Anda di halaman 1dari 23

Pendahuluan

Luka bakar dapat disebabkan oleh kontak


dengan sumber panas seperti api, air
panas, bahan kimia, listrik dan radiasi.
Anak kecil dan orang tua => populasi
beresiko tinggi
Remaja laki-laki dan pria usia kerja lebih
sering menderita luka bakar
Antara 3% dan 5% dari rawat inap luka
bakar berhubungan dengan luka bakar
listrik.

Luka bakar listrik disebabkan oleh


kontak langsung aliran listrik dengan
badan, dan sering lukanya lebih serius
dari apa yang terlihat di permukaan.
Luka
bakar
akibat
listrik
dapat
menyebabkan cedera berupa henti
jantung (cardiac arrest) akibat efek
listrik pada jantung, kerusakan otot
saraf dan jaringan, dan luka bakar
thermal akibat kontak dengan sumber
listrik.
Luka bakar merupakan cedera yang
mengakibatkan morbiditas dan derajat
cacat yang relatif tinggi dibandingkan

Tinjauan Pustaka
Definisi
Luka bakar adalah rusak atau hilangnya
jaringan yang disebabkan kontak dengan
sumber panas seperti kobaran api di tubuh
(flame), jilatan api ke tubuh (flash), terkena
air panas (scald), tersentuh benda panas
(kontak panas), akibat sengatan listrik,
akibat bahan-bahan kimia, serta sengatan
matahari (sunburn).

Etiologi
Luka
Luka

Luka Bakar Listrik


Definisi
Luka bakar listrik disebabkan oleh kontak langsung
aliran listrik dengan tubuh manusia dan menyebabkan
kerusakan jaringan atau fungsi organ di dalam tubuh.
Arus listrik bisa menyebabkan terjadinya cedera
melalui 3 cara:
Henti jantung (cardiac arrest) akibat efek listrik
terhadap jantung.
Kerusakan otot, saraf dan jaringan oleh arus listrik
yang melewati tubuh.
Luka bakar thermal akibat kontak dengan sumber
listrik

Patofisiologi

Manifestasi Klinis
1. Kehilangan sejumlah besar cairan dan garam
(elektrolit) akan hilang dan kadang menyebabkan
tekanan darah yang sangat rendah.
2. Serat-serat otot yang rusak akan melepaskan
mioglobin, yang bisa menyebabkan terjadinya gagal
ginjal.
3. Tingkat kerusakan luka akibat trauma listrik
biasanya diassosiasikan dengan voltase, jenis arus,
resistensi jaringan tertinggi, terendah pada saraf dan
pembuluh darah sehingga mudah terjadi kerusakan .

Respon
Zona
Respon
Perubahan

Klasifikasi
Luka Bakar Derajat I
Kerusakan terbatas pada lapisan epidermis superfisial
Kulit kering hiperemik, berupa eritema, tidak dijumpai pula
nyeri
Penyembuhannya terjadi secara spontan dalam waktu 5 -10
hari

Luka Bakar Derajat II


Kerusakan terjadi pada seluruh lapisan epidermis dan
sebagian lapisandermis
Derajat II dangkal (superficial)
Kerusakan mengenai bagian superficial dari dermis
Derajat II dalam (deep)
Kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis

Luka Bakar Derajat III


Kerusakan meliputi seluruh tebal dermis dermis dan lapisan
lebih dalam
Tidak dijumpai bula, apendises kulit rusak, kulit yang
terbakar berwarna putih dan pucat.
Tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi

Luka Bakar Derajat IV


Luka full thickness yang telah mencapai lapisan otot,
tendon dan tulang dengan adanya kerusakan yang luas.
Kerusakan meliputi seluruh dermis, organ-organ kulit
seperti folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar
keringat mengalami kerusakan.
Tidak dijumpai bula, kulit yang terbakar berwarna abu-abu
dan pucat, terletak lebih rendah dibandingkan kulit sekitar.
tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensori

Luas Luka
Perhitungan
berdasarkan Rule of
Nine :
Kepala, leher : 9%
Lengan, tangan : 2
x 9%
Paha, betis, kaki : 4
x 9%
Dada, perut,
punggung, bokong :
4 x 9%
Genitalia : 1%

Pertolongan Pertama
Segera hindari sumber api dan mematikan api pada tubuh
Meminta bantuan medis
Jika tidak dapat dipadamkan, segera gunakan obyek yang
tidak menghantar listrik seperti sapu, kursi, atau karet
untuk mendorong korban menjauhi sumber listrik. Jangan
menggunakan objek dari metal atau objek yang basah.
Setelah korban terlepas dari sumber arus listrik, segera
periksa airway, breathing, dan sirkulasi.
Jika terdapat luka bakar, segera lepaskan pakaian yang
dapat dilepas dari permukaan luar dan dinginkan pada air
yang mengalir sehingga nyeri berkurang, kemudian lakukan
pertolongan pertama pada luka bakar.

Bila korban tidak sadar, pucat, dan menunjukkan


tanda-tanda shock, posisikan korban dengan
kepala sedikit lebih rendah dari badan dan kaki
diangkat, kemudian selimuti dengan selimut atau
mantel agar tetap hangat.
Tetap dampingi korban hingga pertolongan datang.
Electrical shock sering disertai dengan trauma lain,
seperti jatuh atau terlempar yang menyebabkan
cedera internal maupun eksternal. Hindari
menggerakkan korban, terutama bagian leher bila
dicurigai adanya cedera cervical.

Penatalaksanaan Luka Bakar


A. Primary Survey dan Resusitasi
Jalan Nafas
Perhatikan tanda-tanda obstruksi jalan napas
seperti stridor, mengi, suara serak
Edema laring dapat terjadi dalam 24-48 jam
pertama setelah terhisap asap atau uap panas,
segera lakukan intubasi

Pernafasan
Penilaian terhadap ventilasi dan oksigenasi perlu
dilakukan dengan melihat usaha napas, ekspansi
dada, suara napas dan adanya sianosis.
Hipoksia biasanya berhubungan erat dengan
trauma inhalasi.
Pemberian oksigen dengan atau tanpa intubasi
harus segera diberikan
Harus selalu mencurigai paparan terhadap CO
pada pasien yang terkena luka bakar pada area
yang tertutup

Sirkulasi

Gangguan sirkulasi dengan penilaian berupa kesadaran, nadi, warna


kulit, waktu pengisian kapiler dan suhu ekstremitas.
Pemberian cairan intravena bertujuan untuk memperbaiki hipovolemi
akibat dari kebocoran kapiler kulit yang terluka.

Kebutuhan cairan :
Rumus Baxter :
Luas luka bakar (%) x berat badan (kg) x 4 mL

Cairan yang diberikan adalah kristaloid,


misalnya Ringer Laktat.
Separuh dari jumlah cairan diberikan dalam 8
jam pertama, sisanya diberikan dalam 16 jam.
Keberhasilan pemberian cairan dapat dilihat
dari diuresis normal yaitu sekurang-kurangnya
1000-1500mL/24jam atau 1mL/kgBB/jam.

B. Kontrol Infeksi dan Penanganan Nyeri


Antibiotik sistemik spektrum luas diberikan
untuk mencegah infeksi.
Yang banyak dipakai adalah golongan
aminoglikosida yang efektif terhadap
pseudomonas.
Untuk mengatasi nyeri, paling baik diberikan
opiat melalui intavena dalam dosis serendah
mungkin yang menghasilkan analgesia yang
adekuat namun tanpa disertai hipotensi.
Selanjutnya, diberikan pencegahan tetanus
berupa ATS dan/atau toksoid

C. Nutrisi
Nutrisi harus diberikan cukup untuk menutup
kebutuhan kalori dan keseimbangan nitrogen
yang negatif pada fase katabolisme, yaitu
sebanyak 2500-3000 kalori sehari dengan kadar
protein tinggi.

Pria : 66,5 + (13,7 X BB) + (5 X TB) (6.8


X U) X AF X FS
Wanita : 65,6 + (9,6 X BB) + (1,8 X TB)(4,7 X U) X AF X FS

D. Perawatan Luka Bakar


Tujuan utama dari perawatan luka bakar adalah
untuk mengurangi kehilangan cairan, mencegah
pengeringan
kulit
yang
masih
layak,
mempercepat penyembuhan dan mencegah
terjadinya infeksi.
Tatalaksana awal luka bakar adalah melakukan
pembersihan dan membuang jaringan yang mati.
Masih banyak kontroversi dalam pemakaian
obat-obatan topikal, tetapi yang penting obat
topikal tersebut membuat luka bebas infeksi,
mengurangi rasa nyeri, bisa menembus skar dan
mempercepat epitelisasi

E. Tindakan Bedah
Debridemen diusahakan sedini mungkin untuk
membuang jaringan mati.
Tindakan ini dilakukan sesegera mungkin
setelah keadaan penderita menjadi stabil.

Komplikasi
Untuk luka bakar akibat listrik dapat
menyebabkan berbagai komplikasi. yaitu
berupa sindrom
kompartemen, aritmia,
kehilangan
kesadaran,
sepsis
dan
mioglobinuria.
Efek pada jantung akibat sengatan listrik :
1. Aritmia
2. Konduksi Abnormal
3. Kerusakan Miokardium

Anda mungkin juga menyukai