Anda di halaman 1dari 16

TERAPI OKSIGEN

Joandre Fauza, S.Ked

Oksigen pertama kali ditemukan oleh Yoseph


Prietsley di Bristol Inggris tahun 1775 dan
dipakai dalam bidang kedokteran oleh
Thomas Beddoes sejak awal tahun 1800.
alvan Barach tahun 1920 mengenalkan
terapi oksigen pasien hipoksemia dan terapi
oksigen jangka panjang pasien penyakit paru
obstruktif kronik. Chemiack tahun 1967
melaporkan pemberian oksigen melalui
kanula hidung dengan aliran lambat pasien
hiperkapnia dan memberikan hasil yang baik
tanpa retensi CO2.

Pengantar
Oksigen substansi yg sgt penting
dlm kehidupan manusia & mahluk
hidup lainnya
Oksigen diperlukan untuk pernapasan
normal oganisme aerobik
Oksigen 50% komponen penyusun
planet bumi, 21% komponen udara,
89% komponen air.

Oksigen (O2) merupakan salah satu


komponen gas dan unsure vital dalam
proses metabolisme, untuk
mempertahankan kelangsungan hidup
seluruh sel tubuh. Secara normal
elemen ini iperoleh dengan cara
menghirup udara ruangan dalam
setiap kali bernafas. Penyampaian O2
ke jaringan tubuh ditentukan oleh
interaksi system respirasi,
kardiovaskuler dan keadaan

Definisi
Terapi oksigen adalah memasukkan oksigen
tambahan dari luar ke paru melalui saluran
pernafasan dengan menggunakan alat sesuai
kebutuhan. (Standar Pelayanan Keperawatan
di ICU, Dep.Kes. RI, 2005)
Terapi oksigen adalah pemberian oksigen
dengan konsentrasi yang lebih tinggi dari
yang ditemukan dalam atmosfir lingkungan.
Pada ketinggian air laut konsentrasi oksigen
dalam ruangan adalah 21 %, (Brunner &
Suddarth,2001)

Tujuan
Meningkatkan konsentrasi O2 pada darah arteri
sehingga masuk ke jaringan untuk memfasilitasi
metabolisme aerob
Mempertahankan PaO2 > 60 mmHg atau SaO2 > 90
% untuk :
Mencegah dan mengatasi hipoksemia/hipoksia serta
mmempertahankan oksigenasi jaringan yang adekuat.
Menilai fungsi pertukaran gas

Indikasi
Pasien dengan kadar O arteri rendah dari
2
hasil AGD
Pasien dengan peningkatan kerja napas
dimana tubuh terjadi hipoksemia ditandai
dengan PaO2 dan SpO2 menurun

Pasien yang teridentifikasi hipoksemia


contohnya syok dan keracunan CO
Pasien dengan peningkatan kerja miokard,
dimana jantung berusaha untuk mengatasi
gangguan O2 melalui peningkatan laju pompa
jantung yang adekuat
Beberapa trauma

Terapi ini diberikan dengan orang yang


mempunyai gejala :
Sianosis
Keracunan
Hipovolemi
Asidosis
Perdarahan
Selama dan sesudah
pembedahan
Anemia berat
Pasien dengan keadaan tidak sadar

Kontra indikasi
Tidak ada kontra indikasi absolut :
a. Kanul nasal / Kateter binasal / nasal prong :
jika ada obstruksi nasal.
b. Kateter nasofaringeal / kateter nasal : jika
ada fraktur dasar tengkorak kepala, trauma
maksilofasial, dan obstruksi nasal.
c. Sungkup muka dengan kantong rebreathing :
pada pasien dengan PaCO2 tinggi, akan lebih
meningkatkan kadar PaCO2 nya lagi.

Protokol prosedur
2 tehnik, yaitu :
1. Sistem Aliran Rendah
Sistem aliran rendah diberikan untuk
menambah konsentrasi udara ruangan,
bekerja dengan memberikan oksigen pada
frekuensi aliran kurang dari volume inspirasi
pasien, sisa volume ditarik dari udara
ruangan.

Low flow low concentration :


Kateter nasal
Kanul nasal / kanul binasal / nasal prong.
Low flow high concentration
Sungkup muka sederhana.
Sungkup muka dengan kantong rebreathing
Sungkup muka dengan kantong non
rebreathing.

2. Sistem Aliran Tinggi


Memberikan aliran dengan frekuensi
cukup tinggi untuk memberikan 2 atau
3 kali volume inspirasi pasien.
a. Sungkup muka dengan venturi /
Masker Venturi (High flow low
concentration).
b.
Bag and Mask / resuscitator manual

Keamanan
Untuk pasien :
Memastikan bahwa selangnya
benar-benar masuk ke dalam
saluran pernapasan.
Selang atau kateter yang masuk
ke dalam saluran napas harus
steril.
Tabung oksigennya dijauhkan dari

Hal yang harus dilaporkan dan


didokumentasikan
Observasi dan catat terhadap penurunan
kecemasan, peningkatan pengetahuan, penurunan
kelemahan, penurunan frekuensi nafas, perubahan
warna kulit, peningkatan saturasi oksigen.
Monitor dan dokumentasikan hasil analisa gas
darah dan pulse oksimetri untuk menilai
keefektifan terapi oksigen.
Monitor dan dokumentasikan kulit disekitar telinga,
hidung , mukosa hidung terhadap iritasi.
Monitor dan dokumentasikan terjadinya efek
samping / bahaya terapi oksigen yang lain.
Observasi dan catat posisi alat (kanula/masker, dll)
yang tepat pada pasien.
Catat metode yang digunakan, berapa liter/ menit
alirannya atau berapa FiO2 yang diberikan.

Resiko Terapi Oksigen


keracunan oksigen.
retensi gas karbondioksida
Oksigen 100% menimbulkan efek
toksik, Apabila O2 80-100% diberikan
kepada manusia selama 8 jam atau
lebih, saluran pernafasan akan
teriritasi, menimbulkan distres
substernal, kongesti hidung, nyeri
tenggorokan dan batuk.
Oksigen bukan zat pembakar tetapi
dapat memudahkan terjadinya
kebakaran

ALHAMDULILLAH

Anda mungkin juga menyukai