Anda di halaman 1dari 26

Penanganan

Kegawatdaruratan
pada Kasus Eklampsia

EIRENE MEGAHWATI PAEMBONAN


102012082

Skenario 2
Seorang perempuan berumur 17 tahun
sedang hamil 9 bulan datang ke IGD RS
diantar

oleh

bidan

setempat

dengan

keadaan penurunan kesadaran. Menurut


bidan

setempat,

sebelumnya

pasien

mengalami

sedang kontrol di bidan

tersebut

kejang

ketika

Istilah yang tidak diketahui


tidak ada

Rumusan masalah
perempuan 17 tahun kehamilan 9 bulan
kejang dan mengalami penurunan kesadaran

Analisis masalah
Anamnesis
Prognosis

P.Fisik

P.Penunjang
Penatalaksanaan

RM

WD

Komplikasi
Etiologi
Patofisiologi

Epidemiologi

Anamnesis

Identitas : perempuan 17 tahun dengan kehamilan 9


bulan

KU:

kejang

kemudian

mengalami

penurunan

kesadaran

Riwayat kehamilan sekarang (Menstruas, Kehamilan,


Penyulit/Penyakit, Gejala tambahan)

Riwayat

obstetrik

dahulu

(Hamil,

Melahirkan-

Komplikasi, Abortus, Anak)

Riwayat

ginekologis

peregangan kapsul hati)

dahulu

(disfungsi

saraf,

PF
Inspeksi:

Wajah (Adakah edema pada muka, pucat atau


merah)

Leher (Apakah terdapat pembesaran tyroid atau


kelenjar limfe)

Dada (Bentuk payudara, adakah colostrum

Perut

(Perlu

diperhatikan

bentuk,

pembesaran,

pergerakan pernapasan, kondisi kulit (tebal, kriput


dan striae, jaringan parut operasi)

Vulva (Keadaan perineum, varises atau condyloma)

Palpasi

Leopold I IV

Auskultasi

Dari anak : bunyi jantung, bising tali pusat,


gerakan anak.

Dari ibu : bising a. uterina, bising aorta, bising


usus.

Oleh Doppler BJJ didengar usia kehamilan 12


minggu

Oleh stetoskop BJJ didengar usia kehamilan 26


minggu

PP

TTV : 180/110 mmHg, 96x/m, 20x/m,


36,7C

Lab : proteiuria (+3), ht, BJ urin ,

serum kreatinin , urin acid >7mg/100ml


Berat badan: >1kg/minggu
Tingkat kesadaran: penurunan GCS
sebagai tanda adanya kelainan pada otak

USG

WD
Eklampsia

Eklampsi umumnya timbul pada pada


wanita hamil atau dalam nifas dengan
tandatanda

pre-eklampsi,

timbul

serangan kejang yang diikuti oleh koma.


Kejang

timbul

neurologic.

bukan

akibat

kelainan

Epidemiologi

Dinegara

yang

sedang

berkembang,

frekuensi dilaporkan berkisar antara 0,3


-0,7%. Sedangkan di negara maju angka
nya lebih kecil, yaitu 0,050,1%.

Patofisiologi

Etiologi & fak. resiko


Peran Prostasiklin (kerusakan endotel ) dan
Tromboksan (aktivasi trombosit)
Peran Faktor Imunologis (pembentukan antibodi tidak
sempurna)
Peran Faktor Genetik/Familial
Fak. Yang meningkatkan resiko:
Primigravida
Primipaternernity
Umur yang ekstrim
Pemaparan terbatas terhadap sperma
Inseminasi donor dan donor oocyte
Mola Hidatidosa
Kehamilan multiple

Manifestasi klinis
Ada 4 fase eklampsia:

Premonitory stage, gejala seperti preeklampsia berat

Tonic stage (kejang dimulut, beberapa detik kaku


otot generalisata, 15-20 detik)

Clonic stage (rahang membuka dan menutup kuat


disusul kelopak mata, wajah dan bagian tubuh
lainnya kontraksi dan relaksasi bergantian, 1 menit)

Stage of coma

Fitur eklampsia meliputi:


Seizure atau bangkitan kejang (100%)

