Anda di halaman 1dari 54

Bahasa Indonesia

Tata Bahasa dan Komposisi


Kelas 2 28 Agustus 2016

Dwi Riana Aryani


dwiriana47@gmail.com

Universitas Terbuka
Korea Selatan

KATA

ANTON
MOELIONO
(1966)
GORYS KERAF
(1980)
RAMLAN
(1976)

KRITERIA
SEMANTIS
KRITERIA
MORFOLOGI
KRITERIA
SINTAKSIS

KAT Verb
A
Adjektiva
Adverbia
Nomina
Pronomina
Kata Tugas

Modul 3
Kegiatan Belajar 1
Batasan dan Ciri Verb
Kegiatan Belajar 2
Batasan dan Ciri Adjektiva
Kegiatan Belajar 3
Batasan dan Ciri Adverbia
Kegiatan Belajar 4
Batasan dan Ciri Nomina
Kegiatan Belajar 5
Batasan dan Ciri Pronomina
Kegiatan Belajar 6
Batasan dan Ciri Kata Tugas

Glosarium

afiks : imbuhan
prefiks : awalan
sufiks : akhiran
konfiks : gabungan prefiks dan sufiks yang mengapit

dasar dan membentuk kesatuan


infiks : sisipan

Kegiatan Belajar 1
Batasan dan Ciri Verba
A. Verba berdasarkan semantisnya
B. Verba berdasarkan bentuknya
C. Verba berdasarkan perilaku sintaksisnya

1A.Verba berdasarkan semantisnya

A. Verba berdasarkan semantisnya


1. menyatakan perbuatan (aksi)
* Adik mandi.
* Rama menendang bola.
2. menyatakan proses
* Air itu membeku.
* Balon itu membesar.
3. menyatakan keadaan, bedakan dengan adjektiva
* Orang asing itu tidak suka masakan Indonesia.
*Dia mendengar lagu itu.

1B.Verba berdasarkan bentuknya

Proses penurunan verba


1. penggunaan prefiks untuk menubah kelas kata dasar tertentu
menjadi verba
darat (nomina) mendarat (verba)
satu (numeralia) bersatu (verba)
2. penggunaan prefiks dan sufiks bersamaan
jatuh (verba) kejatuhan(verba)
3. penggunaan prefiks yang melekat pada dasar nomina yang
sudah bersufiks
pasangan berpasangan
4. penggunaan prefiks bersama sufiks tetapi hubungan kata dasar
dengan sufiks
telah memiliki makna sendiri, penambahan prefiks tidak
mengubah makna
adil adili mengadili

Proses penurunan verba

5. penggunaan prefiks bersama sufiks tetapi hubungan kata dasar


dengan prefiks
mengubah kelas kata, penambahan sufiks tidak mengubah kelas
kata
dasar berdasar berdasarkan
6. penggunaan prefiks bersama sufiks dan menentukan makna leksikal
berhenti + kan berhentikan

Urutan afiks

meng- > per- > ber-, memperdalam, memberangkatkan


prefiks ter- dan di- merupakan perwujudan dari prefiks meng- dalam

posisi tertentu,
membelidibelidibeli,
memberangkatkandiberangkatkanterberangkatkan
prefiks ke- tidak dapat digabung dengan prefiks lain dan dapat
bergabung dengan -i dan -an, ketahui, kejatuhan, kehujanan

1C. Verba berdasarkan perilaku sintaksisnya

1. Verba transitif memerlukan nomina sebagai objek dalam kalimat


aktif dan berfungsi sebagai subjek pada kalimat pasif
Bi inah sedang membersihkan lantai.
Lantai sedang dibersihkan (oleh) Bi Inah.
a. verba ekatransitif, diikuti oleh satu objek
Pak Lurah mendata warganya.
b. verba dwitransitif, diikuti oleh dua nomina dalam kaliamt aktif, satu
sebagai objek dan satunya lagi sebagai pelengkap
Mereka menyumbang kaum fakir miskin sembako.
Masyarakat menuduh dia pencuri.
c. verba semitransitif, objeknya boleh ada dan boleh tidak
Ina sedang menulis.

