Anda di halaman 1dari 41

PERSALINAN LEWAT WAKTU

&
DISTOSIA
KELOMPOK 3
DISUSUN OLEH :

1.

ANIS DWI PUNIAGIRI

2.

DIAN INDAH PERMATASARI

PERSALINAN LEWAT
WAKTU

Persalinan Lewat waktu (Serotinus)

Persalinan lewat waktu atau postterm atau serotinus


adalah
persalinan melampaui umur hamil 42 minggu dan pada janin terdapat
tanda postmaturitas (Manuaba, 2007).

Definisi standar untuk kehamilan dan persalinan lewat bulan adalah


294 hari setelah hari pertama menstruasi terakhir, atau 280 hari
setelah ovulasi. Istilah lewat bulan (postdate) digunakan karena tidak
menyatakan secara langsung pemahaman mengenai lama kehamilan
dan maturitas janin ( Varney Helen, 2007).

Persalinan postterm menunjukkan kehamilan berlangsung sampai 42


minggu (294 hari) atau lebih, dihitung dari hari pertama haid terakhir
menurut rumus Naegele dengan siklus haid rata-rata 28 hari
(Prawirohardjo, 2008).

Etiologi

Ketidaktentuan tanggal menstruasi: ketidak sanggupan ibu mengingat


HPHT, perdarahan selama kehamilan, siklus haid tidak teratur,
kehamilan dalam masa pasca persalinan (Oxorn, 2004).

Hormone penurunan konsentrasi estrogen yang menandai kasus


kasus kehamilan serotinus dianggap merupakan hal penting, karena
kadar estrogen tidak cukup untuk
menstimulasi produksi dan
penyimpanan glikofosfolipid didalam membrane janin.

Herediter karena postmaturitas sering dijumpai pada satu keluarga


tertentu.

Manisfestasi Klinis

Keadaan klinis yang dapat ditemukan ialah gerakan janin yang jarang,
yaitu secara subyektif kurang dari 7 kali/20 menit atau secara
obyektif dengan KTG kurang dari 10 kali/20 menit.

Air ketuban berkurang dengan atau tanpa pengapuran (klasifikasi)


plasenta diketahui dengan pemeriksaan USG.

Pada bayi akan ditemukan tanda-tanda lewat waktu yang terbagi


menjadi :
1. Stadium I :kulit kehilangan verniks kaseosa dan terjadi maserasi
sehingga kulit kering,rapuh, dan mudah mengelupas.
2. Stadium II

: seperti Stadium I disertai pewarnaan mekonium


(kehijauan) di kulit.

3. Stadium III :seperti Stadium I disertai pewarnaan kekuningan pada


kuku, kulit dan talipusat

RESIKO KEHAMILAN
Resiko kehamilam lewat waktu antara lain adalah gangguan
pertumbuhan janin, gawat janin, sampai kematian janin
dalam rahim. Resiko gawat janin dapat terjadi 3 kali dari
pada kehamilan aterm1. Kulit janin akan menjadi keriput.
Lemak dibawah kulit menipis bahkan sampai hilang, lamalama kulit janin dapat mengelupas dan mengering seperti
kertas perkamen. Rambut dan kuku memanjang dan cairan
ketuban berkurang sampai habis. Akibat kekuranagan oksigen
akan terjadi gawat janin yang menyebabkan janin buang air
besar dalam rahim yang akan mewarnai cairan ketuban
menjadi hijau pekat.

DIAGNOSA
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam mendiagnosis kehamilan lewat
waktu, antara lain :
1. HPHT jelas.
2. Dirasakan gerakan janin pada umur kehamilan 16-18 minggu.
3. Terdengar denyut jantung janin (normal 10-12 minggu dengan Doppler, dan 1920 minggu dengan fetoskop).
4. Umur kehamilan yang sudah ditetapkan dengan USG pada umur kehamilan
kurang dari atau sama dengan 20 minggu.
5. Tes kehamilan (urin) sudah positif dalam 6 minggu pertama telat haid.

Tanda kehamilan lewat waktu yang dijumpai pada bayi dibagi atas
tiga stadium, yaitu :
1.

Stadium I. Kulit menunjukkan kehilangan verniks kaseosa dan


maserasi berupa
kulit kering, rapuh, dan mudah
mengelupas.

2.

Stadium II. Gejala stadium I disertai pewarnaan mekonium


(kehijauan) pada kulit.

3.

Stadium III. Terdapat pewarnaan kekuningan pada kuku, kulit,


dan tali pusat.

Yang paling penting dalam menangani kehamilan lewat waktu ialah


menentukan keadaan janin, karena setiap keterlambatan akan
menimbulkan resiko kegawatan. Penentuan keadaan janin dapat
dilakukan :
1. Tes tanpa tekanan (non stress test)
2. Gerakan janin
3. Amnioskopi

Penatalaksanaan
1. Penalaksanaan pada ibu
a. Pengelolaan persalinan

Bila sudah dipastikan umur kehamilan 41 minggu, pengelolaan tergantung


dari derajat kematangan serviks.
Bila serviks matang (skor bishop > 5)

Dilakukan induksi persalinan asal tidak ada janin besar, jika janin
lebih 4000 gram, dilakukan SC.

Pemantauan intrapartum dengan mempergunakan KTG dan


kehadiran dokter spesialis anak apalagi bila ditemukan mekonium
mutlak diperlukan.

Pada serviks belum matang (skor bishop < 5) kita perlu menilai keadaan
janin lebih lanjut apabila kehamilan tidak diakhiri.

NST dan penilaian kantung amnion. Bila keduanya normal


kehamilan dibiarkan berlanjut dan penilaian janin dilanjutkan
seminggu 2 kali.

Bila ditemukan oligohidramnion (< 2 cm pada kantung yang


vertikal atau indeks cairan amnion < 5) atau dijumpai deselerasi
variabel pada NST, maka dilakukan induksi persalinan.

Bila volume cairan amnion normal dan NST tidak reaktif, test
dengan kontraksi (CST) harus dilakukan. Hasil CST positif janin
perlu dilahirkan, bila CST negatif kehamilan dibiarkan
berlangsung dan penilaian janin dilakukan lagi 3 hari kemudian.

Keadaan serviks (skor bishop harus dinilai ulang setiap kunjungan


pasien, dan kehamilan harus diakhiri bila serviks matang.

Pasien dengan kehamilan lewat waktu dengan komplikasi seperti DM,


preeklamsi, PJT, kehamilannya harus diakhiri tanpa memandang keadaan
serviks. Tentu saja kehamilan dengan resiko ini tidak boleh dibiarkan
melewati kehamilan lewat waktu.

b. Pengelolaan intrapartum
1. Pasien tidur miring sebelah kiri
2. Pergunakan pemantauan elektrolit jantung janin berikan oksigen bila
ditemukan keadaan jantung yang abnormal.
3. Perhatikan jalannya persalinan
2. Pentalaksanaan pada bayi
1.

Menangani sindrom aspirasi meconium

2.

Melakukan pengukuran glukosa darah serial

3.

Memberi makan lebih awal untuk mencegah hipoglikemia jika bukan


merupakan kontraindikasi pada status pernafasan.

4.

Mempertahankan integritas kulit.


.

Pertahankan kulit bersih dan kering.

Hindari penggunaan bedak,cream, lotion.

Hidari penggunaan plester.

PENCEGAHAN

Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kehamilan yang


teratur, minimal 4 kali selama kehamilan, 1 kali pada trimester pertama
(sebelum 12 minggu), 1 kali pada trimester ke dua (antara 13 minggu sampai
28 minggu) dan 2 kali trimester ketiga (di atas 28 minggu). Bila keadaan
memungkinkan, pemeriksaan kehamilan dilakukan 1 bulan sekali sampai usia
7 bulan, 2 minggu sekali pada kehamilan 7-8 bulan dan seminggu sekali pada
bulan terakhir. Hal ini akan menjamin ibu dan dokter mengetahui dengan
benar usia kehamilan, dan mencegah terjadinya kehamilan serotinus yang
berbahaya.

A. Pencegahan Terhadap ibu persalinan serotinus dapat menyebabkan distosia


dikarenakan oleh:
1.

Aksi uterus yang tidak terkoordinir dikarenakan kadar progesteron yang tidak
turun pada kehamilan serotinus

2.

Janin besar oleh karena pertumbuhan janin yang terus berlangsung dan dapat
menimbulkan CPD dengan derajat yang mengakhawatirkan

KONSEP ASKEP
A. Pengkajian
Anamnesa
- Biodata meliputi : Nama, Umur mengetahui usia ibu apakah
termasuk resiko tinggi / tidak (terlalu muda apabila < 20 tahun
atau terlalu tua > 35 tahun), Pendidikan pemberian informasi
yang tepat bagi klien, pekerjaan.
.

Keluhan Utama

Pada umumnya klien mengeluh nyeri pada daerah pinggang


menjalar ke perut, adanya his yang makin sering, teratur,
keluarnya lendir dan darah, perasaan selalu ingin buang air
kemih, bila buang air kemih hanya sedikit-sedikit.

-Riwayat penyakit sekarang


Dalam pengkajian ditemukan ibu hamil dengan usia kehamilan anatara 38
42 minggu (Cristinas Ibrahim, 1993) disertai tanda-tanda menjelang
persalinan yaitu nyeri pada daerah pinggang menjalar ke perut, his makin
sering, tertaur, kuat, adanya show (pengeluaran darah campur
lendir).kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
-Riwayat penyakit dahulu
Adanya penyakit jantung, Hypertensi, Diabitus mielitus, TBC, Hepatitis,
penyakit kelamin, pembedahan yang pernah dialami, dapat memperberat
persalinan.
-Riwayat penyakit keluarga
Adanya penyakit jantung, hipertensi, diabitus mielitus, keturunan hamil
kembar pada klien, TBC, Hepatitis, Penyakit kelamin, memungkinkan
penyakit tersebut ditularkan pada klien, sehingga memperberat
persalinannya. (Depkes RI, 1993,66).

Riwayat Obstetri

-Riwayat haid.
Ditemukan amenorhhea (aterm 38-42 minggu) (Cristinas Ibrahim,
1993,3), prematur kurang dari 37
-Riwayat kebidanan.
Adanya gerakan janin, rasa pusing,mual muntah, daan lain-lain. Pada
primigravida persalinan berlangsung 13-14 jam dengan pembukaan
1cm /jam, sehingga pada multigravida berlangsung 8 jam dengan 2 cm /
jam.
-Riwayat psikososialspiritual dan budaya.
Perubahan psikososial pada trimester I yaitu ambivalensi, ketakutaan
dan fantasi. Pada trimester II adanya ketidak nyamanan kehamilan
(mual, muntah), Narchisitik, Pasif dan introvert. Pada trimester III klien
merasa tidak feminin lagi karena perubahan tubuhnya, ketakutan akan
kelahiran bayinya,distress keluarga karena adaanya perasaan sekarat
selama persalinan berlangsung.

Pola Kebutuhan Sehari-hari


-Nutrisi
Adanya his berpengaruh terhadap keinginan atau selera makan yang menurun
-Istirahat tidur
Klien dapat tidur terlentang,miring ke kanan / kiri tergantung pada letak punggung
anak,klien sulit tidur terutama kala I IV.
-Aktivitas.
Klien dapat melakukan aktivitas seperti biasanya, terbatas pada aktivitas ringan,
tidak membutuhkan tenaga banyak, tidak mebuat klien cepat lelah, capai, lesu.
-Eliminasi.
Adanya perasaan sering / susah kencing selama kehamilan dan proses persalinan.
Pada akhir trimester III dapat terjadi konstipasi.
-Personal Hygiene
Kebersihan tubuih senantiasa dijaga kebersihannya. Baju hendaknya yang longgar
dan mudah dipakai, sepatu / alas kaki dengan tumit tinggi agar tidak dipakai lagi.
-Seksual
Terjadi disfungsi seksual yaitu perubahan dalam hubungan seksual / fungsi dari sek
yang tidak adekuat karena adanya proses persalinan dan nifas.

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik umum

Kesadaran umum

Apakah tampak sakit

Bagaimana kesadarannya

Apakah tampak pucat ( anemis )

Pemeriksaan tanda vital

Tekanan darah

Nadi

Suhu

Pernafasan

Pemeriksaan khusus abdomen

Kesan abdomen

Perut kembung

Apakah tampak gerak janin

Pemeriksaan Leopold

Terdapat tanda abdominal, seperti:

Rasa nyeri berlebihan

Tanda cairan bebas dengan abdomen

Kesan lingkaran Bandle meningkat/ tinggi

Bagian janin mudah diraba

Tampak perdarahan pervaginam

Pemeriksaan DJJ

DJJ normal antara 120-160

Keteraturan

Apakah disertai pengeluaran mekonium pada letak kepala

Pemeriksaan dalam

Pada kala II persalinan lakukan pemeriksaan dalam setiap jam


Periksa luar

Periksa dalam

Keterangan

5/5

HI

Kepala di atas PAP, mudah

digerakkan.

4/5

H I-II

Sulikt digerakkan bagian

terbesar

masuk panggul.

3/5

H II +

Bagian

belum masuk panggul.

2/5

H II +

Bagian

sudah masuk panggul.

1/5

H III-H IV

Kepala di dasar panggul.

Di perineum

0/5

H IV

kepala
terbesar
terbesar

belum
kepala
kepala

Diagnosa

Diagnosa

1. Nyeri berhubungan dengan disproporsi janin yang


ditandai dengan robekan jalan lahir
2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan gangguan
pembukaan yang ditandai dengan pecahnya ketuban
3. Cemas berhubungan dengan kontraksi rahim yang kuat
yang ditandai dengan trauma
4. Ikterus neonatus berhubungan dengan subgaleal
hematoma yang ditandai dengan diresorbsi tubuh janin
5. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan nekrosis kulit
yang ditandai dengan alopesia

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


Nyeri berhubungan dengan disproporsi janin yang ditandai
dengan robekan jalan lahir
Tujuan :
Mengurangi rasa nyaman nyeri yang dialami ibu
Intervensi :
Ajarkan klien tehnik bernafas dan latihan relaksasi
R/ : mengurangi rasa tidak nyaman (nyeri)
Memberikan
rasa
penggantian posisi

nyaman,

elusan

pinggang

dan

R/: mengurangi ketidak nyamanan dan menolong untuk


rileks

Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan gangguan pembukaan


yang ditandai dengan gangguan pecahnya ketuban
Tujuan : memperlihatkan kemajuan tanpa terjadi komplikasi
infeksi.
Intervensi :
Memantau suhu,nadi tiap 2 jam sekali
R/ : agar mengetahui perubahan suhu ibu dan tidak terjadi
resiko infeksi
Dilakukan vulva hygiene dengan menggunakan
desinfektan yodium bila tidak alergi dengan yodium.

bahan

R/ : mengurangi masuknya kuman/bakteri pada kulit selama


tindakan.
Penggunaan sarung tangan steril serta tehnik yang baik dan
benar selama tindakan vulva vaginal
R/ : meminimalkan masuknya kuman satu bakteri

PENANGANAN PERSALINAN LAMA

1. Memberikan rehidrasi dan infus cairan pengganti.


2. Memberikan perlindungan antibiotika-antipretika.
3. Mengantar penderita, sehingga dapat memerikan
4. Keterangan atau memberikan keterangan tertulis
5. Intervensi medis lainya tidak perlu di lakukan sebab
kemungkinan akan

DISTOSIA

DISTOSIA
o Distosia berasal dari bahasa Yunani, Dys atau dus berarti
buruk atau jelek, tosia berrasal dari tocos yang berarti
persalinan, sehingga distosia merupakan persalinan yang sulit,
tidak ada kemajuan dalam persalinan atau merupakan
persalinan yang membawa satu akibat buruk baji janin
maupun ibu. (Winkjosastro et al, 2006)
o Distosia adalah persalinan yang panjang, sulit atau abnormal
yang timbul akibat berbagai kondisi yang berhubungan dengan
lima factor persalinan. (Bobak, 2004 : 784)

Klasifikasi distosia

1. Persalinan Disfungsional (Distosa karena Kelainan


Kekuatan)
2. Distosia karena Kelainan Jalan Lahir (Passage)
3. Distosia karena Kelainan Letak dan Bentuk Janin
4. kelainan bentuk janin
5. Distosia karena Respon Psikologis

ETIOLOGI

1. Persalinan disfungsional akibat kontraksi


uterus yang tidak efektif atau akibat upaya
mengedan ibu (kekuatan/power)
2. Perubahan struktur pelvis (jalan
lahir/passage)
3. Sebab pada janin meliputi kelainan
presentasi/kelainan posisi, bayi besar, dan
jumlah bayi (passengger)
4. Respons psikologis ibu terhadap persalinan
yang berhubungan dengan pengalaman,
persiapan, budaya, serta pendukung.

Manifestasi Klinis
IBU
1. Gelisah
2. Letih
3. Suhu tubuh
meningkat
4. Nadi dan
pernafasan cepat
5. Edema pada vulva
dan servik
6. Bisa jadi ketuban
berbau

JANIN

1. DJJ cepat dan


tidak teratur
2. Distress janin
3. Keracunan
mekonium.

Pemeriksaan Penunjang

MRI

Menggunakan kekuatan magnet dan gelombang


radio.signal dari medan magnet memantulkan
gambaran tubuh dan mengirimkannya ke computer,
dimana yang kemudian akan ditampilkan dalam bentuk
gambar

USG

Menggunakan gelombang suara yang dipantulkan untuk


membentuk gambaran bayi di layar komputer yang
aman untuk bayi dan ibu.

Penatalaksanaan

Penanganan Umum

- Nilai dengan segera keadaan umum ibu dan janin.


- Lakukan penilaian kondisi janin : DJJ
- Kolaborasi dalam pemberian:

Infus RL dan larutan NaCL isotanik (IV)

Berikan analgesia berupa tramandol/peptidin 25 mg


(IM) atau morvin 10mg (IM)

- Perbaikik keadaan umum

Dukungan emosional dan perubahan posisi

Berikan cairan

Berikan cairan

Penangan khusus

- Kelainan His
TD diukur tiap 4 jam
DJJ tiap jam pada Kala I dan tingkatan pada Kala II
Pemeriksaan dalam :VT

Infus RL 5% dan larutan NaCL isotonic (IV)

Berikan analgetik seperti petidin, morfin

Pemberian oksitosin untuk memperbaiki his

- Kelainan letak dan bentuk janin

Pemeriksaan dalam

Pemeriksaan luar

MRI

Jika sampai kala II ada kemajuan dapat dilakukan seksio sesaria baik
primer pada awal persalinan maupun sekunder pada akhir
persalinan

Komplikasi Distosia
Komplikasi
maternal

Komplikasi fetal

1. Perdarahan pasca
persalinan
2. Robekan
perineum derajat
III adau IV
3. Rupture urine

1. Fraktura clavicle
2. Kematian janin
3. Hipoksia janin,
dengan atau
tanpa kerusakan
neurologis
permanen
4. Fraktura humerus

Konsep Askep
A. PENGKAJIAN
- Identitas Klien : nama, umur , pekerjaan, pendidikan,
agama,suku/bangsa
- Keluahn utama : proses persalinan yang lamamenyebabkan
adanya keluhan nyeri dan cemas.
-Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan dahulu
Yang perlu dikaji pada klien, biasanya klien pernah
mengalami distosia sebelumnya, biasanya ada penyulit
persalinan sebelumnya seperti hipertensi, anemia, panggul
sempit, biasanya ada riwayat DM,biasanya ada riwayat
kembar.

