Anda di halaman 1dari 18

KIMIA FISIKA

TEGANGAN
PERMUKAAN

TEKNIK KIMIA

FEBIO DALANTA

UNIVERSITAS DIPONEGORO

21030115120008

Sifat Zat Cair


Tegangan Permukaan dan Kapilaritas

Topik

Faktor-Faktor Tegangan Permukaan


Gaya Kohesi dan Adhesi
Meniskus

Fenomena

Gambar 1.1: Fenomena zat cair

Molekul biasanya saling tarik-menarik. Dibagian dalam cairan, setiap


molekul cairan dikelilingi oleh molekul-molekul cairan di samping dan di
bawah. Di bagian atas tidak ada molekul cairan lainnya karena molekul
cairan tarik-menarik satu dengan yang lainnya, maka terdapat gaya total
yang besarnya nol pada molekul yang berada di bagian dalam caian (A).

Sifat Zat
Cair
Gambar 1.2: Gaya Intermolekular pada
zat cair

Sebaliknya molekul cairan yang terletak di permukaan di tarik oleh


molekul cairan yang berada di samping dan bawahnya. Akibatnya,
pada permukaan cairan terdapat gaya total yang berarah ke bawah
karena adanya gaya total yang arahnya ke bawah, maka cairan yang
terletak di permukaan cenderung memperkecil luas permukaannya
dengan menyusut sekuat mungkin (B). Hal ini yang menyebabkan
lapisan cairan pada permukaan seolah-olah tertutup oleh selaput
elastis yang tipis.

Tegangan permukaansuatu cairan berhubungan dengan garis gaya tegang


yang dimiliki permukaan cairan tersebut. Contoh peristiwa yang membuktikan
adanyaTegangan Permukaan, antara lain, peristiwa jarum, silet, penjepit kertas,
atau nyamuk yang dapat mengapung di permukaan air; butiran-butiran embun
berbentuk bola pada sarang laba-laba; air yang menetes cenderung berbentuk
bulat-bulat dan air berbentuk bola di permukaan daun talas .

Tegangan
Permukaan:
Pengertian

Gaya tegang ini berasal dari gaya tarik kohesi (gaya tarik antara
molekul sejenis) molekul-molekul cairan. Gaya-gaya resultan arah ke
bawah akan membuat permukaan cairan sekecil-kecilnya. Akibatnya
permukaan cairan menegang seperti selaput yang tegang. Keadaan
ini dinamakan tegangan permukaan.
Jika setetes air raksa diletakkan di atas permukaan kaca, maka raksa
akan membentuk bulatan bulatan kecil seperti bentuk bola. Hal ini
terjadi karena gaya kohesi molekul-molekul air raksa menarik
molekul-molekul yang terletak di permukaan raksa ke arah dalam.
Mengapa berbentuk seperti bola? Bola merupakan bangun yang
mempunyai luas permukaan yang terkecil untuk volume yang sama.
Permukaan raksa terasa seperti selaput yang terapung. Tegangan
selaput ini dinamakan tegangan permukaan.

Metode Pipa Kapiler


Prinsip: Gejala Kapilaritas

Tegangan
Permukaan:
Metode
Pengukuran
dan
Perhitungan
Matematis

Gejalakapilaritasadalah peristiwa naik atau turunnya zat cair di


dalam pipa kapiler (pipa sempit). Kapilaritas dipengaruhi oleh adanya
gaya kohesi dan adhesi antara zat cair dengan dinding kapiler. Karena
dalam pipa kapiler gaya adhesi antara partikel air dan kaca lebih besar
daripada gaya kohesi antara partikel-partikel air, maka air akan naik
dalam pipa kapiler. Sebaliknya raksa cenderung turun dalam pipa
kapiler, jika gaya kohesinya lebih besar daripada gaya adhesinya.

Gambar 1.3. Gejala kapilaritas (a) Jika sudut kontak kurang dari 90, maka
permukaan zat cair dalam pipa kapiler naik (b) jika sudut kontak lebih besar
dari 90, maka permukaan zat cair dalam pipakapiler turun.

Tegangan
Permukaan:
Metode
Pengukuran
dan
Perhitungan
Matematis

Kenaikan atau penurunan zat cair pada pipa kapiler disebabkan oleh adanya
tegangan permukaan () yang bekerja pada keliling persentuhan zat cair
dengan pipa.

