Anda di halaman 1dari 73

Teknologi Beton

Teknologi Bangunan

Pengertian Beton
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia 1999 :
Beton adalah
campuran kerikil, pasir,
dan semen (untuk tiang rumah, dinding, dsb); bertulang, beton yang didalamnya berangkarangka besi.

Pengertian Beton
Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 NI-2
Beton
adalah bahan yang diperoleh dengan mencampurkan
agregat halus, agregat kasar, semen Portland dan air.
Beton bertulang
adalah beton yang mengandung batang
tulangan dan direncanakan berdasarkan anggapan bahwa kedua
bahan tersebut bekerja sama dalam memikul gaya-gaya.
Beton tak bertulang adalah
beton yang tidak mengandung
batang tulangan.
Beton pra-tekan
adalah beton bertulang di dalam mana telah
ditimbulkan tegangan-tegangan intern dengan nilai dan
pembagian yang sedemikian rupa hingga tegangan-tegangan
akibat beban-beban dapat dinetralkan sampai suatu taraf yang
diinginkan.
Beton pra-cetak
adalah bagian-bagian beton bertulang atau
tak bertulang yang dicetak dalam kedudukan yang lain dari pada
kedudukan akhirnya di dalam konstruksi.

Pengertian Beton
Pedoman Beton 1989, Draft Konsesus
(SKBI.1.4.53, 1989: 4-5)
beton didefinisikan sebagai campuran semen
portland atau sembarang semen hidrolik yang
lain, agregat halus, agregat kasar dan air dengan
atau tanpa menggunakan bahan tambahan.

Beton

Beton merupakan bahan komposit dari agregat


bebatuan dan semen sebagai bahan pengikat, yang
dianggap sebagai sejenis pasangan bata tiruan karena
beton memiliki sifat yang hampir sama dengan
bebatuan dan batu bata (berat jenis yang tinggi, kuat
tekan yng sedang, dan kuat tarik yang kecil) .
Beton dibuat dengan pencampuran bersama semen
kering dan agregat dalam komposisi yang tepat dan
kemudian ditambah dengan air, yang menyebabkan
semen mengalami hidrolisasi dan kemudian seluruh
campuran berkumpul dan mengeras untuk membentuk
sebuah bahan dengan sifat seprti bebatuan.

Keuntungan Beton
Beton tersedia dalam bentuk semi cair selama proses
pembangunan sehingga memiliki keuntungan:
Pertama, hal ini berarti bahwa bahan-bahan lain dapat
digunakan kedalamnya dengan mudah untuk menambah
sifat yang dimilikinya.
Kedua, beton dapat dicetak ke dalam variasi bentuk yang
luas.
Ketiga, proses percetakan memberikan sambungan antar
elemen yang sangat efektif dan menghasilkan struktur
yang menerus yang menaikkan efesiensi struktur.
Beton bertulang selain memiliki kekuatan tarik juga
memiliki kekuatan tekan dan karena itu cocok untuk
semua jenis elemen struktur termasuk elemen struktur
yang memikul beban jenis lentur.

Faktor yang mempengaruhi mutu beton:

Mutu bahan batuan,


Jenis/ mutu semen,
Faktor air semen,
Gradasi/ susunan butir bahan batuan,
Pelaksanaan pembuatan beton.
Curing (pematangan) beton, yaitu perawatan
beton untuk dapat mencapai kekuatan yang
diinginkan.

Unsur-Unsur Beton
Beton
Beton

Agreratkasar,
kasar,
Agrerat
agrerathalus
halus
agrerat

Air
Air
(14%- -21%)
21%)
(14%

Semen
Semen
(7%- -15%)
15%)
(7%

Udara
Udara
(1%- -8%)
8%)
(1%

Sifat-Sifat Umum Beton

Pada umumnya beton terdiri dari kurang lebih


15% semen, 8% air, 3% udara, selebihnya
pasir dan kerikil. Beton harus memiliki sifatsifat yang sesuai dengan tujuan pemakaian
beton tersebut serta kebutuhan, sehingga
konstruksi lebih ekonomis.

Sifat-Sifat Umum Beton

Kemampuan dikerjakan/ workability


Sifat tahan lama/ durability
Sifat kedap air
Kekuatan beton
Secara umum kekuatan beton dipengaruhi
oleh air semen dan kepadatan.

Kemampuan dikerjakan/ workability

Bahan-bahan beton setelah diaduk mengahasilkan adukan yang


bersifat solid sehingga adukan mudah diangkut, dituang/
dicetak, dan dipadatkan menurut tujuan pekerjaannya tanpa
terjadi perubahan yang menimbulkan kesukaran atau penurunan
mutu.
Unsur-unsur yang mempengaruhi, yakni :
Banyaknya air yang dipakai dalam campuran aduk beton,
Penambahan semen ke dalam adukan beton,
Gradasi campuran agregat kasar dan agregat halus,
Pemakaian butir-butir agregat yang bulat akan
mempermudah cara pengerjaan beton,
Cara memadatkan beton dan jenis alat yang digunakan

Sifat tahan lama/ durability

Merupakan sifat beton yang tahan terhadap pengaruh luar


selama dalam pemakaian.

Kelebihan beton :

Dapat dengan mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan


konstruksi
Ekonomi, meru[akan pertimbangan yang sangat penting,
meliputi : material, kemudahan dalam pelaksanaan, waktu
untuk konstruksi, pemeliharaan struktur, daktilitas, dan
sebagainya.
Keserasian beton untuk memenuhi kepentingan struktur dan
arsitektur. Beton di cor ketika masih cair dan menahan beban
ketika telah mengeras. Hal ini sangat bemanfaat, karena dapat
mengubah berbagai bentuk.
Mampu memikul beban yang berat
Tahan terhadap temperatur yang tinggi
Biaya pemeliharaan yang kecil

Kekurangan beton

Bentuk yang telah dibuat sulit diubah


Kekuatan tarik rendah (sekitar 70 % dari kekuatan tekan),
sehingga mudah retak. Meskipun mungkin tidak terlihat tetapi
memungkinkan udara lembabmasuk melalui retak itu, dan
membuat baja tulangan karat.
Memerlukan biaya untuk bekisting, perancah (untuk beton cor
ditempat) yang tidak sedikit jumlahnya.
Kekuatan per satuan berat atau satuan volume yang relatif rendah.
Kekuatan beton berkisar antara 5 sampai 10 % kekuatan baja
meskipun berat jenisnya kira-kira 30 % dari berat baja. Oleh
karena itu, struktur beton membutuhkan berat yang lebih banyak.
Alasan inilah yang menjadi dasar mengapa jembatan bentang
panjang dibuat dengan sruktur baja.
Pelaksanaan pekerjaan membutuhkan ketelitian yang tinggi
Daya pantul suara yang besar.
Sifat yang tergantung waktu rangkak dan susut.