1C.
2. Verba taktransitif tidak memiliki nomina dibelakangnya yang
dapat berfungsi sebagai subjek dalam kalimat pasif
Ayah sedang duduk.
Ia kejatuhan genting.
a. berpelengkap wajib
Mobil Pak Hari berjumlah lima buah
b. berpelengkap manasuka
Kakek berpakaian.
c. tak berpelengkap
Bibit kelapa itu tumbuh subur.

1C.
3. Verba berpreposisi verba taktransitif yang selalu diikuti
preposisi tertentu
Ibu belum tahu akan berita itu.
Kami berterima kasih atas segala bantuan.
Verba berpreposisi yang sama/hampir sama artinya dengan verba
transitif
berdiskusi tentang = mendiskusikan
cinta pada/akan = mencintai
tahu akan/tentang = mengetahui
bertemu dengan
= menemui

Kegiatan Belajar 2
Batasan dan Ciri Adjektiva
A. Pengertian dan ciri adjektiva
B. Adjektiva berdasarkan bentuknya
C. Adjektiva berdasarkan perilaku semantisnya
D. Adjektiva berdasarkan perilaku sintaksis
E. Pentarafan adjektiva
F. Penurunan kata dari adjektival

2A.Pengertian dan ciri adjektiva

A. Pengertian dan ciri adjektiva


Adjektiva (kata sifat/keadaan)adalah kata yang memberikan
keterangan yang lebih khusus tentang sifat atau keadaan orang,
benda, atau binatang.
1. dapat memberikan keterangan pembanding (lebih, kurang, paling)
2. dapat diberikan keterangan penguat (sangat, amat, benar, sekali,
terlalu)
3. dapat diberikan kata ingkar tidak
4. dapat diulang dengan awalan se- dan akhiran -nya
5. dapat bercirikan akhiran -ar, -i, -wi, -iah, -if, -al, dan -ik.
6. umumnya berada di belakang nomina (kata benda) yang diterangkan
(rumah yang mewah)

2B. Adjektiva berdasarkan bentuknya

B. Adjektiva berdasarkan bentuknya


a. adjektiva monofemis
manis, asin, lemah, lama, pura-pura, sia-sia
b. adjektiva polimorfemis
(a) pengafiksan
-i, -iah, -wi, -wiah alamiah, manusiawi
-if, -er, -al, -is agresif, parlementer, norma
sisipan(-em-), gemetar, kemilau
(b) perulangan kecil-kecil, merah-merah, besar-besaran compangcamping
(c) penggabungan sinonim aman sejahtera, arif bijaksana
(d) pemajemukan (adjektiva + nomina) baik hati, bulat telur

2C.Adjektiva berdasarkan perilaku semantisnya

C. Adjektiva berdasarkan perilaku semantisnya


1. adjektiva bertaraf
(a) pemeri sifat memberikan kualitas dan intensitas yang bercorak fisik
dan mental. (aman, ganas, panas, bersih,)
(b) adjektiva ukuran mendeskripsikan ukuran (luas, sempit, berat, ringan,
)
(c) adjektiva warna merupakan kata dasar (hitam, putih, merah,)
(d) adjektiva sikap batin pengacuan suasana hati atau perasaaan
(senang, sedih, gembira,)
(e) adjektiva cerapan berhubungan dengan pancaindra (terang, merdu,
busuk, wangi, kasar,)

2C.
2. adjektiva tak bertaraf
sifatnya tidak dapat ditambahkan kata agak atau lebih.
abadi, kekal, buntu, ganda, mutlak

3. adjektiva gabungan
dapat digunakan sebagai adjektiva bertaraf dan sebagai adjektiva tidak
bertaraf.
sadar : - Rakyat yang sadar (lebih sadar, kurang sadar)
- Pasien itu hingga sekarang belum sadar.

2D.Adjektiva berdasarkan perilaku sintaksis


1. Fungsi atributif
merupakan pewatas dalam frase nominal yang nominanya menjadi
subjek, objek, atau pelengkap.
- rumah mewah, mobil mahal, gadis cantik

2. Fungsi predikatif
sebagai predikat atau pelengkap dalam kalimat (sangat, -lah, tidak,
tidak akan, dan adalah)
- Mobil yang baru itu sangatlah mahal.
- Sedihlah hatinya mendengar pacarnya sakit.

3. Fungsi adverbial atau keterangan (contoh?)


sebagai adverbial atau keterangan dengan pola:
(1) (dengan) + (se-) + adjektiva + (-nya) yang dapat disertai
duplikasi
(2) perulangan adjektiva

2E. Pertarafan adjektiva


1.Tingkat kualitas
Menunjukkan tingkat intensitas yang lebih tinggi atau lebih
rendah
a. tingkat positif kualitas yang diterangkan, dinyatakan oleh
adjektiva tanpa pembatas (hal. 3.30)
b. tingkat intensif kadar kualitas (benar, betul, sungguh)
c. tingkat elatif tingkat kualitas yang tinggi (amat, sangat, sekali,
maha, adi)
d. tingkat eksesif kadar kualitas berlebih melampaui batas
kewajaran (terlalu, terlampau, kelewat)
e. tingkat augmentatif naiknya tingkat kualitas (makin ,
semakin)
f. tingkat atenuatif penurunan kadar kualiat (agak, sedikit, atau
menggunakan reduplikasi)

2E
2. Tingkat bandingan
a. tingkat ekuatif
mengacu ke kadar kualitas yang sama atau hampir sama
- bentuk seWarna bajuku sehitam bajunya.
- (sama+adjektiva+-nya+dengan) diantara dua nomina
Wajahnya sama tampannya dengan ayahnya.
- pembandingan
Korupsi sama saja jahatnya. (dibandingkan dengan merampok)

b. tingkat komparatif
menyatakan nomina yang satu lebih atau kurang/kalah dari nomina
yang lain (lebih .. dari(pada) , kurang dari(pada), )
Idayu lebih ramah dari(pada) teman-temannya.

2E

c. tingkat superlatif
menunjukkan bahwa dari semua acuan adjektiva yang dibandingkan ada
satu adjektiva yang paling tinggi. Tingkat itu dinyatakandengan pemakaian
afiks ter- atau pembatas paling+adjektiva yang bersangkutan
Idaayu-lah yang teramah dari semua temannya.
Antara Wati dan Wita, Watilah yang tercantik.

2F.Penurunan kata dari adjektival


a. adjektiva denominal
1. D-nya (tingginya, putihnya,)
2. pe-D (pembesar, petinggi,)
3. partikel si/sang+adjektiva (si dungu, sang bijaksana, )
4. ke-D-an (bahagia kebahagiaan)
5. reduplikasi (keibuan keibu-ibuan)
b. adjektiva deverbal
1. meng-D (memukau, mencekam,)
2. meng-D-kan (menggembirakan, memalukan,)
3. ter-D (terbesar, tertinggi,)
4. ber-D (berbahaya, berharga,)
c. adjektiva deadverbia
terjadi dalam bentuk terbatas, konstruksi se-D-nya
benar sebenarnya, patut sepatutnya

Kegiatan Belajar 3
Batasan dan Ciri Adverbia
A. Pengertian adverbia
B. Adverbia dari segi bentuknya
C. Perilaku sintaksis adverbia
D. Perilaku semantis adverbia, adverbia konjungtif, dan
pembuka wacana
E. Hubungan adverbia dengan kata kelas lainnya
F. Daftar adverbia

3A. Pengertian adverbia

A. Pengertian adverbia
kata yang menerangkan atau membatasi verba, adjektiva,
numeralia, nomina predikatif, atau kalimat.
(1) Bu Nita pergi kemarin.
(2) Wira sangat mencintai Idayu.

3B. Adverbia dari segi bentuknya

B. Adverbia dari segi bentuknya


1. Adverbia tunggal
a. berupa kata dasar, terdiri dari satu kata dasar
sangat, paling, lebih, segera, hanya, saja, baru, hampir, selalu,
senantiasa, tentu, dan pasti

b. berupa kata berafiks, se-D-nya, D-nya, ter-D


sebaiknya, sebenarnya, secepatnya, sesungguhnya, agaknya,
rupanya, rasanya, terlampau, terlalu, terkadang, teramat

c. berupa kata ulang, kata dasar, se-, -an, se-D-nya (hal 3.42)

3B. Adverbia dari segi bentuknya


2. Adverbia gabungan
terdiri atas dua adverbia yang berupa kata dasar.
a. adverbia berdampingan lagi pula, hanya saja, hampir selalu
b. adverbia tidak berdampingan hanya saja, sangat sekali,
dan bukansaja

3C. Perilaku sintaksis adverbia

C. Perilaku sintaksis adverbia


1. mendahului kata yang diterangkan
Gadis berbaju biru itu sangat cantik.
2. mengikuti kata yang diterangkan
Manis benar rayuanmu itu.
3. mendahului atau mengikuti kata yang diterangkan
Kuharap kau segera datang menemui Wira.
Kuharap kau datang segera menemui Wira.
4. mendahului dan mengikuti kata yang diterangkan
Ayahnya sangat sayang sekali padanya.

3D. Perilaku semantis adverbia, adverbia konjungtif, dan pembuka


wacana
D. Perilaku semantis adverbia adverbia konjungtif, dan pembuka
wacana
1. Perilaku semantis adverbia
a. adverbia kualitatif tingkat, derajat (paling, sangat, lebih, kurang)
b. adverbia kuantitatif jumlah (banyak, sedikit, kira-kira, cukup)
c. adverbia limitatif pembatasan (hanya, saja, sekadar)
d. adverbia frekuentatif tingkat kekerapan terjadinya sesuatu (selalu,
sering, jarang, kadang-kadang)
e. adverbia kewaktuan saat terjadinya peristiwa yang diterangkan
oleh adverbia itu (baru, segera)
f. adverbia kecaraan bagaiman peristiwa itu berlangsung atau terjadi
(diam-diam, secepatnya, pelan-pelan)
g. adverbia kontrasif pertentangan dengan makna kata atau hal
yang dinyatakan sebelumnya. (bahkan, malahan, justru)
h. adverbia keniscayaan kepastian tentang keberlangsungan atau
terjadinya hal atau peristiwa yang dijelaskan adverbia itu (niscaya,
pasti, tentu)

3D.
2. Adverbia konjungtif antarkalimat menghubungkan satu klausa/kalimat
dengan satu klausa/kalimat lainnya.
- Kebun milik kita itu sudah menghasilkan keuntungan. Oleh karena itu, kita
harus tetap mengelolanya dengan baik.
- Kesehatannya sudah mulai membaik. Akan tetapi, dia harus tetap
mendapat perawatan rutin.
a. menyatakan tertentangan (biarpun demikian/begitu, sekalipun
demikian/begitu, walaupun demikian/begitu, meskipun demikian/begitu)
b. menyatakan kelanjutan (kemudian, sesudah itu, selanjutnya)
c. menyatakan hal, peristiwa, atau keadaan (tambahan pula, lagi pula,
selain itu)
d. mengacu ke kebalikan (sebaliknya)
e. menyatakan bahwa yang digambarkan oleh prediksi kalimat adalah
benar (sesungguhnya, bahwasanya)

3D.

f. menyatakan penguatan terhadap peristiwa hal, atau keadaan


(malah(an), bahkan)
g. menyatakan pertentangan dengan peristiwa, hal, atau keadaan ((akan)
tetapi, namun)
h. menyatakan keeksklusifan dan keinklusifan (kecuali itu)
i. menyatakan konsekuensi (dengan demikian)
j. menyatakan akibat (oleh karena/sebab itu)
k. menyatakan kejadian yang mendahului peristiwa, hal, atau keadaan
(sebelum itu)
3. adverbia pada wacana umumnya memulai suatu paragraf baru atau
menghubungkan dua paragraf.
Contoh (hal 3.46)
(dalam pada itu, alkisah, arkian, sebermula, syahdan)

3E. Hubungan adverbia dengan kelas kata lainnya

E. Hubungan adverbia dengan kelas kata lainnya


1. adverbia deverbal dibentuk dan dasar yang berkategori verba, baik
melalui reduplikasi maupun afiksasi (tiba-tiba, kira-kira, sekiranya, terlalu,)
2. adverbia deadjektival diturunkan dari adjektiva, baik melalui
reduplikasi maupun afiksasi (diam-diam, sebaiknya, sebenarnya, )
3. adverbia denominal dibentuk dari dasar yang berkategori nomina
(ruparupanya, agakagaknya,)
4. adverbia denumeral dibentuk deri dasar yang berkategori numeralia
(dua-dua, setengah-setengah,)

Kegiatan Belajar 4
Batasan dan Ciri Nomina
A. Pengertian nomina
B. Perilaku semantis nomina
C. Perilaku sintaksis nomina
D. Nomina dari segi bentuknyadan semantik nomina turunan
E. Frase nominal

4A. Pengertian nomina

A. Pengertian nomina
Nomina atau kata benda adalah kata yang mengacu pada
manusia, binatang, benda, konsep atau pengertian, dan segala
sesuatu yang dibendakan
Nomina memiliki ciri:
1. cenderung menduduki fungsi subjek, objek atau pelengkap
dalam kalimat berpredikat verba
2. tidak dapat dibatasi oleh kata tidak
3. umumnya dapat diikuti adjektiva

4B. Perilaku semantis nomina,


4C. Perilaku sintaksis nomina
B. Perilaku semantis nomina
berdasarkan pada makna kata sebenarnya maupun perumpamaan.
C. Perilaku sintaksi nomina
dilihat dari posisi atau pemakaian nomina pada tataran frase.
- pewatas frase nominal di muka, berupa numeralia atau kata tugas
(lima lembar, seorang guru, beberapa supir, )
- pewatas di belakang nomina (masalah keuangan, kelas ringan,
pendapat yang aneh, istilah baru,..)
- frase preposisional, nomina sebagai inti yang didahului oleh
preposisi tertentu (di rumah, dari kantor, ke kota, ..)

4D. Nomina dari segi bentuknya dan semantik nomina turunan

D. Nomina dari segi bentuknya dan semantik nomina turunan


1. nomina dasar, terdiri dari satu morfem
(1) nomina dasar umum (meja, buku, rumah, malam)
(2) nomina dasar khusus (adik, Tomi, Bandung, Jakarta)

2. nomina turunan, bersifat polimorfemis


a. afiksasi nomina
(1) prefiks ke-, (2) konfiks ke-an, (3) prefiks pel-, per, dan pe-,
(4) prefiks peng-, (5) konfiks peng-an, (6) sufiks -an,
(7) konfiks per-an, (8) dasar polimorfemis (diturunkan dari verba),
(9) infiks -el-, -er-, dan -em-, (10) afiks -wan dan -wati,
(11) afiks -at/-in dan -a/-I, (12) sufiks -isme, -(is)asi, -logi, dan -tas

4D.

b. Perulangan, melalui proses penurunan kata dengan


perulangan, baik secara utuh maupun sebagian.
1. perulangan utuh (buku-buku,)
2. perulangan salin suara (sayur mayur,)
3. perulangan sebagian (surat-surat kabar, )
4. perulangan dengan pengafiksan (main-mainan,..)

c. Pemajemukan nomina dan idiom


1. nomina majemuk masih dapat ditelusuri secara langsung dari katakata yang digabungkan
nomina idiom memunculkan makna baru yang tidak dapat secara
langsung ditelusuri dari kata-kata yang digabungkan. Contoh: unjuk rasa
2. urutan komponennya seolah-olah telah menjadi satu sehingga tidak
dapat ditukar tempatnya. Contoh: suami istri

4E. Frase nominal


1. Perluasan ke kiri, meletakkan kata penggolongnya tepat di
depannya, dan kemudian didahului oleh numeralia:
numeralia+penggolong+nomina
tiga jilid buku, lima ekor kucing
Kaidah:

a. suatu inti dapat diikuti oleh satu nomina lain atau lebih, yang
kemudian ditutup salah satu pronomina persona yang diikuti
oleh ini/itu
buku sejarah kebudayaan Indonesia (saya/dia)
b. inti dapat diikuti penerang dengan bentuk:
inti+adjektiva+pronomina/frase kepemilikan+pronomina
penunjuk ini/itu (contoh hal. 3.64)
c. nomina yang diikuti adjektiva dan tidak ada pembatas lain
yang mengikutinya dapat ditambahkan padanya kata yang,
dengan bentuk: nomina+yang+adjektiva

Kegiatan Belajar 4>Batasan dan ciri nomina>E. Frase


nominal (cont..)
d. frase nomina untuk berkonstruksi nomina verba dapat
ditambahkan dengan yang, untuk, atau unsur pemisah lain
hak bersuara hak untuk bersuara
e. nomina diperluas ke kanan dengan menambahkan frase oposisi,
yaitu frase nominal yang memiliki acuan yang sama dengan nomina
yang diterangkannya
Idayu, wanita pertama yang pernah dicintai Wira
f. Inti dapat diperluas dengan pembatas belakang dengan klausa
yang dimulai dengan yang
kebebasan berbicara yang sedang dituntut oleh para
mahasiswa
g. suatu inti dapat diperluas oleh frase berpreposisi
uang untuk kuliah

Kegiatan Belajar 5
Batasan dan Ciri Pronomina
A. Pengertian pronomina
B. Pronomina Persona
C. Pronomina Petunjuk
D. Pronomina Penanya
E. Frase pronominal

5A. Pengertian Pronomina

Pronomina: setiap kata yang dipakai untuk mengacu ke nomina lain

(atau bisa di sebut kata ganti).


3 Pronomina: Pronomina persona, pronomina penunjuk, dan
pronomina penanya.

5B. Pronomina Persona

Pronomina yang mengacu kepada orang.


Dapat mengacu pada diri sendiri (pronomina persona pertama)
Mengacu pada orang yang diajak bicara (pronomina persona kedua)
Mengacu pada orang yang dibicarakan (pronomina persona ketiga)

Tabel 3.70
Pronomina Persona Pertama eksklusif dan inklusif!
Pronomina Persona Kedua engkau, kamu, anda, daku, dikau
Pronomina Persona Ketiga ia, dia, -nya, beliau
Nomina Penyapa dan Pengacu Persona penggunaan kata

Bapak, Ibu, Adik, Kakek dll dalam kalimat

5C. Pronomina Petunjuk

3 Pronomina Petunjuk : penunjuk umum, penunjuk tempat, penujuk

ihwal.
Penunjuk umum: ini, itu, anu.
Penunjuk tempat: sini, situ, sana.

Dapat ditambahkan preposisi : di sini, di situ, ke sana.


Penunjuk ihwal: begini, begitu

5D. Pronomina Penanya

Digunakan untuk pemarkah pertanaan.


Tabel halaman 3.77
Apa dan Siapa
Mengubah kalimat berita menjadi kalimat tanya, ditempatkan di awal kalimat
Enggantikan barang atau hal yang ditanyakan.

Mana

Menanyakan pilihan tentang orang, barang, atau hal.


