Anda di halaman 1dari 46

Kehamilan Dengan Distensi Uterus

dibimbing oleh : dr. Anindhita, Sp.OG

Aini Fuada S.
1420221179

Latar Belakang
Pembesaran uterus yang lebih besar pada saat
kehamilan bisa disebabkan oleh unsur uterus,
air ketuban, plasenta, ataupun janinnya sendiri.

Uterus

Distensi Peregangan
Distensi uterus Masalah dalam kehamilan
dimana ibu bersalin dengan uterus lebih besar
dari umur kehamilan (Sarwono. 2002)
Kenapa hal ini penting ? Karena akibat distensi
uterus akan menyebabkan faktor resiko
perdarahan yang lebih besar.

UTERUS
Organ muskuler yang
sebagian tertutup oleh
peritoneum, atau serosa.
Rongga uterus dilapisi
endometrium
Tidak hamil ?
Terletak pada rongga
panggul antara kandung
kemih di anterior dan
rektum di posterior.
Bentuk seperti buah pir
yang pipih fundus,
korpus, serviks,

Etiologi Distensi Uterus

POLIHIDROAMNION

Cairan amnion

Volume Amnion
Usia kehamilan 36 minggu dapat mencapai
1000ml. kemudian pada usia kehamilan 42
minggu akan berkurang 200ml.

DEFINISI

Polihidramnion
(hidramnion) adalah
kondisi medis pada
kehamilan berupa
kelebihan cairan ketuban
dalam kantung ketuban.

Hal ini biasanya


didiagnosis jika indeks
cairan amnion dari
pemeriksaan USG lebih
besar dari 25 cm ( 25
cm). Di mana volume dari
air ketuban > 2000 ml.

Etiologi
Janin

GEJALA KLINIK

PEMERIKSAAN USG

Penatalaksanaan

Komplikasi
Persalinan preterm kemungkinan disebabkan
regangan uterine
Ketidaknyamanan ibu karena pembesaran perut

Prognosis
Jika kondisi ini tidak terkait dengan temuan
lain, prognosis biasanya baik.
20% dari bayi dengan polihidramnion memiliki
beberapa anomali. Dalam hal ini, prognosis
tergantung pada beratnya anomali.

MAKROSOMIA

Bayi besar
(makrosomia)
adalah bayi yang
begitu lahir
memiliki bobot
lebih dari 4000
gram. Frekuensi
berat badan lahir
lebih dari 4000
gram adalah 5,3%
dan yang lebih
dari 4500 gram
adalah 0,4%.

Distensi

Faktor

Diagnosis
Pada

kesulitan yang dapat terjadi


IBU

Penatalaksanaan
Lahir pervaginam ?
Berat badan bayi
Panggul ibu
HIS / power ibu

SC

GEMELLI

Kehamilan gemelli ialah kehamilan dengan dua


janin atau lebih. Sebagian besar kehamilan
kembar ialah kembar dua atau gemelli. Selain itu
dengan banyaknya jumlah janin, dinamakan
triplet, kuadruplet, quintuplet, sextuplet, dan
septuplet

Jenis
Monozigotik

Diagnosis

Alert!
Apabila tidak terdapat sekat, kemungkinan
untuk terjadi kembar dempet semakin besar
conjoined twins

Komplikasi

Penatalaksanaan

Tatalaksana Umum
Persalinan untuk kehamilan ganda sedapat
mungkin dilakukan di rumah sakit dengan
fasilitas seksio sesarea.
Janin: Pertama & Kedua
Presentasi: Verteks, bokong,

Janin Pertama
Siapkan peralatan resusitasi dan perawatan bayi.
Pasang infus dan berikan cairan intravena.
Pantau keadaan janin dengan auskultasi denyut jantung
janin. Jika denyut jantung janin <100 kali/menit atau >180
kali/menit, curigai adanya gawat janin.
Jika presentasi janin verteks, usahakan persalinan spontan
dan monitor persalinan dengan partograf.
Jika presentasi bokong atau letak lintang, lakukan seksio
sesarea.
Tinggalkan klem pada ujung maternal tali pusat dan jangan
melahirkan plasenta sebelum janin kedua dilahirkan.

