Anda di halaman 1dari 34

Leukimia Limfositik Akut

NAMA : HELGA VALENTINE KAPISA


NIM: 102012376

Istilah yang tidak diketahui

Skenario 8

Seorang anak laki-laki berusia 10 tahun dibawa ke puskesmas


dengan keluhan utama pucat sejak 1 bulan yang lalu. Keluhan
disertai demam hilang timbul yang telah berlangsung sejak 2
bulan yang lalu, perdarahan gusi dan mimisan.

Pada pemeriksaan
fisik didapatkan , suhu 39C, napas
24x/menit,
denyut
nadi
100x/menit,
TD
90/60mmHg,
konjungtiva anemis (+), sklera ikterik (+), limfadenopati pada
servikal, aksila, dan inguinal, hepatomegaly (+), hematoma (+)
pada kulit ekstremitas atas & bawah.

Rumusan Masalah

Laki-laki 5 tahun, pucat sejak 1 bulan yang lalu, demam hilang timbul
sejak 2 bulan yang lalu, pendarahan gusi, epiktasis(mimisan)

MIND MAPPING
Pemeriksaan

Diagnosis
Etiologi

Anamnesis

Prognosis

Laki-laki 5 tahun, pucat


sejak 1 bulan yang lalu,
demam hilang timbul
sejak 2 bulan yang lalu,
pendarahan gusi,
epiktasis

Epidemiologi

Patogenesis

pencegahan
Manifestasi klinis

Penatalaksanaan

Komplikasi

Anamnesis

Anamnesis dibagi menjadi 2:

Autoanamnesis

Alloanamnesis

Identitas Pasien:

Umur

: 5 tahun

Jenis kelamin

: Laki-laki

Alamat (lengkap)

Nama

Pekerjaan

Agama, Suku bangsa

Anamnesis

Identitas orang tua

Keluhan utama pasien

Riwayat Penyakit Sekarang : Pucat,


demam hilang timbul, epiktasis,
pendarahan gusi

Riwayat Kehamilan dan Kelahiran


Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat Sosial/Pribadi

Pemeriksaan Fisik

Kesadaran pasien

Keadaan Umum

TTV

Inspeksi

Palpasi

Perkusi

Auskultasi

Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Thorax

Inspeksi: bentuk thorax, kesimetrisan, adanya retraksi dada, penggunaan otot


bantu pernapasan

Palpasi denyut apex (Ictus Cordis)

Perkusi untuk menentukan batas jantung dan batas paru.

Auskultasi: suara nafas, adakahada suara napas tambahan: ronchi (terjadi


penumpukan secret akibat infeksi di paru), bunyi jantung I, II, dan III jika ada

Pemeriksaan Fisik

Rongga mulut:

Apakah terdapat peradangan (infeksi oleh jamur atau bakteri)

Perdarahan gusi,

Pertumbuhan gigi apakah sudah lengkap

Ada atau tidaknya karies gigi.

Hasil Pemeriksaan

Suhu 39C, nafas 24x/menit

Deyut nadi 100x/menit

TD 90/60mmHg

Konjugtiva anemis (+)

Sclera ikterik (+)

Limfadenopati pada servikal, aksila dan inguinal,

Hepatomegali (+)

Hematoma (+) pada kulit ekstremitas atas dan bawah.

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
a. Hitung darah lengkap (Complete Blood Count) dan Apus Darah Tepi

Jumlah leukosit dapat normal, meningkat, atau rendah pada saat diagnosis. Jumlah leukosit
biasanya berbanding langsung dengan jumlah blas. Jumlah leukosit neutrofil seringkali rendah

Hiperleukositosis (> 100.000/mm3) terjadi pada kira-kira 15% pasien dan dapat melebih
200.000/mm3.

Pada umumnya terjadi anemia dan trombositopenia

Hitung trombosit kurang dari 25.000/mm3

Kadar hemoglobin rendah

Pemeriksaan Penunjang

Aspirasi dan Biopsi sumsum tulang

Sitokimia

Imunofenotif (dengan sitometri arus/Flow cytometry)

Sitogenetik

Biopsi Limpa

Working Diagnosis

Leukemia Limfositik Akut (LLA)

Leukemia limfositik akut (ALL) adalah penyakit yang berkaitan dengan sel
jaringan tubuh yang tumbuhnya

melebihi dan berubah menjadi tidak

normal serta bersifat ganas, yaitu sel-sel sangat muda yang serharusnya
membentuk limfosit berubah menjadi ganas.

LLA

Differential Diagnosis

Leukemia Mielositik akut (LMA)

Penyakit Von-Willebrand

DIAGNOSIS BANDING

Gejala
Klinis

Pemeriks
aan LAB

LLA

AML

Penyakit Von-Willebrand

Pucat dan cepat merasa lelah,


infeksi berulang, pendarahan,
nyeri
tulang
dan
sendi,
penurunan
berat
badan,
limfadenopati,
hepatosplenomegali

Pucat,
demam,
mudah
menderita infeksi, mudah
mengalami
perdarahan,
infiltrasi
pada
organ,
hipertrofi gusi, infiltrasi
pada kulit

Mimisan
cukup
sering
dan
lama,
pendarahan pada gusi, menstruasi yang
berkepanjangan, Pendarahan berlebihan
saat terluka atau setelah melakukan
prosedur tertentu di dokter gigi, darah
pada urine.