Dapat digabungkan dengan preposisi di, ke, dan dari.
Mengapa dan Kenapa

Sebab terjadinya sesuatu.


Formal: Mengapa.

5D. Pronomina Penanya

Kapan
Waktu terjadinya peristiwa sesuatu

Bagaimana

Menanyakan keadaan atau cara melakukan sesuatu


Berapa
Gabungan preposisi dengan Kata tanya
Kata Saja dan Implikasi kejamakan
Kawanmu siapa saja?

Kata saja dan implikasi ketaktentuan


Ambillah uang itu berapa saja yang kamu perlukan

Reduplikasi Apa, siapa, dan mana

Menunjukkan ketaktentuan dalam kalimat berita ingkar/negatif

5E. Frase Pronominal

Pronomina + numeralia kolektif


kami berdua, mereka bertiga

Pronomina + kata penunjuk


Saya ini, kamu itu

Pronomina + kata sendiri


Saya sendiri, mereka sendiri

Pronomina + klausa dengan yang


Mereka yang ignin mendalami agama (akan mendapat keuntungan ganda)

Pronomina + frase nominal apositif


Aku, kekasihmu; kami, bangsa Indonesia

Kegiatan Belajar 6
Batasan dan Ciri Kata Tugas
A. Pengertian kata tugas
B. Preposisi
C. Konjungtor
D. Interjeksi
E. Artikula
Partikel Penegas

6A. Pengertian Kata Tugas

Kata tugas: kata atau gabungan kata yangtugasnya semata-mata

memungkinkan kata lain berperan dalam kalimat

6B. Preposisi

Ialah kata tugas yang bertugas sebagai unsur pembentuk frase

preposisional yang bersifat eksosentrik: preposisi +


nomina/adjektiva/verba.
Berdasarkan bentuk: preposisi tunggal (monomorfemis) dan
preposisi majemuk (polimorfermis)
Preposisi tunggal: bagi, untuk, buat, guna, dari, dengan, di, karena,
sebab, oleh, pada, tentang, sejak
Preposisi majemuk:
Preposisi berafiks: bersama, beserta, menjelang, menuju, menurut, sekeliling,
sekitar, selama, sepanjang, semacam, terhadap, bagaikan
Preposisi gabungan kata: daripada, kepada, oleh karena, oleh sebab, sampai
ke/dengan, ke luar, dari samping, dll

6C. Konjungtor

Koordinatif: menggabungkan kata atau klausa setara


Dan, serta, atay, padahal/sedangkan

Subordinatif: membentuk anak kalimat yang kemudian digabungkan

dnegan induk kalimat. Kalimat ini membentuk satu kalimat majemuk


bertingkat.
13 kelompok konjungtor subordinatif (3.93-3.94)

korelatif: membentuk frase atau kalimat.


Baik..maupun, tidak hanya..tetapi juga, demikia..sehingga, apa(kah)..atau,
entah..entah

Antarkalimat: merangkaikan dua kalimat lepas.


3.96-3.97

Antarparagraf: menghubungkan dua paragraf.

6D. Interjeksi

Kata seru. Mengungkapkan perasaan atau sikap


Aduh, amboi, asyik, cih, oh, dll

6E. Artikula

Kata tugas yang membatasi makna jumlah nomina.


Tiga kelompok artikula:
Mengacu pada makna tunggal : sang, hang, sri
Mengacu pada makna jamak : para
Mengacu pada makna netral : si

6F. Partikel Penegas

-kah
membentuk kalimat interogatif
Bersifat manasuka (apakah, dimanakah, bagaimanakah)
Bersifat wajib pada kalimat yang tidak memiliki kata tanya

-lah
Pemerhalus nada dalam kalimat imperatif
Pemertegas/pemrkeras informasi dalam kalimat deklaratif

-tah
Kalimat retoris

Pun
Mengeraskan arti kata sebelumnya

Anda mungkin juga menyukai