Anda di halaman 1dari 12

REFARAT

Gangguan Depresi Episode Berat

Irani Nur Ramadhani


Dosen pembimbing:
Dr. Andi SorayaM.kes, Sp. KJ

BAB I
Latar Belakang
Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia
yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala
penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur dan nafsu
makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus
asa dan tak berdaya, serta gagasan bunuh diri
Depresi merupakan salah satu gangguan psikiatrik yang
sering ditemukan dengan prevalensi seumur hidup adalah kira
kira 15%. Pada pengamatan yang universal terlepas dari kultur
atau negara prevalensi gangguan depresi berat pada wanita dua
kali lebih besar dari pria. Pada umumnya onset untuk gangguan
depresi berat adalah pada usia 20 sampai 50 tahun, namun yang
paling sering adalah pada usia 40 tahun. Depresi berat juga sering
terjadi pada orang yang tidak menikah dan bercerai atau
berpisah

2.1.Defenisi

Istilah kelainan afektif mencakup penyakit-penyakit dengan gangguan afek (mood) sebagai gejala
primer, sedangkan semua gejala lain bersifat sekunder. Afek bisa terus menerus depresi atau
gembira (dalam mania) dan kedua episode ini bisa timbul pada orang yang sama, karena itu dinamai
psikosis manik-depresif. Penyakit dengan hanya satu jenis serangan disebut unipolar, dan jika
episode manik dan depresif keduanya ada disebut bipolar

Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan
yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur dan nafsu makan,
psikomotor, konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa dan tak berdaya, serta gagasan
bunuh diri

2.1.2 Epidemiologi
Gangguan depresi berat, paling sering terjadi,

dengan prevalensi seumur hidup sekitar 15


persen. Perempuan dapat mencapai 25%.
Sekitar 10% perawatan primer dan 15%
dirawat di rumah sakit. Pada anak sekolah
didapatkan prevalensi sekitar 2%. Pada usia
remaja didapatkan prevalensi 5% dari
komunitas memiliki gangguan depresif berat
1. Jenis Kelamin
2. Usia
3. Status Perkawinan
4. Faktor Sosioekonomi dan Budaya

Etiologi
Etiologi depresi terdiri dari:
Faktor genetik
Faktor Biokmia
Faktor Hormon
Faktor Kepribadian Premorbid
Faktor Lingkungan

Gejala
Episode depresi. Mood terdepresi, kehilangan minat dan

berkurangnya energy adalah gejala utama dari depresi.


Pasien mungkin mengatakan perasaannya sedih, tidak
mempunyai harapan, dicampakkan, atau tidak berharga.
Emosi pada mood depresi kualitasnya berbeda dengan
emosi duka cita atau kesedihan yang normal 4,5
Pasien dalam keadaan mood terdepresi memperlihatkan
kehilangan energi dan minat, merasa bersalah, sulit
berkonsentrasi, hilangnya nafsu makan, berpikir mati atau
bunuh diri. Tanda dan gejala lain termasuk perubahan
dalam tingkat aktivitas, kemampuan kognitif, bicara dan
fungsi vegetative (termasuk tidur, aktivitas seksual dan
ritme biologik yang lain). Gangguan ini hampir selalu
menghasilkan hendaya interpersonal, sosial dan fungsi
pekerjaan

gambaran klinik dari pasien depresi


Gejala utama
Afek depresi
Kehilangan minat dan kegembiraan
Berkurangnya energi ( mudah lelah) dan menurunnya

aktivitas.
Gejala lain :
Konsentrasi dan perhatian berkurang
Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
Pandagan masa depan yang usram dan pesimitrik
Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri
Tidur terganggu
Selera makan berkurang

Diagnosis
DSM-IV menuliskan kriteria diagnostik untuk gangguan depresif berat secara

terpisah dari kriteria diagnostik untuk diagnosis berhubungan dengan


depresi, dan juga menuliskan deskriptor keparahan untuk episode depresif
berat.
Depresif Berat dengan Ciri Psikotik
Adanya ciri psikotik pada gangguan depresif berat mencerminkan penyakit
yang parah dan merupakan indikator prognostik yang buruk.
Depresif Berat dengan Ciri Melankolik
Kepentingan yang potensial untuk mengenali ciri melankolik dari gangguan
depresif berat adalah untuk mengidentifikasi suatu kelompok pasien yang
dinyatakan oleh beberapa data adalah lebih responsive terhadap terapi
farmakologi daripada pasien nonmelankolik.
Depresif Berat dengan Ciri Atipikal
Diperkenalkannya tipe depresi dengan ciri atipikal yang didefinisikan secara
resmi adaah sebagai respons terhadap penelitian dan data klinis yang
menyatakan bahwa pasien atipikal memiliki karakteristik yang spesifik dan
dapat diramalkan. Ciri atipikal klasik adalah makan berlebihan dan tidur
berlebihan.

Pemeriksaan Penunjang
instrumen-instrumen pengukur tingkat

depresi dapat digunakan untuk membantu


memberikan penilaian yang objektif
terhadap kondisi depresi yang dialami oleh
pasien. Berikut ini adalah beberapa
instrumen yang sering digunakan, yaitu:
Becks Depression Inventory
Hamilton Depression Scale
The Zung Self-Rating Depression Scale

Penatalaksanaan
Farmakologi
Obat antidepresan yang akan dibahas adalah antidepresi

generasi pertama (Trisiklik dan MAOIs), antidepresi


golongan kedua (SSRIs) dan antidepresi golongan ketiga
(SRNIs)
Non Farmakologi
Memberikan

kesempatan
kepada
pasien
untuk
mengungkapkan isi hati dan keinginannya sehingga pasien
merasa lega.
Memberikan penjelasan kepada keluarga dan orang-orang
sekitarnya sehingga tercipta dukungan sosial dengan
lingkungan yang kondusif untuk membantu proses
penyembuhan pasien serta melakukan kunjungan berkala.

Prognosis
Gangguan mood cenderung memiliki perjalanan penyakit yang panjang

dan pasien cenderung mengalami kekambuhan. Episode depresif yang


tidak diobati berlangsung 6 sampai 13 bulan, sementara sebagian besar
episode yang diobati berlangsung kira-kira 3 bulan. Menghentikan
antidepresan sebelum 3 bulan hampir selalu menyebabkan kembalinya
gejala
Pasien yang dirawat di rumah sakit untuk episode pertama gangguan

depresif berat memiliki kemungkinan 50% untuk pulih dalam tahun


pertama. Banyak penelitian telah berusaha untuk mengidentifikasi
indikator prognostik yang baik dan buruk di dalam perjalanan gangguan
depresif berat. Episode ringan, tidak adanya gejala psikotik, fungsi
keluarga yang stabil, tidak adanya gangguan kepribadian, tinggal dalam
waktu singkat di rumah sakit dalam waktu yang singkat, dan tidak lebih
dari satu kali perawatan di rumah sakit adalah indikator prognostik yang
baik. Prognosis buruk dapat meningkat oleh adanya penyerta gangguan
distimik, penyalahgunaan alkohol dan zat lain, gejala gangguan
kecemasan, dan riwayat lebih dari satu episode sebelumnya.

TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai