Beton
Beton
Teknologi Bangunan
Pengertian Beton
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia 1999 :
Beton adalah
campuran kerikil, pasir,
dan semen (untuk tiang rumah, dinding, dsb); bertulang, beton yang didalamnya berangkarangka besi.
Pengertian Beton
Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 NI-2
Beton
adalah bahan yang diperoleh dengan mencampurkan
agregat halus, agregat kasar, semen Portland dan air.
Beton bertulang
adalah beton yang mengandung batang
tulangan dan direncanakan berdasarkan anggapan bahwa kedua
bahan tersebut bekerja sama dalam memikul gaya-gaya.
Beton tak bertulang adalah
beton yang tidak mengandung
batang tulangan.
Beton pra-tekan
adalah beton bertulang di dalam mana telah
ditimbulkan tegangan-tegangan intern dengan nilai dan
pembagian yang sedemikian rupa hingga tegangan-tegangan
akibat beban-beban dapat dinetralkan sampai suatu taraf yang
diinginkan.
Beton pra-cetak
adalah bagian-bagian beton bertulang atau
tak bertulang yang dicetak dalam kedudukan yang lain dari pada
kedudukan akhirnya di dalam konstruksi.
Pengertian Beton
Pedoman Beton 1989, Draft Konsesus
(SKBI.1.4.53, 1989: 4-5)
beton didefinisikan sebagai campuran semen
portland atau sembarang semen hidrolik yang
lain, agregat halus, agregat kasar dan air dengan
atau tanpa menggunakan bahan tambahan.
Beton
Keuntungan Beton
Beton tersedia dalam bentuk semi cair selama proses
pembangunan sehingga memiliki keuntungan:
Pertama, hal ini berarti bahwa bahan-bahan lain dapat
digunakan kedalamnya dengan mudah untuk menambah
sifat yang dimilikinya.
Kedua, beton dapat dicetak ke dalam variasi bentuk yang
luas.
Ketiga, proses percetakan memberikan sambungan antar
elemen yang sangat efektif dan menghasilkan struktur
yang menerus yang menaikkan efesiensi struktur.
Beton bertulang selain memiliki kekuatan tarik juga
memiliki kekuatan tekan dan karena itu cocok untuk
semua jenis elemen struktur termasuk elemen struktur
yang memikul beban jenis lentur.
Unsur-Unsur Beton
Beton
Beton
Agreratkasar,
kasar,
Agrerat
agrerathalus
halus
agrerat
Air
Air
(14%- -21%)
21%)
(14%
Semen
Semen
(7%- -15%)
15%)
(7%
Udara
Udara
(1%- -8%)
8%)
(1%
Kelebihan beton :
Kekurangan beton
Agregat Kasar
Beton
Jenis Beton
Bahan-bahan
Penyusun Beton
Air
Semen
Mutu
Agregat
Kasar
Komposisi
Kimia
Admixture
Halus
FAS
Kehalusan
Butir
Metode
Pencampuran
Pengadukan
Jumlah
Pengecoran
Komposisi
Kimia
Pemadatan
Kekuatan
Batuan
Bentuk dan
Ukuran
Penentuan proporsi
bahan, dll
Bentuk dan
ukuran Benda Uji
Perbandingan
Agt/Semen
Perawatan
Susunan
Permukaan
Pembasahan
Kadar Air
Benda Uji
Gradasi
Suhu
Suhu
Benda Uji
Reaksi
Kimia
Waktu
Keadaan Perm.
Landasan Uji
Karakteristik
Panas
Cara
Pembebanan
Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung ( SK SNI T15-1991-03 ),
Pedoman Beton 1989,
Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung 1983
Pedoman Perencanaan untuk Struktur Beton Bertulang Biasa dan Struktur
Tembok Bertulang untuk Gedung 1983,
Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia ( PUBI 1989 ) NI 3,
Peraturan Portland Cement Indonesia 1972 ( NI 8 ),
Mutu dan Cara Uji Sement Portland ( SII 0013 81 ),
Mutu dan Cara Uji Agregat Beton ( SII 052 80 ),
Baja Tulangan Beton ( SII 0136 84 ),
Peraturan Bangunan Nasional 1978,
Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat,
Petunjuk Perencanaan Struktur Bangunan untuk Pencegahan Bahaya
Kebakaran pada Bangunan Rumah dan Gedung ( SKBI 2.3.53.1987 UDC :
699.81.624.04 ).
BetonNormal
Normal
Beton
Mempunyaiberat
beratsatuan
satuan
Mempunyai
3
2200kg/m
kg/m3 sampai
sampai2500
2500
2200
kg/m3
dan
dibuat
kg/m3
dan
dibuat
menggunakan agregat
agregat
menggunakan
alamyang
yangdipecah
dipecahatau
atau
alam
tanpa
dipecah
tanpa dipecah
BetonRingan
Ringan
Beton
Mengandung agregat
agregat
Mengandung
ringan dan mempunyai
ringan dan mempunyai
berat satuan
satuan tidak
tidaklebih
lebih
berat
3
dari
1900
kg/m
dari 1900 kg/m3
BetonMutu
MutuTinggi(High
Tinggi(High
Beton
StrengthConcrete)
Concrete)
Strength
Beton Mutu
Mutu Sangat
Sangat
Beton
Tinggi
(Very
High
Tinggi
(Very
High
StrengthConcrete)
Concrete)
Strength
Memilikikekuatan
kekuatan
Memiliki
BetonMutu
Mutu
Beton
Normal(Normal
Strength
Normal(Normal Strength
Concrete)
Concrete)
Mutu
bk
Kg/Cm2
bm
dg.s=46
(Kg/cm2)
Tujuan
Pengawasan terhadap
Mutu
agregat
Kekuatan
tekan
B0
Nonstrukturil
ringan
Tanpa
II
B1
K 125
K 175
K 225
125
175
225
200
250
300
Strukturil
Strukturil
Strukturil
Strukturil
Sedang
Ketat
Ketat
Ketat
Tanpa
Kontinu
Kontinu
Kontinu
III
K > 225
> 225
> 300
Strukturil
Ketat
Kontinu
SEMEN
AIR
AGREGAT
BAJA TULANGAN
SEMEN
menurut kamus umum bahasa indonesia 1999 :
semen
:
1 adukan kapur dsb untuk merekatkan batu
bata (membuat tembik dsb); 2 sb serbuk (tepung) dari kapur
dsb yang dipakai untuk membuat beton, merekatkan batu bata
dsb; 3 sb zat kapur yang melekat pada akar gigi.
semen portland adalah semen hidrolik yang dihasilkan dengan
menggiling kilnker yang terdiri dari kalsium silikat hidrolik,
yang umumnya mengandung satu atau lebih bentuk kalsium
sulfat sebagai bahan tambahan yang digiling bersama-sama
dengan bahan utamanya.
jadi, semen merupakan bubuk halus yang menjadi bahan adukan
beton yang berfungsi sebagai pengikat bahan-bahan
pembentuk beton tersebut.
persen ( % )
60 65
17 25
38
0,5 6
0,5 4
0,5 - 1
Jenis penggunaannya
Jenis I
: Semen portland jenis umum, yaitu jenis semen Portland
untuk penggunaan dalam konstruksi beton secara umum yang tidak
memerlukan sifat-sifat khusus.
Jenis II : semen jenis umum dengan perubahan-perubahan. Semen
ini memiliki panas hidrasi lebih rendah dan keluarnya panas lebih
lambat daripada semen jenis I. Jenis ini digunakan untuk bangunan
tebal-tebal seperti pilar dengan ukuran besar, tumpuan dan dinding
tahan tanah tebal, dan sebagainya.
Jenis III : Semen portland dengan kekuatan awal tinggi. Jenis ini
memperoleh kekuatan besar dalam waktu singkat, sehingga dapat
digunakan untuk perbaikan bangunan-bangunan beton yang perlu
segera digunakan atau yang acuannya perlu segera dilepas.
Jenis IV : Semen portland dengan panas hidrasi yang rendah. Jenis ini
merupakan jenis khusus untuk penggunaan yang memerlukan panas
hidrasi serendah-rendahnya. Kekuatannya tumbuh lambat. Jenis ini
digunakan untuk banguan beton massa seperti bendungan-bendungan
gravitasi besar.
Jenis V : Semen portland tahan sulfat. Jenis ini merupakan jenis
khusus yang maksudnya hanya untuk penggunaan pada bangunanbangunan yang kena sulfat, seperti di tanah, atau air yang tingi kadar
alkalinya.
AIR
Syarat-syarat air
air yang digunakan untuk campuran beton harus
bersih, tidak boleh mengandung minyak, asam,
alkali, garam-garam, zat organik atau bahan lain
yang bersifat merusak beton dan tulangan.
perbandingan maksimum antara air dan semen
adalah 50 liter per 100 kg atau 20 liter per zak
semen. jumlah air dapat dikurangi sesuai keperluan
dengan melihat keadaan cuaca atau kelembaban
dari bahan pasir dan split untuk mempertahankan
hasil yang homogen dan kekentalan yang
dikehendaki.
Agregat
menurut peraturan beton bertulang indonesia 1971 ni-2:
Agregat
:
butiran-butiran mineral yang
dicampurkan dengan semen portland dan air
menghasilkan beton.
Agregat adalah butiran mineral yang berfungsi
sebagai bahan pengisi dalam campuran mortar (aduk)
dan beton.
(sumber : teknologi beton, kanisius : 2001)
Pembagian Agregat
Agregat Halus
Agregat Kasar
syarat syarat batu pecah untuk adukan semen :
harus keras
tidak dipilih
tidak lapuk oleh pengaruh cuaca, harus bersih
dari bahan organik dan zat lain yang dapat
merugikan kualitas beton.
harus bergradasi baik.
Fungsi Agregat
Baja Tulangan
Tulangan Polos
Berat
(kg/m)
Keliling
(cm)
Luas penampang
(cm2)
6
8
10
12
16
0,222
0,395
0,617
0,888
1,58
1,88
2,51
3,14
3,77
5,02
0,283
0,503
0,785
1,13
2,01
Tulangan Ulir
Mutu dan cara uji harus sesuai dengan SII-0136-86 atau ekivalen dengan
JJS G.3112.
Baja tulangan ulir yang mempunyai kuat leleh lebih besar dari 400 kN/cm2
boleh dipakai asalkan fy adalah tegangan yang memberikan regangan 0,30
%
Baja tulangan beton yang dianyam harus memenuhi ASTM A184
Specifiucation for fabricated Deform steel bar mats for concrete
reinforcement.
Diameter (mm)
Berat
(kg/m)
Keliling (cm)
Luas penampang
(cm2)
10
13
16
19
22
25
32
36
40
0,617
1,04
1,58
2,23
2,98
3,85
6,31
7,99
9,87
3,14
4,08
5,02
5,96
6,91
7,85
10,05
11,30
12,56
0,785
1,33
2,01
2,84
3,80
4,91
8,04
10,20
12.,60
Beton Mixed
Gambar.Alat
AlatSlump
Slump
Gambar.
Gambar.Slump
Slumpdiisi
diisidengan
dengan
Gambar.
bendauji,
uji,sambil
sambildipadatkan
dipadatkan
benda
sedikitdemi
demisedikit.
sedikit.
sedikit
GambarMeratakan
Meratakanpermukaan
permukaan
Gambar
kerucutSlump
Slumpyang
yangterisi
terisipenuh
penuh
kerucut
denganbahan
bahanuji.
uji.
dengan
Gambar.
Pelaksanaan
Gambar.
Pelaksanaan
pengukuranSlump.
Slump.
pengukuran
Gambar. Kerucut
Kerucut Abrams
Abrams diisi
diisi
Gambar.
dengan benda
benda uji,
uji, sambil
sambil
dengan
dipadatkansedikit
sedikitdemi
demisedikit.
sedikit.
dipadatkan
Gambar. Memadatkan
Memadatkan
Gambar.
beton yang
yang telah
telah diisi
diisi
beton
cetakan(silinder).
(silinder).
cetakan
campuran
campuran
ke dalam
dalam
ke
Gambar Beton
Beton yang
yang dikeluarkan
dikeluarkan
Gambar
dari bak
bak perendam
perendam kemudian
kemudian
dari
didiamkanselama
selama11(satu)
(satu)hari.a
hari.a
didiamkan
Gambar.Beton
Beton uji
uji ditimbang
ditimbang
Gambar.
untukmengetahui
mengetahuiberatnya.
beratnya.
untuk
Gambar..Alat
Alatuji
ujitekan
tekan
Gambar..
Gambar. Beton
Beton uji
uji siap
siap
Gambar.
untukdiuji
diujitekan.
tekan.
untuk
Pekerjaan Beton
Tahapan persiapan berdasarkan PBBI. 1971, N.I. 2.
TAHAP PENGADUKAN
Pengadukan beton pada semua mutu beton kecuali mutu Bo, harus dilakukan
dengan mesin pengaduk. Mesin pengaduk untuk membuat beton Kelas III
harus diperlengkapi dengan alat-alat yang dapat mengukur dengan tepat
jumlah air pencampur yang dimasukkan ke dalam drum pengaduk. Jenis
mesin pengaduk dan jenis timbangan-timbangan atau takaran-takaran semen
dan agregat harus disetujui terlebih dahulu oleh Pengawas Ahli sebelum
dapat dipakai.
Apabila karena sesuatu hal adukan beton tidak memenuhi syarat minimal,
misalnya terlalu encer karena kesalahan dalam pemberian jumlah air
pencampur atau sudah mengeras sebagian atau yang tercampur dengan
bahan-bahan asing, maka adukan ini tidak boleh dipakai dan harus
disingkirkan dari tempat pelaksanaan.
TAHAP PENGANGKUTAN
Tulangan
PEMBENGKOKAN TULANG
Tulangan
PEMBENGKOKAN TULANG
Pemasangan Tulangan
Tulangan harus bebas dari kotoran, lemak, kulit giling dan karat lepas,
serta bahan-bahan lain yang mengurangi daya lekat.
Tulangan harus dipasang sedemikian rupa hingga sebelum dan selama
pengecoran tidak berubah tempatnya.
Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup
beton. Untuk itu tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang
terbuat dari beton dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu beton
yang akan dicor. Penahan-penahan jarak dapat berbentuk blok-blok
persegi atau gelang-gelang yang harus dipasang sebanyak minimum 4
buah setiap m2 cetakan atau lantai kerja. Penahan-penahan jarak ini
harus tersebar merata.
Pada plat-plat dengan tulangan rangkap, tulangan atas harus ditunjang
pada tulangan bawah oleh batang-batang penunjang atau ditunjang
langsung pada cetakan bawah atau lantai kerja oleh blok-blok beton
yang tinggi. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan letak
dari tulangan-tulangan plat yang dibengkok yang harus melintasi
tulangan balok yang berbatasan.
Bekisting
Bahan Bekisting
Fungsi Bekisting
Pemasangan Steiger
Mal/Cetakan Beton
Persyaratan Bekisting