Janin Kedua/ Berikutnya


Segera setelah bayi pertama lahir, lakukan palpasi
abdomen untuk menentukan letak janin kedua atau
berikutnya.
Jika perlu, lakukan versi luar agar letak janin kedua
memanjang.
Periksa denyut jantung janin.
Lakukan periksa dalam vagina untuk menentukan:
presentasi janin kedua
selaput ketuban masih utuh atau sudah pecah
ada tidaknya prolapsus tali pusat.

Presentasi Verteks
Pecahkan ketuban dengan klem kokher jika ketuban belum
pecah.
Periksa denyut jantung janin antara kontraksi uterus untuk
menilai keadaan janin.
Jika his tidak adekuat setelah kelahiran bayi pertama,
berikan infuse oksitosin dengan cara cepat untuk
menimbulkan his yang baik (tiga kontraksi dalam 10 menit,
dengan lama stiap his lebih baik 40 detik).
Jika janin tidak lahir dalam 2 jam dengan his yang baik, atau
terdapat tanda-tanda gawat janin (denyut jantung janin <100
kali/menit atau >180 kali/menit), lakukan seksio sesarea.

presentasi bokong:
Apabila taksiran berat badan janin tidak lebih dari janin pertama
dan serviks tidak mengecil, rencanakan partus spontan.
Jika his tidak ada atau tidak adekuat setelah kelahiran janin
pertama, berikan infus oksitosin secara cepat untuk
menimbulkan his yang baik (tiga kontraksi dalam 10 menit,
dengan lama setiap his lebih dari 40 detik).
Pecahkan ketuban dengan klem kokher jika ketuban belum pecah
dan bokong sudah turun.
Periksa denyut jantung janin di antara 2 kontraksi uterus. Jika
<100 kali/menit atau >180 kali/menit, lakukan ekstraksi bokong.
Jika persalinan per vaginam tidak mungkin, lahirkan bayi dengan
seksio sesarea.

Letak Lintang
Apabila selaput ketuban utuh, lakukan versi luar.
Jika versi luar gagal dan pembukaan lengkap dan selaput ketuban masih utuh,
lakukan versi dalam dan lanjutkan dengan ekstraksi (lakukan versi dalam
podalik).
JANGAN lakukan versi dalam jika penolong persalinan tidak terlatih, selaput
ketuban telah pecah dan cairan amnion telah berkurang, atau jika ada jaringan
parut pada uterus. Jangan teruskan jika janin tidak dapat berputar dengan
mudah
Dengan memakai sarung tangan yang didisinfeksi tingkat tinggi, masukkan satu
tangan ke dalam uterus dan raihlah kaki janin.
Secara perlahan tarik janin ke bawah.
Lanjutkan dengan ekstraksi sungsang.
Periksa denyut jantung janin di antara his.
Jika versi luar gagal dan versi dalam tidak dianjurkan atau gagal, segera
lakukan seksio sesarea.
Berikan oksitosin 10 unit IM atau ergometrin 0,2 mg IM dalam waktu 1 menit
setelah bayi terakhir lahir dan teruskan penanganan aktif kala III untuk
mengurangi perdarahan pascapersalinan.

Kesulitan lain yang


mungkin terjadi ialah
interlocking,dalam hal ini
janin I dalam letak
sungsang dan janin II dalam
presentasi kepala

Segera setelah bayi II lahir, ibu disuntik


oksitosin 10 IU, dan tinggi fundus uteri diawasi.
Bila tampak tanda-tanda plasenta lepas, maka
plasenta dilahirkan dan diberi 0,2 mg methergin
i.v.
Kala IV diawasi secara cermat dan cukup lama,
agar perdarahan post partum dapat diketahui
dini dan penanggulangannya dilakukan segera.

Tenggang waktu antara lahirnya bayi I dan bayi II


antara 5 sampai 15 menit, dengan waktu rata-rata
11 menit.
Kelahiran bayi II kurang dari 5 menit setelah bayi
I lahir, dengan tindakan yang cepat ini dapat
menimbulkan trauma persalinan pada bayi.
Kelahiran bayi II lebih dari 30 menit dapat
menimbulkan insufisiensi uteroplasental, karena
berkurangnya volume uterus dan juga dapat
terjadi solusio plasenta sebelum bayi II dilahirkan.

Thankyouuuu

Anda mungkin juga menyukai