Anda di halaman 1dari 20

Mata Kuliah

: REKAYASA PELABUHAN
Dosen Pengajar
: Drs.H. Ishak Yunus,S.T,M.T.
Kelompok 1
: 1. Muhammad Mansyur
2. Riski Dirga Gunarsyah
3. Sahila Nuriza Febriani
4. Tiara Mizdalifah

PENENTUAN LOKASI PELABUHAN

Pelabuhan Laut

Macam- macam
Pelabuhan
Pelabuhan
Buatan

Pelabuhan Ikan
Pelabuhan
Khusus

Pemilihan Lokasi
pelabuhan
Aksesibilitas

Tinjauan Hidrooseanografi
Terhadap Bentuk Pelabuhan

Tinjauan Pelayaran
Gambar Pengaruh arah gelombang
terhadap manuver kapal

Tinjauan Hidrooseanografi
Terhadap Bentuk Pelabuhan

Tinjauan Gelombang
Pengaruh Arah Gelombang Tehadap
Ketenangan pelabuhan

Tinjauan Hidrooseanografi
Terhadap Bentuk Pelabuhan

Tinjauan Sedimentasi
Pengaruh Arah Gelombang Terhadap
Sedimentasi

Tinjauan Hidrooseanografi
Terhadap Bentuk Pelabuhan
Penentuan Tata Letak Pemecah Gelombang
Pemecah gelombang digunakan untuk
melindungi daerah perairan pelabuhan semi alam
dan buatan. lay out pemecah gelombang
tergantung pada arah gelombang maksimum,
bentuk garis pantai, ukuran minimum pelabuhan
yang
diperlukan
untuk
melayani
trafik
dipelabuhan tersebut. Pemecah gelombang bisa
berupa dua lengan yang menjorok kelaut dari
garis pantai dan sebuah pemecah gelombang
yang sejajar pantai dan dilengkapi dengan dua
mulut untuk masuk dan keluarnya kapal.

Ukuran Dan Bentuk


Pelabuhan

Ukuran kolam putar tergantung pada ukuran kapal dan


memudahkan gerak berputar kapal, yang di bedakan dalam 4
macam:
Ukuran Optimum untuk dapat berputar dengan mudah memrlukan
diameter empat kali panjang kapal penggunanya.
Ukuran menengah ruang putar dapat sedikit kesulitan dalam
berputar mempunyai diameter dua kali panjang kapal terbesar
yang menggunakannya.
Ruang putaran kecil yang mempunyai diameter kurang dari dua
kali panjang kapalnya. gerakan berputar dapat dilakukan dengan
menggunakan jangkar dan bantuan kapal tunda.
Ukuran minimum ruang putaran harus mempunyai diameter 20%
lebehpanjang kapal terbesar yang menggunakannya.dalam gal ini
untuk membantu perputaran , kapal harus ditambat pada suatu
titik tetap, misalnya dengan pelampung, dermaga atau jangkar.

Lokasi dan lebar mulut pelabuhan

Angin, Pasang Surut dan Gelombang


Angin
Kecepatan angin diukur dengan anemometer.
Apabila
tidak
tersedia
anemometer,
kecepatan angin dapat diperkirakan dengan
berdasarkan keadaan lingkungan dengan
menggunakan skala beaufort. Kecepatan
angin biasanya dinyatakan dalam knot. Satu
knot adalah panjang satu menit garis bujur
melalui khatulistiwayang ditempuh dalam
satu jam, atau 1 knot = 1,852 km/jam.

Skala Beufort

Sumber : Triadmodjo, Bambang. 2009

Pasang Surut
Menurut Pariwono (1989), fenomena pasang surut
diartikan sebagai naik turunnya muka laut secara
berkala akibat adanya gaya tarik benda-benda angkasa
terutama matahari dan bulan terhadap massa air di
bumi. Sedangkan menurut Dronkers (1964) pasang
surut laut merupakan suatu fenomena pergerakan naik
turunnya permukaan air laut secara berkala yang
diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya
tarik menarik dari benda-benda stronomi terutama oleh
matahari, bumi dan bulan. Pengaruh benda angkasa
lainnya dapat diabaikan karena jaraknya lebih jauh
atau ukurannya lebih kecil.

Teori Pasang Surut


1. Teori

Kesetimbangan (Equilibrium Theory)

Teori kesetimbangan pertama kali diperkenalkan oleh Sir Isaac Newton


(1642-1727). Teori ini menerangkan sifat-sifat pasut secara kualitatif.
Teori terjadi pada bumi ideal yang seluruh permukaannya ditutupi oleh air
dan pengaruh kelembaman (Inertia) diabaikan. Teori ini menyatakan
bahwa naik-turunnya permukaan laut sebanding dengan gaya pembangkit
pasang surut (King, 1966). Untuk memahami gaya pembangkit passng
surut dilakukan dengan memisahkan pergerakan sistem bumi-bulanmatahari menjadi 2 yaitu, sistem bumi-bulan dan sistem bumi matahari.
Pada teori kesetimbangan bumi diasumsikan tertutup air dengan
kedalaman dan densitas yang sama dan naik turun muka laut sebanding
dengan gaya pembangkit pasang surut atau GPP (Tide Generating Force)
yaitu Resultante gaya tarik bulan dan gaya sentrifugal, teori ini berkaitan
dengan hubungan antara laut, massa air yang naik, bulan, dan matahari.
Gaya pembangkit pasut ini akan menimbulkan air tinggi pada dua lokasi
dan air rendah pada dua lokasi (Gross, 1987).

Teori Pasang Surut


Teori Pasut Dinamik (Dynamical Theory)
Gelombang pasut yang terbentuk dipengaruhi oleh GPP,
kedalaman dan luas perairan, pengaruh rotasi bumi, dan pengaruh
gesekan dasar. Teori ini pertama kali dikembangkan oleh Laplace
(1796-1825). Teori ini melengkapi teori kesetimbangan sehingga
sifat-sifat pasut dapat diketahui secara kuantitatif. Menurut teori
dinamis, gaya pembangkit pasut menghasilkan gelombang pasut
(tide wive) yang periodenya sebanding dengan gaya pembangkit
pasut. Karena terbentuknya gelombang, maka terdapat faktor lain
yang perlu diperhitungkan selain GPP. Menurut Defant (1958)
faktor-faktor tersebut adalah :
Kedalaman perairan dan luas perairan
Pengaruh rotasi bumi (gaya Coriolis)
Gesekan dasar

Faktor Pasang Surut


Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pasang
surut berdasarkan
teori kesetimbangan adalah
rotasi bumi pada sumbunya, revolusi bulan terhadap
matahari,
revolusi
bumi
terhadap
matahari.
Sedangkan berdasarkan teori dinamis adalah
kedalaman dan luas perairan, pengaruh rotasi bumi
(gaya coriolis), dan gesekan dasar. Selain itu juga
terdapat beberapa faktor lokal yang dapat
mempengaruhi pasut disuatu perairan seperti,
topogafi dasar laut, lebar selat, bentuk teluk, dan
sebagainya, sehingga berbagai lokasi memiliki ciri
pasang surut yang berlainan (Wyrtki, 1961).

Menurut Wyrtki (1961), pasang surut di


Indonesia dibagi menjadi 4 yaitu :
Pasang

surut harian tunggal (Diurnal Tide)


Merupakan pasut yang hanya terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dalam satu hari,
ini terdapat di Selat Karimata

Pasang

surut harian ganda (Semi Diurnal Tide)


Merupakan pasut yang terjadi dua kali pasang dan dua kali surut yang tingginya hampir
sama dalam satu hari, ini terdapat di Selat Malaka hingga Laut Andaman.

Pasang

surut campuran condong harian tunggal (Mixed Tide, Prevailing Diurnal) Merupakan
pasut yang tiap harinya terjadi satu kali pasang dan satu kali surut tetapi terkadang dengan dua
kali pasang dan dua kali surut yang sangat berbeda dalam tinggi dan waktu, ini terdapat di
Pantai Selatan Kalimantan dan Pantai Utara Jawa Barat.

Pasang

surut campuran condong harian ganda (Mixed Tide, Prevailing Semi Diurnal)
Merupakan pasut yang terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari tetapi terkadang
terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dengan memiliki tinggi dan waktu yang berbeda, ini
terdapat di Pantai Selatan Jawa dan Indonesia Bagian Timur

Alat-alat Pengukuran Pasang


Surut

Tide Staf

Tide Gauge

Satelit Altimetri

Gelombang Laut
Gelombang merupakan usikan atau gangguan
dari keadaan setimbang yang merambat dalam
ruang. Gelombang yang memerlukan medium
untuk merambat disebut gelombang mekanik
sedangkan yang tidak memerlukan medium untuk
merambat disebut gelombang elektromagnetik.
Gelombang laut berdasarkan proses
terbentukknya dibedakan menjadi tiga yaitu
gelombang angin
gelombang pasang surut
gelombang tsunami.

KESIMPULAN

Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya
dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan
ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun
penumpang dan/atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas
keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat
perpindahan intra dan antar moda transportasi (Soedjono, 2002).
Pelabuhan dibedakan menjadi beberapa macam yang tergantung pada sudut
tinjaunya seperti dari segi penyelenggaraannya, pengusahaannya, fungsi dalam
perdagangan nasional dan internasional, segi kegunaannya dan letak geografisnya.
Pemilihan lokasi rencana pelabuhan dilakukan dengan memperhatikan kondisi fisik
lokasi. Pemilihan lokasi pelabuhan harus mempertimbangkan berbagai faktor yaitu
Aksebilitas, Ketersediaan Lahan, Hidrooseanografi, Fasilitas Pendukung.
Kondisi Hidrooseanografi sangat penting di dalam menentukan tata letak suatu
pelabuhan. Kondisi Hidrooseanografi yang ditinjau meliputi gelombang, arus
sedimentasi dan pengaruhnya terhadap gerak kapal yang masuk ke pelabuhan.
Ukuran pelabuhan ditentukan jumlah dan ukuran kapal-kapal yang akan
menggunakannya serta kondisi lapangan yang ada. Ditinjau dari biaya,ukuran
pelabuhan harus sekecil mungkin,akan tetapi pengoperasian mudah.
Untuk menggurangi tinggi gelombang di perairan pelabuhan, mulut pelabuhan tidak
boleh lebih besar dari yang diperlukan untuk keamanan pelayaranya berbahaya
yang ditimbulkan oleh pasang surut. perubahan elevasi muka air karena adanya
pasang surut menyebabkan arus keluar/masuk melalui mulutnya.

TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai