Anda di halaman 1dari 28

By : Muhammad Muhlis, S.Si., Apt., Sp.

FRS

PERATURAN MENTERI KESEHATAN


REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 417/MENKES/PER/II/2011 TENTANG

KOMISI AKREDITASI RUMAH SAKIT

Pengertian
Akreditasi rumah sakit dan sarana kesehatan lainnya adalah
pengakuan kepada rumah sakit dan sarana kesehatan lainnya
yang telah memenuhi standar yang ditetapkan
Kegiatan akreditasi meliputi self assessment dan proses
external peer review oleh komisi akreditasi yang menilai
keakuratan tingkat kinerja dihubungkan dengan standar dan
cara implementasi peningkatan sistem pelayanan kesehatan
secara berkesinambungan
Yang dimaksud dengan sarana kesehatan lainnya adalah
sarana pelayanan kesehatan selain rumah sakit, sebagai
contoh : Pusat Kesehatan masyarakat, Balai Pengobatan,
Rumah Bersalin, Praktek Berkelompok Dokter Spesialis, dan
lain-lain.

DASAR HUKUM AKREDITASI

Undang-undang Nomer 23 tahun 1992 tentang kesehatan,


pasal 59 menegaskan bahwa peningkatan mutu pelayanan
sarana kesehatan perlu diperhatikan

Peraturan Menteri Kesehatan RI. No.


159b/Menkes/Per/II/1988 tentang rumah sakit, pasal 26
mengatur tentang akreditasi rumah sakit

Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI 436/93 menyatakan


berlakunya standar pelayanan rumah sakit dan standar
pelayanan medis di Indonesia.

SK Dirjen Pelayanan Medik No.HK.00.06.2.2.718 tanggal 3


Juni 2003 tentang Komisi Akreditasi Rumah Sakit dan Sarana
Kesehatan lainnya

Tujuan
Tujuan umum :Meningkatkan mutu pelayanannya rumah sakit dan
sarana kesehatan lainnya
Tujuan khusus :
Memberikan jaminan, kepuasan dan perlindungan kepada
masyarakat
Memberikan pengakuan kepada rumah sakit dan sarana
kesehatan lainnya yang telah menerapkan standar yang
ditetapkan
Menciptakan lingkungan intern rumah sakit dan sarana kesehatan
lainnya yang kondusif untuk penyembuhan dan pengobatan
termasuk peningaktan dan pencegahan sesuai standar struktur,
proses dan hasil

Pelaksanaan
Pelaksanaan akreditasi setiap 3 (tiga tahun),
dengan aspek yang dinilai dilakukan
secara bertahap dimulai dengan struktur,
struktur-proses dan kemudian strukturproses dan outcome. Untuk keperluan
penilaian aspek outcome maka
dikembangkan indikator mutu pelayanan

Penetapan status

Penetapan status akreditasi oleh


Direktur Jenderal Pelayanan Medik

Hasil status akreditasi sebagai berikut :


Tidak terakreditasi (gagal)
Akreditasi bersyarat
Akreditasi penuh
Akreditasi istimewa

PELAKSANAAN AKREDITASI
RUMAH SAKIT
Pentahapan pelaksanaan :

Tahap I : Akreditasi 5 (lima) pelayanan disebut akreditasi


tingkat dasar.
Meliputi :

1.
2.
3.
4.
5.

administrasi manajemen,
pelayanan medik,
gawat darurat,
keperawatan dan
rekam medik

Tahap II: Akreditasi 12 (dua belas) pelayanan disebut akreditasi


tingkat lanjut.
Meliputi :

1. Administrasi
manajemen,

7. Laboratorium,

2. Pelayanan medik,

9. Farmasi,

3. Gawat darurat,
4. Keperawatan,
5. Rekam medik,
6. Kamar operasi

8. Radiologi,
10.K-3,
11.Pengendalian infeksi,
12.Perinatal risiko tinggi

Tahap III: Akreditasi lengkap meliputi 12 (dua


belas) pelayanan Tahap II ditambah
dengan sisa kegiatan pelayanan,
diantaranya terdapat kegiatan
1. Pelayanan rehabilitasi medik,
2. Anestesi dan lain-lain

STATUS AKREDITASI
Tidak terakreditasi
Rumah sakit tidak dapat memperoleh
status akreditasi bila rumah sakit tersebut
dianggap belum mampu memenuhi standar
yang ditetapkan. Ada 1(satu) atau lebih
kegiatan pelayanan yang memperoleh skor
kurang dari 60 %, atau perolehan rata-rata dari
semua kegiatan pelayanan yang dinilai hanya
mencapai 65 % atau kurang.

Akreditasi Bersyarat
Status ini diberikan bila rumah sakit telah
dapat memenuhi persyaratan minimal tetapi
belum cukup untuk mendapatkan akreditasi
penuh karena ada beberapa kriteria/standar
yang diberi rekomendasi khusus.
Skor rata-rata dari semua kegiatan
pelayanan yang dinilai mencapai diatas 65 %
akan tetapi masih dibawah 75 %, dengan
catatan tidak ada satupun kegiatan
pelayanan yang memperoleh skor kurang
dari 60 %.
Akreditasi bersyarat ini berlaku untuk satu
tahun

lanjutan

Dalam masa satu tahun itu rumah sakit dapat


mengajukan untuk disurvei ulang setelah merasa siap.
Penilaian ulang terfokus dilakukan khusus untuk bidang
pelayanan yang skornya kurang dari perolehan 75 %.
Bila rumah sakit tersebut dapat memenuhi standar
setelah survei ulang, rumah sakit mendapat tambahan
dua tahun lagi sehingga seluruhnya menjadi tiga tahun
(akreditasi penuh).
Setelah dilakukan survei ulang, bila masih tidak berhasil
mencapai skor yang dipersyaratkan maka rumah sakit
dinyatakan tidak terakreditasi dan status akreditasi
bersyarat yang diperoleh sebelumnya menjadi gugur.

Akreditasi Penuh
Status akreditasi penuh diberikan untuk jangka waktu tiga
tahun kepada rumah sakit yang telah dapat memenuhi
standar yang ditetapkan oleh Komisi Akreditasi Rumah
Sakit dan Sarana Kesehatan lainnya . Total skor minimal
adalah 75 % dan dari masing-masing bidang pelayanan
skor tidak ada yang kurang 60 %. Setelah masa tiga tahun,
rumah sakit yang bersangkutan dapat mengajukan
permohonan untuk diakreditasi pada periode berikutnya,
yaitu tiga bulan sebelum masa berlakunya status akreditasi
berakhir.

Akreditasi Istimewa
Untuk rumah sakit yang menunjukkan
pemenuhan standar mendapatkan
status akreditasi penuh selama tiga
periode berturut-turut, akan
mendapatkan status akreditasi Istimewa
untuk masa lima tahun.

Akreditasi RS terkini
Mulai tahun 2012 ini ada standar akreditasi baru
untuk rumah sakit yang berfokus pada pasien.
Standar akreditasi ini sangat berbeda dengan
standar akreditasi yang digunakan saat ini.
"Standar akreditasi baru atau disebut dengan
versi 2012 ini terdiri dari 4 kelompok standar
dan ada 1.048 elemen yang akan dinilai.

4 kelompok standar
akreditasi
rumah
sakit
1. Kelompok standar yang berfokus pada pasien
2. Manajemen rumah sakit, seperti upaya manajemen untuk
memberikan support agar memberikan pelayanan yang baik
pada pasien
3. Sasaran keselamatan pasien, di Indonesia secara khusus
dimasukkan untuk meningkatkan mutu pelayanan lebih baik
dan keselamatan pasien. Jangan sampai pasien yang datang
ke rumah sakit membawa pulang penyakit lagi.
4. Sasaran pencapaian Millenium Development Goals (MDGs).

Jenis pelayanan yang diakreditasi adalah


(beserta jumlah parameternya):
Lima (5) Pelayanan:

Administrasi & Manajemen (24),

Pelayanan Medis (18),

Pelayanan Gawat Darurat (31),

Pelayanan Keperawatan (23),

Rekam Medis (16)

Dengan Total = 112 Parameter.

Duabelas (12) Pelayanan (Lima Pelayanan tersebut diatas) di


tambah :

Pelayanan Farmasi (16),

Keselamatan Kerja, Kebakaran Kewaspadaan bencana-K3(27),

Pelayanan Radiologi (18),

Pelayanan Laboratorium (23),

Pelayanan Kamar Operasi (25),

Pelayanan Pengendalian Infeksi ( 17),

Pelayanan Perinatal Risiko Tinggi (16),

Total untuk 12 pelayanan =254 parameter.

Enambelas (16) Pelayanan meliputi 12


pelayanan di atas ditambah :
Pelayananan Rehablitasi Medis (16),
Pelayanan Gizi (17),
Pelayanan Intensif (17),
Pelayanan Darah (15)
Untuk 16 pelayanan total =319 parameter.

Akreditasi pada sesuatu Rumah Sakit wajib


dilakukan untuk lima pelayanan, disebut
Akreditasi Tingkat Dasar yaitu pelayanan
nomor 1 s/d 5.
Tiga tahun kemudian Rumah Sakit
meningkatkan diri dan diakreditasi untuk 12
pelayanan, disebut Akreditasi Tingkat Lanjut
(pelayanan nomor 1 s/d 12).
Dan tiga tahun kemudian RS dapat
diakreditasi untuk total 16 pelayanan
(Akreditasi Tingkat Lengkap).

Manfaatnya Akreditasi Rumah Sakit


Berdasarkan literatur luar negeri dan juga KARS
di Indonesia, manfaat yang diperoleh Rumah
Sakit karena akreditasi adalah sbb.:
1. Peningkatan pelayanan (diukur dengan clinical
indicator),
2. Peningkatan administrasi & perencanaan,
3. Peningkatan koordinasi asuhan pasien,

Manfaat..
4. Peningkatan koordinasi pelayanan,
5. Peningkatan komunikasi antara staf,
6. Peningkatan sistem & prosedur,
7. Lingkungan yang lebih aman,
8. Minimalisasi risiko,
9. Penggunaan sumber daya yang lebih efisien,

Manfaat.
Kerjasama yang lebih kuat dari semua bagian
dari organisasi,
Penurunan keluhan pasien & staf,
Meningkatnya kesadaran staf akan tanggung
jawabnya,
Peningkatan moril dan motivasi,
Re-energized organization,
Kepuasan pemangku kepentingan
(stakeholder).

Pelaksanaan Akreditasi
Ada 4 cara
1. tingkat Dasar
2. Tingkat Madya
3. Tingkat Utama
4. Tingkat Paripurna

RS boleh memilih akan melaksanakan


akreditasi tingkat mana sesuai dengan
kemampuan, kesiapan dan kebutuhan
Rumah Sakit baik pada saat penilaian
pertamakali maupun penilaian ulang
setelah akreditasi

kriteria dan katagori kelulusan


Akreditasi di RS
Pokja
SKP
HPK

Pratama

Madya

Utama

Paripurna

Tiap BAB dan Ratarata Grup MAYOR


dg Nilai 80%

PPK
Tiap BAB dan
Rata-rata Grup
MAYOR dg Nilai
80%

PMKP
MDGs
APK
AP
PP
PAB
MPO
MKI
KPS
PPI
TKP
MFK

Tiap BAB dan Ratarata Grup MINOR


dg Nilai 20%

Tiap BAB dan


Rata-rata Grup
MINOR dg Nilai
20%

Tiap BAB dan


Rata-rata Grup
MAYOR dg Nilai
80%

Grup MINOR dg
Nilai 20%

Tiap BAB dan rata-rata


Grup Mayor dg Nilai
80%

Sasaran Keselamatan pasien RS

HPK = Hak pasien dan Keluarga

PPK = Pendidikan Pasien dan Keluarga

PMKP = Peningkatan Mutu dan keselamatan Pasien

MDGs= Millenium Development Goals

APK= Akses Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan

AP= Asessment patient

PP= Pelayanan Pasien

PAB= Pelayanan Anestesi dan Bedah

MPO= Manajemen Penggunaan Obat

MKI= Manajemen Komunikasi dan Informasi

KPS=Kualifikasi dan Pendidikan Staff

PPI= Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

TKP= Tata Kelola, Kepeminpinan dan Pengarahan

MFK= Manajemen fasilitas dan Keselamatan

Anda mungkin juga menyukai