- Anemia
- Trombositopenia
- Hitung Retikulosit menurun
- Hitung leukosit: meningkat/
menurun/normal
- Sel blas (dominasi 1 sel

- Anemia
- Trombositopenia
-Hitung leukosit:
meningkat/menurun/norma
l
- eritrosit normositik
normokrom, eritrosit
berinti
- sel blas bervariasi, +/ada Auer Rod
- Hiperseluler, sel blas >

Etiologi

Penyebab utama penyakit ini belum jelas. Diduga kemungkinan besar karena
virus (virus onkogenik).

Faktor lain :

faktor eksogen: seperti sinar x, sinar radio aktif, hormon, bahan kimia, infeksi
(virus dan bakteri).

faktor endogen: seperti ras, faktor konstitusi ( kelainan kromosom, herediter).

Epidemiologi

Leukemia limfositik akut (LLA) merupakan leukemia yang sering terjadi


pada anak-anak.

Insiden LLA berkisar 2-3/100.000 panduduk.

Pada anak-anak, insidennya kira-kira 82%, sedangkan pada dewasa 18%.

Anak laki-laki > perempuan.

25% dari semua kanker yg mengenai anak-anak di bawah umur 15th.

Insiden tertinggi pada anak usia antara 3-5th

PATOFISIOLOGI

GEJALA KLINIS

Gejala pertama biasanya tidak khas

Manifestasi awal yang lazim adalah


anoreksia, iritabilitas, dan letargi.

Pucat,

Perdarahan,

Demam

Pada pemeriksaan awal, sebagian


besar pasien tampak pucat dan
sekitar 50 % dengan petekie atau
perdarahan mukosa.

Limfadenopati

Spelonomegali ( biasanya kurang dari 6 cm di bawah tepi


kosta) dapat ditemukan 2/3 pasien.

Hepatomegali

Kadang kadang ada tanda peningkatan tekanan


intrakranial seperti nyeri kepala dan muntah, menunjukkan
terlibatnya selaput otak.

Komplikasi

Infeksi

Pendarahan

Anemia

Gangguan pertumbuhan

Disfungsi gonad, hati, dan jantung

Penatalaksanaan
Terapi untuk ALL dibagi menjadi 3 fase :

induksi remisi(memusnahkan sel kanker secara progresif)


terapi konsolidasi(memberantas sisa sel kanker agar tercapai sembuh
sempurna)
terapi maintanance pemeliharaan(menjaga agar tidak kambuh)

Semua pasien membutuhkan terapi induksi untuk mendapatkan Chemoteraphy


regiment (CR). Terapi post-remisi dibutuhkan untuk menentukan terapi
pemeliharaan

Penatalaksanaan
PROFILAKSI SSP
Didasarkan pada 2 peninjauan :

agen kemoterapi tidak secara aktif melintasi barrier pembuluh otak

berdasarkan pada percobaan terhadap LLA bahwa 50-70% dari pasien LLA dan tanpa
keterlibatan SSP pada pengalaman diagnosa dengan kecepatan tinggi

Tujuan :

Menghilangkan sel leukemia yang tidak terdeteksi dari SSP

Penatalaksanaan
TERAPI KONSOLIDASI

Dimulai setelah CR tercapai dan akan dilanjutkan pada kemoterapi


intensif

Pasien dengan respon lambat terhadap terapi induksinya beresiko


tinggi untuk relaps, butuh regimen yang mebih baik

Pengobatannya meliputi vinkristin, merkaptopurin, dan metotreksat


intratekal.

Penatalaksanaan
Menyangkut long-term drug ;

meminimalkan pembelahan sel

meningkatkan sistem imun dalam melawan sel leukemia

Meningkatkan apoptosis

Tujuan terapi :

membasmi sisa sel leukemia

Memperpanjang durasi remisi

Biasanya mengandung : merkaptopurin atau metrotexat

Penatalaksanaan
Terapi non farmakologi :

HSCT (transplantasi stem cell)

a. Autologous :

Ekstraksi HSC dari pasien dan penyimpanan sel ke dalam freezer kemoterapi dosis
tinggi dengan atau tanpa radioterapi

Stem cell dikembalikan ke dalam tubuh pasien

Memperbaiki jaringan yang rusak dan mengembalikan produksi sel darah menjadi
normal kembali.

Penatalaksanaan
b. Allogenic
Transplantasi stem cell dari pasien donor (sehat) ke pasien resipien (sakit).
Syarat pendonor adalah memiliki tipe jaringan (HLA) yang cocok dengan
resipien. Sumber stem cell dapat diambil dari umbilical cord blood.

Radioterapi

Prognosis

Dubia ad bonam

Kesimpulan

Leukemia adalah salah satu penyakit keganasan yang sangat ditakuti oleh
masyarakat dewasa ini. Meskipun telah dilakukan berbagai penelitian, etiologi dari
keganasan hemopoetik ini tidak diketahui secara keseluruhan.

Pada leukemia akut, sel darah sangat tidak normal, tidak dapat berfungsi seperti sel
normal, dan jumlahnya meningkat secara cepat. Kondisi pasien dengan leukemia
jenis ini memburuk dengan cepat.

Untuk pengobatan leukemia akut, bertujuan untuk menghancurkan sel-sel kanker


sampai habis. Pelaksanaannya secara bertahap dan terdiri dari beberapa siklus.
Tahapannya adalah induksi (awal), konsolidasi dan pemeliharaan. Tahap induksi
bertujuan memusnahkan sel kanker secara progresif. Tahap konsolidasi untuk
memberantas sisa sel kanker agar tercapai sembuh sempurna. Tahap pemeliharaan
berguna untuk menjaga agar tidak kambuh. Terapi yang biasa dilakukan antara lain
pemberian kemoterapi, radioterapi dan juga transplantasi sumsum tulang.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai