September 5, 2016
Sample footer
ARGENTOMET
RI
N
O
INDIKATOR
CARA PEMBUATAN
JUMLAH
PEMAKAIAN
pH
1.
KCrO
Larutan 5% dalam
aquadest
1mL untuk
100mL volume
akhir
Netra
l
2.
Ferri aluin
3mL untuk
100mL volume
akhir
Asam
3.
Eosin
10 tetes
Asam
4.
Fluoresein
10 tetes
Asam
September 5, 2016
Sample footer
ARGENTOMETRI
BEBERAPA METODE TITRASI ARGENTOMETRI ADALAH :
1.Cara Gay Lussac & Liebieg
Dilakukan dengan cara langsung tanpa menggunakan indikator
X + Ag AgX
Misal :
Cl + Ag AgCl (putih)
I + Ag AgI (Kuning coklat)
Br + Ag AgBr (kuning)
Pada saat TE tercapai maka halogen akan stabil.
Kelebihan 1 tetes AgNO keruh
2. Cara Mohr
Dilakukan titrasi langsung dengan indikator KCrO dengan larutan baku
AgNO .
Misal : pada ion klorida, setelah habis bereaksi dengan AgNO, maka
kelebihan AgNO akan
bereaksi dengan KCrO
CrO + Ag AgCrO (merah coklat)
Suasananya harus netral atau basa lemah (pH6-10), untuk menghindari
pengendapan
AgNO yang tdk diinginkan.
Metode
ini5,tdk
efektif untuk ion I dan
CSN
krn akan mengabsorpsi ion CrO
September
2016
Sample
footer
3
yang akan
ARGENTOMETRI
3. Cara Volhard
Biasanya dilakukan titrasi secara tidak langsung dengan indikator
FeNH(SO) dalam suasana asam (pH 3-4)
Digunakan untuk menetapkan kadar ion :
1.Cl
2.Br
3.I
4.CNS
Diasamkan dengan penambahan HNO, untuk mencegah terbentuknya
AgOH.
Misal : Ag + NHCNS AgCNS + NH
AgCNS + FeNH(SO) Fe(CNS) merah bata
Pada kelebihan 1 tetes NHCNS akan merubah warna indikator Ferri aluin
merah darah.
AgCl yang terbentuk harus dipisahkan dahulu sebelum kelebihan
AgNO dititrasi
dengan NHCNS . Hal ini dilakukan untuk mencegah AgCl yang
terbentuk akan terusir
oleh ion CNS, atau dengan penambahan CHCl untuk melindungi AgCl
September
5, 2016
Sample footer
4
yang
terbentuk.
ARGENTOMETRI
4. Cara Fajans
Titrasi langsung menggunakan indikator adsorpsi (asam-asam organik
lemah yang terdisosiasi- fluoresein) yang akan membentuk warna-warna
di permukaan endapan. Suasana larutan asam (pH 4-8) tergantung pada
indikator yang digunakan.
Metode ini digunakan untuk menetapkan kadar ion :
1.Cl
2.Br
3.I
4.CNS
5.Teofilin
6.Teobromin
Misal : NaCl + AgNO AgCl + NaNO
5. Cara Budde
Merupakan modifikasi cara titrasi argentometri untuk golongan barbital
(asam dan garamnya) yang tidak larut dalam air sehingga diperlukan
penambahan NaCO sejumlah 3-4x lebih banyak dari jumlah sampel.
TAT ditandai dengan kekeruhan.
NaCO juga digunakan sebagai indikator, sehingga diperlukan observasi
tambahan sebelum dilakukan titrasi untuk menentukan berapakah
jumlah NaCO yang dibutuhkan untuk melarutkan sampel.
2AgNO
+5,NaCO
AgCO (putih)
+ 2 NaNO
September
2016
Sample footer
5
Sample footer
Sample footer
ARGENTOMETRI
PENETAPAN KADAR NHCl
1.200mg sampel, dilarutkan dalam 35mL aquadest
2.(+) 15mL HNO 4N
3.(+) 5mL Nitrobenzen/CHCl
4.(+) 50mL AgNO 0,1N
5.Kocok selama 1 menit
6.Tambahkan indikator ferriammoniumsulfat
7.Titrasi dengan NHCNS 0,1N hingga warna coklat
PENETAPAN KADAR NaCl
1.250mg sampel dilarutkan dalam 50mL aquadest
2.Titrasi dengan larutan AgNO 0,1N
3.Indikator KCrO.
PENETAPAN KADAR HgO
1.100 mg sampel dilarutkan dalam 10 mL aquadest
2.(+) 5mL HNO 4N
3.(+) indikator ferriammoniumsulfat
4.Titrasi dengan NHCNS 0,1N
September 5, 2016
Sample footer
ARGENTOMET
PEMBAKUANLARUTAN
RI BAKU AgNO 0,1N
10mL NaCl 0,1N
(+) 15mL aquadest
(+) 1mL lar. KCrO 5%
Titrasi dengan larutan AgNO 0,1N hingga berwarna merah
Sample footer
AMINOFILIN
250 mg sampel
Larutkan dalam 100ml air
+ AgNO3 0,1N
Indikator merah fenol
Titrasi dengan NaOH
Sample footer
10
TEOFILIN
Sample footer
11
VERONAL
200mg sampel
+ Na2CO3 30mL
Titrasi dengan AgNo3
Sample footer
12
THIAMIN
100mg sampel
+ air 20mL
+ 5ml HNO3
+ 10ml AgNO3
Saring
Titrasi dengan amonium tiosianat
Indikator ferialuinsulfat
Sample footer
13