Anda di halaman 1dari 25

LAND MANAGEMENT AND INFORMAL SETTLEMENT

REGULARIZATION
INSTITUTE FOR HOUSING AND URBAN DEVELOPMENT
STUDIES
MEKANISME
IMPLEMENTASI
PENATAAN RUANG
MELALUI PENATAAN
AGRARIA
OLEH:
Ir. DODDY IMRON
CHOLID, MS

DIREKTUR
JENDERAL
PENATAAN
AGRARIA
DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN AGRARIA
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/ BPN
2015

Agraria dan Tata Ruang / Pertanahan

AGRARIA

Isu Pokok:
Upaya
Eksplorasi
Pemamanfaatan
Sumber
Daya
Agraria
Untuk
Kesejahteraan
rakyat
yang
berkeadilan.

TATA RUANG

Isu Pokok:
Desain Pengelolaan Lingkungan Untuk
Menciptakan Pembangunan yang
Keberkelanjutan.

PERTANAHAN

Isu Pokok:
Administrasi Pertanahan, Kepemilikan
bidang, Kawasan.

PERENCANAAN AGRARIA
Ruang

Laut

KKP UU 32/2014

pesisir

UU27/2007

ATR?
UUPA 5/1960
UUPR 26/2007

KAWASAN HUTAN

TRANSMIGRASI
UU 29/2009

PRUMAHAN & PRMUKIMAN


UU 01/2011

APL

PERKEBUNAN
UU 39/2014

PERKEBUNAN
UU 4/2009

INDUSTRI
UU 3/2014

KKLH
UU41/99
UU19/04

12.166.040 Ha tanah yang sudah


dimanfaatkan masyarakat
PERBER ditingkatkan PERPRES (Tata
Cara
Penyelesaian
Penguasaan
Tanah yang Berada di dalam
Kawasan Hutan)
1.
2.
3.
4.

Kampung
Ha
Sawah
Tegalan/Ladang
Ha
Kebun Campuran

=
=
=

186.658

701.905 Ha
4.361.269
6.916.208 Ha

---------------------------------------Jumlah
=
12.166.040

SEBARAN TANAH PIHAK KE - 3


DALAM KAWASAN HUTAN
219.161
704.50
7
535.315 134.310

43.733

301.952

61.537

123.37
0
209.719

1.645.196
235.761
420.773
329.471
216.67
192.20
91 848.853
2
193.44
243.948
942.975
450.00
9
5 652.667
209.93
390.985
2
445.41
61.333
2
202.57
5
12.00 60.872
14.73
217.767
1
1

258.788

301.188
1.335.641

MASALAH PERTANAHAN
a. Ketimpangan Struktur Penguasaan Tana
. HGU 15.000.000 Ha
.HGB
.HTI 8.800.000 Ha
.HPH 17.380.000 Ha
.Jumlah Petani Gurem 13.700.000
.Jumlah penduduk miskin 28, 55 Juta
.Jumlah yang nganggur 14.8 Juta

b. Konversi Penggunaan Tanah Sawah ke non sawah


Luas sawah 8,1 juta
Konversi setiap tahun kurang lebih ..100.000 Ha

TH.20
05

TH.20
24

TH.21
00

Peta hasil prediksi perubahan lahan sawah Kabupaten Bekasi tahun


2024 (Luas 38 776 ha), 2050 (Luas 14 603 ha) dan 2100 (Luas 2 263

MASALAH PERTANAHAN
a. Kerusakan Lingkungan

b.

Sungai Ciliwung; Prov Jabar dan DKI dengan DAS seluas 97.151
ha.
Sungai Cisadane; Prov Jabar dan Banten dengan DAS seluas
151.283 ha
Sungai Citanduy; Prov Jabar dan Jateng dengan DAS seluas
69.554 ha
Sungai Bengawan Solo; Prov Jateng dan Jatim DAS seluas
1.779.070 ha.
Sungai Progo; Prov Jateng dan DIY dengan DAS seluas 18.097 ha
Sungai Kampar; Prov Sumbar dan Riau dengan DAS seluas
2.516.882 ha
Sungai Batanghari; Prov Sumbar dan Jambi
DAS seluas
Konflik
Pertanahan
4.426.004 ha
Sungai Musi; Prov Bengkulu dan Sumsel dengan DAS seluas
5.812.303 ha
Sungai Barito; Prov Kalteng dan Kalsel dengan DAS seluas
6.396.011 ha.
Sungai Mamasa (Saddang); Prov Sulbar dan Sulsel DAS seluas
846.898 ha.

c.

Tanah Terlantar
Pengeluaran
Dari Database

TUN

SK Penetapan

Usulan
Penetapa Tanah
Jumlah
Tahun
n Lokasi Terlant
ar
Jumla
Dikeluarka
h
n
HAT
Usulan

Digugat

Tidak Digugat

Luas
Terlantar

Jumlah

Luas
Terlantar

Jumlah

Luas
Terlantar

(Ha)

HAT

(Ha)

HAT

(Ha)

2010

76

41

2011

929

151

2012

296

174

24

22

41.078,7897

11

34.235,379
7

11

6.843,410
0

2013

93

56

63

29

74

27.874,4170

50

8.989,2590

24

2014

86

22

15

358,5266

15

TOTAL

1,394

422

173

51*

111

61

43,224.638
7

50

69.311,7333

18.885,15
80
358,5266
26.087,09
46

4. SOLUSI MASALAH PERTANAHAN MELALUI REFORMA AGRARIA

1. Reforma Agraria = Aset reform + Akses Reform (9 JUTA HA)


a) Aset Reform
OBYEK
SUBYEK
1. WNI
1. Pelepasan Kawasan Hutan
2. (Penyewa Tanah Pertanian,
2. Tanah Pihak Ketiga yang dilepas
3. Petani Penggarap tetap,
dalam Kawasan Hutan (perpere)
4. Petani Penggarap Musiman,
3. HGU/HGB
yang
Tidak
atau
Diperpanjang
5. Petani Penggarap Lainnya,
4. Tanah Timbul
6. Pihak yang Menduduki dan
5. Tanah Terlantar
Menggarap Tanah,
6. Tanah Obyek Landreform (tanah
7. Koperasi
bekas hak barat, Bekas Swapraja,
8. Petani Gurem,
Tanah Kelebihan Maks, Tanah
9. Petani Berpendidikan Rendah,
Absente
10. Akses
Penduduk Miskin,
b)
7. Tanah Penyelesaian Konfli
1. Pengorganisasian
Reform
2. Penyusunan Rencana Pengusahaan Tanah
3. Pendidikan dan Pelatihan
4. Penyuluhan dan Pendampingan
5. Pengembangan Sistem Sarana dan Prasarana Hasil Produksi
6. Pengembangan Fasilitas Pembangunan dan Permodalan
7. Kemudahan akses informasi, iptek dan Informasi
8. Penguatan Kelembagaan

2. penataAN sistem politik dan hukum pertanahan :


Penataan Ruang (Revisi Perubahan Tata Ruang 1 Kali dalam

5. IMLEMENTASI TATARUANG MELALUI PENATAAN AGRARIA

Wujud Tata Ruang


Penggunaan
Saat Ini
Tanah Pertanian
Tanah Pemukiman
Tanah Kosong

Rencana
Peruntukkan
Kawasan Industri
Arael Perdagangan
Ruang Terbuka
Hijau
Dan seterusnya
Dan seterusnya
Wujud
operasionalisasi
Tata Ruang

:
Mekanisme Koversi dari Penggunaan
Tanah
saat ini menjadi sesuai
Ada yang
Ada yang
Rencana
mudah ....
Sukar
Ada yang tidak bisa
direalisir

Wujud Tata Ruang


Penggunaan Saat Ini

CONTOH YANG MUDAH

Rencana Peruntukkan

MASALAH
DALAM
PENGADAAN
TANAH
UNTUK
KEPENTINGAN PEMBANGUNAN DIKOTA BARU TAMJUNG
SELOR

Harga Tanah yang Tinggi


Adanya Spekulan terhadap tanah

Harga
Tanah
Impa
ctPembangunan
Rencana

Pelaksanaan Pembangunan
Terhambat

ESENSI PERTANAHAN
KONSOLIDASI TANAH

Prinsip :
TETAP Mengindahkan Hak Tanah
Yang Ada
TIDAK perlu terjadi PENGGUSURAN
Lingkungan menjadi TERTATA
Pengadaan TANAH relativ lebih
terkendali
Perencanaan berbasis komitmen
masyarakat
OUTPUT AKHIR mengakomodasi
kebutuhan Pemerintah dan

TAHAPAN PENATAAN MELALUI KONSOLIDASI TANAH


1. Penyuluhan, Konsultasi Publik (menentukan
besarnya STUP contoh Konsolidasi di Tanjung
Selor luas 2.079 Ha seandainya kesepakatn STUP
adalah 20% maka luasnya 415,8 ha), dan
Kesepakatan.
2. Penetapan lokasi melalui SK Bupati/Walikota
tentang Konsolidasi Tanah dan Pembangunan
PETA RINCIKAN PENGUASAAN TANAH
Infrastruktur
3. Inventarisasi Penguasaan Pemilikan penggunaan
dan pemanfaatan tanah (IP4T)

1. SPEKULAN TANAH AKAN KELIHATAN


2. TANAH KELEBIHAN MAKSIMUM
3. TANAH ABSENTI

4. Pembuatan Desain dan Musyawarah Pembuatan


Kapling Baru

5. Pelepasan Hak Atas Tanah dihadapan Kepala


Kantor Pertanahan dengan menandatangi Berita
Acara dan akan dikembalikan ke pemilik tanah
sesuai kapling hasil musyawarah
6. Penegasan Tanah sebagai obyek konsolidasi
tanah (Berdasarkan Surat Keputusan
Kepala
Kantor Pertanahan
7. Stacking out (pengukuran) sesuai desain kapling
yang disepakati

8. Penerbitan Surat Keputusan Hak Atas Tanah


Obyek KT
9. Penerbitan Sertipikat Hak Atas Tanah

POLA PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR

A.

Pembangunan Fasus Fasum dan Jalan

Rencana Jalan

B.

Pengadaan Tanah (UU 2/12)


Apabila pemerintah memerlukan tanah untuk
kepentingan umum maka dilaksanakan melalui UU
2/12 (peta kepentingan umum; sekolah, kesehatan,
dll)

Zona Perkantoran
Zona Pendidikan

C. Melalui proses izin lokasi Permen


ATR/KaBPN No 5 Tahun 15
Untuk Kepentingan Swasta (peta perumahan,
pasar, industri, dll).

Zona Industri
Zona Perdagangan
Zona Perumahan Devloper
Zona Olahraga/Rekreasi

Identifikasi Zona Awal

Identifikasi awal dilakukan di atas citra


dengan resolusi spasial tinggi (QUICKBIRD/
IKONOS/ SPOT)

Analisa Batas Zona

Analisis batas zona dilakukan dengan


panduan peta bidang tanah

Delineasi Zona

Delineasi zona awal nilai tanah sesuai analisis


tutupan lahan, batas bidang tanah, dan
pengetahuan lokal tentang nilai tanah (survei
pendahuluan).

Entry Data Pasar

Survei pengumpulan data pasar dilakukan


dengan wawancara langsung di lapangan
(data primer)

Pengolahan Data

Nilai rata-rata sampel dan simpangan baku,


dihitung untuk tiap Zona Nilai Tanah
Zona dengan simpangan baku > 30%, harus
dievaluasi ulang

TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai