KELUARGA SEJAHTERA
Indikator Keluarga
Sejahtera
1)
2)
3)
4)
5)
Keluarga
Keluarga
Keluarga
Keluarga
Keluarga
Pra Sejahtera
Sejahtera I
Sejahtera II
Sejahtera III
Sejahtera III Plus
l
a
m
i
n
i
M
n
a
n
a
y
a
l
e
P
t
r
a
d
n
St a
(SPM)
Batasan
Satker/Lembaga
Waktu
Penangguan Jawab
Pencapaian
Tahun
1
A
2
Komunikasi Informasi
1)
3
Cakupan Pasangan Usia Subur
Berencana dan
20 tahun 3,5%.
Keluarga Sejahtera
2)
4
100
5
2014
6
SKPD KB
100
2014
SKPD KB
100
2014
SKPD KB
100
2014
SKPD KB
100
2014
SKPD KB
100
2014
SKPD KB
100
2014
SKPD KB
3)
4)
5)
6)
Penyediaan Alat
1)
dan Obat
Cakupan penyediaan
100
2014
SKPD KB
100
2014
SKPD KB
Kontrasepsi
Kontrasepsi untuk
memenuhi permintaan
masyarakat 30%
setiap bulan.
Penyediaan
Informasi Data
Mikro
1)
Cakupan penyediaan
informasi data mikro
keluarga di setiap
Desa/Kelurahan 100%
setiap tahun.
MDGs
Mengurangi sampai setengah jumlah orang yang hidup dengan kurang dari
satu dollar per hari.
Dengan Indikator :
1B :
Mencapai penuh dan produktif kerja dan pekerjaan yang layak bagi
semua, termasuk perempuan dan kaum muda.
Dengan Indikator :
SDGs
Tujuan :
Mengakhiri segala bentuk kemiskinan dimanapun.
Target :
1A :
Memastikan mobilisasi berarti atas sumber daya dari berbagai
sumber, termasuk melalui kerja sama pembangunan yang telah
ditingkatkan, untuk menyediakan alat yang mencukupi serta
terprediksi untuk negara-negara berkembang, terutama Negara
tertinggal, untuk mengimplementasikan program dan kebijakan untuk
mengakhiri kemiskinan di seluruh dimensinya
1B :
Menyusun kerangka kebijakan yang kuat di tingkat nasional, regional,
dan internasional, berdasaran strategi pembangunan yang pro-rakyat
miskin serta sensitif gender, untuk mendukung investasi yang telah
dipercepat dalam tindakan pengentasan kemiskinan.
Masalah Program
Keluarga Sejahtera
Masalah penghambat keluarga sejahtera yang
paling sering adalah kemiskinan. Terkait
kemiskinan, belum banyak kemajuan yang
dicapai. Dalam pengertian absolut lebih dari
setengah jumlah total penduduk miskin berada
di Pulau Jawa (54,6%) hal tersebut berkaitan
dengan laju pertumbuhan penduduk dan
persebaran penduduk yang tidak merata.
KONDISI LAPANGAN
KONDISI LAPANGAN
BAHASAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Kemiskinan
Kepadatan Penduduk
Pasangan Usia Subur ber-KB
Rataan Jumlah Anggota Keluarga
Sanitasi Rumah
Standar Luas Rumah Penduduk
Laju Pertumbuhan Penduduk dan Pengangguran
Indeks Pembangunan Manusia
1. Kemiskinan
Hasil analisis korelasi menunjukan semakin tinggi prosentase warga
terkategori miskin di suatu wilayah maka semakin tinggi prosentase
keluarga yang terkategori Pra KS di wilayah tersebut. Hal yang sama
juga di tunjukan untuk keluarga kategori KS 1 dan total gabungan
prosentase Pra KS dan KS 1. Hasil yang sama juga di tunjukan untuk
wilayah perkotaan maupun pedesaan dan untuk indeks kedalaman
kemiskinan (P1) dan indeks keparahan kemiskinan (P2). Hal ini bermakna
bahwa indikator KS mencerminakan 80% indikator kemiskinan penduduk,
sedangkan 20% lainnya merupakan keunikan indikator keluarga sejahtera
yang tidak tercerminkan dalam indikator kemiskinan penduduk, yang
diimplementasikan dalam indikator kesejahteraan yang lebih advance.
2. Kepadatan Penduduk
Terdapat korelasi dengan koefisien yang besar antara keluarga sejahtera
dan kepadatan penduduk. Hal tersebut berlaku untuk hubungan timbal
balik dimana di wilayah dengan kepadatan penduduk yang semakin tinggi
maka akses terhadap sumberdaya ekonomi dan kesempatan berusaha
juga kesempatan memperoleh layanan semakin terbatas, sehingga
berakibat terhadap pemenuhan kebutuhan pokok penduduk yang
terbatas.
5. Sanitasi Rumah
Terdapat hubungan positif antara prosentase Pra-S, KS-1
dan Pra-S & KS-1 dengan penduduk yang tidak memiliki
sanitasi yang layak baik di perkotaan, di pedesaaan,
dan total perdesaan dan perkotaan. Ketidaksejahteraan
keluarga dicerminkan oleh prosentase penduduk
dengan sanitasi yang tidak layak atau sebaliknya.
6. Standart Luas Rumah Penduduk
Hasil korelasi menunjukan hubungan nyata positif
antara prosentase Pra-S dan KS-1 di suatu wilayah
dengan prosentasi penduduk yang memiliki luas rumah
per kapita kurang dari 7 m2 atau luas rumah yang tidak
memenuhi standar. Hal tersebut konsisten baik di
perkotaan, muapun di perdesaan, dan total perkotaan
dan perdesaan.