Anda di halaman 1dari 32

REFARAT

Gangguan Elektrolit Pada Lansia

Pembimbing : dr. Hildebrand Hanoch V.W, Sp.PD


Mahasiswa
: Putu Ayu Puspitasari
NIM : 1061060063

DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
PERIODE 09/05/ 2016 23/07/2016
JAKARTA
2016

Pendahuluan
Gangguan elektrolit merupakan
ketidakseimbangan antara garam ionisasi
tertentu (seperti, natr ium, kalium, kalsium,
dan magnesium) dalam darah.

Pendahuluan
Setelah usia 40-an, terjadi peningkatan
glomerulosklerosis kortikal dan penurunan pada
laju filtrasi kedua glomerulus dan aliran plasma
ginjal.
Hipernatremia dan hiponatremia -> paling sering
ditemukan pada lansia
Perubahan-perubahan ini berhubungan dengan
ketidakmampuan ekskresi urin dilusi dan
konsentrat, ammonia, natrium dan kalium.

Pendahuluan
Penuaan -> massa otot digantikan dengan lemak
-> total cairan dalam tubuh menurun -> volume
intrasel berubah.

Seluruh faktor ini berpengaruh pada peningkatan


prevalensi hipernatremia dan hiponatremia

Hiponatremia
Hiponatremia : gangguan yang paling sering
ditemui pada usia lanjut.
syndrome of inappropriate antidiuretic hormon
secretion (SIADH) -> Penyebab Tersering

Rendahnya asupan natrium disertai pengaruh


proses menua dengan gangguan ginjal dalam
menahan natrium -> mudah kehilangan natrium
dan hiponatremia.
Pasien yang mendapat dukungan nutrisi melalui
NGT akan mengalami hiponatremia intermiten
atau persisten karena rendahnya kandungan
natrium dalam diet.

Gambaran klinis dari hiponatremia

Pengobatan Hiponatremia
hiponatremia akut (durasi 48 jam '),
pengobatan cepat dan koreksi natrium -> untuk
mencegah edema serebral.

hiponatremia kronis -> koreksi harus lambat


untuk mencegah central pontine myelinolysis ->
kerusakan saraf permanen. Target yang harus
dicapai untuk meningkatkan natrium ke tingkat
yang aman (120 mmol / l).

Lanjutan
hiponatremia akut : 3% saline
Diberikan pada : 1-2 ml / kg / jam dengan
pengukuran rutin natrium serum, urin dan status
kardiovaskular.
natrium dikoreksi tidak lebih dari 8 mmol dalam
24 jam.

Hipernatremia
Hipernatremia didefinisikan sebagai natrium
serum lebih besar dari 145 mmol / l dan selalu
dikaitkan dengan keadaan hiperosmolar.

Penyebab Hipernatremia

Lanjutan

Lansia :
< rasa haus
< kemampuan mengendalikan fungsi sekresi urin
< total jumlah air (Total Body Water)

Pemeriksaan
Hipernatremia

peningkatan serum BUN / kreatinin


alkalosis metabolik
hematokrit meningkat akibat hemokonsentrasi
rendahnya kadar natrium urin

Hipokalemia
Hipokalemia (kadar kalium yang rendah dalam
darah) adalah suatu keadaan dimana konsentrasi
kalium dalam darah kurang dari 3.8 mEq/L darah.
penggunaan obat diuretik -> menyebabkan ginjal
membuang natrium, air dan kalium dalam jumlah
yang berlebihan
sindroma Cushing : kelenjar adrenal menghasilkan
sejumlah besar hormon kostikosteroid termasuk
aldosteron -> ginjal mengeluarkan kalium dalam
jumlah besar.
sindroma Liddle, sindroma Bartter dan sindroma
Fanconi

Hiperkalemia
Peningkatan potassium dalam darah meningkat
abnormal, Tingkat potassium dalam darah yang
normal adalah 3.5-5.0 milliequivalents per liter
(mEq/L).
Penyebab : disfungsi ginjal, penyakit-penyakit
dari kelenjar adrenal, penyaringan potassium
yang keluar dari sel-sel kedalam sirkulasi darah,
dan obat-obat.

Lanjutan
pasien-pasien dengan hyperkalemia melaporkan
gejala-gejala yang samar-samar termasuk:
-

mual,

lelah,

kelemahan otot, atau

perasaan-perasaan kesemutan.

Lanjutan
Contoh-contoh dari obat-obat yang dapat meningkatkan tingkat-tingkat potassium darah
termasuk:
ACE inhibitors,
Nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs),
Angiotensin II Receptor Blockers (ARBs), dan
Diuretics hemat potassium (lihat dibawah). trauma, penyebab lain:
Luka-luka bakar,
Operasi,
Hemolysis (disintegrasi atau kehancuran sel-sel darah merah),
Massive lysis dari sel-sel tumor, dan
Rhabdomyolysis (kondisi yang melibatkan kehancuran sel-sel otot yang adakalanya dihubungkan
dengan luka otot, alkoholisme, atau penyalahgunaan obat).

Hiperkalsemia
Hiperkalsemia : anoreksia, mual, muntah,
kelemahan, dan poliuria. Ataksia, iritabilitas.

Hiperkalsemia meningkatakan sensitivitas


jantung terhadap digitalis. Pankreatitis, ulkus
peptik, dan gagal ginjal dapat berkomplikasi
menjadi hiperkalsemia.

Hipokalsemia
Hiperparatiroidisme dapat disebabkan oleh
pembedahan, idiopatik, atau bagian dari defek
endokrin multipel (kebanyakan akibat
insufisiensi adrenal), atau berhubungan dengan
hipomagnesemia.
Hipokalsemia oleh karena defisiensi vitamin D
dapat diakibatkan oleh berkurangnya intake
(nutrisi), malabsorpsi vitamin D, atau
abnormalitas metabolisme vitamin D.

Lanjutan
Hipokalsemia pada lanjut usia pada umumnya
karena defisiensi vitamin D dan Ca. Sebab-sebab
hipokalsemia pada sebagian pasien yang lain
dapat dibagi menjadi 3 kelompok :
(1) hiperparatiroidisme primer yang disebabkan
oleh berkurangnya massa kelenjar paratiroid atau
fungsi sekretoriknya
(2) penurunan relatif fungsi paratiroid, dan
(3) resistensi hormon paratiroid

Gejala Klinis
Hipokalsemia

parastesia
konfusi
stridor laringeal (laringospasme)
spasme karpopedal
spasme masseter
kejang.

Pengobatan Hipokalsemia
kalsium klorida (larutan 10% 35 ml) atau
kalsium glukonat (larutan 10% 1020 mL).
Untuk mencegah presipitasi.

Hipermagnesemia
Peningkatan kadar magnesium plasma hampir
selalu berhubungan dengan kelebihan intake
(antasida atau laksatif yang mengandung
magnesium), kerusakan ginjal (GFR < 30
mL/menit), atau keduanya

Pengobatan
Hipermagnesemia
Kalsium intravena (1 g kalsium glukonat)
dapat secara sementara mengantagonis
sebagian besar efek dari hipermagnesemia.
Loop diuretic yang disertai dengan -normal
saline dalam dekstrosa 5% dapat meningkatkan
ekskresi magnesium

Hipomagnesemia
Defisiensi magnesium disebabkan oleh intake
yang tidak adekuat, penurunan absorpsi
gastrointestinal, dan peningkatan ekskresi ginjal
Obat-obatan yang dapat menyebabkan
pengeluaran magnesium oleh ginjal : etanol,
teofilin, diuretik, cisplatin, siklospor in, dan
amfoterisin-B.
anoreksia, kelemahan, fasikulasi, parestesia,
konfusi, ataksia, dan kejang
Hipomagnesemia : peningkatan insiden fibrilasi
atrium, Pemanjangan interval PR dan QT.

Pengobatan
Hipomagnesemia
(magnesium sulfat heptahidrat atau magnesium
oksida) atau intramuskular (magnesium
sulfat).
kejang : magnesium sulfat intravena, 12 g
(816 mEq atau 48 mmol) diberikan secara
lambat selama 1560 menit.

Hiperklorida
dehidrasi, kelainan iatrogenik, kelainan
metabolik : hyperklorida asidosis karena
amonium klorida, lysine dan arginin hidroklorida.
Gejala : Takipneu; kelemahan; letargi; napas
yang dalam dan cepat; kemampuan kognitif
yang menurun; dan hipertensi.

Hipoklorida
Hipoklorida terjadi pada lanjut usia yang
mengalami penyakit anemia perniciosa, defisiensi
besi, defisiensi vitamin, umur lanjut atau debilitas
Gejala : Hipereksibilitas otot, tetani, kelemasan,
dan kram otot juga dapat terjadi.

Pengobatan Hipoklorida
Larutan nor mal saline (NaCl 0.9%) atau
normal saline (NaCl 0.45%) diberikan intravena
untuk menggantikan klorida.

Amonium klorida, sebuah agen yang ber sifat


asam, dapat diberikan untuk mengatasi
alkalosis metabolik; dosisnya tergantung dari
berat pasien dan kadar klorida serum.

Anda mungkin juga menyukai