Anda di halaman 1dari 34

aporan kasus

tikaria
Fajar Kurniawan H
2011101008
Dokter Pembimbing : Prof. Dr. Bambang, Sp. KK(K)

Identitas pasien
Nama
Usia

:
:

Ny. S

32 Tahun

Jenis Kelamin

Perempuan

Suku

Jawa

Pekerjaan

Ibu Rumah Tangga

Alamat

Perum Mastrip Blok G1

Status

Menikah

Agama

Islam

anamnesis

anamnesis
Pasien datang dengan keluhan bentol-bentol merah di seluruh tubuh dan
disertai gatal-gatal, sejak 3 hari yang lalu. Pasien mengeluh bentol-bentol
merah tersebut timbul ketika menjelang pagi pada pukul 05.00 dan pada
suhu yang dingin. Pasien mengeluh seperti terbakar. Bentol merah berawal
muncul di daerah tangan kemudian menyebar keseluruh tubuh, bentol satu
dengan yang lain saling menyatu dan membesar. Pasien pernah mengalami
hal yang sama sejak 3 bulan yang lalu.
Pasien mengurangi gejala dengan meminum obat CTM, setelah
meminum obat tersebut bentol merah dan gatal menghilang. Namun muncul
kembali ketika menjelang pagi.
Pasien menyangkal adanya demam (-), pusing (-), penglihatan
berkunang-kunang (-). Pasien mengeluh batuk (+) sejak 1 hari yang lalu dan
pilek (-) disangkal. Batuk dirasakan berdahak, dahak berwarna putih,kental
(+) dan darah (-). Pasien menyangkal adanya mual (-), muntah (-), nafsu
makan menurun (-), BB menurun (-), nyeri saat menelan (-), sesak nafas (-),
nyeri dada (-) dan nyeri perut (-). BAB dan BAK lancar.

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat pasca operasi disangkal,


Riwayat sakit Asma Bronkial (+).
Riwayat sakit Gagal Ginjal, Jantung disangkal, DM , Hipertensi disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga :
Ibu pasien memiliki riwayat Asma Bronkial (sejak 5 tahun).
Riwayat DM, Hipertensi dan Gagal ginjal (-)
Riwayat Pengobatan :
Pasien belum pernah menjalani pengobatan dalam jangka waktu yang lama.
Riwayat Alergi :
Pasien menyangkal adanya alergi debu (-), suhu (-), alergi susu (-), Makanan (-), Obat (-).
Riwayat Psikososial

Pemeriksaan fisik
Keadaan Umum

Tampak Sakit Sedang

Kesadaran

Composmentis

Tanda Vital

Suhu
TD
Nadi
RR
Kesan

:
:
:
:

:
36,5 oC
122/70 mmHg
78 x/menit
20 x/menit
:
Dalam batas normal

Antropometri
BB
TB
Status Gizi

:
:
:

51 kg
160 cm
:

Normal ( 20 )

Status generalisata
Kepala

Normocephal

Rambut

Warna rambut ( hitam ), Distribusi ( merata ), Alopecia (-)

Alis

Warna ( hitam ), Madarosis (-)

Mata

Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-), Reflek cahaya (+/+), Pupil (isokor), Cekung (-/-)

Hidung

Normonasi, Septum Deviasi, Sekret (-/-), Epitaksis (-/-), Pernafasan Cuping Hidung (-/-)

Telinga

Normotia, Serum/sekret (-/-), Hiperemis (-/-)

Mulut

Bibir Sianosis (- ), Bibir Kering (- ), Stomatitis angulari (- ), Lidah Kotor (- ), Karies Gigi (- ), Tonsil = T1-T1, Faring Hiperemis (-)

Kulit
Lokalisasi
Efloresensi

:
Pada seluruh badan, serta mengenai ekstremitas atas (+/+) dan bawah (+/+).
:
Eritema dan edema generalisata berbatas tegas, kadang-kadang bagian tengah tampak pucat. Bentuknya urtika.
Epidermis di sekitar urtikaria normal
Ukurannya
:
3 cm hingga 5 cm
Karakteristik :
Lesi berwarna kemerahan dan terasa gatal.

Leher
Inspeksi
Palpasi
Dada

:
:
:

Pembesaran Kelenjar Tiroid (-)


Pembesaran KGB (- ),
:

Inspeksi :
Normochest (+), dada Simetris ( kanan dan kiri ), Retraksi Dinding Dada (- ),
Bagian Dada Yang Tertinggal Saat Inspirasi (- ), Scar (- ), Caput medusa (-), Spider nevi (-)
Palpasi
:
Vokal Fremitus Simetris ( kanan=kiri ) normal, nyeri tekan (-/-)
Perkusi
:
Sonor Pada Seluruh Lapang Paru
Auskultasi :
Pernafasan vesikuler ( +/+ ), Ronki (- /- ), Wheezing (- /- ), Stridor (-/-)
Kesan
:
Dalam batas normal
Jantung

Inspeksi :
Ictus Cordis Terlihat (- )
Palpasi
:
Ictus Cordis Teraba (+ ) di ICS V linea
midclavicula sinistra
Perkusi
:
Batas kanan jantung linea sternalis dextra , Batas kiri jantung linea midclavikularis
sinistra
Auskultasi :
Bunyi Jantung I & II Murni Reguler (+), Mur-mur (-), Gallop (- )
Kesan
:
Dalam batas normal.

Abdomen
:
Ispeksi
:
Perut Tampak Membuncit (-), Luka (- ), Ditensi Abdomen (- ), Ascites (- )
Auskultasi :
Bising Usus Normal 4 kuadran abdomen
Palpasi
:
Abdomen Supel, Nyeri tekan (-) epigastrium, Turgor elastis (+), Hepar
Teraba/hepatomegali (-), Lien teraba (-), Nyeri dan tekan Mc Burney ( - )
Perkusi
:
Timpani Pada Keempat Kuadran Abdomen
Kesan
:
Dalam batas normal.
Test Ascites
:
Shiffting Dulness Dullness (- ), Undulasi (- ), Puddle Sign (- )
Pungung
:
Skoliosis (- ), Kifosis (- ), Lordosis (- ), Normal (+)
Ekstremitas
:

Atas
Bawah
Akral hangat
: +/+
+/+
RCT
: < 2 detik
< 2 detik
Udem
: -/-/ Sianosis
: -/-/ Petekie
: -/-/Inguinal
:
Tidak ada pembesaran kelenjar KGB
Anus dan Rektum :

Dalam batas normal. Perianal rash (-)


Genitalia
:

Dalam batas normal, fimosis (-), parafimosis (-), Hipospadia (- ), Epispadia (-)

STATUS DERMATOLOGIS
Lokalisasi : Pada seluruh badan, serta mengenai
ekstremitas atas (+/+) dan bawah (+/+).
Efloresensi
: Eritema dan edema generalisata berbatas
tegas, kadang-kadang bagian tengah tampak
pucat. Bentuknya urtika. Epidermis di sekitar
urtikaria
normal
Ukurannya

Karakteristik :

3 cm hingga 5 cm
Lesi berwarna kemerahan dan terasa gatal.

Diagnosis
Diagnosis Kerja
akut dan cough

Urtikaria

Diagnosis Banding
Dermatitis Alergi
Cold Urtikaria
Angioderma

penatalaksanaan
Non Medikamentosa
:
Istirahat
Hindari faktor alergen yang dapat menimbulkan terjadinya alergi kembali.
Medikamentosa
:
Anti histamine : Chlorphenilamin Maleat ( CTM ) tablet 4 mg ( seperlunya )
Salisil Bedak 2 % ( pemakaian luar )
Anti tusif
: Gliseril Guajacolat tablet 400 mg ( 3x1 ) ( ekspektoran )
Pemeriksaan Penunjang
:
Pemeriksaan darah, urin, dan feses rutin untuk menilai ada tidaknya infeksi yang
tersembunyi atau kelainan pada organ dalam.
Pemeriksaan kadar IgE, eosinofil, dan komplemen.
Tes kulit, meskipun terbatas kegunaannya dapat dipergunakan untuk membantu
diagnosis. Uji gores (scratch test) dan uji tusuk (prick test).
Tes eliminasi makanan
Tes dengan es (ice cube test) dan air hangat.
Pada urtikaria fisik akibat sinar dapat dilakukan tes foto tempel.

PROGNOSIS
Quad ad vitam
: Ad Bonam
Qua ad Funtionam
: Ad Bonam
Qua ad Sanationam : Ad Bonam

Tinjauan pustaka

definisi
Urtikaria adalah suatu kelainan yang terbatas pada bagian superfisial kulit
yang berupa bintul ( wheal ) yang berbatas jelas dengan dikelilingi daerah
yang eritematous. Pada bagian tengah bintul tampak kepucatan. Biasanya
kelainan ini bersifat sementara ( transient ), gatal dan bisa terjadi di manapun
di seluruh permukaan kulit.

epidemiologi
Urtikaria dapat terjadi pada semua ras. Kedua jenis kelamin dapat terkena,
tapi lebih sering pada wanita usia pertengahan. Urtikaria kronik idiopatik
terjadi 2 kali lebih sering pada wanita daripada laki-laki. Urtikaria akut lebih
sering terjadi pada anak-anak, sedangkan urtikaria kronik lebih sering terjadi
pada usia dewasa.

etiologi
Obat
obat-obatan golongan penisilin, sulfonamide, analgesic, pencahar hormone dan
diuretic.
kodein, opium dan zat kontras
Makanan
Telur, ikan, kacang, udang, coklat, tomat, arbei, babi, keju, bawang, dan
semangka.
Bahan yang dicampurkan dalam makanan seperti asam nitrat, asam benzoate,
ragi, salisilat dan penisilin.
Gigitan dan Sengatan Serangga
Bahan Fotosentizer
Bahan semacam ini misalnya griseovulvin, fenotiazin, sulfonamide, bahan
kosmetik dan sabun germisid sering menimbulkan urtikaria.
Inhalasi
Inhalasi yang berupa serbuk sari bunga ( pollen ), spora jamur, debu bulu
binatang, dan aerosol

etiologi
Kontaktan
kutu binatang, serbuk tekstil, air liur binatang, tumbuh-tumbuhan, buah-buahan bahan
kimia misalnya insect repellent ( pembasmi serangga ), dan bahan kosmetik.
Trauma Fisik
Faktor Dingin, Panas, Tekanan.
Infeksi dan Infestasi
Infeksi bakteri, virus, jamur, maupun infeksi parasite.
Psikis
Tekanan jiwa
Genetik
Penyakit Sistemik
SLE, limfosa, hipertiroid, hepatitis, urtikaria pigmentosa, arthritis pada demam reumatik
dan arthritis rheumatoid juvenilis

klasifikasi
Berdasarkan lama serangan berlangsung
Urtikaria akut

Serangan berlangsung kurang dari 6 minggu, atau serangan berlangsung selama 4 minggu tetapi
timbul setiap hari.
Urtikaria akut yang timbul mendadak dan hilang dengan cepat berlangsung
Lebih sering terjadi pada anak muda, terutama laki-laki.
Penyebabnya mudah diketahui.

Urtikaria kronik

Urtikaria kronik yang timbul berulang-ulang atau berlangsung tiap hari selama lebih dari 6
minggu. Urtikaria kronik ditandai dengan bengkak yang edema, diikuti dengan rasa gatal, papul
atau plak pada kulit.
Bila serangan berlangsung lebih lama dari urtikaria akut.
Lebih sering terjadi pada wanita usia pertengahan.
Penyebabnya sulit diketahui. Tapi ada kecenderungan urtikaria lebih sering diderita oleh
penderita atopik.
Tipe Urtikaria kronik : Urtikaria Fisis, Vaskulitis dan Idiopatik.

klasifikasi
Berdasarkan morfologi klinis, urtikaria dibedakan menurut bentuknya :

Urtikaria Popular
Urtikaria Gutata
Urtikaria Girata
Urtikaria Anular
Urtikaria Arsinar

:
:
:

:
Bentuk Papul
Sebesar Tetesan Air
Ukurannya Besar-besar
Bentuk Lingkaran
:
Bentuk Bulan Sabit

Berdasarkan luasnya dan dalamnya jaringan yang terkena :


Urtikaria Local
Urtikaria General
Angioderma.
Urtikaria kronis yang timbul berulang-ulang atau berlangsung tiap hari selama lebih dari 6 minggu.
Urtikaria kronik ditandai dengan bengkak yang edema, diikuti dengan rasa gatal, papul atau plak
pada kulit.

klasifikasi
I.

Urtikaria atas dasar reaksi imunologik


a.
1.
2.
b.
1.
2.
3.
c.

Bergantung pada IgE ( reaksi alergik tipe I )


Pada penderita atopic
Antigen Spesifik ( pollen, obat, venom )
Ikut serta komplemen
Pada reaksi sitotoksik ( reaksi alergik tipe II )
Pada reaksi kompleks imun ( reaksi alergi tipe III )
Defisiensi C1 esterase inhibitor ( genetic )
Reaksi alergi tipe IV ( urtikaria kontak )

II. Urtikaria atas dasar reaksi nonimunologik.


Langsung memacu sel mast sehingga terjadi pelepasan mediator-mediator alergi ( misalnya obat golongan
opiate dan bahan kontras)
Bahan yang menyebabkan perubahan metabolism asam arakidonat ( misalnya aspirin dan obat anti-inflamasi
nonsteroid )
Trauma Fisik
Urtikaria solar
:
Karena paparan cahaya.
Urtikaria dingin
:
Karena udara.
Urtikaria dermatografisme :
Karena gesekan/tekanan

III. Urtikaria idiopatik, yaitu urtikaria yang tidak jelas penyebab dan mekanismenya.

patofisiologi
-

Genetik
Jumlah antibody
IgE dalam darah
besar

Faktor
Imunologik

Bahan-bahan
kimia
Paparan fisik
Zat kolinergik
Infeksi

Faktor
Imunologik

Non

Reseptor IgE

Menempel
&
berhubungan
dengan Sel Mast
& Basofil

Alkohol
Strees emosional
Panas
Latihan fisik
Hormonal

Faktor Modulasi

Tekanan
yang
terusmenerus/goresan

Demografisme

Pembengkakan
pada daerah yang
tertekan

Melepaskan reseptor
histamine,
prostaglandin, dan
leukotrien
Peningkatan
Permeabilitas Kapiler
setempat

Vasodilatasi
Pembuluh Darah

URTIKARIA
Cairan & sel terutama
eosinofil keluar dari
pembuluh darah
Pembengkakan Kulit
Lokal

Transudasi Cairan
Lokal

Merangsang
ujung saraf perifer
Gatal Berulang

Digaruk
Berlebihan

Terjadi saat
malam hari

Pengumpulan Cairan
Lokal
Edema
Lokal
Nyeri Akut

Eritema

Lesi

Resiko
Infeksi

Sering terbangun
malam hari

Gangguan Pola Tidur

Kerusakan Integritas Jaringan

Gangguan Citra
Tubuh

Gejala klinis

Gatal-gatal, rasa terbakar atau tertusuk-tusuk.


Pembengkakan di atas permukaan kulit yang berwarna kemerahan
dengan batas pingir yang jelas, kadang-kadang bagian tengah tampak lebih
pucat ( timbul secara tiba-tiba, memudar bila disentuh, jika digaruk akan
timbul bentol-bentol yang baru )
Bentol-bentol membesar lalu menyebar atau bergabung satu sama lain
membentuk bentol yang lebih besar.
Bentuknya berubah-ubah, hilang timbul dalam beberapa menit atau jam.
Satu bentol sendiri dapat bertahan dari empat sampai 36 jam.
Bila mengenai organ dalam, misalnya saluran cerna dan nafas disebut
angioderma

diagnosis
a.

Anamnesis

Berdasarkan dari anamnesis pasien, keluhan subyektif biasanya gatal, rasa


terbakar, atau tertusuk pada daerah lesi.
Pasien memiliki alergi terhadap obat dan makanan tertentu atau pernah mengalami
suatu pengalaman yang merupakan salah satu penyebab urtikaria,

b. Pemeriksaan Klinis
Pada pemeriksaan kulit ditemukan :
a. Lokasi :
Pada badan, tapi dapat juga mengenai ekstremitas, kepala
dan leher.
b. Efloresensi
:
Eritema dan edema setempat berbatas tegas, kadangkadang bagian tengah tampak pucat. Bentuknya dapat popular. Epidermis di
sekitar urtikaria normal.
c. Ukuran :
Ukuran dari beberapa millimeter hingga centimeter, dapat
berbentuk dari lenticular, nummular, sampai plakat. Karateristik lesi berwarna
kemerahan dan terasa gatal.