Tegangan permukaan menarik pipa ke arah bawah karena tidak


seimbang oleh gaya tegangan permukaan yang lain. Sesuai dengan
hukum III Newton tentang aksi-reaksi, pipa akan melakukan gaya
yang sama besar pada zat cair, tetapi dalam arah berlawanan. Gaya
inilah yang menyebabkan zat cair naik. Zat cair berhenti naik ketika
berat zat cair dalam kolam yang naik sama dengan gaya ke atas
yang dikerjakan pada zat cair. Sehingga berlaku persamaan:

w=F

jika massa jenis zat cair adalah , tegangan permukaan , sudut kontak
, kenaikan zat cair setinggih, dan jari-jari pipa kapiler adalahr, maka
berat zat cair yang naik dapat ditentukan melalui persamaan berikut.

Tegangan
Permukaan:
Metode
Pengukuran
dan
Perhitungan
Matematis

w=mg
w=Vg
w = r2h g

Komponen gaya vertikal yang menarik zat cair sehingga naik setinggi
h adalah:
Sehingga berlaku:

F =( cos ) (2 r)

F = 2 r cos
w = F (Substitusi nilai masing-masing)
r2h g=2 r cos
= 1/2 g r h

Keterangan:
h: kenaikan/penurunan zat cair dalam pipa (m)
: tegangan permukaan N/m
: sudut kontak (derajat)
3

Gejala
Kapilaritas:
Manfaat
dan
Dampak

Gejala kapilaritas banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.


Misalnya, naiknya minyak tanah melalui sumbu kompor, pengisapan
air oleh tanaman (naiknya air dari akar menuju daun-daunan melalui
pembuluh kayu pada batang) dan peristiwa pengisapan air oleh
kertas isap atau kain.

Selain menguntungkan gejala kapilaritas ada juga yang merugikan


misalnya ketika hari hujan, air akan merambat naik melalui pori-pori
dinding sehingga menjadi lembap. Dinding yang lembab terjadi
karena gejala kapilaritas.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Tegangan Permukaan adalah:


1.Suhu
Tegangan permukaan menurun dengan meningkatnya suhu, karena
meningkatnya energi kinetik molekul. Pada daerah temperature kritis
(Tc) tegangan permukaan bernilai 0 (nol). Peersamaan Eotvas:

Faktorfaktor
Tegangan
Permukaan

/M) ^2/3
dengan y= tegangan permukaan
k= konstanta
= densitas
M= Molaritas
Tc= Temperatur kritis
T= Temperatur
2.Viskositas cairan
Keberadaan zat terlarut dalam suatu cairan akan mempengaruhi
tegangan permukaan. Penambahan zat terlarut akan meningkatkan
viskositas larutan, sehingga tegangan permukaan akan bertambah
besar.

3.Surfaktan
Surfaktan (surface active agents), zat yang dapat mengaktifkan
permukaan, karena cenderung untuk terkonsentrasi pada permukaan atau
antar muka. Surfaktan mempunyai orientasi yang jelas sehingga cenderung
pada rantai lurus. Sabun merupakan salah satu contoh dari surfaktan.

Faktorfaktor
Tegangan
Permukaan

4.Jenis Cairan
Pada umumnya cairan yang memiliki gaya tarik antara molekulnya besar,
seperti air, maka tegangan permukaannya juga besar. Sebaliknya pada
cairan seperti bensin karena gaya tarik antara molekulnya kecil, maka
tegangan permukaannya juga kecil.
5.Konsentrasi Zat Terlarut
Konsentrasi zat terlarut (solut) suatu larutan biner mempunyai pengaruh
terhadap sifat-sifat larutan termasuk tegangan muka dan adsorbsi pada
permukaan larutan. Telah diamati bahwa solut yang ditambahkan kedalam
larutan akan menurunkan tegangan muka, karena mempunyai konsentrasi
dipermukaan yang lebih besar daripada didalam larutan. Sebaliknya solut
yang penambahannya kedalam larutan menaikkan tegangan muka
mempunyai konsentrasi dipermukaan yang lebih kecil daripada didalam
larutan.

Gaya Kohesi
dan Adhesi

Kohesi dan Adhesimerupakan bentuk gaya tarik menarik antar


partikel. Ikatan antar partikel zat tidak hanya terjadi pada zat yang
sama. Tetapi dapat juga terjadi pada dua zat yang berbeda. Ikatan yang
terjadi merupakan gaya tarik-menarik antar partikel. Gaya tarik antar
partikel dibedakan menjadi dua, yaitugaya kohesidangaya adhesi.

Gambar 1.4.:Bentuk kohesi dan


adhesi

Gaya Kohesi
Gayakohesiadalah gaya tarikmenarik dua partikel atau lebih dari
partikel yang sejenis. Mengakibatkan sebuah zat tidak dapat menempel
pada zat yang lain. Contoh: Air tidak dapat menempel pada daun talas.

Gaya
Kohesi:

contoh Gaya Kohesi

Gambar 1.5: Gaya


Kohesi

Setiap zat memiliki partikel-partikel yang senantiasa tarik-menarik. Akibat tarikmenarik itu terjadilahkohesi. Kohesi adalah gaya tarik-menarik antara partikelpartikel yang sejenis. Contohnya pada sebuah gelas terjadi tarik menarik antara
partikel-partikel gelas, pada air terjadi tarik menarik antara partikel-partikel air,
dan pada raksa terjadi tarik-menarik antara partikel-partikel raksa.

Gaya Adhesi
Gayaadhesiadalah gaya tarik-menarik dua partikel atau lebih dari
partikel yang tidak sejenis. Mengakibatkan sebuah zat dapat
menempel pada zat yang lain (tetapi bukan gaya magnet atau gaya
tarik grafitasi bumi). Contoh: Cat dapat menempel pada tembok, kapur
dapat menempel pada papan tulis.

Gaya
Adhesi:

Gambar 1.6: Gaya Adhesi

Ketika air dimasukkan ke dalam gelas, terjadilah tarik menarik antara


partikel-partikel air dengan partikel-partikel gelas, sehingga terjadi
adhesi. Adhesi adalah gaya tarikmenarik di antara partikel-partikel
yang tidak sejenis. Contohnya pada gelas yang diisi air, terjadi gaya
tarikmenarik antara partikel-partikel gelas dengan partikel-partikel
raksa, pada gelas yang diisi raksa terjadi gaya tarikmenarik antara
partikel-partikel gelas dengan partikel-partikel air.

Gejalameniskusadalah kelengkungan permukaan suatu zat cair di dalam


tabung. Meniskus yang kita kenaldalam dunia fisika adameniskus
cekungdanmeniskus cembung. Apabila kita menuangkan raksa ke dalam suatu
tabung kaca dan air pada tabung kaca lainnya, kemudian kita perhatikan
bentuk permukaannya. Apa yang kita dapatkan? kita akan mendapatkan
bentuk kedua permukaan seperti yang dilukiskan pada gambar berikut.

Meniskus
Gambar 1.7: Gejala Meniskus

Jika pada lengkungan air dan raksa kita tarik garis lurus, maka garis itu
akan membentuk sudut terhadap dinding vertikal tabung kaca. Sudut
tersebut dinamakan sudut kontak. Oleh karena itu, sudut kontak
adalah sudut yang dibentuk antara permukaan zat cair dengan
permukaan dinding pada titik persentuhan zat cair dengan dinding.

Air
Akibat adanya gaya kohesi antara partikel air (FA) lebih besar daripada gaya adhesi
antara partikel air dengan partikel kaca (Fk), maka resultan kedua gaya (FR) arahnya
keluar. Agar tercapai keadaan yang seimbang, permukaan air yang menempel pada
dinding kaca harus melengkung ke atas. Fenomena ini disebut meniskus cekung.
Raksa

Meniskus

Gaya kohesi antara partikel-partikel raksa (FA) lebih kecil daripada gaya adhesi antara
partikel raksa dengan partikel kaca (Fk), sehingga resultan kedua gaya (FR) mengarah
ke dalam. Agar tercapai keseimbangan, maka permukaan raksa yang menempel pada
dinding kaca harus tegak lurus terhadap gaya resultanFR. Akibatnya permukaan raksa
yang menempel pada tabung kaca melengkung ke bawah dan disebut sebagai
meniskus cembung. Besarnya sudut kontak untuk meniskus cembung ini lebih besar
dari 90o.

Gambar 1.8: Gejala meniskus cekung dan


meniskus cembung

Daftar
Pustaka

Erwin, K. 2013.Tegangan Muka dan Kapilaritas.


Universitas
Padjajaran: Bandung
Bagus, R.2012.Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Tegangan Muka.
Universitas Indonesia: Depok
Pujiyanto.2014.Fisika: Fluida Statis. Kemendikbud RI:
Jakarta

Click icon to add picture

Knowledge is something
extraordinary in case
someone does not have
to spend his life on it

-Albert Einstein-

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai