Anda di halaman 1dari 33

RADIASI

PEMO
DEL
AN
SIS
TEM
IK
LIM

SUMBER ENERGI : MATAHARI


GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

Ultaviolet (UV) radiation): < 0,4 m


Visible light: 0,4 0,7 m
Shortwave infrared: 0,7-3,0 m
Thermal infrared: > 3,0 m

,
Stefan
Boltzmann Law
relates the
energy emitted
per unit area
(from all
wavelengths) to
the absolute
temperature (K)
by

Wiens Law tells us that


the wavelength, max
(m), of maximum
blackbody emission is
inversely proportional to
its absolute temperature,
(K).
The hotter the object, the
shorter the peak
wavelength at which it
emits.

INSOLASI
Insolasi: jumlah radiasi
matahari yang diterima oleh
suatu permukaan
Besarnya insolasi bervariasi
karena perbedaan sudut
matahari (angle of the sun)

INSOLASI GLOBAL
TAHUNAN RATA-RATA

Tengah
hari

Pagi hari

INSOLASI HARIAN

insolasi

INSOLASI MENURUT
LINTANG

INSOLASI MENURUT MUSIM

Proses radiasi menuju permukaan


bumi

Scattering

DIPANTULKAN
ALBEDO ()
Merupakan perbandingan
antara radiasi yang
dipantulkan kembali dengan
radiasi yang diterima oleh
suatu permukaan

DISERAP
Oleh udara (gas dan
partikel)
Oleh awan
Oleh permukaan

Neraca Radiasi Ekuator Kutub


dan Sirkulasi Atmosfer
90
Ferrel Cell

60

Polar Cell

Heat Transport

Net Radiation

30

30

60
90
Model ideal sirkulasi atmosfer
Catatan: sirkulasi sebenarnya tidak kontinu dalam ruang dan waktu

Perbandingan Penyerapan Panas


0

10

12

16

14

18

14.5
0.9

Panas diserap oleh daratan (Beltrami et al.


2002)

Panas diserap
oleh lautan

0.8

Panas dibutuhkan untuk mencairkan gletser pada tingkat


lebur maksimum (Houghton et al. 2001)

0.7

Panas diserap oleh atmosfer selama 1955-96 (Levitus et al.


2001)

0.3
0.1

Panas dibutuhkan untuk mengurangi perluasan laut-es


Antartika (de la Mare, 1997)
Panas dibutuhkan untuk mencairkan gletser gunung pada
tingkat lebur maksimum (Houghton et al. 2001)

0.005

Panas dibutuhkan untuk mencairkan laut-es BBU (Parkinson


et al. 1999)

0.002

Panas dibutuhkan untuk mencairkan volume laut-es arktik


abadi (Rotherock et al. 1999)

Estimasi komponen keseimbangan panas (1022 J) untuk periode 1955-1988


(after Levitus et al, 2005, GRL, VOL. 32, L02604, doi:10.1029/2004GL021592)
ME 2112 -- Zadrach L.
Dupe

Fluks Panas
Fluks Panas Sensible

Fluks Panas Laten

1. Fluks panas bergantung


pada perbedaan temperatur
udara dan permukaan laut
2. Temperatur air yang
relevan/berkaitan yaitu
temperatur luar (skin
temperature), bukan
temperatur keseluruhan air
(bulk temperature).
3. Skin temperature is
maintained very close to
bulk temperature by
turbulent mixing within the
ocean surface mixed layer
except when the wind speed
approaches zero.

1.Permukaan air menghasilkan


sumber uap air yang
seragam.
2.Sub-lapisan udara kental
yang berdekatan dengan air
dapat dianggap jenuh, dan
pada temperatur permukaan
air.
3.Penguapan dari permukaan
memerlukan input panas
laten dari air sedikit
mendinginkan permukaan.
Kapasitas panas air yang
besar dan percampuran
turbulen dalam lapisan
2112 -- Zadrach L.
percampuranMElaut
Dupe

IMBANGAN ENERGI
MATAHARI-BUMI

Kesetimbangan Radiasi
Insolasi
342 W m2

Radiasi Mth yang


dipantulkan
107 W m2

Outgoing
longwave
radiation
235 W m2
40
30

Dipantulkan
awan, aerosol &
atm
77
Diserap
atmosfe
r
67
78
24
Dipantulka
n
30
permukaa
n

165
Dipancarka
n atmosfer

350

Radiasi balik

324

40

168
Diserap
permukaan

24

78

termal Evapo-

transpirasi

390

324

Radiasi permukaan Diserap

permukaan

ME 2112 -- Zadrach L.
Dupe

Proses Adiabatik
Proses adiabatik adalah
proses dalam mana tidak
ada energi yang masuk
atau keluar dari sistem.
Kebanyakan proses dalam
atmosfer adalah proses
adiabatik (atau hampir)

terutama proses yang


melibatkan pergerakan vertikal
udara.
udara adalah konduktor
panas yang jelek, dan
pencampuran berjalan cukup
lambat sehingga badan udara
dapat mempertahankan
identitasnya selama proses
kenaikan.

Proses Adiabatik:
Kenaikan plumes konvektif
Pengangkatan/subsidens
skala besar
Kondensasi/evaporasi
dalam massa udara

Proses non-Adiabatik:
Pemanasan/pendinginan
radiatif
Pemanasan/Pendinginan
permukaan
Kehilangan air lewat
presipitasi
Penambahan air dari
evaporasi presipitasi yang
jatuh
ME 2112 -- Zadrach L.
Dupe

Lapse Rate
Dry Adiabatic Lapse Rate

1km

Altitude

Lapse Rate bentuk yang


diberikan kepada gradien
temperatur vertikal.
Penurunan temperatur
terhadap ketinggian untuk
udara kering sebagai akibat
pengurangan tekanan disebut
Susut Temperatur Adiabatik
kering (Dry Adiabatic Lapse
Rate) = -9.8C/km
- 10 C/km
~ 100C/km

9.8C
Temperature

ME 2112 -- Zadrach L.
Dupe

Altitude

Kondensasi melepaskan
panas laten, sehingga suhu
udara jenuh mendingin
lebih lambat terhadap
Dry Adiabatic
ketinggian dibandingkan
Lapse Rate
dengan udara kering.
Tidak ada nilai tunggal untuk
susut suhu adiabatik
jenuh. Ia bertambah
Saturated Adiabatic
Lapse Rate
dengan penurunan
temperatur, mulai dari
Temperature
4C/km untuk udara tropis
yang panas, hingga 9C/km Di Indonesia biasa digunakan 6,5 C/km
untuk susut suhu adiabatik jenuh dan
pada suhu -40C.
10 C/km untuk adiabatik kering

ME 2112 -- Zadrach L.
Dupe

Total dari kedua radiasi tersebut,


yaitu radiasi gelombang pendek dan
panjang adalah :
Q* = K - K + L - L
= K* + L*
Total radiasi tersebut adalah
berlaku hanya pada siang hari,
karena pada malam hari tidak ada
sinar matahari, maka :
Q*
= L - L = L*

Minima in OLR, a proxy


for deep convective
clouds

INDONESIA :
precipitation generally
exceedsevaporation

See you next week

Anda mungkin juga menyukai