Differensial diagnosis

Cold Urtikaria
Dermatitis Alergi
Pitiriasis Roseae

Pemeriksaan penunjang
Test Alergi
test kulit invivo skin prick test (tes tusuk) dan patch test (tes tempel), pemeriksaan IgE
spesifik ( radio-allergosorbent test-RASTs ) atau invitro yang mempunyai makna yang
sama.

Test Provokasi
Test provokasi akan sangat membantu diagnosis urtikaria fisik, bila test-test alergi
memberikan hasil yang meragukan atau negative.

Biopsi
Punch biopsy dengan ukuran 4 mm dapat digunakan membantu diagnosis. Urtikaria
mencangkup kelainan histopatologi yang luas, mulai infiltrasi berbagai macam sel
radang yang agak jarang dengan edema dermis hingga edema dermis yang menonjol
disertai infiltrasi sel-sel radang yang relatif banyak.

Pemeriksaan pelengkap
Pemerikasaan darah rutin, air seni dan tinja rutin biasanya tidak banyak membantu
diagnosis urtikaria umumnya atau urtikaria fisik. Pemeriksaan tersebut bermanfaat
untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit penyerta,

penatalaksanaan
Non Medikamentosa

Penjelasan
Pada pasien perlu dijelaskan tentang jenis
urtikaria, penyebab ( bila diketahui ), cara-cara
sederhana untuk mengurangi gejala, pengobatan
dapat dilakukan dan harapan di masa mendatang
Menghindari Allergen.
Prioritas utama pengobatan urtikaria adalah
eliminasi dari bahan penyebab, bahan pencetus
atau antigen, yang sebenarnya lebih mudah
diucapkan dari pada dilakukan.

penatalaksanaan
Medikamentosa
Pengobatan Lini Pertama
Antihistamin yang Ditujukan untuk Urtikaria Kronik

Klasik ( sedasi )

Generasi II

Generasi III

Antagonis H2

Klorfeniramin

4 mg, 3 kali sehari

Hidroksizin

10-25 mg, 3 kali sehari

Difenhidramin

10-25 mg,(malam hari)

Prometazin

25 mg, (malam hari)

Akrivastin

4 mg, 3 kali sehari

Setirizin

10 mg, sekali sehari

Loratadin

10 mg, sekali sehari

Mizolastin

10 mg, sekali sehari

Desloratadin

5 mg, sekali sehari.

Feksofenadin

180 mg, sekali sehari.

Simetadin

400 mg, 2 kali sehari

Ranitidin

150 mg, 2 kali sehari.

penatalaksanaan
Medikamentosa
Pengobatan Lini Ke dua
Kortikosteroid.
Sebelum diputuskan pemberian steroid, seharusnya
dilakukkan
biopsy
kulit
terlebih
dahulu,
untuk
mengklasifikasikan urtikaria secara histopatologis.
Pada urtikaria yang berat dan sangat menggganggu
aktivitas pasien, dapat diberikan dosis tinggi steroid secara
oral. Prednisolon 60 mg sehari diberikan sebagai pulse dosing
untk 3-5 hari.
Obat-obatan lain seperti kolkisin, dapson, indometasin dan
hidrosiklorokuin pada Urtikaria Vaskulitis.
Adrenalin dapat diberikan secara intramuscular, subkutan
atau perinhalasi, sangat berperan dalam penatalaksanaan
angioderma yang berat yang bisa menyertai urtikaria,

penatalaksanaan
Medikamentosa
Pengobatan Lini Ke tiga

Plasmaferesis
Pasien urtikaria kronik yang terjadi sepanjang waktu

komplikasi

Lesi-lesi urtikaria bisa sembuh tanpa komplikasi. Namun


pasien dengan gatal yang hebat bisa menyebabkan purpura dan
excoriasi yang bisa menjadi infeksi sekunder.
Penggunaan antihistamin bisa menyebabkan somnolens dan
bibir kering. Pasien dengan keadaan penyakit yang berat bisa
mempengaruhi kualitas hidup.

prognosis

Penyakit ini bisa remisi spontan pada 33,2% pasien. Setelah 1


tahun, 50% pasien menjadi bebas gejala. Tetapi penyakit ini
dilaporkan bisa mencapai sampai 20 tahun pada 20% pasien.

Anda mungkin juga menyukai