Sakit kepala hebat (80%)

Udema anasarka (50%)

Gangguan visus (40%)

Nyeri

abdomen

kuadran

kanan

epigastrium dengan mual (20%)

Iritabel dan ibu merasa gelisah

Nyeri perut disertai muntah

atas

atau

Penatalaksanaan
Medikamentosa

Obat anti kejang


Magnesium sulfat (MgSO4)

Perawatan pada waktu kejang (di ruang isolasi


yang terang, berikan sudap lidah)

Perawatan koma (jalan napas)

Perawatan edema paru (di ruang ICU karena


membutuhkan alat respirator)

Pengobatan obstetrik (monitoring ttv)

Penanganan di IGD
O2

Posisi miring
kiri

Gunakan
spatel dan
hisap lendir

Larutan
isotonik IV

Kejang: Magnesium sulfate IV loading dose 4-6 g


20 menit diikuti dengan maintenance dose 1-2
g/jam drip infus

Intoksikasi

MgSO4,

refleks

patella

positif,

frekuensi pernafasan > 16 kali / menit, produksi


urin > 100 cc dalam 4 jam sebelumnya ( 0,5 cc/

sodium amobarbital, 250 mg IV 3-5 menit

lorazepam (Ativan) 4 mg IV 2-5 menit

diazepam (valium), 5-10 mg IV secara lambat

Untuk kontrol TD:

hidralazine 20-40 mg labetalol setiap 15 menit jika


diperlukan

sodium nitroprusside atau nitroglycerin

Oral nifedipine (40-120 mg/hari) dengan atau tanpa


labetalol (600-2400 mg/hari)

Anesthesia Untuk Persalinan Per


Vaginam

Anestesi epidural: blokade simpatis yang gradual

Obat-obatan

anesthetik:

2-chloroprocaine,

lidocaine, bupivacaine

Anestesi spinal: ephedrine (5 mg IV) ataupun


phenylephrine

(100

IV),

opioid

seperti,

meperidine (10 mg) atau morphine (0,1-0,2 mg)


harus

ditambahkan

postoperative.

sebagai

analgesia

General anestesi

Hydralazine (5-10 mg IV diberikan 10-15 menit


sebelum induksi anestesia)

labetolol (10-10 mg IV 5-10 menit sebelum


dilakukan induksi anestesia)

nitroglycerin

(1-2

g/kg

IV

sesaat

sebelum

dilakukan pemasangan laringoskop)

Anestesia volatile dosis rendah (0,5-1,0 MAC)


dengan atau tanpa 50% NO

Teknik general anestesi

30

mL

0,3

sodium

sitrat

per

oral

dan

metoclopramide 10 mg IV

sodium thiopental 4-5 mg/kg induksi anesthesia

Succinylcholine 1,5 mg/kg intubasi ETT

Muscle

relaxant:

ataupun atracurium

Rocuronium,

vecuronium,

Setelah bayi lahir:

fentanyl 3-5 g/kg secara intravena

NO dapat dinaikkan menjadi 66%

Penanganan post op:

Analgesia

Balans cairan

MgSO4

Kontrol hemodinamik

Komplikasi

Solusio plasenta

Hipofibrinogenia

Hemolisis

Perdarahan otak

Edema paru

Nekrosis hati

Sindroma help

Kelainan ginjal

Komplikasi lain (lidah tergigit, trama dan fraktur karena jtuh


dan DIC)

Prematuritas, dismaturitas dan IUFD

Prognosis

Kematian ibu berkisar antara 9,8%-25%,


sedangkan kematian bayi berkisar antara
42,2%-48,9%.

Prognosis janin pada penderita eklampsi


juga tergolong buruk

Kesimpulan

Eklampsia

merupakan

salah

satu

penyebab

tersering dari kematian ibu diseluruh dunia.

Penanganan
mempertahankan

eklampsia
jalan

meliputi

nafas,

oksigenasi,

mengatasi kejang dengan Mg SO4, mengontrol


tekanan

darah

(labetolol,

nifedifine)

Terapi definif persalinan

hidralazine

dan

Anda mungkin juga menyukai