-Riwayat kesehatan sekarang


Biasanya dalam kehamilan sekarang ada kelainan seperti :
kelainan letak janting (lintang,sunsang.dll)
-Riwayat kesehatan keluarga
Apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit kelainan
darah, DM, elamsi dan pre eklamsi.

Pengkajian pola fungsi

Aktivitas/istirahat

Melaporkan keletihan, kurang energi,letargi, penurunan


penampilan

Sirkulasi

Tekanan darah dapat meningkat, mungkin menerima


magnesium sulfat untuK hipertensi karena kehamilan.

Eliminasi

Distensi usus atau kandung kemih yang mungkin menyertai

Integritas ego

Mungkin sangat cemas dan ketakutan

Nyeri atau ketidak nyamanan

Mungkin menerima anastesi pada awal proses kehamilan,


kontraksi jarang, dengan intensitas ringan sampai sedang

Keamanan

Serviks mungkin kaku atau tidak siap, pemeriksaan vagina dapat


menunjukkan janin dalam malposisi, penurunan janin mungkin kurang
dari 1 cm/jam pada nulipara atau kurang dari 2cm/jam pada mutipara
bahkan tidak ada kemajuan. Dapat mengalami versi eksternal setelah
getasi 34 minggu dalam upaya untuk mengubah presentasi bokong
menjadi presentasi kepala.

Seksualitas

Dapat primigravida atau grand multiapara,uterus mungkin distensi


berlebihan karena hidramnion, gestasi multiparis.

Pemeriksaan Fisik

Kepala

Rambut tidak rontok,kulit kepala bersih tidak ada ketombe.

Mata

Biasanya konjungtiva anemis

Thorak

Inspeksi pernafasan : frekuensi, kedalaman,jenis pernafasan,biasanya ada bagian


paru yang tertinggal saat pernafasan

Abdomen

Kaji his (kekuatan, frekuensi, lama) biasanya his kurang semenjak awal
persalinan atau menurun saat persalinan, biasanya posisi, letak, presentasi dan
sikap anak normal atau tidak raba fundus keras atau lembek, biasanya anak
kembar/tidak, lakukan perabaan pada simpisis biasanya blas penuh atau tidak
untuk mengetahui adanya distensi usus dan kandung kemih

Vulva dan vagina

Lakukan VT : biasanya ketuban sudah pecah atau belum, edema pada


vulva atau servik, biasanya teraba promantorium, ada atau tidaknya
kemajuan persalinan,
biasanya teraba jaringan plasenta untuk
mengidentifikasi adanya plasenta previa.

Panggul

Lakukan pemeriksaan panggul luar, biasanya ada kelainan bentuk


panggul dan kelainan tulang belakang.

Diagnosa
1. Nyeri berhubungan dengan tekanan kepala pada servik, partus
lama, kontraksi tidak efektif.
2. Resiko tinggi cidera janin berhungan dengan penekanan kepala
pada panggul,partus lama, CPD
3. Resiko tinggi kekurangan cairan berhubungan dengan
hipermetabolisme, muntah,pembatasan masukan cairan.
4. Resiko tinggi cidera maternal berhubungan dengan kerusakan
jaringan lunak karena persalinan lam , intervensi penanganan
lama.
5. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan rupture membrane,
tindakan invasive.
6. Cemas berhubungan dengan persalinan lama.

RENCANA TINDAKAN
KEPERAWATANA
KLIK DISINI

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai