Headache
Gilrandy (11-2013-078)
Rudy Hermawan Cokro Handoyo (112013-089)
Identitas Pasien
Nama
: Tn. MS
Umur
: 83 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat : Pulo Gebang Perumahan Riyal Resident
Binoqinia Blok VI / 9 Bekasi
Tanggal Tindakan
: 28 Oktober 2015
Anamnesis
Keluhan Utama
: Nyeri leher sebelah kiri
Keluhan Tambahan : Nyeri kepala sebelah kiri
RPS
OS datang ke klinik nyeri dengan nyeri pada leher
dan kepala sebelah kiri sejak 5 tahun yang lalu
Nyeri dirasakan dari leher sebelah kiri dan
menjalar ke kepala sebelah kiri
Os mengatakan tidak dapat menoleh ke kiri
karena nyeri tersebut
Nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk, dan dirasakan
terus menerus sepanjang hari
RPD,RPK
Riwayat Penyakit Dahulu :
OS mengatakan memiliki riwayat tekanan darah
tinggi sejak 5 tahun yang lalu. OS mengatakan rutin
mengkonsumsi Amlodipin 5 mg 1 kali sehari.
Riwayat Penyakit Keluarga :
OS mengatakan tidak ada anggota keluarga
yang memiliki keluhan yang sama
Pemeriksaan Fisik
Tekanan darah
: 170/100 mmHg
Frekuensi nadi
: 84 x/menit
Frekuensi nafas
: 20 x/menit
Suhu
: 36,5 oC
Skala Nyeri
: 7 / 10
Kepala
Leher
Thoraks
o Inspeksi : Bentuk dada normal, simetris pada keadaan statis dan
dinamis,
tidak tampak pelebaran sela iga.
o Palpasi : Tidak teraba retraksi sela iga, pergerakan dinding dada
simetris pada saat keadaan statis dan dinamis, vokal fremitus kanan
dan kiri simetris dan tidak mengeras, tidak ada nyeri tekan, tidak
teraba massa pada dada.
o Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru.
o Auskultasi
: Suara nafas vesikuler, whezing -/-, ronkhi -/-, BJ I-II
reguler.
Abdomen
o
o
o
o
Ekstremitas
Ekstremitas Atas
o
o
o
o
Motor
Kanan
Kiri
Pergerakan
Bebas
Bebas
Kekuatan
5-5-5-5
5-5-5-5
Tonus
Normotonus
Normotonus
Trofi
Normotrofi
Normotrofi
Sensibilitas
Kanan
Kiri
Taktil
Normal
Normal
Nyeri
Normal
Normal
Suhu
Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Ekstremitas Bawah
o
o
o
o
Normotonus
Normal Normal
Normal Normal
Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Status lokalis
Inspeksi : Tidak tampak tanda-tanda peradangan
(kemerahan, bengkak) pada leher
Palpasi :
o Nyeri tekan pada regio occipital-temporal (-),
o Nyeri tekan pada M. Sternocleidomastoideus
dextra (-), sinistra (+)
o Nyeri tekan pada facet joint setinggi C2-C3 (+)
o Nyeri tekan pada M. Trapezius bagian anterior
(-), posterior (-)
Movement:
o Fleksi pasif :
o Retrofleksi :
o Laterofleksi :
o Rotasi
:
(+)
(+)
pergerakan terbatas
pergerakan terbatas
Pemeriksaan Penunjang
Kesan:
Spondyloarthrosis cervical dengan penyempitan
discus intervertebralis C4-5, C5-6, C6-7, serta
foramen intervertebralis C3-4, C5-6, C6-7 kanan
kiri, C 2-3 kiri dan C4-5 kanan.
Osteopenia dengan kompresi corpus C4, C5 dan
kompresi sentral ringan di corpus C6, C7.
Reverse lordosis kurve cervical.
Resume
seorang laki-laki, usia 83 tahun, dengan keluhan
nyeri pada leher sebelah kiri menjalar hingga
kepala sebelah kiri sejak 5 tahun lalu.
Nyeri dirasakan terus menerus, tidak hilang
dengan istirahat, OS merasa nyeri bila menoleh
ke arah kiri.
Nausea (-), Vomitus (-), fotophobia (-), riwayat
trauma (-), riwayat berobat (+) belum ada
perbaikan. Riwayat hipertensi (+).
Status Mental
Status Mental
Tidak
V
V
Kadang
Tida
k
Hari
Diagnosis
Diagnosis kerja : Cervicogenic Headache
Diagnosa banding : Migraine without aura,
Tension Headache, Cluster Headache
Rencana Tindakan
Injeksi nervus occipitalis major dengan Lidocain
2% dan Triamcinolon 10-20 mg.
Anjuran:
Radiofrequency treatment
Cervicogenic Headache
Merupakan suatu sindrom yang ditandai dengan
nyeri kronik hemikranial pada kepala dari struktur
tulang atau jaringan lunak pada leher
Kriteria diagnostik ditegakkan dari nyeri kepala
cervicogenic, tetapi manifestasi yang ditampilkan
kadang-kadang menjadi sulit untuk dibedakan
dari gangguan nyeri kepala primer seperti
migrain, tension type headache atau hemicranial.
Pemeriksaan Fisik
Dapat dilakukan gerakan kepala baik pasif
maupun aktif terasa nyeri bila digerakkan.
Penekanan pada vertebra servikal akan
menimbulkan nyeri
1. Occipital headache.
Dirasakan dari oksiput dan dapat mencapai
vertex. Berhubungan dengan rami posterior dari
C2 dan C3.
Pemeriksaan : Friction sign of the scalp
Tangan pemeriksa menggosokkan kulit kepala
terhadap tulang tengkorak
Normal : Pasien tidak merasa nyeri
Maneuver ini terasa nyeri bila terdapat iritasi
pada daerah yang bersangkutan (ipsilateral
terhadap sendi C2-3)
2. Occipitotemporomaxillary headache
Terletak pada retroaurikuler, mastoid, daerah parietal
dan mencapai bagian inferior maxilla. Nyeri ditemukan
pada ipsilateral dan nyeri sendi C2-3, dengan friction
sign positif pada daerah retroaurikuler yang
dipersarafi oleh cabang dari plexus servikalis
superficialis (ramus anterior dari C2, terkadang C3).
Manuver Pinch-roll sign ;
Lipatan kulit pada sudut rahang dicubit diantara
jempol dan jari telunjuk pemeriksa dan digulung
diantara kedua jari. Positif bila pada maneuver ini
didapatkan nyeri
3. Supraorbital headache.2,3
Eyebrow sign :
Alis mata dicubit diantara jempol dan jari telunjuk
kemudian di remas dan digulung seperti sebuah
rokok. Dilakukan dari satu ujung alis ke ujung
lainnya. Positif bila lipatan kulit terasa nyeri dan
terkadang menebal
Cheek sign :
Sama dengan eyebrow sign , hanya dilakukan di
pipi, dibawah maxila.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan radiologi diagnostik (MRI, CT
myelografi) tidak dapat mengkonfimasi nyeri
kepala servikogenik, tetapi dapat menunjang
diagnosis itu sendiri.
Pemeriksaan radiologi sacara primer digunakan
untuk mencari penyebab sekunder dari nyeri
yang mungkin membutuhkan tindakan operatif
atau tata laksana agresif lainnya.
Evaluasi laboratorium juga penting untuk
mengetahui penyakit sistemik yang berefek
buruk pada otot, tulang, persendian (artritis
rematoid, SLE, gangguan tiroid dan paratiroid,
penyakit otot primer, dan lain lain).
Tatalaksana
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Antidepresan
Antiepileptik
Analgesik
Medikasi lainnya ( Muscle Relaxant ) tizanidine,
baclofen
Terapi fisik dan manual
Tatalaksana psikologis dan perilaku
Blokade anestesi (n. Occipitalis) dan neurolisis
Terapi pembedahan (neurektomi, dekompresi
mikrovaskuler)
Kesimpulan
Nyeri kepala servikogenik merupakan penyebab
relatif nyeri kepala kronik yang sering terjadi
kesalahan dalam diagnosisnya, atau bahkan tidak
terdiagnosis.
Gejala kompleks yang timbul dapat mengarah ke
nyeri kepala primer seperti migrain atau TTH.
Diagnosis yang cepat dan penanganan
komprehensif, manahemen nyeri multidisipliner,
dapat mengurangi disabilitas secara signifikan yanga
sering berhubungan dengan gangguan nyeri