Afiyah Hasanah
1111013017
BIOPHARMACEUTICAL
CLASSIFICATION SYSTEM
PENDAHULUAN
BCS KELAS 1
BCS KELAS II
BCS KELAS IV
BATAS KELAS
1.Sangat larut yaitu Sebuah zat obat dianggap sangat larut
PENENTUAN KELAS
PERMEABILITAS
TABEL 1
(KLASIFIKASI OBAT ORAL SESUAI DENGAN BCS)
Obat
Kelarutan
(mg/ml)
Kelas BCS
Atenolol
26,5
0,20
100
Karbamazepine
0,01
4,30
200
Citimetidine
1,00
0,26
200
Furosemide
0,01
0,05
40
Hydrochlorthiazid
e
1,00
0,04
50
Propranolol
33
2,91
40
Verapamil
83
6,80
80
KESIMPULAN
FAKTOR YG MEMPENGARUHI
LAJU DISOLUSI
Kedua alat disolusi diatas hamper sama kecuali bahwa pada gambar (b)
luas permukaan tablet atau bahan kompak (bahan yang dipadatkan )
tersebut tetap konstan ketika melarut. Desain ini menguntungkan dalam
penelitian dan formulasi produk. Selain itu keadaan termodinamik yang
tepat dijaga oleh posisi pengaduk yang tetap dan pemegang sampel
(sample holder). Alat paddle pada gambar (a) dikenal sebagai alat disolusi
2 dari USP dan alat keranjang putar dikenal sebagai alat disolusi 1 dari
USP (Marti, dkk, 2008)
Menurut Farmakope Indonesia alat yang digunakan untuk uji disolusi ada
2, yaitu pengaduk bentuk keranjang (alat 1) dan pengaduk bentuk dayung
(alat 2).
Alat 1 terdiri dari dari sebuah wadah bertutup yang terbentuk dari kaca
atau bahan transparan lain yang inert, suatu motor, suatu batang logam
yang digerakkan oleh motor dan keranjang berbentuk silinder.
Wadah tercelup sebagian di dalam suatu tangasair yang sesuai berukuran
sedemikian sehingga dapat mempertahankan suhu dalam wadah pada 37o
0,5o selama pengujian berlangsung dan menjaga agar gerakan air dalam
tangas air halus dan tetap.
PROTOKOL UJI
Keadaan pH
pH tetap: untuk sediaan dengan pelarutan cepat, uji pelarutan
dilakukan pada pH asam, bila pelarutannya lambat, percobaan
dilakukan pada pH asam dan basa
pH berubah:
Proses tidak berkesinambungan: setiap jam dilakukan
penggantian setengah volume cairan pelarutan dengan larutan
yang pH nya berbeda, dan proses ini diperbaharui setelah 8 jam
Proses berkesinambungan: dengan perubahan pH sebagai fungsi
waktu dengan menambahkan larutan basa dalam jumlah yang
tepat ke dalam wadah yang berisi larutan asam
UV-VIS
Fluorometri
Konduktometri
PROFIL
DISOLUSI
Profil disolusi
dibandingkan dengan menggunakan faktor kemiripan f2 yang
dihitung dengan persamaan berikut :
Rt = persentase kumulatif obat yang larut pada setiap waktu sampling dari produk
pembanding (R = reference)
Tt = persentase kumulatif obat yang larut pada setiap waktu sampling dari produk
uji (T = test)
- Nilai f2 50 atau lebih besar (50100) menunjukkan kesamaan atau ekivalensi ke
2 kurva, yang berarti kemiripan profil disolusi ke-2 produk;
- Jika produk copy dan produk pembanding memiliki disolusi yang sangat cepat
(> 85% melarut dalam waktu < 15 menit dalam ke-3 media dengan metode uji yang
dianjurkan), perbandingan profil disolusi tidak diperlukan.
BIOAVAILABILITAS
METODE PENENTUAN
BIOAVAILABILITAS
bioekuivalen
Observasi Klinik
Metode in vitro
Uji
Subjek
Manusia (pria) sehat
Usia 18-35 tahun
Tinggi dan bobot badan normal
Jumlah minimum 12 subjek
Durasi sampling: harus cukup untuk menjamin
lengkapnya data fase absorpsi
Frekuensi sampling harus mencukupi
UJI BIOEKUIVALENSI
Desain
Melibatkan
Metoda Analisis
Akurat,
Formulasi Standar
Referensi:
apakah:
1.
* sebagai larutan dalam air dan mengandung zat ( zat)aktif yang sama dalam kadar
molar yang sama dan eksipien yang praktis sama dalam kadar yang sebanding
KRITERIA BIOEKIVALEN
Produk uji (test = T) dan produk pembanding (reference = R)
dikatakan bioekivalen jika :
Rasio
TERIMAKASIH