Proses Terjadinya Beton


Semen Portland
Pasta Semen
Air
Agregat Halus
Mortar

Dengan atau tidak


menggunakan bahan
tambahan

Agregat Kasar

Beton

Ditambahkan : tulangan, serat,


agregat ringan, prestress, precast,
dan lainnya.

Jenis Beton

Beton bertulang, beton serat,


beton ringan, beton prestress,
beton pracetak, dan lainnya.

faktor-faktor yang mempengaruhi


kekuatan tekan beton

Proporsi bahan penyusun beton,


Metode pencampuran,
Perawatan,
Keadaan pada saat dilakukan percobaan.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


KEKUATAN TEKAN BETON

Bahan-bahan
Penyusun Beton
Air

Semen

Mutu

Agregat
Kasar

Komposisi
Kimia

Admixture

Halus

FAS
Kehalusan
Butir

Metode
Pencampuran

Pengadukan

Jumlah

Pengecoran

Komposisi
Kimia

Pemadatan

Kekuatan
Batuan

Bentuk dan
Ukuran

Keadaan pada saat


dilakukan percobaan

Penentuan proporsi
bahan, dll

Bentuk dan
ukuran Benda Uji

Perbandingan
Agt/Semen

Perawatan

Susunan
Permukaan

Pembasahan

Kadar Air
Benda Uji

Gradasi

Suhu

Suhu
Benda Uji

Reaksi
Kimia

Waktu

Keadaan Perm.
Landasan Uji

Karakteristik
Panas

Cara
Pembebanan

Peraturan dan Standar Perencanaan


Struktur Beton Bertulang

Di Indonesia, peraturan atau pedoman standar


mengenai perencanaan dan pelaksanaan
bangunan beton bertulang diatur dalam
Peraturan Beton Indonesia (PBI).
Perkembangannya dimulai pada Peraturan
Beton Indonesia 1955 (PBI 1955), kemudian
PBI 1971, dan yang terakhir yakni Standar
Tata Cara Penghitungan Struktur Beton
nomor : SK SNI T-15-1991-03.

Dasar pelaksanaan proyek

Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung ( SK SNI T15-1991-03 ),
Pedoman Beton 1989,
Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung 1983
Pedoman Perencanaan untuk Struktur Beton Bertulang Biasa dan Struktur
Tembok Bertulang untuk Gedung 1983,
Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia ( PUBI 1989 ) NI 3,
Peraturan Portland Cement Indonesia 1972 ( NI 8 ),
Mutu dan Cara Uji Sement Portland ( SII 0013 81 ),
Mutu dan Cara Uji Agregat Beton ( SII 052 80 ),
Baja Tulangan Beton ( SII 0136 84 ),
Peraturan Bangunan Nasional 1978,
Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat,
Petunjuk Perencanaan Struktur Bangunan untuk Pencegahan Bahaya
Kebakaran pada Bangunan Rumah dan Gedung ( SKBI 2.3.53.1987 UDC :
699.81.624.04 ).

Klasifikasi Beton Berdasarkan Berat Satuannya


KlasifikasiBeton
BetonBerdasarkan
Berdasarkan
Klasifikasi
Berat Satuannya
Berat Satuannya

BetonNormal
Normal
Beton

Mempunyaiberat
beratsatuan
satuan
Mempunyai
3
2200kg/m
kg/m3 sampai
sampai2500
2500
2200
kg/m3
dan
dibuat
kg/m3
dan
dibuat
menggunakan agregat
agregat
menggunakan
alamyang
yangdipecah
dipecahatau
atau
alam
tanpa
dipecah
tanpa dipecah

BetonRingan
Ringan
Beton

Mengandung agregat
agregat
Mengandung
ringan dan mempunyai
ringan dan mempunyai
berat satuan
satuan tidak
tidaklebih
lebih
berat
3
dari
1900
kg/m
dari 1900 kg/m3

Klasifikasi Beton Berdasarkan Kekuatannya


KlasifikasiBeton
Beton
Klasifikasi
BerdasarkanKekuatannya
Kekuatannya
Berdasarkan

BetonMutu
MutuTinggi(High
Tinggi(High
Beton
StrengthConcrete)
Concrete)
Strength

Beton Mutu
Mutu Sangat
Sangat
Beton
Tinggi
(Very
High
Tinggi
(Very
High
StrengthConcrete)
Concrete)
Strength

Memilikikekuatan
kekuatan
Memiliki

BetonMutu
Mutu
Beton
Normal(Normal
Strength
Normal(Normal Strength
Concrete)
Concrete)

Klasifikasi Mutu Beton


Kelas

Mutu

bk
Kg/Cm2

bm
dg.s=46
(Kg/cm2)

Tujuan

Pengawasan terhadap
Mutu
agregat

Kekuatan
tekan

B0

Nonstrukturil

ringan

Tanpa

II

B1
K 125
K 175
K 225

125
175
225

200
250
300

Strukturil
Strukturil
Strukturil
Strukturil

Sedang
Ketat
Ketat
Ketat

Tanpa
Kontinu
Kontinu
Kontinu

III

K > 225

> 225

> 300

Strukturil

Ketat

Kontinu

Bahan Pembentuk Beton

SEMEN
AIR
AGREGAT
BAJA TULANGAN

SEMEN
menurut kamus umum bahasa indonesia 1999 :
semen
:
1 adukan kapur dsb untuk merekatkan batu
bata (membuat tembik dsb); 2 sb serbuk (tepung) dari kapur
dsb yang dipakai untuk membuat beton, merekatkan batu bata
dsb; 3 sb zat kapur yang melekat pada akar gigi.
semen portland adalah semen hidrolik yang dihasilkan dengan
menggiling kilnker yang terdiri dari kalsium silikat hidrolik,
yang umumnya mengandung satu atau lebih bentuk kalsium
sulfat sebagai bahan tambahan yang digiling bersama-sama
dengan bahan utamanya.
jadi, semen merupakan bubuk halus yang menjadi bahan adukan
beton yang berfungsi sebagai pengikat bahan-bahan
pembentuk beton tersebut.

Bahan Baku Semen


Jenis bahan

persen ( % )

batu kapur (cao)


pasir silikat (sio2)
tanah liat (al2o3)
bijih besi (fe2o3)
magnesia (mgo)
sulfur (so3)1-2
soda/ potash (na2o + k2o)

60 65
17 25
38
0,5 6
0,5 4
0,5 - 1

Jenis penggunaannya

Jenis I
: Semen portland jenis umum, yaitu jenis semen Portland
untuk penggunaan dalam konstruksi beton secara umum yang tidak
memerlukan sifat-sifat khusus.
Jenis II : semen jenis umum dengan perubahan-perubahan. Semen
ini memiliki panas hidrasi lebih rendah dan keluarnya panas lebih
lambat daripada semen jenis I. Jenis ini digunakan untuk bangunan
tebal-tebal seperti pilar dengan ukuran besar, tumpuan dan dinding
tahan tanah tebal, dan sebagainya.
Jenis III : Semen portland dengan kekuatan awal tinggi. Jenis ini
memperoleh kekuatan besar dalam waktu singkat, sehingga dapat
digunakan untuk perbaikan bangunan-bangunan beton yang perlu
segera digunakan atau yang acuannya perlu segera dilepas.
Jenis IV : Semen portland dengan panas hidrasi yang rendah. Jenis ini
merupakan jenis khusus untuk penggunaan yang memerlukan panas
hidrasi serendah-rendahnya. Kekuatannya tumbuh lambat. Jenis ini
digunakan untuk banguan beton massa seperti bendungan-bendungan
gravitasi besar.
Jenis V : Semen portland tahan sulfat. Jenis ini merupakan jenis
khusus yang maksudnya hanya untuk penggunaan pada bangunanbangunan yang kena sulfat, seperti di tanah, atau air yang tingi kadar
alkalinya.

AIR

Syarat-syarat air
air yang digunakan untuk campuran beton harus
bersih, tidak boleh mengandung minyak, asam,
alkali, garam-garam, zat organik atau bahan lain
yang bersifat merusak beton dan tulangan.
perbandingan maksimum antara air dan semen
adalah 50 liter per 100 kg atau 20 liter per zak
semen. jumlah air dapat dikurangi sesuai keperluan
dengan melihat keadaan cuaca atau kelembaban
dari bahan pasir dan split untuk mempertahankan
hasil yang homogen dan kekentalan yang
dikehendaki.

Agregat
menurut peraturan beton bertulang indonesia 1971 ni-2:
Agregat
:
butiran-butiran mineral yang
dicampurkan dengan semen portland dan air
menghasilkan beton.
Agregat adalah butiran mineral yang berfungsi
sebagai bahan pengisi dalam campuran mortar (aduk)
dan beton.
(sumber : teknologi beton, kanisius : 2001)

Jadi, agregat merupakan bahan pengisi pada


beton, berupa butiran-butiran mineral yang nantinya
dicampurkan dengan semen portland dan air.

Pembagian Agregat

Agregat terbagi atas agregat halus dan agregat


kasar. agregat halus umumnya terdiri dari pasir
atau partikel-partikel yang lewat saringan # 4
mm atau 5 mm, sedangkan agregat kasar tidak
melalui saringan tersebut. nilai kuat beton
yang dicapai sangat ditentukan oleh mutu
bahan agregat ini.

Agregat Halus

Pasir yang digunakan untuk bahan bangunan dipilih yang


memenuhi persyaratan berikut :
butiran pasir halus berukuran antara 0,15 5 mm
harus keras berbentuk tajam , tidak mudah hancur oleh
pengaruh cuaca
tidak boleh mengandung lumpur . 5 % (persentase berat
dalam keadaan kering). bila mengandung lumpur . 5 %
maka harus dicuci
tidak mengandung bahan organik, garam, minyak dan
sebagainya
harus bergradasi dengan baik, yaitu terdiri dari beberapa
macam ukuran besar butir sisa diatas saringan dengan
lubang 1 mm minimum 95 % x berat.
Penyimpanan pasir di lapangan hendaknya harus memenuhi
persyaratan penyimpanan yaitu ditimbun di atas bak berlantai
agar tanah tidak terbawa waktu pengambilan pasir.

Agregat Kasar
syarat syarat batu pecah untuk adukan semen :
harus keras
tidak dipilih
tidak lapuk oleh pengaruh cuaca, harus bersih
dari bahan organik dan zat lain yang dapat
merugikan kualitas beton.
harus bergradasi baik.

Fungsi Agregat

Didalam beton, agregat, (agregat halus dan agregat


kasar) mengisi sebagian volume beton, yaitu 50% 80%, sehingga sifat-sifat dan mutu agregat sangat
berpengaruh terhadap sifat-sifat dan mutu beton.
Penggunaan agregat dalam beton, yakni :

menghemat penggunaan semen portland,


menghasilkan kekuatan yang besar pada beton,
mengurangi susut pengerasan beton,
mencapai susunan yang padat pada beton. dengan gradasi
agregat yang baik, maka akan didapatkan beton yang padat,
mengontrol workability atau sifat dapat dikerjakan aduk
beton.

Baja Tulangan

Menurut kamus umum bahasa indonesia,


1999:
Bertulang
:
ada tulanganya; memakai
(mempunyai) tulang; beton - , beton yg
memakai rangka besi.
Baja tulangan adalah jenis baja yang dipakai
untuk tulangan beton yang harus memenuhi
ketentuan-ketentuan dari pasal 3.7. (PBI)

Penempatan rebar atau baja tulangan di dalam suatu


penampang beton terutama untuk menahan gaya tarik
yang bekerja pada penampang tersebut.
(baja) tulangan merupakan rangka besi yang dipakai
pada beton bertulang.
Beton tidak dapat menahan gaya tarik melebihi nilai
tertentu tanpa mengalami retak-retak. untuk itu, agar
beton dapat bekerja secara baik didalam sistem
struktur, perlu dibantu dengan memberinya perkuatan
penulangan yang fungsinya untuk menahan gaya tarik
yang ada didalam sistem. untuk keperluan
penulangan tersebut digunakan bahan baja yang
memiliki sifat teknis menguntungkan.

Jenis-jenis Baja Tulangan

Baja tulangan menurut bentuknya dibagi dalam batang


polos dan batang yang diprofil. yang dimaksud dengan
batang polos adalah batang prismatis berpenampang
bulat, persegi, lonjong dan lain-lain dengan permukaan
licin. yang dimaksud dengan batang yang diprofil adalah
batang prismatis atau dipuntir, yang permukaannya diberi
rusuk-rusuk yang terpasang tegak lurus atau miring
terhadap sumbu batang, dengan jarak antara rusuk-rusuk
tidak lebih dari 0,7 kali diameter pengenalnya.
Jenis-jenis baja tulangan, yakni : baja polos, baja isteg,
baja ulir, baja ransome, baja silang bertordir.
Beberapa diameter yang dipakai pada baja tulangan,
yakni : 6mm, 8mm, 10mm, 12mm, 14mm,
16mm, 19mm, 22mm, 25mm, 28mm, dan
32mm. panjang baja tulangan 12m.

Tulangan Polos

Baja tulangan ini tersedia dalam beberapa


macam diameter, tetapi karena ketentuan SNI
hanya memperkenalkan pemakaiannya untuk
sengkang dan tulangan spiral, pemakaiannya
terbatas saat ini, tulangan polos yang mudah
dijumpai adalah hingga berdiameter 16 mm,
dengan panjang stndar 12 meter.

Tabel Dimensi nominal tulangan polos


Diameter
(mm)

Berat
(kg/m)

Keliling
(cm)

Luas penampang
(cm2)

6
8
10
12
16

0,222
0,395
0,617
0,888
1,58

1,88
2,51
3,14
3,77
5,02

0,283
0,503
0,785
1,13
2,01

Tulangan Ulir

Berdasarkan ketentuan SIN T-15-1991-03 pasal 3.5, baja tulangan


ulir lebih diutamakan pemakaian untuk batang tulangan beton
struktur. Salah satu tujuan dari ketentuan ini adalah agar struktur
beton bertulang tersebut memiliki keandalan terhadap efek
gempa, karena, antara lain, terdapat lekatan yang lebih baik
antara beton dengan tulangannya.
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh baja tulangan ulir :

Mutu dan cara uji harus sesuai dengan SII-0136-86 atau ekivalen dengan
JJS G.3112.
Baja tulangan ulir yang mempunyai kuat leleh lebih besar dari 400 kN/cm2
boleh dipakai asalkan fy adalah tegangan yang memberikan regangan 0,30
%
Baja tulangan beton yang dianyam harus memenuhi ASTM A184
Specifiucation for fabricated Deform steel bar mats for concrete
reinforcement.

Tabel Dimensi efektif tulangan ulir

Diameter (mm)

Berat
(kg/m)

Keliling (cm)

Luas penampang
(cm2)

10
13
16
19
22
25
32
36
40

0,617
1,04
1,58
2,23
2,98
3,85
6,31
7,99
9,87

3,14
4,08
5,02
5,96
6,91
7,85
10,05
11,30
12,56

0,785
1,33
2,01
2,84
3,80
4,91
8,04
10,20
12.,60

Beton Mixed

Beton mixed merupakan beton yang


komponen-komponen penyusunnya telah siap
untuk dicampur/ diaduk pada alat pengaduk.
komponen-komponen penyusunnya (semen,
agregat, dan pasir) ditakar dengan komposisi
tertentu, sehingga pengawasan terhadap mutu
beton menjadi sangat ketat.

Faktor yang mempengaruhi beton ready mixed

Penggunaan beton ready mixed mempunyai


kekurangan dan kelebihan tersendiri yang perlu
diketahui dan diatasi. beberapa alasan dalam
pemilihan beton ready mixed, yakni :

Perbandingan biaya antara beton dicampur dilapangan


(site-mixing) dengan beton ready mixed.
Minimnya tempat di lokasi untuk meletakkan alat
pencampur di lapangan dan tempat untuk menimbun
agregat serta material lainnya.
Pengecoran dalam jumlah yang besar juga membutuhkan
fasilitas produksi yang besar pula.

Instalasi beton ready mixed

Jenis utama dari instalasi beton ready mixed :


instalasi penakar kering

pada jenis instalasi ini bahan yang ditakar dimasukkan


kedalam truk pencampur untuk dicampur dan diangkat ke
lapangan. air ditambahkan ked dalam truk pencampur
sewaktu masih di instalasi, tetapi beberapa supplier beton
menambah air ketika truk telah tiba dilapangan.

instalasi penakar basah


pada jenis ini semua bahan ditakar dan dimasukkan langsung
kedalam alat pencampur (terdiri atas suatu pan mixer dengan
tenaga penggerak atau alat campur dengan pengaduk menerus).
beton dicampur rata sebelum dimasukkan ke dalam kendaraan
lain untuk diangkut ke lapangan.

Instalasi ready mix memungkinkan kontrol yang lebih


baik terhadap kualitas beton, salah satu alasannya
adalah karena petugas penakaran dapat memeriksa
beton sebelum dicurahkan ke dalam truk pencampur.
Truk pencampur merupakan alat campur yang dapat
membongkar isinya hingga jatuh bebas dan dipasang
diatas chasis suatu truk. dimensi truck yakni : panjang
8m, lebar 2,5m dan tinggi 3,5m dengan berat sekitar
24 ton. truck dengan tiga sumbu roda yang mampu
membawa muatan sebesar 5-6 m3 beton, merupakan
truck yang paling sering dipakai.

Syarat-syarat Beton Ready Mixed

Pada prinsipnya semua persyaratan-persyaratan untuk


yang dibuat dilapangan berlaku juga untuk Beton
Ready Mix, baik mengenai persyaratan semen, agregat,
air, maupun admixture, testing beton, slump dan
sebagainya,
Diisyaratkan agar pemesanan Beton Ready Mix
dilakukan pada supplier Beton Ready Mix yang sudah
terkenal stabilitas mutunya., kontinuitas penyediaannya
dan mempunyai/ mengambil material-material dari
tempat tertentu yang tetap dan bermutu baik,
Direksi/ Konsultan Pengawas akan menolak setiap
Beton ready Mix yang sudah mengeras dan
menggumpal untuk tidak digunakan dalam pengecoran.
Usaha-usaha yang menghaluskan/ menghancurkan
Beton Ready Mix yang sudah mengeras atau
menggumpal sama sekali tidak diperbolehkan,

Syarat-syarat Beton Ready Mixed

Rekanan harus meminta jaminan tertulis kepada


Supplier Beton Ready Mix jaminan tentang mutu
beton, stabilitas mutu, dan kontinuitas pengedaan dan
jumlah/ volume beton yang digunakan,
Beton Ready Mix yang tidak memenuhi mutu yang
diisyaratkan, walaupun disuplai oleh Perusahaan Beton
Ready Mix, tetap merupakan tanggung-jawab
sepenuhnya dari Rekanan,
Beton Ready Mix yang sudah melebihi waktu 3 (tiga)
jam, yaitu terhitung sejak dituangkannya air ke
campuran beton kedalam truk ready mix di plant/
pabrik sampai selesainya beton ready mix tersebut
dituangkan dicor, tidak dapat digunakan atau dengan
perkataan lain akan ditolak. Segala akibat biaya yang

Tahapan Dalam Pencampuran dan Uji Beton Mixed

Menyiapkan bahan-bahan pembentuk beton (semen, agregat,


air) untuk dilakukan pencampuran. Perbandingan campuran
semen diukur dengan menggunakan alat timbangan
Pelaksanaan pencampuran, mencampur bahan-bahan dasar
dengan menggunakan alat pengaduk (molen),
Melakukan pengujian dengan Slump.
Hal ini bertujuan untuk mengukur tinggi penurunan aduk
beton setelah dilepas dari alat slump yang digunakan.
Tinggi slump menunjukkan derajat mampu dikerjakan dari
aduk yang diukur. Slump yang tinggi menunjukkan, bahwa
aduk beton terlalu cair, dan sebaliknya. Campuran beton
dengan nilai slump rendah sesuai untuk digunakan pada
pekerjaan dalam bidang yang luas seperti pada pelat lantai,
sedangkan nilai slump yang sedang atau tinggi dapat
digunakan untuk pekerjaan dengan penampang yang sempit
dan tulangan yang rapat seperti pada balok dan kolom.
Pembuatan dan persiapan benda uji.

Perawatan benda uji di dalam Laboratorium.


Setelah satu hari, cetakan dibuka dan benda
uji direndam selama 6 hari di dalam bak.
Pengujian mutu beton.
Hal ini ditujukan untuk mengetahui mutu
kuat suatu beton, sehingga sesuai dengan
mutu beton yang diharapkan.

Gambar.Alat
AlatSlump
Slump
Gambar.

Gambar.Slump
Slumpdiisi
diisidengan
dengan
Gambar.
bendauji,
uji,sambil
sambildipadatkan
dipadatkan
benda
sedikitdemi
demisedikit.
sedikit.
sedikit

GambarMeratakan
Meratakanpermukaan
permukaan
Gambar
kerucutSlump
Slumpyang
yangterisi
terisipenuh
penuh
kerucut
denganbahan
bahanuji.
uji.
dengan

Gambar.
Pelaksanaan
Gambar.
Pelaksanaan
pengukuranSlump.
Slump.
pengukuran

Gambar. Kerucut
Kerucut Abrams
Abrams diisi
diisi
Gambar.
dengan benda
benda uji,
uji, sambil
sambil
dengan
dipadatkansedikit
sedikitdemi
demisedikit.
sedikit.
dipadatkan

Gambar. Memadatkan
Memadatkan
Gambar.
beton yang
yang telah
telah diisi
diisi
beton
cetakan(silinder).
(silinder).
cetakan

campuran
campuran
ke dalam
dalam
ke

Gambar.Beton uji yang


direndam dalam bak
perendam.

Gambar Beton
Beton yang
yang dikeluarkan
dikeluarkan
Gambar
dari bak
bak perendam
perendam kemudian
kemudian
dari
didiamkanselama
selama11(satu)
(satu)hari.a
hari.a
didiamkan

Gambar.Beton
Beton uji
uji ditimbang
ditimbang
Gambar.
untukmengetahui
mengetahuiberatnya.
beratnya.
untuk

Gambar..Alat
Alatuji
ujitekan
tekan
Gambar..

Gambar. Beton
Beton uji
uji siap
siap
Gambar.
untukdiuji
diujitekan.
tekan.
untuk

Pekerjaan Beton
Tahapan persiapan berdasarkan PBBI. 1971, N.I. 2.

Sebelum pembuatan beton dimulai, semua alat pengaduk dan pengangkut


beton sudah harus bersih. Sebelum beton dicor, semua ruang-ruang yang
akan diisi dengan beton harus dibersihkan dari kotoran-kotoran,
kemudian cetakan-cetakan dan pasangan-pasangan dinding yang akan
berhubungan dengan beton harus dibersihkan dari kotoran-kotoran,
kemudian cetakan-cetakan dan pasangan-pasangan dinding yang akan
berhubungan dengan beton harus dibahasi dengan air sampai jenuh,
sedangkan tulangan harus terpasang baik. Bidang-bidang beton lama
yang akan berhubungan erat dengan beton baru, dan bila perlu juga
bidang-bidang akhir dari beton pada siar pelaksanan, harus cukup
dikasarkan dulu, kemudian bidang-bidang tersebut harus dibersihkan dari
segala kotoran dan benda-benda lepas, setelah itu harus dibasahi dengan
air sampai jenuh. Sesaat sebelum beton yang baru akan dicor, bidang
bidang tadi harus disapu dengan spesi mortel dengan susunan yang sama
seperti yang terdapat di dalam betonnya.
Air harus dibuang dari semua ruang-ruang yang akan diisi dengan beton,
kecuali apabila menurut persetujuan Pengawas Ahli hal itu tidak perlu
dilakukan.

TAHAP PENGADUKAN

Pengadukan beton pada semua mutu beton kecuali mutu Bo, harus dilakukan
dengan mesin pengaduk. Mesin pengaduk untuk membuat beton Kelas III
harus diperlengkapi dengan alat-alat yang dapat mengukur dengan tepat
jumlah air pencampur yang dimasukkan ke dalam drum pengaduk. Jenis
mesin pengaduk dan jenis timbangan-timbangan atau takaran-takaran semen
dan agregat harus disetujui terlebih dahulu oleh Pengawas Ahli sebelum
dapat dipakai.

Selama pengadukan berlangsung, kekentalan adukan beton harus diawasi


terus menerus oleh tenaga-tenaga pengawas yang ahli dengan jalan
memeriksa slump pada setiap campuran beton yang baru. Besarnya slump
dijadikan petunjuk apakah jumlah air pencampur yang dimasukkan ke dalam
drum pengaduk adalah cukup tepat atau perlu dikoreksi dalam hubungannya
dengan factor air semen yang diinginkan.

Waktu pengadukan bergantung pada kapasitas drum pengaduk, banyaknya


adukan yang diaduk, jenis dan susunan butir dari agregat yang dipakai dan
slump dari betonnya, akan tetapi pada umumnya harus diambil paling sedikit
1,5 menit setelah semua bahan-bahan dimasukkan ke dalam drum pengaduk.
Setelah selesai pengadukan adukan beton harus memperlihatkan susunan dan
warna yang merata.

Apabila karena sesuatu hal adukan beton tidak memenuhi syarat minimal,
misalnya terlalu encer karena kesalahan dalam pemberian jumlah air
pencampur atau sudah mengeras sebagian atau yang tercampur dengan
bahan-bahan asing, maka adukan ini tidak boleh dipakai dan harus
disingkirkan dari tempat pelaksanaan.

TAHAP PENGANGKUTAN

Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ke tempat


pengecoran harus dilakukan dengan cara-cara dengan mana dapat
dicegah pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.
Cara pengangkutan adukan beton harus lancar sehingga tidak terjadi
perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah
dicor dan yang akan dicor. Memindahkan adukan beton dari tempat
pengadukan ke tempat pengecoran dengan perantaraan talang-talang
miring hanya dapat dilakukan setelah disetujui oleh Pengawas Ahli.
Dalam hal ini, Pengawas Ahli mempertimbangkan persetujuan
penggunaan talang miring ini, setelah mempelajari usul dari
pelaksanamengenai konstruksi, kemiringan dan panjang talang itu.
Adukan beton pada umumnya sudah harus dicor dalam waktu 1 jam
setelah pengadukan dengan air dimulai. Jangka waktu ini harus
diperhatikan, apabila diperlukan waktu pengangkutan yang panjang.
Jangka waktu tersebut dapat diperpanjang sampai 2 jam, apabila
adukan beton digerakkan kontinu secara mekanis. Apabila diperlukan
jangka waktu yang lebih panjang lagi, maka harus dipakai bahanbahan penghambat pengikatan yang berupa bahan pembantu.

TAHAP PENGECORAN DAN PEMADATAN

Beton harus dicor sedekat-dekatnya ke tujuannya yang


terakhir untuk mencegah pemisahan bahan-bahan
akibat pemindahanadukan di dalam cetakan.
Sejak pengecoran dimulai, pekerjaan ini harus
dilanjutkan tanpa berhenti sampai mencapai siar-siar
pelaksanaan.
Untuk mencegah timbulnya rongga-rongga kosong dan
sarang-sarang kerikil, adukan beton harus dipadatkan
selama pengecoran. Pemadatan ini dapat dilakukan
dengan menumbuk-numbuk adukan atau dengan
memukul-mukul cetakan, tetapi dianjurkan untuk
senantiasa menggunakan alat-alat pemadat mekanis
( alat penggetar). Pada pembuatan beton Kelas III
penggunaan alat-alat penggetar ini adalah diwajibkan.

TAHAP PENGECORAN DAN PEMADATAN


Dalam hal pemadatan beton dilakukan dengan alat-alat penggetar juga harus
diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

Pada umumnya jarum penggetar harus dimasukkan ke dalam adukan kira-kira


vertikal , tetapi dalam kondisi khusus boleh miring sampai 45o.
Selama penggetaran, jarum tidak boleh digerakkan kearah horizontal karena hal
ini akan menyebabkan pemisahan bahan-bahan.
Harus dijaga agar jarum tidak mengenai cetakan atau bagian beton yang sudah
mulai mengeras. Karena itu jarum tidak boleh dipasang lebih dekat dari 5 cm dari
cetakan atau dari beton yang sudah mengeras. Juga harus diusahakan agar
tulangan tidak terkena oleh jarum, agar tulangan tidak terlepas dari beton dan
getaran-getaran tidak merambat ke bagian-bagian lain dimana beton sudah
mengeras.
Lapisan yang digetarkan tidak boleh lebih tebal dari panjang jarum dan pada
umumnya tidak boleh lebih tebal dari 30 50 cm. Berhubungan dengan itu, maka
pengecoran bagian-bagian konstruksi yang sangat tebal harus dilakukan lapis
demi lapis, sehingga tiap-tiap lapis dapat dipadatkan dengan baik.
Jarum penggetar ditarik dari adukan beton apabila adukan mulai nampak
mengkilap sekitar jarum (air semen mulai memisahkan diri dari agregat), yang
pada umumnya tercapai setelah maksimum 30 detik. Penarikan jarum ini tidak
boleh dilakukan terlalu cepat, agar rongga bekas jarum dapat diisi penuh lagi
dengan adukan.
Jarak antara pemasukan jarum harus dipilih sedemikian rupa hingga daerahdaerah pengaruhnya saling menutupi.

TAHAP PERAWATAN BETON

Beton yang telah jadi harus disiram dengan air secara


perlahan untuk menjaga supaya beton tidak retak-retak
rambut. Penyiraman juga tidak boleh terlalu kuat karena
akan mengikis permukaan beton yang masih belum keras
benar.
Pada hari-hari pertama sesudah selesai pengecoran, proses
pengerasan tidak boleh diganggu. Sangat dilarang untuk
mempergunakan lantai yang belum cukup mengeras sebagai
tempat penimbunan bahan atau sebagai jalan untuk
mengangkut bahan-bahan yang berat.
Perawatan dengan uap bertekanan tinggi, uap bertekanan
udara luar, pemanasan atau proses-proses lain untuk
mempersingkat waktu pengerasan dapat dipakai. Cara-cara
ini harus disetujui terlebih dahulu oleh Pengawas Ahli.

Tulangan
PEMBENGKOKAN TULANG

Batang tulangan tidak boleh dibengkok atau diluruskan dengan


cara-cara yang merusak tulangan itu.

Batang tulangan yang diprofilkan, setelah dibengkok dan


diluruskan kembali tidak boleh dibengkok lagi dalam jarak 60
cm dari bengkokan sebelumnya.

Batang tulangan yang tertanam sebagian di dalam beton tidak


boleh dibengkok atau diluruskan di lapangan, kecuali apabila
ditentukan di dalam gambar-gambar rencana atau disetujui
oleh perencana.

Membengkok dan meluruskan batang tulangan harus dilakukan


dalam keadaan dingin, kecuali apabila pemanasan diijinkan
oleh perencana.

Apabila pemanasan diijinkan, batang tulangan dari baja lunak (


polos atau diprofilkan ) dapat dipanaskan sampai kelihatan
merah padam tetapi tidak boleh mencapai suhu lebih dari 850
C.

Tulangan
PEMBENGKOKAN TULANG

Apabila batang tulangan dari baja lunak yang mengalami


pemanasan di atas 100 C yang bukan pada waktu di las, maka
dalam perhitungan-perhitungan sebagai kekuatan baja harus
diambil kekuatan baja tersebut yang tidak mengalami
pengerjaan dingin.

Batang tulangan dari baja keras tidak boleh dipanaskan,


kecuali apabila diijinkan oleh perencana.

Batang tulangan yang dibengkokkan dengan pemanasan tidak


boleh didinginkan dengan jalan disiram dengan air.

Menyepuh batang tulangan dengan seng tidak boleh dilakukan


dalam jarak 8 kali diameter (diameter pengenal) batang dari
setiap bagian bengkokan

Toleransi pada Pemotongan dan Pembengkokan Tulangan

Batang tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan yang


ditunjukkan dalam gambar-gambar rencana dengan toleransi toleransi
yang disyaratkan oleh perencana. Apabila tidak ditetapkan oleh
perencana, pada pemotongan dan pembengkokan tulangan ditetapkan
toleransi-toleransi seperti tercantum dalam ayat-ayat berikut.
Terhadap panjang total batang lurus yang dipotong menurut ukuran dan
terhadap panjang total dan ukuran intern dari batang yang dibengkok
ditetapkan toleransi sebesar 25 mm, kecuali mengenai yang ditetapkan
dalam ayat 3 dan 4. Terhadap panjang total batang yang diserahkan
menurut sesuatu ukuran ditetapkan toleransi sebesar + 50 mm dan 25
mm.
Terhadap jarak turun total dari batang yang dibengkok ditetapkan
toleransi sebesar 6 mm untuk jarak 60 cm atau kurang dan sebesar
12 mm untuk jarak lebih dari 60 cm
Terhadap ukuran luar dari sengkang, lilitan dan ikatan-ikatan ditetapkan
toleransi sebesar 6 mm.

Pemasangan Tulangan

Tulangan harus bebas dari kotoran, lemak, kulit giling dan karat lepas,
serta bahan-bahan lain yang mengurangi daya lekat.
Tulangan harus dipasang sedemikian rupa hingga sebelum dan selama
pengecoran tidak berubah tempatnya.
Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup
beton. Untuk itu tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang
terbuat dari beton dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu beton
yang akan dicor. Penahan-penahan jarak dapat berbentuk blok-blok
persegi atau gelang-gelang yang harus dipasang sebanyak minimum 4
buah setiap m2 cetakan atau lantai kerja. Penahan-penahan jarak ini
harus tersebar merata.
Pada plat-plat dengan tulangan rangkap, tulangan atas harus ditunjang
pada tulangan bawah oleh batang-batang penunjang atau ditunjang
langsung pada cetakan bawah atau lantai kerja oleh blok-blok beton
yang tinggi. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan letak
dari tulangan-tulangan plat yang dibengkok yang harus melintasi
tulangan balok yang berbatasan.

Toleransi pada Pemasangan Tulangan

Batang tulangan harus dipasang pada tempatnya sesuai dengan yang


ditentukan dalam gambar-gambar rencana. Apabila tidak ditetapkan lain oleh
perencana pada pemasangan tulangan ditetapkan toleransi toleransi seperti
tercantum dalam ayat-ayat berikut.
Terhadap kedudukan diarah ukuran konstruksi yang terkecil ditetapkan
toleransi sebesar 6 mm untuk ukuran 60 cm atau kurang dan sebesar 12
mm untuk ukuran lebih dari 60 cm.
Terhadap kedudukan bengkokan diarah memanjang ditetapkan toleransi
sebesar 50 mm, kecuali pada bengkokan akhir.
Terhadap kedudukan bengkokan akhir dari batang ditetapkan toleransi sebar
25 mm, dengan syarat tambahan bahwa tebal penutup beton di ujung
batang memenuhi yang disyaratkan.
Terhadap kedudukan batang-batang tulangan plat dan dinding ditetapkan
toleransi di dalam bidang tulangan sebesar 50 mm.
Terhadap kedudukan dari sengkang-sengkang, lilitan-lilitan spiral dan
ikatan-ikatan lainnya ditetapkan toleransi sebesar 25 mm.
Apabila pipa-pipa atau benda-benda lain direncakan menembus beton atau
ditanam di dalam beton, maka tulangan tidak boleh dipotong dan tidak boleh
digeser ditempatnya lebih jauh dari pada toleransi-toleransi yang ditentukan
dalam ayat 2 s/d 6.

Bekisting

Bekisting memiliki tiga fungsi utama :


Memberikan bentuk pada konstruksi beton
Untuk memeroleh struktur permukaan yang kita harapkan
untuk memikul beton, hingga konstruksi cukup keras untuk
memikul diri sendiri
mencegah hilangnya basahan dari beton yang masih baru
memberikan isolasi termis
Sebuah bekisting harus mempunyai syarat :
dapat dengan mudah memasang tulangan dan benda- benda
lainnya
dapat mencor dan memadatkan spesi beton
dapat dengan mudah melepas bekisting sehingga beton tidak
menjadi rusak

Bahan Bekisting

Bahan acuan yang dapat dipergunakan, yakni : beton, baja,


pasangan bata yang diplester atau kayu. Acuan yang terbuat
dari kayu harus menggunakan kayu jenis meranti atau setaraf.
Bekisting dibedakan : bekisting sebagai penyangga (bahan :
steger besi) dan bekisting sebagai mal/ cetakan beton (bahan:
kayu).
Pada pelaksanaannya, semua penunjang bekisting
menggunakan steger besi (scaffolding). Pertimbangan dalam
penggunaan scaffolding sebagai bekisting, yakni :

mudah dalam pemasangan maupun pembongkaran untuk inspeksi atau


pembersihan,
dapat menghasilkan bagian konstruksi dengan ukuran, kerataan/
kelurusan, elevasi dan posisinya sesuai dengan gambar-gambar
konstruksi/ gambar kerja.
Efisiensi biaya pemasangan maupun pembongkaran.

Fungsi Bekisting

Bekisting menentukan bentuk dari konstruksi


beton yang akan dibuat,
Bekisting harus dapat menyerap dengan aman
beban yang ditimbulkan oleh spesi beton dan
berbagai beban luar serta getaran,
Bekisting harus dapat dengan cara sederhana
dipasang, dilepas dan dipindahkan.

Steger Kerja/ Tiang Perancah

Dimaksudkan untuk memberikan sebuah tempat berjalan yang


aman kepada para pekerja untuk mengangkut material. Steger
kerja yang dipakai, yaitu steger besi/ scaffolding. Digunakan
sebagai penopang bagi pengecoran plat lantai 1, 2, 3 dan plat
atap. Scaffolding yang dipakai memiliki lebar 1m dan tinggi
3m.
Bagian bagian scaffolding:
Main Frame 170
Cross brace 170
Joint poin
Leadex frame H- 90
Base jack 60
Head jack 60
Prop support ( penunjang)

Pemasangan Steiger

Scaffolding terdiri dari dua buah rangka bidang dan sebuah


skoor silang untuk setiap bidangnya.
Dua buah bidang ditegakkan pada permukaan/ alas secara
vertikal dan sejajar dengan bidang yang lain, kemudian
dipasang skoor besi pada sisi/ bidang lainnya. Sisi/ bidang
lainnya yang dimaksud, yakni bidang yang terbentuk dari
pinggir-pinggir rangka bidang yang sejajar tersebut.
Untuk pemasangan rangka-rangka bidang scaffolding lainnya,
yakni dengan penyusunan secara sejajar dengan rangka bidang
tang telah terbentuk, kemudian di skoor.
Pada bagian atas scaffolding terdapat baut-baut pengatur
ketinggian. Baut-baut pengatur ketinggian tersebut disesuaikan
dengan ketinggian perletakan gelagar-gelagar cetakan plat
lantai terhadap alas/ permukaan lantai dibawahnya.

Mal/Cetakan Beton

Sebagai tempat/ cetakan bagi bentuk beton yang akan dicor ke


dalam bekisting. Peruntukan mal/ cetakan beton, yakni untuk
pengecoran kolom, balok dan plat lantai. Bahan yang dipakai
untuk mal/ cetakan beton, yakni multiplek 12mm sebagai
cetakannya dan balok kayu 6/7 sebagai penopang/ skoor.

Persyaratan Bekisting

Bekisting harus mampu menahan beban-beban sementara maupun tetap


sesuai dengan jalannya pengecoran beton,
Susunan diatur sedemikian rupa, sehingga memungkinkan melakukan
inspeksi dengan mudah oleh pihak Konsultan Pengawas dan tidak
menimbulkan kerusakan pada bagian beton,
Cetakan/ mal beton harus bersih dari segala kotoran, seperti potonganpotongan kayu, potongan-potongan kawat, paku, tanah dan sebagainya,
Dapat menghasilkan bagian konstruksi yang ukuran, kerataan/
kelurusan, elevasi dan posisinya sesuai dengan gambar-gambar
konstruksi.
Pada prinsipnya semua penunjang bekisting harus menggunakan steger
besi (scaffolding). Penggunaan dolken atau balok kayu untuk steger
dapat dipertimbangkan oleh Direksi/ Konsultan Pengawas selama masih
memenuhi syarat.
Setelah pekerjaan diatas selesai, Rekanan harus meminta persetujuan dari
Direksi/ Konsultan Pengawas dan minimum
3 (tiga) hari sebelum
pengecoran Rekanan harus mengajukan permohonan tertulis untuk izin
pengecoran kepada Direksi/ Konsultan Pengawas.

Anda mungkin juga menyukai