THALASEMIA
Pendahuluan
Definisi
Thalasemia
Gambaran Klinis
Secara
Genogram
Dari
skema
disamping
dapat
dilihat
bahwa
kemungkinan anak dari
pasangan pembawa sifat
thalassemia beta adalah
25% normal, 50% pembawa
sifat thalassemia beta, dan
25%
thalassemia
beta
mayor (anemia berat).
Epidemiologi
Kurang lebih 3% dari penduduk dunia mempunyai gen thalassemia
dimana
Angka kejadian tertinggi sampai dengan 40% kasus adalah di Asia
(Rund, D., 2005)
Jenis thalassemia terbanyak yang ditemukan di Indonesia adalah
thalassemia beta mayor sebanyak 50% dan thalassemia HbE
sebanyak 45% (Munthe BG., 1997& Wahidiyat, I., (1999)
Frekuensi pembawa sifat thalassemia untuk Indonesia
ditemukan berkisar antara 3-10% (Sofro, AS., 1995 &
Wahidiyat, I., 1999).
Bila frekuensi gen thalassemia 5% dengan angka
kelahiran 23 dan jumlah populasi penduduk
Indonesia sebanyak 240 juta, diperkirakan akan lahir
3000 bayi pembawa gen thalassemia setiap tahunnya
(Wahidiyat PAW, 2007).
Gejala Klinis
Anemia
Facies cooley
Limpa dan hati
membesar
Ikterus
Gangguan pertumbuhan
Gagal jantung
Diagnostik
Penatalaksanaan
A. Medikamentosa
B. Bedah
Splenektomi : limpa menghambat pergerakan
pasien
C. Suportif : Tranfusi darah
Diberikan bila Hb < 6 g/dl dan anak tidak mau
makan
Hb penderita dipertahankan 8-9,5 g/dl
Mempertahankan
pertumbuhan
dan
perkembangan pasien
PRC 3 ml/kgBB untuk setiap kenaikan Hb 1g/dl
PRC diberikan 4-5 minggu sekali (umur SDM 1039 hari)
PROSES KEPERAWATAN
IDENTITAS
Umur : thalasemia dapat dilihat pada anak 3-18
bulan
Jenis kelamin : laki : perempuan sama
Alamat
: Thalasemia pada orang asia
tenggara dan laut mediterania, Thalasemia
pada orang kulit hitam
KELUHAN UTAMA
Anak lemas tidak dapat beraktifitas
RIWAYAT PERKEMBANGAN
Psikososial
Fase trust vs mistrust
Fase autonomy vs ragu,
malu : egosentris
. Psikoseksual
Fase oral : ngenyot jempol
Fase anal : toilet training
Pemeriksaan fisik
Tanda tanda vital : T, HR, RR
B1 : Breath
RR dapat meningkat, pola nafas dapat tidak
teratur, Saturasi oksigen
MK : Pola nafas tidak efektif
B2 : CRT, akral, gagal jantung dapat terjadi
MK. Perubahan perfusi jaringan perifer
B3. Kesadaran, reflek, indera penglihatan ,
konjungtiva pucat, ikterus
MK. PK Anemia
B4 = Bladder
Urin dapat menurun, alat bantu kateter
B5 = Bowel
Nafsu makan menurun, minum sedikit, nyeri
abdomen, hapatomegali, splenomegali, BAB,
MK. Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan, nyeri akut, resiko defisit
volume cairan
B6 = Bone
Pembatasan aktifitas, kekuatan otot
MK. Intoleransi aktifitas
Masalah Keperawatan
PK. Anemia
Intoleransi aktifitas
Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Gangguan pertumbuhan dan perkembangan
Pola nafas tidak efektif
Perubahan perfusi jaringan perifer
Kurang pengetahuan
Perencanaan Keperawatan
PK; Anemia
Intoleransi aktifitas
Tujuan : Klien dapat beraktifitas
sesuai batas kemampuan
KH: TTV stabil
Menunjukkan aktifitas yang
ditolerir
Intervensi:
1. oservasi tanda-tanda vital
2. Klasifikasikan aktifitas yang
dapat ditolerir
3. Jadwalkan bersama klien
kegiatan yang dapat dilakukan
4. Ciptakan suasana perawatan
yang aman