Case KD
Case KD
KEJANG DEMAM
LIEM, CLAUDIA IMMANUEL S.
1015003
PEMBIMBING:DR. SRI INDAYATI SUWARJO
SP.A (K)
Identitas
Nama penderita : An R
Jenis kelamin: Laki-laki
Umur
: 11 bulan
Kiriman dari
: IGD
Diagnosa masuk : kejang demam
Tanggal dirawat : 16 Februari 2015
Tanggal diperiksa : 16 Februari 2015
: 8 bulan
Berdiri
: 9 bulan
Berjalan
: 11 bulan
Berbicara
: 9 bulan
Membaca
: 48 bulan
Menulis
: 48 bulan
SUSUNAN KELUARGA
Hubungan keluarga,
No
Nama
Umur
L/P
1.
Tn Y
28 tahun
Ayah (sehat)
2.
Ny A
25 tahun
Ibu (sehat)
3.
An
11 bulan
Anak (pasien)
IMUNISASI
Dasar
1. BCG
Ulangan
Anjuran
6. HiB -
2. DPT
- 7. MMR -
3. Polio
- 8. Hep A -
4. Hep.B
- 9. Cacar air -
5. Campak
Makanan
ASI
Susu formula
Makanan lunak
Penyakit Dahulu
Diare
:-
Hepatitis
:-
Difteri
:-
Asma / alergi
:-
Campak
:-
Pneumonia
:-
Batuk
:-
TBC
:-
pilek
Tetanus
:-
Batuk rejan
:-
Ginjal
:-
Kejang
:+
Cacar Air
:-
lainnya
:-
Tifes perut : -
:Penyakit darah
:TBC
:Penyakit keganasan : Ginjal
:Kencing manis
:Lainnya
: Kejang demam
Keadaan Umum
Kesadaran
: Compos mentis
Keadaan sakit
: Sakit sedang
Posisi serta aktivitas : Pergerakan aktif, tidak ada
letak paksa
Penampilan umum : Fisik : lemas
Tanda-Tanda Vital
Nadi
cukup.
Suhu tubuh aksiler
: 38,2C (aksiler)
Pernafasan
: 48 x/menit, abdominothoracal
Tekanan darah
: - mmHg
Pengukuran
Umur
: 11 bulan
Berat badan
: 7,8 kg
Panjang badan
: 70 cm
BB/U
: garis -1
PB/U
: garis -2
BB/PB
: garis -1
Status gizi
: kurang baik
Pemeriksaan Sistemik
Kulit
(-).
Rambut
KGB
Kepala
Mata
Jantung
Inspeksi
: iktus kordis tidak terlihat
Palpasi
: iktus kordis teraba di ICS IV, 1 cm
medial linea midclavicularis kiri, kuat angkat Perkusi
: batas jantung dalam batas normal.
Auskultasi : bunyi jantung murni, reguler, murmur
(-)
ABDOMEN
Inspeksi : cembung
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Palpasi : soepel, nyeri tekan (-). Hepar dan lien tidak
teraba membesar.
Perkusi : timpani
Genital : laki-laki, tidak ada kelainan
Anus dan rektum: anus tidak ada kelainan, rektum tidak
diperiksa.
Anggota gerak: Lengkap, tidak ada kelainan, akral hangat,
tonus otot baik, capillary refill time < 2 detik
Neurologis :
Rangsang meningen
kaku kuduk (-)
brudzinski I,II (-)
Laseq (-)
kerniq (-)
Reflek fisiologis KPR +/+, Biceps +/+, triceps +/+ ,
Reflek patologis Refleks babinsky -/-, Refleks grasping -/ Sensorik tidak ada kelainan
Parese, paralisis, atrofi tidak ada kelainan
Nn. Cranialis
Pupil isokor 2mm/2mm, reflex kornea +/+, N. cranial tidak
ada kelainan
Nn. Cranialis
N.I
: normosmi
N.II : tidak ada kelainan
N.III, N.IV, N.VI : posisi mata normal, pupil 3mm, isokor,
reflex cahaya +/+, gerak bola mata tidak ada kelainan
N.V : reflex kornea +/+, sensoris wajah tidak ada kelainan
N.VII : Plica nasolabialis kanan dan kiri simetris
N.VIII : tidak ada kelainan
N.IX : tidak ada kelainan
N.XI : tidak ada kelainan
N.XII : tidak ada kelainan
: 10,8 g/dl
Ht
: 32,16 %
Leukosit
: 16,38 / mm3
Trombosit : 211.000 / mm3
Eritrosit
: 4,3 juta / mm3
Nilai MC
MCV
: 75 fl
MCH
: 25 pg/al
MCHC
: 34 g/dl
: 0,2
Eusinofil
: 0,2
Netrofil batang : 0,0
Netrofil segmen : 51,3
Limfosit
: 36,9
Monosit
: 11,4
RESUME
ANAMNESIS
Seorang anak laki-laki berusia 11 bulan, dengan BB:
Keadaan Umum
Kesadaran
: Compos mentis
Keadaan sakit
: Sakit sedang
Posisi serta aktivitas : Pergerakan aktif, tidak ada
letak paksa
Penampilan umum : Fisik : lemas
Tanda-tanda vital
Nadi
: 120 x/menit, regular, equal, isi
cukup.
Suhu tubuh aksiler
: 38,2 C (aksiler)
Pernafasan
: 48 x/menit, abdominothoracal
Tekanan darah
: - mmHg
Pengukuran
Umur
: 11 bulan
Berat badan : 7,8 kg
Panjang badan: 70 cm
BMI
: 16
BB/U
: garis -1
PB/U
: garis -2
BMI
: garis -1
Status gizi
: kurang baik
Pemeriksaan Sistemik
Kulit
: DBN
Rambut
: DBN
KGB
: DBN
Kepala
: DBN
Mata : DBN
Hidung : sekret hidung +/+
Telinga : DBN
Mulut : DBN
Tenggorokan : faring hiperemis
Leher
: DBN
Thorax : B/P simetris, retraksi Pulmo : VBS +/+, Ronki -/-, Wh -/Jantung : dalam batas normal, bunyi jantung murni,
reguler
Abdomen : cembung, soepel, nyeri tekan (-), bising
usus (+)
Anus : tidak ada kelainan
Ekstremitas : lengkap, tidak ada kelainan, akral
hangat, tonus otot baik, capillary refill time < 2 detik
tidak diperiksa.
Anggota gerak/ekstremitas: Lengkap, tidak ada
kelainan, akral hangat, tonus otot baik, capillary
refill time < 2 detik
Neurologis :
Neurologis :
Rangsang meningen
Nn. Cranialis
N.I
: normosmi
N.II
:tidak ada kelainan
N.III, N.IV, N.VI : posisi mata normal, pupil 3mm, isokorm
reflex cahaya +/+, gerak bola mata tidak ada kelainan
N.V
: reflex kornea +/+, sendoriswajah tidak ada kelainan
N.VII : Plica nasolabialis kanan dan kiri simetris
N.VIII : tidak ada kelainan
N.IX
: tidak ada kelainan
N.XI
: tidak ada kelainan
N.XII : tidak ada kelainan
: 10,8 g/dl
Ht
: 32,16 %
Leukosit
: 16,38 / mm3
Trombosit : 211.000 / mm3
Eritrosit
: 4,3 juta / mm3
Nilai MC
MCV
: 75 fl
MCH
: 25 pg/al
MCHC
: 34 g/dl
: 0,2
Eusinofil
: 0,2
Netrofil batang : 0,0
Netrofil segmen : 51,3
Limfosit
: 36,9
Monosit
: 11,4
DIAGNOSIS
Diagnosis utama : Kejang demam.
Diagnosis tambahan
: ISPA.
Status gizi
: kurang baik.
Diagnosis kerja
: Kejang demam e.c. ISPA
USULAN PEMERIKSAAN
Foto thorax AP
Hitung cairan dan elektrolit
Glukosa darah
Lumbal punksi
PENATALAKSANAAN
Non - Medikamentosa :
Tirah baring.
Observasi tanda vital.
Edukasi orang tua
Medikamentosa :
PROGNOSIS
Quo ad vitam
: ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam
Quo ad sanationam : ad bonam
PENCEGAHAN
Kompres dengan lap basah (suhunya kurang lebih
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
Kejang demam terjadi pada 2-4% pada anak berusia
6 bulan 5 tahun
Anak yang pernah mengalami kejang tanpa demam,
kemudian kejang demam kembali tidak termasuk
dalam kejang demam
Bila anak berusia kurang dari 6 bulan atau lebih dari
5 tahun mengalami kejang didahului demam,
pikirkan kemungkinan lain misalnya infeksi ssp atau
epilepsy yang kebetulan terjadi bersamaan dengan
demam
Klasifikasi
Kejang demam sederhana adalah kejang demam
Klasifikasi
Kejang demam kompleks dengan salah satu ciri:
Kejang lama >15 menit
Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium tidak dikerjakan secara
rutin pada kejang demam, tetapi dapat dikerjakan
untuk mengevaluasi sumber infeksi penyebab
demam, atau keadaan lain misalnya gastroenteritis
dehidrasi disertai demam. Pemeriksaan
laboratorium yang dapat dikerjakan misalnya darah
perifer, elektrolit dan gula darah (level IIdan level
III, rekomendasi D.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
2. Pungsi lumbal
Bayi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
3. Elekstroensefalografi
Pemeriksaan elektroensefalografi (EEG) tidak dapat
memprediksi berulangnya kejang atau
memperkirakan kemungkinan kejadian epilepsy
pada pasien kejang demam. Oleh karena itu tidak
direkomendasikan(level II-2, rekomendasi E).
Pemeriksaan EEG masih dapat dilakukan pada
keadaan kejang demam yang tidak khas. Misalnya
kejang demam kompleks pada anak usia lebih dari 6
tahun atau kejang demam fokal.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
4. Pencitraan
Foto x-ray kepala dan pencitraan seperti computed
tomography scan atau magnetic resonance imaging
(MRI) jarag sekali dikerjakan, tidak rutin dan hanya
atas indikasi seperti :
Edukasi
Memberitahukan cara penanganan kejag
Informasi mengenai kejang yang mungkin kejang
kembali
Pemberian obat untuk mencegah rekurensi memang
efektif tetapi harus diingat efek samping obat
Antipiretik
Parasetamol 10-15 mg/kg/kali diberikan 4 kali sehari dan
tidak lebih dari 5 kali
Ibuprofen 5-10 mg/kg/kali 3-4 kali/hari
Antikonvulsan
Diazepam oral dosis 0,3 mg/kg setiap 8 jam pada saat
demam menurunkan resiko berulangnya kejangpada 30%60% kasus
Diazepam rektal dosis 0,5 mg/kg setiap 8 jam pada suhu
>38,50C
Obat Rumat
Indikasi penggunaan obat rumat:
Kejang
lama> 15 menit
Adanya kelainan neurologis nyata sebelum atau
sesudah kejang misalnya hemiparesis, paresis
Toddcerebral palsy, retardasi mental, hidrosefalus
Kejang fokal
Dipertimbangkam bila;
Prognosis
Kecacatan (-)
Perkembangan mental dan neurologis umumnya
THANK YOU