTIF:
Perasaan yang dirasakan setelah latihan: apakah
kaki masih kesemutan, terasa ringan, nyeri berkurang
OBYEKTIF:
Palpasi suhu kulit, capillary refill time, nadi kaki
10. SENAM OSTEOPOROSIS
Pengertian:
Olahraga atau aktivitas fisik yg dpt meningkatkan kepadatan
mineral pd tulang, atau mengurangi hilangnya jaringan tulang
terutama pada wanita pre-menapouse dan post-menopouse,
Tujuan:
Olahraga ini untuk memelihara kondisi punggung, mencegah dan
mengobati osteoporosis, klien juga dianjurkan berolahraga jalan,
berenang, atau bersepeda.

PERSIAPAN

A. Klien
Jelaskan TUJUAN DAN TAHAPANNYA
Klien memungkinkan untuk dilakukan latihan
Klien menggunakan pakaian yang nyaman
B. Lingkungan
Ruangan yang tenang, terang dan nyaman
Kursi, tempat tidur/alas tidur yang nyaman

PELAKSANAAN
I. Latihan Pertama (Berdiri)

a. Tubuh bersandar ke dinding. Selama


latihan berlangsung berdiri tegak lurus
dengan kedua lengan di samping badan.
Kedua lengan diangkat dan diayunkan ke
atas sambil perlahan-perlahan menarik
napas (ispirasi) sedalam mungkin, lalu
mengangkat tumit sambil kedua lengan
diturunkan kembali ke sikap semula
sambil perlahan-lahan mengeluarkan
napas (ekspirasi).

b. Berdiri tegak dengan kedua lengan lurus


mendatar setinggi bahu dengan telapak
tangan menempel pada dinding. Kedua
lengan perlahan-lahan dibengkokkan dan
sedapat mungkin dahi sampai menyentuh
dinding, disertai dengan menarik napas.
Kedua lengan perlahan-lahan diluruskan
sambil mengeluarkan napas.
b. Jongkok perlahan-lahan serendah mungkin
disertai mengeluarkan napas, kemudian
berdiri perlahan-lahan disertai menarik
napas.

II. Latihan Kedua (Terlentang)


Kedua

lengan dan tungkai direntangkan menurut


anak panah sejauh mungkin. Perut dikempiskan
perlahan-lahan agar punggung rapat pada lantai
dibarengi dengan inspirasi, kemudian dikendurkan
kembali kesikap semula dengan disertai ekspirasi.
Lutut ditekuk dan punggung rapat pada lantai.
Lengan kiri digerakkan perlahan-lahan menurut
arah panah dibarengi dengan inspirasi sampai
posisi tegak lurus dengan lantai. Lengan kiri
perlahan-lahan kembali ke posisi semula sambil
mengeluarkan napas. Gerkan yang sama
dilakukan dengan lengan kanan.
Kedua lutut dipeluk dan perlahan-lahan ditarik
kearah dada sambil mengeluarkan napas, sampai
pantat terangkat dari lantai. Kemudian kembali ke
posisi semula sambil menarik napas.

Lutut

ditekuk dan kedua lengan direntangkan ke


samping setinggi bahu, lengan bawah tegak lurus
dengan lantai, kedua siku ditekankan perlahanlahan ke lantai sambil mengeluarkan napas,
kemudian tekanan dikendurkan perlahan-lahan
sambil menarik napas.
Punggung lurus dan lutut ditekuk, tungkai kiri
bagian bawah diangkat perlahan-lahan menurut
arah anak panah disertai dengan menarik napas.
kemudian tungkai kiri bawah perlahan-lahan
diturunkan kembali sambil mengeluarkan napas.
Gerakan serupa dilakukan dengan kaki kanan.
Punggung rata dengan lantai, kedua telapak
tangan dan lutut perlahan-lahan ditekan kelantai
sambil mengeluarkan napas. Dalam hal ini terjadi
kontraksi otot-otot pinggul, pantat dan paha.
Kemudian tekanan dikendurkan perlahan-lahan
sambil menarik napas.

Anda mungkin juga menyukai