Anda di halaman 1dari 20

Peningkatan Program

Penanggulangan Terhadap
DHF Melalui Puskesmas
Catherine Dorinda Candawasa
Teriany Widjaya
Jenner
F8

Skenario
Pada akhir tahun berdasarkan evaluasi program
pemberantasan penyakit DHF masih didapatkan prevalensi DHF
berkisar 50/1000 penduduk dengan tingkat CFR 4%, rata-rata
penderita dating terlambat sehingga terlambat juga dirujuk ke
rumah sakit. Berdasarkan pemantauan jentik, didapatkan dari
Angka Bebas Jentik (ABJ) adalah 60%. Kepala Puskesmas akan
melakukan revitalitasasi program pemberantasan penyakit DHF
dan ingin didapatkan insiden yang serendah-rendahnya dan
CFR 0%.

Identifikasi Istilah
CFR ?

Epidemiologi
Demam berdarah dengue tersebar di wilayah Asia
Tenggara,

Pasifik

Barat

dan

Karibia.Indonesia

merupakan wilayah endemis dengan sebaran di seluruh


wilayah tanah air. Insiden DHF di Indonesia antara 6
hingga 15 per 100,000 penduduk (1989 hingga 1995)
dan pernah meningkat tajam saat kejadian luar biasa
hingga 35 per 100,000 penduduk pada tahun 1998,
sedangkan mortalitas DHF cenderung menurun hingga

Epidemiologi
1. Agen
2. Host
a. Umur
b. Jenis kelamin
c. Nutrisi
d. Populasi
e. Mobilitas penduduk
3. Lingkungan (environment)
a. Letak Geografis
b. Musim

Vektor
Morfologi dan Daur
Hidup
Aedes aegypti dewasa
putih pada punggungnya
Telur A. aegypti
dinding yang bergarisgaris dan membentuk
bangunan menyerupai
gambaran kain kasa.
Larva A. aegyptu
mempunyai pelana
terbuka dan gigi sisir
yang berduri lateral.

Kejadian Luar Biasa


Wabah
Suatu peningkatan kejadian kesakitan/kematian yang telah
meluas secara cepat baik jumlah kakus maupun luas daerah
terjangkit.
Kejadian Luar Biasa (KLB)
Timbulnya suatu kejadian kesakitan/kematian dan atau
meningkatnya suatu kejadian kesakitan/kematian yang
bermaknaakecara epidemiologis pada suatu kelompok pen
duduk dalam kurun waktu tertentu.

Kriteria KLB (kriteria kerja) :


Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada/tidak
dikenal di suatu daerah.
Adanya peningkatan kejadian kesakitan/kematian yang dua kali atau lebih
dibandingkan dengan jumlah kesakitan/kematian yang biasa terjadi pada
kurun waktu kubelumnya (jam, hari, minggu) tergantung dari jenis
penyakitnya.
Adanya peningkatan kejadian kesakitan terus menerus selama 3 kurun
waktu (jam, hari, minggu) berturut-turut menurut jenis penyakitnya.
Bila dicurigai adanya wabah perlu dilakukan penelitian di lapangan,

Puskesmas
Suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang
merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat
yang juga membina peran serta masyarakat disamping
memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu
kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk
kegiatan pokok.
Sebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten
/kota yang bertangungjawab menyelenggarakan
pembangunanan kesehatan di suatu wilayah kerja
(Depkes RI, 2004).

Fungsi puskesmas
Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah
kerjanya
Sebagai pusat pemberdayaan masyarakat dengan membina
peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka
meningkat kemampuan untuk hidup sehat
Sebagai pusat pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan
terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dengan
mewujudkan program-program kesehatan

Program Puskesmas
1. Upaya kesehatan wajib meliputi :
Upaya promosi kesehatan
Upaya kesehatan lingkungan
Upaya kesehatan ibu dan anak serta KB
Upaya perbaikan gizi masyarakat
Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
(antaranya adalah DHF)
Upaya pengobatan

2. Upaya kesehatan pengembangan :


Upaya kesehatan sekolah
Upaya kesehatan olahraga
Upaya perawatan kesehatan masyarakat
Upaya kesehatan kerja
Upaya kesehatan gigi dan mulut
Upaya kesehatan jiwa
Upaya kesehatan mata
Upaya kesehatan usia lanjut
Upaya pembinaan pengobatan tradisional
Upaya kesehatan Matra (tentara, kelautan, jemaan haji, dll)
Upaya pelayanan kesehatan daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan
(DTPK).

Pelayanan Kesehatan
Puskesmas
Bertujuan untuk menyehatkan masyarakat dengan
meliputi :
Promotif
Preventif
Protektif
Kuratif
Rehabilitatif

Pencegahan DHF
1. Pencegahan Primer
a. Lingkungan
b. Biologis
c. Kimiawi
2. Pencegahan Sekunder
3. Pencegahan Tersier

Evaluasi Program Puskesmas


DHF

Problem Solving Cycle


Siklus pemecahan masalah (problem solving cycle) :
1. Analisis situasi
2. Mengidentifikasi masalah kesehatan dan prioritasnya
3. Menentukan tujuan program
4. Mengkaji hambatan dan kelemahan program
5. Menyusun rencana kerja operasionil
Langkah-langkah dalam Problem Solving Cycle:

- Menentukan prioritas masalah


- Menentukan prioritas jalan keluar

Untuk dapat menetapkan prioritas masalah ini, ada


beberapa hal yang harus dilakukan, yakni :
a. Melakukan pengumpulan data
b. Pengolahan data
c. Penyajian data
d. Pemilihan prioritas masalah

Menentukan Prioritas Masalah


Kriteria yang dipakai untuk masing-masing masalah adalah
a. Besarnya masalah
b. Tingkat kegawatan masalah
c. Kemudahan penanggulangan masalah
d. PEARL factor yaitu untuk menentukan dapat atau tidaknya
program tersebut dilaksanakan.
P = Appropriatness (tepat guna)
E = Economic Feasibility (secara ekonomi murah)
A = Acceptability (dapat diterima)
R = Resource Availability (tersedianya sumber)
L = Legality (legalitas terjamin)

Five Star DOCTOR


Strategi WHO yang dikenal dengan sebutan Five Stars Doctor

di mana setiap dokter diharapkan dapat berperan sebagai :


1. Health care provider
2. Decision maker
3. Communicator
4. Community leader
5. Manager

Kesimpulan
Peran serta puskesmas dalam menurunkan insiden DHF
pada masyarakat bergantung pada proses pencegahan,
promosi

kesehatan,

dan

pengobatan

terhadap

penderita, disertai dengan kesadaran dan keterlibatan


masyarakat dalam menangani DHF.

Anda mungkin juga menyukai